Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA PEMEBERIAN REBUSAN LABU SIAM

DENGAN PENURUNAN TEKANAN DARAH


PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

(Penelitian di Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong


Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
SANTI PEBRIANTI
NIM : CBX0210129

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
2022
ABSTRAK

Santi Pebrianti Hubungan Antara Pemberian Rebusan Labu Siam dengan


Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi (Penelitian di Prolanis
UPTD Puskesmas Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong Kabupaten
Tasikmalaya)”
Labu siam (Sechium Edule) dapat di manfaatkan sebagai salah satu
pengobatan alternatif untuk mengurangi tekanan darah tinggi karena di dalam labu
siam mengandung alkaloid yang membantu membongkar penyumbatan darah
sehingga tekanan darah menurun.
Kelompok usia lansia merupakan kelompok usia dimana sangat beresiko
tinggi terhadap penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit Jantung Koroner
(PJK), hipertensi, diabetes mellitus, rematik, dan kanker. Hipertensi adalah suatu
keadaan kemajuan dimana regangan peredaran darah meningkat secara konstan,
Hipertensi juga merupakan penyakit berbahaya bagi kelompok usia lansia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi
labu siam dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Desain penelitian ini adalah Analitik korelasional dengan metode cross
sectional. Populasinya Semua lansia di Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong
Kabupaten Tasikmalaya. Tehnik sampling menggunakan Simple random
sampling dengan sampelnya sejumlah 44 orang. Instrumen penelitian
menggunakan lembar observasi dengan pengolahan data editing, coding,
scoring, tabulating dan uji statistik menggunakan uji rank spearman.

Kata Kunci : Labu Siam, metode review, Hipertensi.


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 4
1.5 Keaslian Penelitian................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................. 8
2.1 Definisi dan Kajian Pengetahuan............................................. 8
2.2 Kajian Mengenai Perilaku ...................................................... 12
2.3 Perilaku pemeliharaan kesehatan (Healt maintenance)........... 14

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS.................. 15


3.1 Kerangka Konsep..................................................................... 15
3.2 Definisi Operasioanal ............................................................. 17
3.3 Hipotesis.................................................................................. 18
BAB IV METODE PENELITIAN......................................................... 19
4.1 Desain Penelitian..................................................................... 19
4.2 Lokasi Penelitian...................................................................... 19
4.3 Instrumen yang digunakan dalam Penelitian........................... 20
4.4 Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel Data.................... 21
4.5 Analisis Data Penelitian........................................................... 22

DAFTAR PUSTKAKA........................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah kasus hipertensi di dunia makin signifikan bertambah dari

tahun ke-tahun, data kasus 369 juta di tahun 2000, dan diperkirakan meningkat

sebesar 80% pada tahun 2025 dan menjadi 1,15 miliar di tahun 2025 (Perilaku

et al., 2017). Di Indonesia sendiri, sesuai dengan Survei Indikator Kesehatan

Nasional (Sirkesnas) 2016, laju hipertensi telah meningkat menjadi 32,4%,

dan hanya 25% dari pasien hipertensi yang diketahui setengahnya ditangani

dan hanya 12,5% yang dirawat setiap tahunnya. Hipertensi dipengaruhi oleh

standar perilaku yang buruk seperti kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas,

kecenderungan penggunaan minuman keras, penurunan konsumsi sayuran,

dan malas berolahraga nama palsu (magers). Sebagai aturan umum, secara

umum akan lebih cepat dan jantung perlu berusaha untuk menyedot darah,

yang dapat menyebabkan peningkatan denyut nadi. Ketegangan peredaran

darah diarahkan oleh sistem sensor adrenalin, yang mengeluarkan banyak

cairan setiap detik dan membangun denyut nadi. Hipertensi juga dapat

berkontraksi atau menumpuk pembuluh darah, menghambat aliran darah

yang membawa oksigen dan suplemen ke otak. Hal ini dapat memperbesar

bahaya penyakit akibat kontaminasi pembuluh darah seperti penyakit jantung,

stroke, dan penyakit pembuluh darah tepi(Nurhalimah Siti, Milwati Susi,

2018). Sedangkan lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap


penyakit- penyakit degeneratif seperti penyakit Jantung Koroner (PJK),

hipertensi, diabetes mellitus, rematik, dan kanker.

Salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk mengatasi

masalah hipertensi ini adalah farmakologi dan nonfarmakologi, farmakologi

adalah penggunaan obat antihipertensi, nonfarmakologi adalah sayuran dan

bahan alam lainnya. Labu siam mengatasi berbagai masalah medis,

termasuk masalah hipertensi, karena pengaturan minore, yang sebagian

besar menurunkan hipertensi, dapat dianggap sebagai pilihan lain yang

berhasil, termasuk : Ini adalah salah satu pengaturan terapi non-

farmakologis. Mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid yang bersifat

diuretik yang menurunkan hipertensi dan menurunkan denyut nadi,

membantu ginjal menghilangkan kelebihan air dan garam dari tubuh

(Nurhalimah Siti, Milwati Susi, 2018). Kalium juga menyebabkan aktivitas

otot dan pusat saraf memberikan oksigen ke otak besar untuk menjaga

keseimbangan cairan dan menjaga tubuh lebih segar. Selanjutnya, penderita

hipertensi didorong untuk mengambil sisi minor secara konsisten

(Munawassalmiah et al., 2018).

Merujuk data populasi usia lanjut yang diambil dari bank data

UPTD Puskesmas Bantarakalong Kecamatan Bantarkalong yang mewadahi

lingkup kerja Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong yang menjadi tempat

atau lokasi dimana peneliti melakukan penelitian diperoleh data sebagai

berikut : jumlah lansia diatas 70 tahun berjumlah 1.459 orang dengan

sebagain besar berjenis kelamin perempuan atau tepatnya 613 orang laki-laki
dan 846 orang perempuan. Dari jumlah total populasi tersebut dapat

diperoleh data 50% dari total populasi lansia yang mengakses Prolanis UPTD

Puskesmas Bantarkalong bergejala atau mengalami ganguan kesehatan

Hipertensi.

Oleh karenanya, peneliti merasa tergugah untuk melakukan

penelitian, tepatnya di Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong Kecamatan

Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya mengenai fenomena pemberian

rebusan labu siam pada lansia berkorelasi terhadap penurunan tekanan darah

atau hopertensi tertuama pada usia lansia (usia diatas 70 tahun).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti

Hubungan Antara Pemberian Rebusan Labu Siam dengan Penurunan

Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Prolanis UPTD Puskesmas

Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Hubungan Antara Pemberian Rebusan Labu Siam dengan

Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Prolanis UPTD

Puskesmas Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

pada tahun 2022.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis Hubungan Antara Pemberian Rebusan Labu Siam

dengan Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Prolanis

UPTD Puskesmas Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong Kabupaten

Tasikmalaya pada tahun 2022.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi Kandungan zat yang berada di dalam Labu Siam dan

Manfaatnya bagi Lansia dengan Hipertensi, khusunya Prolanis UPTD

Puskesmas Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong Kabupaten

Tasikmalaya tahun 2022.

b. Mengidentifikasi efektifitas pemberian rebusan labu siam pada Lansia

dengan Hipertensi di Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong

Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya tahun 2022.

c. Menganalisis Hubungan Antara Pemberian Rebusan Labu Siam dengan

Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Prolanis

UPTD Puskesmas Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong Kabupaten

Tasikmalaya pada tahun 2022.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Peneliti bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta

ketrampilan lapangan dalam penelitian khususnya yang berhubungan dengan

Pemberian Rebusan Labu Siam dengan Penurunan Tekanan Darah pada


Lansia dengan Hipertensi di Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong

Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2022.

1.4.2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi atau

masukan sekaligus dapat berkontribusi dalam peningkatan kesehatan

masyarakat terutama atau khususnya kesehatan usia Lansia. Kepada instansi

seperti puskesmas ataupun lembaga lainnya yang berkaitan sebagai bahan

evaluasi penetapan kegiatan dan kebijakanya.

1.5 Keaslian Penelitian

Orginalitas atau keaslian penelitian yang dilakukan peneliti dalam

menulis penilitian berjudul “Hubungan Antara Pemberian Rebusan Labu

Siam dengan Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di

Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong Kabupaten

Tasikmalaya”. Penulis yakinkan bahwa penelitian ini asli dilakukan di wilayah

tersebut diatas dan dilakukan pada tahun 2022. Adapun untuk judul peneliti,

peneliti yakin tidak ada judul yang sama sepenuhnya dengan penelitian yang

ditulis peneliti. Namun untuk kemiripan atau serupa mungkin saja terjadi

dengan judul yang penulis teliti, seperti di jabarkan pada tebel berikut ini :

Tabel 1.1
Kemiripan Judul Penelitian dengan Penelitian lainnya
No. Judul Skripsi Keterangan

1. Pengaruh pemberian Kukusan Dalam penelitian ini kemiripan

labu siam terhadap penurunan terkait di pemberian kukusan labu

tekanan darah pada ibu hamil siam, namun variabl lainnya sangat

trimester III dengan hipertensi berbeda kalau pada penilitian ini

pada ibu hami sedangkan penelitian

yang saya lakukan lebih konsen

pada lansia dengan hipertensi

2. Hubungan Aktivitas Fisik Dalam penelitian ini

dengan Kejadian Hipertensi mempunyaikemiripan variabel

Pada Lansia terkait yaitu hipertensi usia lansia,

dan pada penelitian ini lebih

spesifik varibel terkait pada salah

satu gejala penyakit tertentu

berbeda dengan variabel tekait

yang peneliti sajikan dalam

penulisan penelitiannya yaitu

perilaku kesehatan pada lansia.

Hal lainnya yang membedakan

adalah varibel bebas dalam

penelitian ini yaitu aktvitas-

aktivas fisik yang berpengaruh


pada varibel terkait.

3. Analisis Aktivitas Antiolsida Penelitian ini spesifik pada

pada Biskuit berbasasi Labu kandungan zat antiokasida pada

Siam (Sechium Edule) labu siam, sedangkan pada

penelitian saya pengaruh rebusan

labu siam pada gejala penyakit

tertentu atau spesifik di hipertensi.

Oleh karena itu berdasarkan data-data diatas, penulis yakin

mengambil judul penelitian “Hubungan Antara Pemberian Rebusan Labu

Siam dengan Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di

Prolanis UPTD Puskesmas Bantarkalong Kecamatan Bantarkalong

Kabupaten Tasikmalaya”, dalam penyusunan penelitian ini.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Kajian Pengobatan Herbal Labu Siam Siam (Sechium Edule)

Dewasa ini perkembangan dunia medis dan dunia pengobatan

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak sekali penemuan-

penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan dengan hal itu dunia

pengobatan konvensional juga menjadi semakin maju. Akan tetapi

keberadaan terapi pengobatan konvensional tidak bisa menggantikan

sepenuhnya keberadaan terapi pengobatan komplementer Labu Siam

(Sechium Edule) memiliki tempat dengan jenis labu yang umumnya

dimanfaatkan sebagai bahan makanan di tanaman tropis dan subtropis

pertama yang dikenal di distrik tropis dan subtropis Meksiko selatan dan

Amerika Tengah. Untuk anak di bawah umur, umumnya dikembangkan di

Indonesia, Malaysia dan Filipina. Di Indonesia, nama Minate beragam di

berbagai daerah, misalnya waluh jipang (Jawa Tengah), gambas (Jawa Barat)

dan Manisah (Jawa Timur). Rasanya yang sejuk dan enak sering

dimanfaatkan sebagai pengobatan konvensional salah satunya pengobatan

hipertensi (Nurmalasari, 2019).Ini adalah salah satu sayuran sederhana dan

mudah diakses untuk . Tanaman ini efektif ditemukan di hutan jati, sawah dan

dibudidayakan dan dijual di banyak sektor bisnis. Secara morfologi, tepi kecil

memiliki batang halus, cincin, dapat membungkus artikel yang berbeda, dan

akarnya lebar namun dangkal. Akarnya menjadi putih kecokelatan dan

menjadi mungil, dan banyak jenisnya bercabang menjadi rambut-rambut yang


dekat dengan permukaan tanah. Bunga minate ditandai dengan bunga yang

menumpuk. Produk organik ketika terbukti berbuah pindah ke batang.

Produk organik berbentuk oval dan memiliki ukuran chip yang

khas. Ada potongan hijau di lapisan luar produk alami, dan warna meja

berubah dari hijau muda menjadi putih pada waktu berikutnya. Dia benar-

benar termasuk, level, terbelah dua dan putih. Ini mengandung nutrisi C,

nutrisi B, potasium, magnesium, asam folat, dan zat penting lainnya untuk

excavator, yang benar-benar tinggi suplemen dan rendah kalori, lemak, dan

tingkat pati. Sebuah 100g kecil menghasilkan sumber energi 29 kilokalori

(Kkal) dan mengandung 0,6g protein, 0,1g lemak dan 6,5g pati. Hal ini juga

kaya potasium sebagai minor, yang membantu tubuh dengan mengarahkan

tekanan peredaran darah, bermanfaat sebagai obat antihipertensi, dan

membersihkan karbon dioksida dalam darah(Nurmalasari, 2019).

2.2 Kajian Mengenai Hipertensi

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 ada

satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya

berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Menurut

Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan

51% kematian pada penderita penyakit stroke pada tahun 2008. Hipertensi

dapat mengakibatkan infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian jika tidak

dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat (WHO, 2013)

Anda mungkin juga menyukai