Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UJIAN AHIR SEMESTER

S.1 KEBIDANAN NON REGULER


MATA KULIAH ANTI KORUPSI
DOSEN :  dr.H.ZAENAL ARIPIN, MH.Kes

DI SUSUN OLEH :

1. Apis Napisah CBX0210105


2. Kokom Komalasari CBX0210117
3. Maryam CBX0210120
4. Santi Pebrianti CBX0210129

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) KUNINGAN


JAWA BARAT
2021
TUGAS UAS : MATA KULIAH ANTI KORUPSI

KELOMPOK 5 :

1. KOKOM KOMALASARI : NIM CBX 0210117


2. MARYAM : NIM CBX 0210120
3. APIS NAPISAH : NIM CBX 0210105
4. SANTI PEBRIANTI : NIM CBX 0210129

1. Sebutkan ciri–ciri korupsi serta jelaskan masing-masing ciri tersebut?


a. Melibatkan lebih dari satu orang. Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin
dilakukan sendiri, pasti melibatkan lebih dari satu orang. Bahkan, pada
perkembangannya acapkali dilakukan secara bersama- sama untuk
menyulitkan pengusutan.
b. Serba kerahasiaan. Meski dilakukan bersama-sama, korupsi dilakukan dalam
koridor kerahasiaan yang sangat ketat. Masing-masing pihak yang terlibat
akan berusaha semaksimal mungkin menutupi apa yang telah dilakukan.
c. Melibat elemen perizinan dan keuntungan timbal balik. Yang dimaksud
elemen perizinan adalah bidang strategis yang dikuasai oleh negara
menyangkut pengembangan usaha tertentu. Misalnya izin mendirikan
bangunan, izin perusahaan,dan lain-lain.
d. Selalu berusaha menyembunyikan perbuatan/maksud tertentu dibalik
kebenaran.Maka akan berkesan baik padahal banyak kcurangan dan
kebohongan pada kenyataan nya
e. Koruptor menginginkan keputusan-keputusan yang tegas dan memiliki
pengaruh. Senantiasa berusaha mempengaruhi pengambil kebijakan agar
berpihak padanya. Mengutamakan kepentingannya dan melindungi segala apa
yang
f. Tindakan korupsi mengundang penipuan yang dilakukan oleh badan hukum
publik dan masyarakat umum. Badan hukum yang dimaksud suatu lembaga
yang bergerak dalam pelayanan publik atau penyedia barang dan jasa
kepentingan
g. Setiap tindak korupsi adalah pengkhianatan kepercayaan. Ketika seseorang
berjuang meraih kedudukan tertentu, dia pasti berjanji akan melakukan hal
yang terbaik untuk kepentingan semua pihak. Tetapi setelah mendapat
kepercayaan kedudukan tidak pernah melakukan apa yang telah
h. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari koruptor
sendiri. Sikap dermawan dari koruptor yang acap ditampilkan di hadapan
publik adalah bentuk fungsi ganda yang kontradiktif. Di satu pihak sang
koruptor menunjukkan perilaku menyembunyikan tujuan untuk menyeret
semua pihak untuk ikut bertanggung jawab, di pihak lain dia menggunakan
perilaku tadi untuk meningkatkan posisi tawarannya.

2. Jelaskan faktor internal dan ekternal penyebab korupsi dan berikan contohnya?
a. Faktor Internal penyebab korupsi :
Faktor internal merupakan faktor utama penyebab korupsi yang berasal
dari dalam diri sendiri, yaitu sifat dan karakter seseorang yang mempengaruhi
segala tindakannya. Beberapa yang termasuk di dalam faktor internal ini
diantaranya, Contoh : Sifat tamak, sifat dalam diri manusia yang
menginginkan sesuatu melebihi kebutuhannya dan selalu merasa kurang. Gaya
hidup konsumtif, perilaku manusia yang selalu ingin memenuhi kebutuhan
yang tidak terlalu penting sehingga tidak bisa menyeimbangkan pendapatan
dengan pengeluarannya, misalnya hedonism Kurangnya landasan agama dan
moral, sehingga tidak akan merasa bersalah walau melakukan perbuatan yang
menyimpang/korupsi.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan salah satu faktor lain yang menjadi
penyebab terjadinya korupsi yang berasal dari lingkungan sekitar yang dapat
mempengaruhi pemikiran dan tindakan seseorang sehingga melakukan
korupsi. Beberapa yang termasuk dalam faktor eksternal tersebut diantaranya:
 Faktor ekonomi, adanya kebutuhan akan ekonomi yang lebih baik
seringkali mempengaruhi seseorang dalam bertindak. Misalnya gaji yang
tidak sesuai dengan beban kerja, mendorong seseorang melakukan korupsi.
 Faktor politik, dunia politik sangat erat hubungannya dengan persaingan
dalam mendapatkan kekuasaan. Berbagai upaya dilakukan untuk
menduduki suatu posisi sehingga timbul niat untuk melakukan tindakan
koruptif.
 Faktor organisasi, dalam organisasi yang terdiri dari pengurus dan anggota,
tindakan korupsi dapat terjadi karena perilaku tidak jujur, tidak disiplin,
tidak ada kesadaran diri, aturan yang tidak jelas, struktur organisasi tidak
jelas, dan pemimpin yang tidak tegas.
 Faktor hukum, seringkali tindakan hukum terlihat tumpul ke atas tajam ke
bawah. Artinya, para pejabat dan orang dekatnya cenderung diperlakukan
istimewa di mata hukum, sedangkan masyarakat kecil diperlakukan tegas.
Hal ini terjadi karena adanya praktik suap dan korupsi di lembaga hukum.

3. Bagaimana Dampak Korupsi terhadap bangsa dan Negara? Jelaskan!


Bicara mengenai dampak korupsi, maka kita harus tahu bahwa korupsi tidak
hanya berdampak bagi para pelaku saja tapi juga berdampak bagi Negara. Penjelasan
dampak korupsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dampak korupsi bagi pelaku (koruptor)
Korupsi merupakan salah satu tindakan pidana sehingga para pelaku
pidana korupsi akan dijatuhi hukum pidana
b. Dampak korupsi bagi Negara
Ibarat setitik racun yang jatuh kedalam kuali yang memiliki banyak
kuah, apa yang terjadi? Maka jawabannya semua kuah itu telah tercemar oleh
racun. Begitu pula korupsi, yang berbuat satu orang atau kelompok yang
terkena dampaknya ya Negara dan seluruh masyarakat yang ada di sekitarnya
walaupun disadari atau tidak. Adapun dampak korupsi bagi Bangsa Negara
adalah sebagai berikut:
 Dampak yang paling jelas tentunya kerugian Negara. Jika korupsinya
dilakukan dalam lingkup Negara maka akan mempengaruhi keuangan
Negara begitu pula jika korupsi dilakukan pada perusahaan maka juga
akan memepengaruhi keuangan perusahaan.
 Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah karena pejabat
pemerintahan telah melakukan korupsi. Meskipun tidak semua melakukan
korupsi yang terkena dampaknya ya semua. Contohnya dalam kasus
pemerintahan ini.
 Masih berkaitan dengan kepercayaan, Negara lain juga jika melakukan
hubungan internasional tentunya lebih memilih mempercayai Negara yang
pemegang jabatannya bersih dari korupsi. Hal ini akan menjadi
penghambat pembangunan, stabilitas ekonomi, dan stabilitas politik
Negara.
 Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat jika banyak
pemangku jabatan pemerintahan yang melakukan korupsi atau
penyelewengan keuangan Negara.
 Terhambatnya pembangunan nasional.
 Rapuhnya keamanan dan ketahanan Negara jika para pejabat pemerintahan
mudah disuap. Jika yang melakukan penyuapan adalah Negara asing maka
mau tidak mau mereka akan memaksakan pengaruhnya terhadap bangsa,
karena sebagian Negara mungkin saja melakukan penyuapan sebagai
sarana untuk mewujudkan cita-citanya.
 Hukum tidak lagi dihormati. Indonesia merupakan Negara hukum, karena
itu segala sesuatunya harus didasarkan atas dasar hukum. Cita-cita bangsa
Indonesia untuk mencapai tertib hukum sulit diwujudkan jika para
penegak hukum melakukan tidakan korupsi. Hal ini akan meyebabkan
hukum tidak dapat ditegakkan, ditaati dan indahkan oleh masyarakat.

4. Sebutkan dan jelaskan prinsip anti korupsi?


Prinsip-prinsip anti korupsi yaitu :
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesesuaian antara aturan dan pelaksanan
kerja. Akuntabilitas digunakan sebagai alat untuk mengawasi dan
mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk
dapat memberikan jawaban kepada sejumlah otoritas eksternal yang berkaitan
dengan kinerja dari sebuah organisasi.
Akuntabilitas bertujuan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam
penyelenggaraan negara yang bersih, jujur, dan berwibawa . Untuk itu,
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang
tepat, jelas, terukur dan legitimate. Agar dalam menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, Nilai
dan Prinsip Anti Korupsi berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya,
antara lain adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas
keuangan, akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas
politik. Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan .Evaluasi atas
kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah
kegiatan.
Prinsip akuntabilitas dapat diterapkan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah/madrasah. Misalnya program kegiatan yang
disusun oleh peserta didik harus dibuat dengan mengindahkan aturan yang
belaku di sekolah/ madrasah dan dijalankan sesuai dengan aturan yang
berlaku.Menurut Reevers (dalam Sukamto, 2005:3) mengemuka- kan bahwa
prinsip-prinsip dasar dalam penerapan akuntabilitas meliputi:
 Konsistensi (congruence)
Akuntabilitas hendaknya menjadi tema atau alat pengendali sehingga
secara konsisten mewarnai kebijak- an umum, rencana strategis, indikator
kerja, sampai pada sistem evaluasi personalia melalui penga kuan
pemberian imbalan dan sanksi.
 Kejelasan program (specification)
Akuntabilitas harus dijabarkan secara spesifik dan jelas, tidak cukup
hanya dirumuskan sebagai kebijakan. Pelaksana di setiap unit harus
mengetahui secara pasti apa yang diharapkan demi tugasnya, bukan hanya
mengharapkan bantuan orang lain.
 Relevansi (relevance)
Akuntabilitas secara bertahap diharapkan mampu membangun
hubungan yang bermakna tentang relevansi strategi dan kebijakan yang
diambil terhadap proses dan hasil pembelajaran di kelas. Meskipun bukti
tersebut tidak langsung dan tidak diperoleh secara cepat, namun arah ke
sana harus jelas tergambarkan secara berkesinambungan melaui best
practices dan bench marking.
 Diversifikasi (respect for diversity)
Akuntabilitas tidak bertentangan dengan kebera- gaman. Setiap
lembaga mempunyai konteks dan situasi yang berbeda, yang harus
ditangani dengan pedekatan, teknik dan strategi yang berbeda. Namun
akuntabilitas menuntut transparansi dan kemauan untuk mengakui secara
jujur, pendekatan mana yang gagal dan yang berhasil melalui pertukaran
informasi.
 Keberlanjutan (continue of improvement)
Akuntabilitas memiliki efek keberlanjutan dalam rangka upaya
peningkatan pendidikan, apabila ada sistem umpan balik yang akurat,
objektif dan tepat waktu. Frekuensi dan kualitas umpan balik bagi
pemrakarsa Nilai dan Prinsip Anti Korupsi 95 pelaksana maupun peserta
didik, akan membuat semua pihak sibuk dan memfokuskan energi dan
pikiran untuk terus menerus mengupayakan perbaikan mutu.
 Fokus pada keberhasilan (achievement)
Akuntabilitas hendaknya tidak lepas dari fokus utama pada upaya
peningkatan prestasi belajar dalam arti yang luas. Apapun parameter yang
dipakai, statistik yang dikumpulkan sebagai data, dan teknik analisis yang
di terapkan, hendaknya tidak sampai mengaburkan komitmen untuk
meningkatkan prestasi pendidikan tersebut.
b. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi.
Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka se hingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik.
Transparansi menciptakan kepercayaan timbal balik antara
sekolah/madrasah dan masyarakat, melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang memadai.
Pengembangan transparansi sangat diperlukan untuk membangun keyakinan
dan kepercayaan publik kepada sekolah/madrasah. Dengan transpa ransi yang
tinggi, publik tidak lagi curiga terhadap sekolah/madrasah dan karenanya
keyakinan dan kepercayaan publik terhadap sekolah/madrasah juga tinggi.
Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan
dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan. Ketiga sikap itulah
yang mengantarkan peserta didik untuk mampu melaksanakan tugas dan
tanggungjawab yang diembannya dari masa kini hingga masa yang akan
datang.
c. Kewajaran
Prinsip anti korupsi selanjutnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip ini
ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya.
Prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu 1) komprehensif dan
disiplin, 2) fleksibilitas, 3) terprediksi, 4) kejujuran dan 5) informatif
Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak
melampaui batas. Fleksibilitas artinya adanya kebijakan tertentu untuk
mencapai efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya ketetapan dalam
perencanaan atas dasar asas value for money untuk menghindari defisit dalam
tahun anggaran berjalan. Anggar- an yang terprediksi merupakan cerminan
dari adanya prinsip kewajaran di dalam proses perencanan pembangunan. Sifat
selanjutnya adalah kejujuran. Kejujuran mengandung arti tidak adanya bias
perkiraan penerimaan maupun pengeluar- an yang disengaja, yang berasal dari
pertimbangan teknik maupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari
prinsip kewajaran. Sifat informatif dijadikan sebagai dasar
d. Kebijakan
Prinsip kebijakan ini diperlukan agar peserta didik mengetahui dan
memahami kebijakan anti korupsi. Kebijkan ini berperan untuk mengatur tata
interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-
undang anti korupsi, namun dapat berupa undang- undang kebebasan
mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti
monopoli maupun undang-udang lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran
negara oleh para pejabat negara Aspek-aspek kebijakan terdiri dari 1) isi
kebijakan, 2) pembuat kebijakan, 3) pelaksana kebijakan, dan 4) kultur
kebijakan. Kebijakan anti korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung
unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi
kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya. Eksistensi
kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan
kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi.
Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
e. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-
betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol
kebijakan menurut Nanang & Romie (2011: 83) terdiri dari tiga bentuk yakni
1) Partisipasi, 2) Revolusi, dan 3) Reformasi. Kontrol kebijakan berupa
partisipasi yakni melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta
dalam penyusunan dan pelaksanaannya dan kontrol kebijakan berupa oposisi
yakni mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang
dianggap lebih layak. Kontrol kebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol
dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Dan reformasi
diartikan sebagai menyempurnakan kebijakan yang dianggap tidak cocok
diterapkan dalam zaman yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai