Anda di halaman 1dari 4

RESUME ETIKA BISNIS DAN PROFESI TM.

11

“KORUPSI DAN ANTI KORUPSI”

Oleh Kelompok 1

1. Megawati Ayu P.I.S.A (1920111898)


2. Tavia Nur Azizah (1920112065)
3. Natasha Anindita (1920111927)
4. Nia Istikasari (1920111965)
5. Hisyam Imaduddin (1920111933)
6. Zulfikar Brilianto (1920112107)

AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
SURABAYA
2019
1.1 Pengertian Korupsi
 Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau “corruptus”
 “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”
 Arti korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian
 Korupsi adalah manifest budaya bangsa
 Pengertian korupsi menurut Muhammad Ali; 1998
Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok. Koruptor artinya orang yang
melakukan korupsi
1.2 Perundangan Korupsi
 Tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
 Korupsi dirumuskan dalam 30 bentuk, yang dikelompokan menjadi kerugian
keuangan negara, suap-menyuap,penggelapan dalam jabatan, pemerasan,
perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi
 Pengertian korupsi lebih ditekankan pada perbuatan yang merugikan kepentingan
publik
 International : United Nations Convetion Against Coruption 2013
 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,
1.3 Tinjauan Sosiologi
 Sogokan/suap (bribery)
Dimana prakarsa datang dari pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa
pelayanan publik atau pembatalan kewajiban membayar denda ke kas negara
 Pemerasan (extortion)
dimana prakarsa untuk meminta balas jasa datang dari birokrat atau petugas
pelayanan publik
 Nepotisme
berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan
berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks
derogatori. Sebagai contoh, kalau seorang pejabat mengangkat atau menaikan
jabatan seorang saudara/keluarga, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi
namun bukan saudara, manajer tersebut akan bersalah karena nepotisme
1.4 Akibat Korupsi
 Mendelegetimasi proses demokrasi dengan mengurangi kepercayaan publik
terhadap proses politik melalui politik uang
 Mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, membuat tiadanya
akuntabilitas publik
 Meniadakan sistem promosi dan hukuman yang berdasarkan kinerja keras hubungan
patron-client dan nepotisme
 Mengakibatkan proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah
 Mengakibatkan kolapsnya sistem ekonomi karena produk yang tidak kompetitif dan
penumpukan beban hutang luar negri
 Biaya ekonomi tinggi oleh penyimpangan insentif: biaya politik oleh pernjarahan
terhadap suatu lembaga publik; dan biaya sosial oleh pembagian kersejahteraan dan
pembagian kekuasaan yang tidak semestinya
1.5 Sebab Terjadinya internal dan eksternal
 Internal
1. Aspek perilaku individu
Sifat tamak atau rakus adalah sifat yang dimiliki manusia yang selalu kurang atas
apa yang dimilikinya atau kurangnya rasa syukur. Seseorang yang memiliki sifat
tamak selalu mempunyai hasrat dalam dirinya untuk menambah harta dan
kekayaan yang bisa membuat dirinya melakukan tindakan yang dinamakan
korupsi.
2. Aspek sosial
Kaum behavioris mengatakan bahawa lingkungan keluarga yang secara kuat
memberikan dorongan bagi orang yang untuk korupsi dan mengalahkan sifat
baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya
 Eksternal
1. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Manajemen yang menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh segelintir oknum
dalam organisasi
2. Aspek ekonomi
Di dalam ekonomi setiap orang mengenal pendapatan dan kebutuhan dan
apabila pendapatan lebih rendah daripada kebutuhan maka seseorang akan
melakukan segala cara yang di dalamnya terdapat suatu tindakan korupsi.
3. Aspek politis
Politik merupakan suatu faktor yang di dalamnya banyak kecurangan mulai
bawahan sampai atasan dalam setiap organisasi dalam politik banyak orang yang
bermain-main yang tidak jujur didalamnya. Orang-orang yang suka melakukan
kompromi dari situlah muncul tindakan korupsi yang biasanya bersifat tertutup
4. Aspek organisasi
a. Kurangnya adanya sikap keteladanan pemimpin
Posisi pemimpin dalam suatu lemabag formal maupun informal mempunyai
pengaruh penting bagi bagi bawahannya. Apabila pemimpin tidak bisa
memberikan keteladanan yang baik di hadapan bawahannya, misalnya
berbuat korupsi, maka kemungkinan besar bawahannya akan mengambil
kesempatan yang sama dengan atasannya.
b. Tidak ada kultur organisasi yang benar
Kulturr organisasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap anggotanya.
Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai situasi tidak kondusif .
c. Kurang memadainya sistem akuntabilitas
Intitusi pemerintahan umumnya pada satu sisbelum dirumuskan dengan
jelas visi dan misi. Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit melakukan
penilaian.
d. Kelemahan sistem pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak
pelanggaran korupsi. Semakin longgar atau lemah pengendalian manajemen
sebuah organisasi akan semakin terbuka perbuatan tindak korupsi anggota
di dalamnya.
e. Lemahnya pengawasan
Pengawasan ini kurang bisa efektif karena beberapa faktor diantaranya
adanya tumpang tindih pengawasan pada berbagai instanti, kurangnya
profesional pengawas serta kurangnya kepatuhan pada etika hukum
maupun pemerintahan oleh pengawasan sendiri.

1.6 Sebab Korupsi dalam Teori Gone


Teori pelaku korupsi by Jack Bolgne(2006) :
 Greed = keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi yaitu koruptor yang tidak
puas atas keadaan dirinya
 Oppurtunity = sistem yang memberikan peluang untuk berbuat korupsi
 Needs = sikap mental yang tidak pernah merasa cukup, selalu sarat dengan
kebutuhan yang tidak pernah usai
 Exposure = hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang tidak
memberi efek jera pelaku maupun orang lain

Anda mungkin juga menyukai