Dosen Pengajar:
Dra.Hj.Rosmawati Ibrahim,SST,MS,M.kes
DISUSUN OLEH :
INTAN MAYASARI
Pbd21. 170
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni
(orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan
dibandingkan dengan negara lain di kawasan asia bukanlah merupakan sebuah negara yang
kaya malahan termasuk negara yang miskin.mengapa demikian? Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi
pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya.
Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara
social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan
keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah
terjadinya perampasan dan pengurasankeuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh
kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, thr, uang pesangon dan
lainsebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan
negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal itumerupakan cerminan
rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji
mumpung. Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau
kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas
korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendahmaka
jangan harap negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain
untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang
Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk
kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan
strategi agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamat
tercapai. Selain itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis untuk
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana Pengertian korupsi,jenis,factor dan dampak korupsi
2. Untuk mengetahui bagaimana kasus korupsi benur lobster mantan mentri kelautan
dan perikanan edi prabowo Tahun 2020
3. Untuk mengetahui bagaimana jenis kasus-kasus korupsi terjadi di indonesia.
D. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah supaya pembaca makalah ini dapat
bertambah wawasannya mengenai Pendidikan Budaya Anti Korupsi ,Dimana Kasus Korupsi
Benur Lobster yang menjerat Mantan Mentri Kelautan Dan Perikanan Edi Probowo pada
tahun 2020
BAB II
PEMBAHASAN
A. KORUPSI
1. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan tindakan pejabat publik, baik dalam politisi dan juga pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji itu yang secara
tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka yang memperoleh keuntungan sepihak dan banyak merugikan yang lain.
Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pendapat para ahli mengenai pengertian Korupsi, adapun para ahli
tersebut diantaranya :
1. Syeh Hussein Alatas
Korupsi merupakan subordinasi kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi
yang mencakup pelanggaran norma, tugas dan kesejahteraan umum, yang dilakukan
dengan kerahasiaan, penghianatan, penipuan dan ketidakperdulian terhadap dampak
yang dirasakan oleh rakyat sebab ulah koruptor.
2. Henry Campbell Black
Korupsi merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-
hak dari individu dan kelompok yang lain.
3. Gunnar Myrdal
Korupsi merupakan suatu masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan
melakukan tindakan penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan membongkar
tindakan korupsi dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar. Tindakan
dalam pemberantasan korupsi biasanya dijadikan pembenar utama terhadap KUP
Militer.
4. Albert Sydney Hornby
Korupsi merupakan suatu pemberian atau penawaran dan penerimaan hadian
berupa suap atau yang biasanya di sebut penyuapan, serta kebusukan atau keburukan.
5. Nathaniel H. Leff
korupsi merupakan suatu cara diluar hukum yang digunakan oleh perorangan atau
kelompok untuk mempengaruhi tindakan-tindakan birokrasi yang tentunya merugikan
pihak lain.
2. Jenis Jenis Korupsi
Banyak sekali bentuk dan contoh tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat,
baik itu pegawai rendah hingga pejabat tinggi. Adapun jenis jenis korupsi yakni sebagai
berikut :
a. Embezzlement (Penggelapan)
Penggelapan merupakan suatu tindakan kecurangan dalam bentuk penggelapan
sumber daya orang lain maupun organisasi demi kepentingan pribadi. Bentuk
penggelapan tersebut yakni seperti :
Membuat faktur tagihan fiktif atau palsu.
Menggunakan kas kecil demi kepentingan pribadi.
Penggelembungan biaya perjalanan dinas.
b. Bribery (Penyuapan)
Penyuapan merupakan tindakan memberikan uang atau imbalan kepada pihak lain
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan mendapatkan
apa yang diinginkan. Bentuk penyuapan tersebut misalnya;
Menjanjikan uang atau sejenis bentuk materi yang lain kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara.
c. Extortion (Pemerasan)
Pemerasan merupakan suatu tindakan korupsi dimana individu maupun kelompok
melakukan ancaman secara lalim kepada pihak lain demi mendapatkan uang, barang
dan jasa, atau perilaku yang diinginkan dari pihak yang diancam. Adapun bentuk
pemerasan tersebut yakni seperti ;
Ancaman perusakan properti bilamana tidak memberikan uang keamanan.
Pemerasan dengan cara mengancam akan merusak reputasi seseorang.
d. Fraud (Kecurangan)
Favoritisme atau tindakan pilih kasih merupakan suatu mekanisme tindakan koruptif
yang mana seseorang atau kelompok menyalahgunakan kekuasaannya yang
berimplikasi terhadap tindakan privatisasi sumber daya.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terjerat kasus korupsi benur
lobster , Edhy Prabowo divonis 5 tahun penjara atas kasus benur lobster pada bulan
November 2020, ,Pada bulan November 2020, mantan mentri kelautan dan perikanan yaitu
Edhy Prabowo ditetapkan sebagai tersangka kasus benur lobster yang mencapai Rp 9,8 miliar
. sebelumnya Pada Mei lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mencabut
aturan larangan ekspor benih lobster yang sempat dibuat oleh Menteri KKP sebelumnya, Susi
Pudjiastuti. Pencabutan itu diatur melalui Peraturan Menteri (Permen) No 12 tahun 2020
tentang pengelolaan lobster, kepiting, dan rajungan di wilayah RI.
pada awal bulan Oktober 2020, SJT selaku Direktur PT DPPP datang ke kantor
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di lantai 16 dan bertemu dengan SAF. Dalam
pertemuan tersebut, diketahui bahwa untuk melakukan ekspor benih lobster hanya dapat
melalui forwarder PT ACK dengan biaya angkut Rp1.800/ekor ,Atas kegiatan ekspor benih
lobster tersebut, PT DPPP diduga melakukan transfer sejumlah uang ke rekening PT ACK
dengan total sekitar Rp731 juta. Atas uang yang masuk ke rekening PT ACK yang diduga
berasal dari beberapa perusahaan eksportir benih lobster tersebut, selanjutnya ditarik dan
masuk ke rekening dua orang pemegang PT ACK masing-masing dengan total Rp9,8 miliar.
Kemudian Pada tanggal 5 November 2020, diduga terdapat transfer dari rekening
pengurus PT ACK ke rekening salah satu bank atas nama AF (staf istri Menteri Edhy)
sebesar Rp 3,4 miliar yang diperuntukkan bagi keperluan Menteri Edhy dan istrinya, serta
ketua dan wakil ketua tim uji tuntas (SAF dan APM), namun sebelumnya pada Pada sekitar
bulan Mei 2020, Menteri Edhy diduga juga menerima sejumlah uang sebesar US$ 100.000
dari SJT melalui pengurus PT ACK, dari hasil pemeriksaan KPK juga mendaptkan informasi
bahwa bahwa KKP telah memberikan izin kepada 30 perusahaan untuk melakukan ekspor
benur.
Sebelumnya, dalam jumpa pers KPK pada Rabu (25/11) malam sekitar pkl 23.35 WIB,
disebutkan Menteri Edhy terjaring dalam operasi tangkap tangan sepulang dari kunjungan
kerja ke AS. Pada saat lawatan di AS itulah diduga Edhy dan istrinya membelanjakan uang
senilai Rp750 juta yang berasal dari dugaan pemberian hadiah dalam kasus ekspor benih
lobster. Menteri Edhy diduga "membelanjakan uang gratifikasi terkait izin ekspor benih
lobster saat kunjungannya ke Amerika Serikat 21-23 November 2020".
Uang itu lalu digunakan untuk belanja barang mewah di Honolulu AS pada tanggal 21
sampai dengan 23 November 2020 sejumlah sekitar Rp750 juta di antaranya berupa jam
tangan Rolex, tas Tumi dan LV, Barang-barang itu lalu diperlihatkan dalam jumpa pers KPK,
termasuk pula sebuah sepeda. Namun belum jelas bagaimana keterkaitan sepeda itu dalam
kasus yang menjerat Edhy.
KPK memang mengintai kasus ini pada Agustus lalu. Menjelang Akhir November KPK
menerima informasi dugaan terjadinya penerimaan uang oleh Penyelenggara Negara. Hal itu
terjadi pada tanggal 21 November 2020 sampai dengan 23 November 2020.
Informasi adanya transaksi pada rekening bank yang diduga sebagai penampung dana dari
beberapa pihak yang sedang dipergunakan bagi kepentingan Penyelenggara Negara untuk
pembelian sejumlah barang mewah di luar wilayah Indonesia
Enam tersangka penerima suap disangkakan melanggar Pasal 12 ayat (1) huruf a atau b
atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1
KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP. Sedangkan pihak pemberi disangkakan melanggar
Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo
miliar dari pengusaha eksportir benih bening lobster (BBL) atau benur. Jaksa mengatakan
Edhy dkk menerima uang sebesar Rp 25,7 miliar dari pengusaha benur. Uang ini
berkaitan dengan izin ekspor benur. Dapat disimpulkan perbuatan terdakwa selaku menteri
KP RI bersama-sama dengan Andreau Misanta Pribadi selaku stafsus, saksi Safri, saksi
Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi menteri KP RI, saksi Ainul Faqih selaku
sekretaris pribadi Iis Rosita Dewi anggota DPR RI atau istri terdakwa, dan Siswadhi Pranoto
Loe selaku Komisaris PT Perishable Logistics Indonesia (PT PLI) dan pemilik PT Aero Citra
Kargo (PT ACK) dari saksi Suharjito dan pengusaha eksportir BBL lainnya telah menerima
hadiah berupa uang sejumlah USD 77 ribu dan Rp 24.625.587.250. Jaksa mengatakan uang
USD 77 ribu didapat Edhy Prabowo dari Direktur PT DPPP, Suharjito. Diketahui Suharjito
sudah lebih dulu divonis 2 tahun penjara terkait perkara ini. Bahwa ada kesaksian Suharjito
yang mengatakan saksi menyerahkan uang melalui saksi Safri senilai USD 77 ribu dengan
tujuan mempercepat izin ekspor benur PT DPPP. Saksi Suharjito bersama Agus
Kurniyawanto menyerahkan USD 77 ribu melalui Safri dengan menyatakan 'ini uang titipan
untuk menteri'. Adapun penerimaan uang Rp 24,6 miliar jaksa menyebut uang ini didapat
Edhy dari pengusaha benur lainnya dalam bentuk biaya kargo dengan menggunakan
perusahaan boneka. Menurut jaksa, Edhy membuat perusahaan boneka bekerja sama dengan
perusahaan kargo PT ACK yang melakukan ekspor benur dengan cara mengumpulkan
keuntungan melalui dua orang representasi dirinya agar terlihat uang yang diterima secara
legal. Bahwa terungkap fakta hukum keinginan terdakwa mendapat keuntungan dari
pengusaha eksportir BBL, untuk mewujudkan keinginan terdakwa, saksi Amiril yang
Edhy Prabowo, mengambil untung dengan cara menaruh dua orang bernama Amri dan
Ahmad Bahtiar. Keduanya dipinjam namanya oleh Edhy agar mendapat untung dari ekspor
benur. Bahwa uang Rp 24.625.587.250 diterima rekening BNI atas nama Amri dan melalui
sebagai representasi dari Siswadhi Pranoto Loe. Bahwa dengan penerimaan uang dari
Suharjito dan perusahaan BBL lain dari PT ACK tersebut maka dapat disimpulkan proses
penyerahan telah terjadi sempurna. Meskipun uang tidak diterima secara fisik kepada
terdakwa, namun uang tersebut telah dinikmati pribadi dengan cara pemindahbukuan ke
rekening beberapa orang terdekat terdakwa, sehingga terdakwa dan Siswadhi Pranoto Loe
mudah menggunakan uang-uang tersebut. Jaksa juga mengatakan Edhy Prabowo berperan
aktif dalam memberi izin ekspor benur. Edhy juga disebut jaksa mengintervensi proses
pemberian izin budidaya dan ekspor bbl kepada PT DPPP dan perusahaan eksportir lainnya.
Terdakwa memberi arahan agar saksi Andreau Misanta Pribadi dan Safri menjalankan arahan
terkait ekspor BBL. Bahwa benar terdakwa menghubungi Safri dan Andreau beberapa kali
menanyakan perusahaan ekspor, hal ini dibuktikan dengan adanya percakapan yang termuat
dalam surat tuntutan. JPU menyimpulkan ada peran aktif terdakwa selaku Menteri KP RI
dalam melakukan intervensi ke tim uji tuntas yakni Andreau Misanta selaku ketua tim uji
tuntas dan Safri selaku Wakil Ketua Tim Uji Tuntas. Selain itu, jaksa juga meyakini Edhy
turut terlibat dalam memberikan izin budidaya dan ekspor benur. Walaupun Edhy telah
bukan kewenangan terdakwa, namun dalam proses pemberiannya terlihat sangat kental ada
campur tangan terdakwa, sehingga terlihat izin tersebut harus melalui terdakwa sementara
dirjen hanya menjabat saja, maka terdakwa dapat dimintai pertanggungjawaban terkait suap
ini. Atas dasar ini, Edhy Prabowo dkk diyakini jaksa melanggar Pasal 12 huruf a UU RI
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi no Pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHP jo Pasal 65 ayat 1 KUHP. Edhy Prabowo dituntut 5 tahun penjara dan denda
1. Fayakhun Andriadi : Menjadi tersangka kasus suap terkait proyek pengadaan drone
dan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada 14 Februari 2018.
KPK menyangka politikus Golkar itu menerima suap senilai Rp 12 miliar untuk
mengawal anggaran proyek tersebut di DPR.
2. Amin Santono : Menjadi tersangka korupsi karena diduga menerima hadiah atau janji
terkait usulan dana perimbangan keuangan daerah pada RAPBN4 Mei 2018KPK
mendakwa anggota DPR dari fraksi Partai Demokrat itu menerima suap sebesar Rp 3,3
miliar dari Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Lampung Tengah
3. Eni Maulani Saragih : KPK menyangka politikus Partai Golkar itu menerima suap Rp
4,75 miliar dari pemilih Blackgold Natural Resources Ltd Johannes Budisutrisno
Kotjo. Menurut KPK, Kotjo memberikan uang itu supaya Eni membantunya
memfasilitasi pertemuan dengan salah satunya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir
pada 13 Juni 2018.
4. Taufik Kurniawan : Menjadi tersangka suap terkait pengurusan Dana Alokasi Khusus
untuk Kabupaten Kebumenpada akhir Oktober 2018.
5. Bupati Mesuji Khamami : Kasus pertama yang berhasil diungkap adalah dugaan suap
pembangunan proyek infrastruktur di Kabupaten Mesuji, Lampung, tahun anggaran
2018, pada 24 Januari laludiduga meminta fee 12% dari empat proyek senilai total
Rp15,03 miliar yang bersumber dari APBD 2018 dan APBD-P 2018.
6. Mantan Bupati Lampung Tengah Mustafa : Menjadi Tersangka dugaan suap kepada
anggota DPRD Lampung Tengah terkait pinjaman daerah padatahun 2018. Mustafa
diduga menerima fee sebesar 10 hingga 20 persen dari ijon 235 proyek Dinas
BinaMarga Kabupaten Lamteng senilai total Rp95 miliar.
7. Anggota Komisi XI DPR, Sukiman: Menjadi Tersangka dugaan suap pengurusan Dana
Perimbangan pada APBN-P 2017 dan APBN 2018 untuk Kabupaten Pegunungan Arfak,
Papua Barat., Sukiman diduga menerima suap berupa uang sebesar Rp2,65 miliar.
8. Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih Keempat : Menjadi
tersangka kasus pengurusan terminasi kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) di PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) di Kementerian
ESDM pada tahun 2018. Ia diduga menyuap mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni
Maulani Saragih sebesar Rp5 miliar.
9. Fayakhun Andriadi : Menjadi tersangka dugaan suap pembahasan dan pengesahan
Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L) kepada Bakamla
RI dalam APBN-P tahun anggaran 2016. Fahmi Darmawansah, memberikan uang
sebesar USD911.480 atau setara Rp12 miliar kepada Fayakhun
10. I Ketut Suarbawa : Menjadi tersangka pada 14 Maret atas dugaan korupsi pengadaan dan
pengerjaan pembangunan jembatan Waterfront City Bangkinang di Kabupaten Kampar,
Riau, tahun anggaran 2015-2016.Adnan dan I Ketut Suarbawa diduga melakukan
praktik kongkalikong untuk melakukan mark up anggaran proyek. Alhasil, Adnan
diduga menerima dana Rp1 miliar
11. Mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romy : Menjadi tersang kapada 16
maret 2018 atas dugaan suap seleksi jabatan di Kementerian Agama (Kemenag) RI
tahun anggaran 2018-2019.Romy diduga menerima suap total Rp300 juta.
12. Alexander Muskitta (Direktur Teknologi dan Produksi PT KSWisnu Kuncoro) : Menjadi
tersangka pada 23 maret 2018 atas kasus suap pengadaan barang dan jasa di PT
Krakatau Steel (KS), Alexander diduga juga meminta uang sebesar Rp50 juta kepada
Kenneth Sutardja yang mewakili PT GK dan Rp100 juta dari Kurniawan Eddy Tjokro.
13. Anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso : Menjadi tersang kapada 28 Maret
2018. Bowo diduga meminta fee kepada PT HTK atas biaya angkut pupuk PT Pupuk
Indonesia sejumlah USD2 per metric ton. Diduga Bowo telah menerima Rp310,4 juta
14. Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam: Menjadi tersangka pada tahun 2018 karena
terlibat korupsi dengan memberikan persetujuan izin usaha pertambangan kepada PT
Anugerah Harisma Barakah (AHB). Nur Alam juga terbukti menerima gratifikasi Rp
USD 4.499.900 atau Rp 40.268.792.850 dari Richcorp International Ltd.
15. Bupati Hulu Sungai Tengah nonaktif, Abdul Latif : Menjadi tersangka pada tahun 2018
terkait pembangunan ruang perawatan di RSUD Damahuri Barabai. penjara dan denda
Rp 300 juta subsider 3 bulan kurungan.
16. Gubernur Banten nonaktif, Ratu Atut Chosiyah : Menjadi tersangka pada tahun 2018
terkait tindakan korupsi dengan mengatur proses penganggaran pengadaan alkes Banten
dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 79 miliar.
17. Imam Nahrawi selaku Menpora ditetapkan sebagai tersangka pada 18 September 2019.
KPK menduga Imam terlibat kasus dugaan suap penyaluran dana hibah dari Kemenpora
kepada KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) tahun anggaran 2018.
18. Edhy Prabowo : Terjerat kasus benur atau korupsi lobster yang mencapai Rp 9,8 miliar
pada bulan november 2020.
19. KPK menangkap Bupati Muara Enim, Sumsel, Ahmad Yani, saat melakukan transaksi
haram pada 2 September 2019. Ahmad dan Elfin diduga menerima suap dari Robi
sebesar USD 35 ribu.
20. KPK menetapkan anggota DPR periode 2014-2019 Sukiman sebagai tersangka pada 7
Februari 2019. Sukiman diduga menerima suap senilai Rp 2,95 M untuk mengupayakan
agar Kabupaten Pegunungan Arfak memperoleh alokasi anggaran yang bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
21. Kasus Pelindo II : Kasus korupsi proyek pengadaan tiga Quay Container Crane (QCC)
di PT Pelindo II menyeret nama mantan Dirut PT Pelindo RJ Lino, yang resmi ditahan
KPK pada Jumat (26/3/2021) setelah berhasil mengantongi audit kerugian negara dalam
kasus tersebut. Berdasarkan laporan keuangan BPK, kasus dugaan korupsi di PT Pelindo
II menyebabkan kerugian Negara hingga Rp6 triliun.
22. Kasus Bank Century :Negara mengalami kerugian sebesar Rp 7 triliun atas kasus Bank
Century. Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) ke Bank Century telah
menyebabkan kerugian Negara Rp 689,394 miliar. Kasus ini turut menyeret beberapa
nama besar, namun, baru Budi Mulya yang sudah divonis 15 tahun penjara.
23. Kasus Jiwasraya :Negara mengalam ikerugian lebih dariRp 13,7 triliun atas kasus
Asuransi Jiwa sraya. Pengadilan Tipikor DKI Jakarta telah menjatuhkan vonis penjara
seumur hidup kepada 6 terdakwa kasus ini.
24. Kasus Asabri : BPK mengumumkan kerugian Negara dalam tindak pidana korupsi di PT
Asabri mencapai 22,78 triliun. Kerugian Negara itu timbul akibat adanya kecurangan
dalam pengelolaan keuangan dana investasi PT Asabri selama periode 2012-2019.
Kasus ini turut menyeret nama Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat sebagai
tersangka, yang juga terlibat dalam kasus korupsi Jiwasraya.
25. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Wahyu Setiawan yang ditangkap
KPKpada 8 Januari 2020 : Sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait penetapan
anggota DPR terpilih periode 2019-2024.
26. Edhy Prabowo : menjadi tersangka pada tanggal 25 November 2020 atas kasus ekspor
benih lobster.
27. Bupati Koltim (Andi Merya) :Menjadi tersangka pada tanggal 22 September 2021
terkait dana bantuan dari BNPB.
28. Juliari Peter Batubara : menjadi tersangka korupsi pada Desember 2020 terkait bansos
Covid-19
29. Alex Noerdin : Menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada tanggal 16 September
2021 terkait kasus pembelian gas bumi oleh PDPDE Sumatera Selatan tahun 2010-2019.
Dugaan korupsi ini mengakibatkan kerugian negara sebesar 30.194.452.79 dollar
Amerika Serikat atau Rp 430.834.067.529 (kurs 14.268). Selain itu, ada juga kerugian
negara senilai 63.750 dollar AS dan Rp 2,13 miliar, setoran modal yang tidak
seharusnya dibayarkan oleh PDPDE Sumsel
30. Mantan pejabat anak perusahaan PT Pos Finansial ditetapkan sebagai tersangka oleh
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan langsung ditahan pada 14 Septermber 2021 terkait
dugaan maling uang rakyat di perusahaan di bawah PT Pos Indonesia tersebutsenilai
Rp52 miliar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terjerat kasus korupsi benur
lobster , Edhy Prabowo divonis 5 tahun penjara atas kasus benur lobster pada bulan November
2020, KPK menyimpulkan adanya tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji
oleh penyelenggara negara terkait dengan perizinan tambak, usaha dan atau pengelolaan
perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Dan seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap
http://acch.kpk.go.id/statistik;jsessionid=7F20FD5BEB7FBE969BDB1233677BED8D
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
http://nabilazizarrohman.wordpress.com/2013/06/07/makalah-korupsi/
http://rezkirasyak.blogspot.com/2012/04/korupsi-dan-jenis-jenis-korupsi.html
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55067343
https://aktual.com/kasus-benur-lobster-kpk-panggil-kepala-brsdm-kkp/
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah
Asuhan Kebidanan. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Akhirnya kami
menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini
bermanfaat untuk kamidan untuk pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I …………………………………………………………………………. 1
PENDAHULUAN
BAB II…………………………………………………………………………. 5
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………...18
B. Saran ……………………………………………………………….....18