Disusun oleh :
Ni Made Yusmita Dewi
19.0123.0.02.053
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHENDRADATTA
2020
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolongannya, tim penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tindakan Aborsi ditinjau dari segi Hukum dan
HAM ,” sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan harapan
memberi kesadaran pada masyarakat dan dapat menambah wawasan akan tindakan aborsi yang
sudah umum terjadi di sekitar kita. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk
memenuhi syarat tugas akhir mata kuliah Hukum dan HAM.
Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat memperdalam dan sekaligus melatih
mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada waktu kuliah dengan kondisi yang
sesungguhnya. Akhir kata, semoga makalah yang telah disusun ini dapat memberikan informasi
yang berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari
sempurna, penulis tetap mengharapkan masukan-masukan berupa saran maupun kritik agar saya
sebagai penulis dapat membuat makalah lebih baik lagi di masa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN:
BAB II PEMBAHASAN:
3.1. Kesimpulan................................................................................... 9
3.2. Saran………………………………………………………………………………………... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil beberapa rumusan
masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pelanggaran ham dan aborsi?
2. Apa hubungan aborsi dengan tindakan pelanggaran ham?
3. Apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan aborsi?
4. Bagaimana pandangan hukum dan ham tentang tindakan aborsi yang dilakukan
seseorang?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Aborsi
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:
Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan
atau sebab-sebab alami.
Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja.
Termasuk di dalamnya adalah:
3
₋ Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut
mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan
sesudah pemerkosaan.
₋ Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
₋ Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk
spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.
4
yakni Kemanusian yang Adil dan Beradab. Mengakui dan memerlakukan manusia sesuai
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Mahaesa.
Dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia juga sebenarnya
telah dimuat perlindungan terhadap hak janin. Dalam Pasal 53 dikatakan bahwa setiap anak
sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan
taraf kehidupannya. Anak dalam kandungan yang dimaksud adalah janin yang nantinya akan
tumbuh menjadi anak dan berkembang selayaknya manusia. Janin merupakan awal
kehidupan yang harus dihormati oleh setiap manusia dan dijaga karena janin nantinya akan
tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang kelak juga akan menghasilkan hal yang
sama. Jadi berapapun usia janin, berapapun dikatakan usia awal kehidupan janin, janin harus
tetap dipertahan hidup sepanjang tidak membahayakan kondisi sang ibu dan memang dapat
terlahir kedunia tanpa mengancam nyawa ibu dan janin. Dalam Deklarasi Hak-hak Asasi
Manusia (PBB) disebutkan, ”Martabat yang tertera dalam pribadi manusia dan hak-hak yang
sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia menjadi dasar kemerdekaan,
keadilan, dan perdamaian di dunia.” Kita juga tegas mengakui martabat dan hak asasi
manusia ini. Mengingat janin adalah manusia, maka ia memiliki martabat dan
mengembangkan hak-hak asasi yang sama dengan kita, terutama hak untuk hidup.
Menyerang janin dengan aborsi berarti menyerang martabat yang melekat pada kemanusiaan
sesama. Kita tidak bisa tinggal diam saat martabat sesama dirampas orang lain. Kita harus
menjadi suara bagi janin yang belum dapat bersuara.
5
Semakin berkembanganya kecanggihan teknologi, semua yang ada di dunia dapat
diakses dengan mudah sekali. Pada saat inilah remaja yang masih dalam keadaan labil
mulai mencicipinya. Banyaknya masalah tentang gaya hidup seks bebas dipicu dengan
adanya media-media baik berupa tulisan, gambar, dan video. Remaja yang memiliki rasa
penasaran tinggi maka akan mudah melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya tidak
mereka lakukan seperti melakukan seks bebas dan cara menanggulangi akibat dari seks
bebas tersebut yakni aborsi.
3) Rasa takut dan malu
Ditambah adanya rasa takut ketahuan dan rasa malu apabila masalah kehamilan
itu ketahuan oleh orang tua dan orang lain, maka ditempuh aborsi untuk menghilangkan
janin yang tidak dikehendaki tersebut. Namun tidak jarang pula ada yang melakukan
pernikahan secepatnya agar janin yang dikandung tersebut mempunyai ayah. Perkawinan
ini dalam istilah anak muda dikenal dengan nama MBA (Married By Accident) atau
nikah setelah hamil dahulu. Di dalam sistem hukum Indonesia, perbuatan aborsi dilarang
dilakukan. Bahkan perbuatan aborsi dikategorikan sebagai tindak pidana sehingga
kepada pelaku dan orang yang membantu melakukannya dikenai hukuman. Akan tetapi
walaupun sebagian besar rakyat Indonesia sudah mengetahui ketentuan tersebut, masih
banyak juga perempuan yang melakukan aborsi. Hal ini dapat diketahui dari data-data
yang diajukan oleh para peneliti tentang jumlah aborsi yang terjadi di Indonesia.
6
kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa
ibu atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu.
Ayat (2) :
(a) Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil
tindakan medis tertentu sebab tanpa tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan
janinnya terancam bahaya maut.
(b) Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga yang
memiliki keahlian dan wewenang untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli
kandungan seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan.
(c) Hak utama untuk memberikan persetujuan ada ibu hamil yang bersangkutan kecuali
dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya ,dapat
diminta dari semua atau keluarganya.
(d) Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan
peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan ditunjuk oleh pemerintah.
Ayat (3): Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanan dari pasal ini dijabarkan
antara lain mengenal keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau
janinnya,tenaga kesehatan mempunyai keahlian dan wewenang bentuk persetujuan,
sarana kesehatan yang ditunjuk.
7
2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa
persetujuan ibu hamil tersebut diancam hukuman 12 tahun, dan jika ibu hamil itu
mati diancam 15 tahun
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan
bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara.
4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut seorang
dokter, bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah
sepertiganya dan hak untuk praktek dapat dicabut.
Meskipun dalam KUHP tidak terdapat satu pasal pun yang memperbolehkan
seorang dokter melakukan abortus atas indikasi medik, sekalipun untuk menyelamatkan
jiwa ibu, dalam prakteknya dokter yang melakukannya tidak dihukum bila ia dapat
mengemukakan alasan yang kuat dan alasan tersebut diterima oleh hakim (Pasal 48).
Selain KUHP, abortus buatan yang ilegal juga diatur dalam Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 80: Barang siapa dengan
sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap insan manusia mempunyai hak-hak yang sama dan mutlak yang menjadi dasar
kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian di dunia. Mengingat janin adalah manusia, maka ia
memiliki martabat dan mengembangkan hak-hak asasi yang sama dengan kita, terutama hak
untuk hidup. Menyerang janin dengan aborsi berarti menyerang martabat yang melekat pada
kemanusiaan sesama. Penggunaan aborsi secara ilegal banyak dilakukan oleh remaja. Faktor
yang menjadi penyebab aborsi di Indonesia adalah munculnya rasa takut dan malu karena
adanya kehamilan di luar nikah yang diakibatkan adanya seks bebas. Memberi pengetahuan
mengenai beresikonya melakukan seks pra nikah atau sex bebas adalah salah satu metode
paling tepat untuk menurunkan resiko kehamilan di luar nikah dan aborsi. Di Indonesia,
aborsi dianggap ilegal kecuali atas alasan medis untuk menyelamatkan nyawa sang ibu.
Beberapa pasal yang mengatur aborsi terdapat dalam UU Nomor 23 tahun 1992 pasal 15 dan
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP): Pasal 299, Pasal 346, Pasal 347, Pasal 348,
Pasal 349, dan Pasal 535.
3.2. Saran
Indonesia merupakan negara yang tidak menyetujui adanya tindakan aborsi. Oleh
karena itu, untuk mengurangi penyalahgunaan tindakan aborsi maka masyarakat terutama
remaja harus bisa menggunakan perkembangan iptek sebaik-baiknya, pihak keluarga yang
harusnya memperhatikan perkembangan seorang anak, sekolah juga berperan dalam
melakukan sosialisasi, dan menindak tegas oknum – oknum yang menjalankan praktek
untuk aborsi.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://bidanshop.blogspot.co.id/2010/04/unwanted-pregnancy-dan-aborsi.html
10