Anda di halaman 1dari 5

Angkatan / Subkelompok : XXVI/I

Anggota : 1. Kadek Dwi Cynthia Rani, A.Md. Keb

2. Desy Suhartinah, A.Md. Kep

3. Eka Purnamasari, A.Md. Kep

4. Ida Kurnia Sari, A.Md. RMIK

TUGAS KELOMPOK
ANALISIS KASUS PRAKTIK JUAL BELI JABATAN ASN KABUPATEN PROBOLINGGO
TERKAIT MANAJEMEN ASN, WHOLE OF GOVERNMENT, DAN PELAYANAN PUBLIK

A. DESKRIPSI RUMUSAN KASUS

Praktik jual beli jabatan kembali menjadi sorotan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) menggelar operasi tangkap tangan terhadap Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo
Kumolo menyesalkan masih adanya praktik jual beli jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Ada dugaan kasus suap yang terjadi di Probolinggo untuk mengisi posisi kepala desa.
Tjahjo menjelaskan, telah ada lembaga yang khusus mengawasi pengisian jabatan di instansi
pemerintah yakni Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
Meskipun begitu, ia mengakui bahwa sistem pengisian jabatan di luar jabatan pimpinan
tinggi (JPT) perlu dibenahi. Saat ini, Kementerian PANRB tengah mengakselerasi
transformasi ASN di berbagai aspek, salah satunya aspek pengisian jabatan. Mantan
Mendagri ini juga mengingatkan konsekuensi dari ASN yang terlibat kasus tindak pidana
korupsi. Salah satunya akibat dari kasus jual beli jabatan adalah sanksi pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai ASN jika putusan pengadilan telah inkracht.
Sebagai informasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan OTT sejumlah
pejabat di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Senin (30/8/2021). Dalam OTT tersebut,
KPK menangkap Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminuddin
yang merupakan Wakil Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Nasdem. Mereka diduga
terlibat dalam kasus suap terkait seleksi jabatan di Pemerintah Kabupaten Probolinggo pada
2021. Adapun barang bukti yang saat ini telah diamankan, di antaranya berbagai dokumen
1
dan uang sejumlah tiga ratus enam puluk dua koma lima ( Rp 362,5) juta. Jumat (3/9/2021),
penyidik KPK memeriksa 17 tersangka suap jual beli jabatan di Mapolres Probolinggo. Pada
Sabtu (4/9/2021), 17 tersangka tersebut ditahan oleh KPK. Mereka adalah aparatur sipil
negara (ASN) Pemkab Probolinggo yang diduga memberi suap demi mengisi posisi pejabat
sementara kepala desa.
Dalam kasus itu, KPK menduga masing-masing ASN telah menyiapkan Rp 20 juta untuk
diserahkan kepada Puput melalui Hasan dengan perantaraan Doddy dan Ridwan agar
mereka dipilih sebagai pejabat kepala desa. Praktek ini diduga kuat sudah terjadi sejak lama
di kabupaten Probolinggo mengingat keluarga Bupati Puput menerapkan Politik Dinasti.
Sebelumnya Puput menggantikan suami yaitu Hasan Aminuddin yang juga menjabat Bupati
Probolinggo sejak 2003 hingga 2013 bahkan dikabarkan sudah mempersiapkan haknya
sebagai calon bupati probolinggo berikutnya. Dalam masa kepemimpinan Bupati Hasan
sebelumnya sering dilakukan pemutasian ASN untuk kepentingan pribadi yang didasarkan
oleh ketidakloyalan ASN tersebut dalam Pilkada.

B. ANALISIS KASUS TERKAIT MANAJEMEN ASN, WHOLE OF GOVERMENT , DAN


PELAYANAN PUBLIK
1. Manajemen ASN
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional tidak
lepas dari peran sumber daya yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu sumberdaya
manusia, yaitu Pegawai ASN yang mengerti kedudukannya sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik, dan untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, Pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN atau pengaturan profesi pegawai ASN
dalam menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi, untuk menghasilkan
ASN yang profesional, memiliki dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.Adapun hal buruk atau implementasi yang tidak
sesuai manajemen ASN antara lain:
a. Penyalahgunaan wewenang karena merekrut kepala daerah tidak sesuai dengan
persyaratan perundang undangan.
b. Tidak menerapkan nilai Ketuhanan dalam menjalankan tugas yang sudah
diamanahkan kepadanya, yakni dengan melanggar sumpah jabatan.
c. Perekrutan Kepala Desa seharusnya berdasarkan kompetensi bukan untuk
diperjualbelikan untuk keuntungan pribadi ( tindakan korupsi dalam bentuk suap)
2
d. Tidak melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan jujur.
e. Memutasi ASN berdasarkan kepentingan pribadi ( tidak loyal dalam Pilkada)
2. Whole Of Goverment
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari seluruh sektor
dalam ruang lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Whole of
Government (WoG) dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama
dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu- isu tertentu. Adapun
Implementasi baik atau buruk WoG dalam kasus ini antara lain:
a. Pemilihan kepala desa yang tidak sesuai alur dan aturan lelang yaitu
memperjualbelikan pengisian jabatan kepala desa melalui perantara seorang camat
, dimana seharusnya pengisian jabatan kepala daerah tersebut diusulkan oleh camat
kepada bupati untuk melaksanakan lelang kompetensi sesuai aturan yang berlaku.
b. Tindakan suap atau korupsi yang terjadi selama dua dekade, menyebabkan kerugian
dibanyak sektor seperti meningkatnya pengangguran dan meningkatnya kasus
stunting seperti yang dilontarkan oleh ibu Sri Mulyani yaitu,“Transfer Keuangan dari
APBN ke Kabupaten Probolinggo sejak 2012-2021 mencapai Rp 15,2 Triliun. Dari Rp
959 miliar (2012) menjadi Rp 1,857 Triliun (2021). Total Dana Desa sejak 2015-
2021 mencapai Rp 2,15 Triliun untuk 325 Desa. Masing-masing desa rata-rata
mendapat Rp 291 juta (2015) naik 3,5 kali menjadi Rp1,32 milyar (2021). Anak usia
dibawah 2 tahun yang mengalami kurang gizi (stunting) naik dari 21,99% (2015)
menjadi 34,04% (2019). 3,5 anak dari 10 anak kurang gizi..! Pengangguran terbuka
naik dari 2,89% (2015) menjadi 4,86% (2021) Kemiskinan turun 20,98% (2015)
menjadi 18,61% (2020). Hampir satu dari 5 penduduk masih miskin.”
c. Pemutasian ASN seharusnya sesuai dengan aturan yang berlaku bukan
berdasarakan kepentingan pribadi (ketidakloyalan ASN dalam Pilkada)
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan sesuai aturan dan tata
cara yang ditetapkan untuk memberikan kepuasan kepada penerima layanan.Dalam
pemberian pelayanan publik ada etiket suatu ketentuan tidak tertulis yang mengatur
tindak dan gerak ASN dalam memberi pelayanan, meliputi politeness (kesopanan).
Respectful (menghormati), attentive (kesopanan), cooperatif (kerjasama), tolerance

3
(toleransi) , Informality (bersahabat) dan self control (pengendalian diri). Adapun yang
terkait dengan pelayanan publik antara lain:
a. Tidak adanya keterbukaan, perbaikan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
perekrutan kepala daerah sesuai peraturan perundang- undangan sehingga ada celah
dalam penyalahgunaan, hal inilah yang menyebabkan kepercayaan masyarakat
kepada instansi pemerintah semakin berkurang.
b. Dalam menjalankan pemerintahan nya seorang bupati atau kepala daerah perlu
memiliki self control ( pengendalian diri) terhadap kekuasaan dan
jabatannya,menjalankan pelayanan kepada masyarakata yang menjadi amanahnya
sesuai tanggung jawab dan wewenangnya.
c. Dalam menjalankan pemerintahan seorang kepala daerah akan bekerjasama dengan
semua sektor didalam pemerintahan nya, misalnya sektor kesehatan, bila tidak
dilakukan dengan benar, kerjasama akan menghasilkan output yang merugikan
contohnya peningkatan stunting di Kabupaten Probolinggo.
d. Masyarakat yang belum bisa melaporkan secara langsung adanya dugaan tindakan
korupsi seperti yang terjadi didalam politik dinasti pemerintahan bupati probolinggo.

C. UPAYA UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN YANG BAIK


DAN MEMPERBAIKI YANG SALAH
1. Keterbukaan, perbaikan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan perekrutan Kepala
Daerah sesuai peraturan perundang- undangan supaya tidak ada celah dalam
penyalahgunaan.
2. Memberikan hukuman pidana yang setimpal dengan perbuatan yang dilakukan Aparatur
Sipil Negara yang terbukti korupsi secara sah harus dicopot dan tidak boleh lagi diberikan
kesempatan menjadi ASN
3. Menciptakan suatu sistem inovasi yang mampu mendukung transparansi dalam
menjalankan pemerintahan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Contohnya
whistleblowing system (WBS) sehingga masyarakat bisa melaporkan perbuatan tindak
pidana korupsi yang terjadi dalam organisasi tempat bekerja atau pihak terkait lainnya yang
memiliki akses informasi memadai atas terjadinya dugaan tindak pidana korupsI.
4. Melaksanakan kerjasama dengan seluruh sektor dalam pemerintahan sesuai peraturan
dengan memegang teguh etiket suatu ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak dan
gerak ASN dalam memberi pelayanan, meliputi politeness (kesopanan). Respectful
(menghormati), attentive (kesopanan), cooperatif (kerjasama), tolerance (toleransi) ,
informality (bersahabat) dan self control (pengendalian diri).

4
D. DAFTAR REFERENSI
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210901184541-12-688525/eks-
komisioner-kasn-ungkap-jual-beli-jabatan-rp120-triliun
https://video.kompas.com/view/1761592/kasus-jual-beli-jabatan--kpk-
tetapkan-22- tersangka-pasca-ott-bupati-probolinggo-dan-
suaminya?clickout=articleplayer.

https://money.kompas.com/read/2021/09/01/184242626/sesalkan-asn-terlibat-
praktik-jual- beli-jabatan-menteri-tjahjo-sistem

Anda mungkin juga menyukai