Kelompok 3 Kelas G
Caroline 190424721
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang
telah diberikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Paper ini akan
mengulas mengenai “Aborsi Hasil Pemerkosaan Dilihat dari Perspektif HAM”.
Makalah berjudul “Aborsi Hasil Pemerkosaan Dilihat dari Perspektif HAM” ini
telah kami susun dengan semaksimal mungkin, serta mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber, maka dari itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pengajar dan berbagai narasumber yang membantu memberikan pemikirannya, atau
dukungannya atas terbitnya makalah ini.
Sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan maka kami mohon maaf apabila
dalam pemulisan paper ini banyak terdapat kekurangan. Demi memperbaiki kesalahan
dalam pembuatan makalah ini, kami memohon bantuan dalam bentuk kritik dan saran
yang akan diterima dengan senang hati. Demikian kata pengantar kami sampaikan.
Terimakasih
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pergaulan bebas yang melibatkan laki – laki dan perempuan terutama anak
muda sudah sangat meresahkan dan mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti melemahnya penerapan nilai – nilai keagamaan dalam
kehidupan, kurangnya edukasi pada anak muda mengenai dampak pergaulan bebas,
dan perkembangan teknologi informasi yang memudahkan akses ke berbagai macam
situs yang tidak mendidik. Salah satu dampak dari pergaulan bebas ini adalah
kehamilan yang tidak diinginkan yang berujung pada aborsi. Berdasarkan hasil
penelitian Guttmacher Institute, sebesar dua juta kasus aborsi terjadi setiap tahunnya di
Indonesia. Angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan aborsi di negara asia
lainnya.
Aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan
dan keselamatan seorang wanita secara fisik, namun juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia
psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS.
Banyak risiko yang mengancam wanita jika melakukan tindakan aborsi, namun ada
kondisi dimana wanita diharuskan atau dianjurkan atau diijinkan melakukan tindakan
aborsi dikarenakan kondisi kesehatan baik sang ibu ataupun sang calon bayi atau
karena korban perkosaan.
4
atau mengancam nyawa dan Kesehatan janin ) dan kehamilan akibat perkosaan yang
menimbulkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. Legalisasi aborsi bagi korban
pemerkosaan ini bertujuan untuk melindungi masa depan korban pemerkosaan
sekaligus sebagai realisasi penegakan Hak Asasi Manusia. Wanita korban
pemerkosaan bebas menentukan suatu atas dirinya termasuk menyangkut kehamilan
yang tidak diinginkan tersebut.
Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Aborsi
Aborsi dalam bahasa Latin disebut abortus atau banyak orang awam
mengenalnya sebagai keguguran adalah ini merupakan terjadinya kematian janin atau
keluarnya hasil konsepsi atau janin sebelum usia kehamilan 20 minggu. Sedangkan
menurut KBBI, aborsi adalah pengguguran kandungan. Aborsi dapat terjadi secara
spontan ataupun secara sengaja, aborsi yang terjadi secara spontan disebut sebagai
suatu keguguran sedangkan aborsi yang dilakukan secara sengaja disebut aborsi
induksi atau provokaturs. Prosedur aborsi dapat atau boleh dilakukan hanya dalam
beberapa kondisi tertentu, kejadian yang tindak dingikan seperti keguguran,
pertumbuhan janin yang tidak normal dan dapat mengancam kesehatan bahkan nyawa
dari ibu itu sendiri, atau hamil karena pemerkosaan dan ada bukti dari tindakan
pemerkosaan. Tujuan dari aborsi ini tidak lain yaitu membunuh atau mengeluarkan
janin yang ada didalam kandungan sebelum siap untuk dikeluarkan dari kandungan,
dan dalam pembahasan aborsi dalam hal pemerkosaan tujuannya tidak lain adalah
menyelamatkan kehidupan dari korban pemerkosaan yang memiliki tekanan dan
trauma dengan mengeluarkan janin yang tidak diinginkan.
Di Indonesia aborsi dilarang melalui berbagai macam undang-undang mulai
dari undang-undang Kesehatan no 36 tahun 2009 Pasal 75 ayat 1 yang berbunyi “Setiap
orang dilarang melakukan aborsi” dan undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia dimana aborsi merupakan salah satu bentuk melawan undang-
undang tersebut karena dalam undang-undang tersebut setiap manusia memiliki hak
untuk hidup tetapi janin didalam kandungan secara sengaja dibunuh.
6
Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts, Hak asasi
manusia adalah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
memiliki hak yang melekat pada dirinya karena merupakan seorang manusia. Hak asasi
manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya
universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi,
saling berhubungan dan saling bergantung. Secara konseptual, hak asasi manusia dapat
dilandaskan pada keyakinan bahwa hak tersebut ‘’dianugerahkan secara alamiah" oleh
alam semesta, Tuhan, atau nalar.
Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia adalah
penghormatan kepada manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Masa Esa yang
mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan
dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya
dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan
dirinya serta keharmonisan lingkungannya.
Hak asasi manusia dalam UU 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal
dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak
boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. Selain hak asasi, manusia
juga mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan
terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
7
Pandangan HAM Terhadap Aborsi
Selain itu HAM menentang legalisasi aborsi karena jika aborsi dilegalkan bagi
masyarakat maka akan banyak orang yang melakukan aborsi dengan alasan pribadi
seperti agar orang yang melakukan tidak sengaja hamil diluar nikah dapat memiliki
kebebasan hidup tidak harus bertanggung jawab atas anak yang sudah hidup di
kandungan. HAM hanya melegalkan aborsi ketika aborsi yang dilakukan benar-benar
untuk melindungi keberlanjutan hidup dari anak didalam kandungan tesebut dan ibu
yang mengandungnya. HAM hanya akan melegalkan aborsi untuk beberapa alasan
keberlangsungan hidup saja seperti nyawa ibu yang sedang mengandung, maka HAM
melegalkan aborsi bagi perempuan hamil akibat korban perkosaan, HAM melegalkan
karena korban perkosaan yang sampai hamil harus dilindungi dari gangguan psikologis
dan trauma sosial yang membuatnya harus menanggung akibat dari perlakuan laki-laki
8
tidak bertanggung jawab agar kedepannya tidak mengganggu nyawa seorang ibu
tersebut karena terjadid tekanan psikologis dan sosial akibat kejadian tersebut.
Jadi korban perkosaan dapat melakukan aborsi jika memang korban merasa
keberatan untuk membesarkan anak tersebut karena trauma yang dialaminya, dan bagi
korban perkosaan dapat memberikan bukti kepada pihak yang berwajib mengenai
bukti dan surat-surat pendukung yang menyatakan bahwa seseorang tersebut pernah
menjadi korban perkosaan akan diperbolehkan melakukan aborsi jika kondisi korban
memungkinkan. Dan bagi korban perkosaan akan diberikan bimbingan konseling
sebelum dan sesudah menjalankan aborsi.
9
Hukum Aborsi dalam Undang Undang
Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) :
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia
seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani
pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang
lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana.
10
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut
hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan
tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang
11
demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aborsi dalam KBBI memiliki arti pengguguran kandungan. Tujuan dari aborsi
adalah untuk membunuh atau mengeluarkan janin yang ada didalam kandungan
sebelum siap untuk dilahirkan. Di Indonesia sendiri aborsi telah dilarang melalui
berbagai macam undang- undang mulai dari UU Kesehatan no 36 tahun 2009 Pasal 75
ayat 1, UU nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, dll. Proses aborsi ini melanggar Hak
Asasi Manusia yang melekat pada diri manusia sejak ada didalam kandungan, karena
HAM tidak dapat dicabut ataupun dibagi ke orang lain sehingga HAM berlaku
kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun.
13
Pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) yaitu:
Pasal 229 :Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani
pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314 :Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
Pasal 342 :Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343 :Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang
lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana.
Pasal 346 :Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
14
Pasal 349 : Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535: Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
Saran
Berdasarkan pada hasil makalah kelompok kami, maka saran yang dapat kelompok
kami sampaikan adalah sebagai berikut:
15
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/272052-aborsi-dalam-perspektif-hak
asasi-manusi-ad6a2675.pdf
Firdawaty, Linda (2018). Aborsi dalam Perspektif Hak Asasi Manusia dan Hukum
Islam (Analisis terhadap Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi). Al-'Adalah, 107-130.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1999/39TAHUN1999UU.htm
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_2009_Kesehatan.pdf
16