Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS ABORSI

KELOMPOK 8

Disusun oleh:

1. Laras imaningtyas

2. Dhea anggraeni syahputri

3. Fanessa afreya ika putri

4. Vidia dwi yatmasari

5. Aghnez dina maulaniy

6. Ervin ocha eka saputra

7. David prerana

8. Muhammad trisno

9. Ahmad fiqri

10. Zimamullah hadiyatullah nasution


KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas

karunia yang telah dilimpahkan kepada kami selaku penyusun sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah yang  berjudul ”Makalah Pandangan Agama

Terhadap Kasus Aborsi”.

            Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat memperdalam dan

sekaligus melatih mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada

waktu kuliah dengan kondisi yang sesungguhnya.

            Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,karena itu saran

dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Atas tersusunnya makalah

ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBHASAN

2.1 Pengertian aborsi

2.2 Efek aborsi

2.3 Resiko aborsi

2.4 Dampak aborsi

2.5 Hukum aborsi menrut undang undang

2.6 Menurut islam

2.7 Aborsi menurut kristiani

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Kritik dan saran


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat dan menjadi

perbincangan di berbagai kalangan masyarakat, di banyak tempat dan di

berbagai negara, baik itu di dalam forum resmi maupun forum-forum non-

formal lainnya. Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui

penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi

dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan

masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan

dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian

aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang

ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat. Diperlukan

adanya agama sebagai pedoman dalam berperilaku di lingkungan masyarakat.

Pandangan agama mengenai aborsi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya

aborsi.

1.3 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksut aborsi?

2. Apa saja efek dan resiko dari aborsi?

3. Apa dampak dari aborsi?

4. Apa hukum aborsi menurut undang-undang?

5. Bagaimana pandangan agama mengenai aborsi?


1.2 tujuan

Tujuan pembuatan makalah tentang Aborsi ini, khususnya adalah

untuk Menambah wawasan  kami yang menulis dan umumnya bagi

semua orang yang membaca makalah tentang aborsi ini bisa

mengetahui apa akibat dari aborsi itu sendiri.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian aborsi

Aborsi adalah  Berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat

tertentu ) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar

kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Aborsi itu

sendiri dibagi menjadi dua, yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi

spontan adalah aborsi yang terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari

luar ( buatan ) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan aborsi buatan

adalah aborsi yang terjadi akibat adanya upaya - upaya tertentu untuk

mengakhiri proses kehamilan.

Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi secara prematur dari

uterus─embrio, atau fetus yang belum dapat hidup.(Dorland, 2002). Dengan

kata lain, aborsi adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20

minggu yang mengakibatkan kematian janin.

Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi secara

alami, tanpa intervensi tindakan medis (aborsi spontanea), dan aborsi yang

direncanakan melalui tindakan medis dengan obat-obatan, tindakan bedah, atau

tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina (aborsi provokatus).

(Fauzi, et.al., 2002)


2.2 Efek Aborsi

Pada kasus aborsi terdapat efek dari aborsi. Efek aborsi di bagi menjadi 2 yaitu :

1. Efek Jangka Pendek

 Rasa sakit yang intens

 Terjadi kebocoran uterus

 Pendarahan yang banyak

 Infeksi

 Bagian bayi yang tertinggal di dalam

 Shock/Koma

 Merusak organ tubuh lain

 Kematian

2. Efek Jangka Panjang

 Tidak dapat hamil kembali

 Keguguran Kandungan

 Kehamilan Tubal

 Kelahiran Prematur

 Gejala peradangan di bagian pelvis

 Hysterectom
2.3 Resiko aborsi

Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan

maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa

seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung

boleh pulang “. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi

berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.

Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada

saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;

 Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

 Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan

cacat pada anak berikutnya.

 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada

wanita).
 Kanker indung telur (Ovarian Cancer).1

 Kanker leher rahim (Cervical Cancer).2


2.4 Dampak Aborsi

1.      timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan

merusak organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.

2.      Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi

karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi

juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk

memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.

3.      Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam

rahim.

4.      Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi

beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak

normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa

itu dapat berubah menjadi kanker.

2.5 HUKUM ABORSI MENURUT UNDANG – UNDANG

Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-

undang Hukum Pidana (KUHP) :

Pasal 229

1.      Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau

menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan,

bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan

pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu

rupiah.
2.      Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia

seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3.      Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani

pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 314

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat

anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa

anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara

paling lama tujuh tahun.

2.6 Aborsi Menurut Islam

a.       Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama

bagi kehidupan manusia. Allah berfirman: “Kami menurunkan Al-Quran

kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu.” (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa

ayat-ayat yang terkandung didalam Al-Quran mengajarkan semua umat tentang

hukum yang mengendalikan perbuatan manusia.

b.      Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi

boleh dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang

menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat

yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh  sesama

manusia adalah sangat mengerikan.


c.       Pertama: Manusia  - berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang

mulia.

Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali

ayat-ayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah

berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.”(QS

17:70)

d.      Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua

orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan

semua orang.

Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain,

memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah:  “Barang siapa yang

membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan

hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan

dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara

keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara

keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32)

e.       Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak

memiliki uang yang cukup atau takut akan kekurangan uang.

Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya

masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia

merencanakan untuk menggugurkan kandungannya. Alangkah salah

pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah yang bunyinya:


“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah

yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya

membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (QS 17:31)

f.       Keempat: Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan

terhadap perintah Allah.

Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan

dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan

medis dikenal dengan istilah “abortus provokatus kriminalis” yang merupakan

tindakan kriminal – tindakan yang melawan Allah. Al-Quran menyatakan:

“Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah

dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum

mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau

diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu

penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan

yang pedih.” (QS 5:36)

g.      Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.

Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita.

Al-Quran menyatakan:”Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai

diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.”(QS:

53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah

yang dibunuh dalam proses aborsi.


2.7 Aborsi Menurut Kristiani

Semua umat Kristiani bisa membaca kembali Kitab Sucinya untuk

mengerti dengan jelas, betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan

seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.

Pertama : Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu

belum memiliki nyawa. 

a.    Kej 16:11 dan Kej 25:21-26 ~ Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu

kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki

dan akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar tentang

penindasan atasmu itu. ~ Berdoalah Ishak kepada Tuhan untuk isterinya, sebab

isterinya itu mandul; Tuhan mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu,

mengandung.  Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia

berkata: “Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?” Dan ia pergi meminta

petunjuk kepada Tuhan.  Firman Tuhan kepadanya: “Dua bangsa ada dalam

kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku

bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan

menjadi hamba kepada anak yang muda.”  Setelah genap harinya untuk

bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.  Keluarlah yang

pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia

dinamai Esau.  Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit

Esau, sebab itu ia dinamai Yakub.  Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu

mereka lahir.
b.    Hos 12:2-3  dan Rom 9:10-13~ Efraim menjaga angin, dan mengejar angin

timur sehari suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka

mengadakan perjanjian dengan Asyur, dan membawa minyak kepada

Mesir.  Tuhan mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan menghukum

Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya

sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. ~ Tetapi bukan hanya itu saja.  Lebih

terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa

leluhur kita.  Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum

melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang

pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan

panggilanNya – dikatakan kepada Ribka: “Anak yang tua akan menjadi hamba

anak yang muda.” Seperti ada tertulis: “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci

Esau.”
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

            Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus

(buatan). Aborsi provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan

menjadi dua, yaitu aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) & aborsi

provokatus kriminalis (buatan ilegal).

 Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat

dalam dua undang-undang yaitu KUHP & UU Kesehatan.

 Dalam KUHP & UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi

(pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan

aborsi buatan legal (terapetikus atau medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.

Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat

melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut

melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh,

karena operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami.

Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya

saja, minimal usia kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak

masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin

( melahirkan ) yang tidak alami.

Selain itu menurut pandangan agama aborsi merupakan perilaku yang

tidak terpuji karena menimbulkan dosa dan juga menimbulkan banyak dampak

negatif bagi wanita.


3.2 KRITIK DAN SARAN

Dalam  pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan dan demi

kesempurnaan makalah kami mengharap kritik dan saran agar pembuatan

makalah selanjutnya kami bisa lebih baik dan cermat.


DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L. M., & Sayono. (2015). Faktor Risiko Kejadian Abortus (Studi di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang). J. Kesehat. Masy. Indones., 10 (1), 23-9.

Arffin, F., H., F., Al-Bayaty, & Hassan, J. (2012). Environmental tobacco smoke and
stress as risk factors for miscarriage and preterm birth. Arch Gynecol Obstet , 286,
1187-91.

Bergella, V. (2007). Obstetric Evidence Based Guidelines. England: Informa Healthcare.

Cengiz, H., Dagdeviren, H., Kanawati, A., Yasar, L., Ekin, M., Yesil, A., et al. (2016).
Ischemia-modified albuminn as an oxydative stress biomarker in early pregnancy loss.
J Matern Fetal Neonatal Med. , 29 (11), 1754-7.

Cunningham. (2014). William Obstetrics (24th Edition ed.). United States: McGraw
Hills.

Darmawati. (2015). Mengenali Abortus dan Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Abortus. idea Nursing Journal , 2 (1), 12-7.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap


Tahun 2014. Cilacap: Dinas Kesehatan Cilacap.

Dinkes, J. (2008). Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang, Jawa tengah.

Edmonds, D. K. (2012). Dewhurst's Textbook of Obstetrics & Gynaecology (8th Edition


ed.). UK: Wiley-Blackwell.

Edward, T, A., & D D, B. (2012). Periconceptial over-the-counter nonsteroidal anti-


inflammatory drug exposure and risk for spontaneus abortion. 210 (1), 113.

Hacker, N. F. (2010). Essential of Obstetrics and Gynecology (5th Edition ed.).


Philadelphia: Saunders Elsevier.

Hardjito, K., Budiarti, T., & Nurika, Y. M. (2011). Perbedaan Kejadian Abortus
Berdasarkan Paritas di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri. Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes , 2 (2), 91-6.

Hudson. (2010). Reproductive outcomes for survivors of childhood cancer. Obstet


Gynecol , 116, 1170.

Anda mungkin juga menyukai