ABORSI
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4
1. ERIK MUSTOFA
2. EVI YUNITA
3. HIRA BAITI
4. MUHAMMAD AFDHOL ZULFIKRI
5. SINTHYA WULANDARI
Kampus : Jl. Kubah Putih No. 7 Rt.001/014 Kel. Jatibening Kec. Pondok Gede
Kota Bekasi
Telp: 021-8690.1352
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
kekuatan, kemudahan petunjuk, bimbingan, dan perlindungan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini disusun
sebagai tugas mata kuliah Etika Hukum Kesehatan. Kelompok menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki oleh kami dalam makalah ini, olehnya itu diharapkan saran dan masukan
yang sifatnya dapat membangun dan menambah pengetahuan kami
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………..….5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Abortus……………….……………………………………………………..…6
B. Klasifikasi Abortus………………..……………………………………………………
7
A. Kesimpulan ……………………………………….……………………..……………15
B. Saran……………………………...……………………..…………………………….15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………....………16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang diatur dalam KUHP yang berlaku di Indonesia
adalah masalah aborsi, dan saat ini telah diatur lebih lanjut dalam undang-undang
kesehatan nomor 36 tahun 2009. Masalah aborsi atau lebih dikenal dengan istilah
pengguguran kandungan, keberadaannya merupakan suatu fakta yang tidak dapat
dipungkiri dan bahkan menjadi bahan bahasan yang menarik serta dilema yang
saat ini menjadi fenomena sosial.
4
cukup pelik, karena menyangkut banyak aspek kehidupan manusia yang berkaitan
dengan etika, moral dan agama serta hukum.
UNFPA (United Nation Population Fund) atau PPB ada 4 juta ♀ kehilangan
akses pelayanan kontrasepsi yg berakibat 7 juta kehamilan yg tdk direncanakan
BKKBN (Badan koordinasi Keluarga berencana Nasional) ada 420 rb kehamilan
yg tdk direncanakan.
♦ Klinik Raden Saleh (2019-10 april 2020) terdapat data aborsi sebanyak 2.638
kejadian
♦ Klinik dikawasan Jakarta pusat (2011- februari 2016) terdapat data Aborsi
sebanyak 5400 kejadian
B. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Aborsi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2008).
Abortion dalam kamus inggris Indonesia diterjemahkan dengan pengguguran
kandungan.
Dan Black’s Law Dictionary, kata abortion yang diterjemahkan menjadi
aborsi dalam bahasa Indonesia mengandung arti: “The Spontaneus or articialy
induced explusion of an embrio of featus. As used in illegal context refers to
induced abortion”. Keguguran dengan keluarnya embrio atau fetus tidak semata-
mata karena terjadi secara alamiah, akan tetapi
juga disengaja atau terjadi karena adanya campur tangan (provokasi) manusia.
Menurut A, Rosenfeld/S.Iden, dikatakan dipandangnya dari segi medis-
teknis, aborsi paling mudah dilakukan dalam trisemester pertama kehamilan,
dan metode yang banyak dilakukan adalah kuret isap (suction curettage). Dari
12-20 minggu biasanya dipakai metode dilatasi. Metode lain yang banyak
dilakukan adalah banyak dipergunakan setelah minggu ke 20 adalah installation
abortion dimana cairan yang mematikan si fetus disuntikan kedalam rongga
amnion, lalu si Rahim dikeluarkan secara alami. Aborsi trisemester kedua
keatas biasanya dilakukan di dalam rumah sakit agar setiap komplikasi yang
timbul segera dapat ditangani.
Ensiklopedi Indonesia memberikan penjelasan bahwa abortus diartikan
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum
janin mencapai berat 1.000 gram.
Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adlaah suatu
kelahiran dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar
kandungan. Pada umumnya janin yang keluar itu sudah tidak bernyawa lagi.5
Sedangkan secara yuridis abortus provokatus kriminalis adalah setiap
penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa
6
memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam
keadaan mati atau hidup.
B. Klasifikasi Abortus
Menurut Mochtar Rustam abortus dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanisme
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor ilmiah. Abortus
ini terbagi lagi menjadi :
a. Abortus Kompletus ( keguguran lengkap) adalah seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan, sehingga rongga rahim kosong.
b. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan plasenta.
c. Abortus Insipiens ( keguguran sedang berlangsung ) adalah abortus yang
sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba.
d. Abortus Iminens ( keguguran membakat ) adalah keguguran membakat dan
akan terjadi.
e. Missed Abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
f. Abortus Habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran
berturut-turut 3 kali atau lebih.
g. Abortus Septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya kedalam peredaran darah atau peritoneum.
2. Abortus Provokatus
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a. Abortus Medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortus Kriminalis
7
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.
9
D. Pro dan Kontra Aborsi
Aborsi telah diatur dalam Pasal 75, Pasal 77, dan Pasal 194 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (“UU Kesehatan”). UU
Kesehatan memberikan ruang untuk aborsi dengan alasan tertentu.
Pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan memberikan dua alasan untuk dapat
dilakukannya aborsi, yaitu:
1. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan.
2. Bagi korban pemerkosaan.
11
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling
banyak Rp1 miliar.
Mengenai aborsi dalam KUHP Bab XIX pasal 346 s/d 349 dinyatakan sebagai
berikut :
12
4. Pasal 349 : jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan pasal 346 ataupun membantu melakukan salah satu
kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam
pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
۞ ُْن اِحْ َسا ًن ۚا َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْواَل َد ُك ْم مِّنْ اِمْ اَل ۗ ٍق َنحْ ن ِ قُ ْل َت َعالَ ْوا اَ ْت ُل َما َحرَّ َم َر ُّب ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم اَاَّل ُت ْش ِر ُك ْوا ِبهٖ َش ْيـًٔا َّو ِب ْال َوالِ َدي
ّ ٰ س الَّتِيْ َحرَّ َم هّٰللا ُ ِااَّل ِب ْال َح ۗ ِّق ٰذلِ ُك ْم َو
صى ُك ْم َ ِش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط ۚ َن َواَل َت ْق ُتلُوا ال َّن ْف َ َنرْ ُزقُ ُك ْم َو ِايَّا ُه ْم َۚواَل َت ْق َربُوا ْال َف َواح
ِبهٖ لَ َعلَّ ُك ْم َتعْ قِلُ ْو َن
13
tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah
kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan
kepadamu agar kamu mengerti.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik
secaara spontan atau disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu atau
sebelum janin diberi kesempatan untuk hidup.
Aborsi merupakan tindakan yang melanggar hukum dan tidak
dibenarkan dalam kondisi apapun kecuali untuk kemaslahatan. Hal ini
sudah diatur dalam hukum negara.
Aborsi memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi seseorang
yang melakukannya baik dari segi Kesehatan maupun sosial selain itu
aborsi yang tidak memenuhi syarat dan tidak dilakukan oleh ahlinya dapat
mengakibatkan komplikasi-komplikasi yang sangat berbahaya bahkan
dapat menyebabkan kematian.
B. Saran
Seorang tenaga medis harus lebih sering memberikan Pendidikan
Kesehatan tentang Aborsi dan dampaknya terhadap Kesehatan sehingga
masyarakat dapat pengetahuan dan memiliki persepsi yang benar akan hal
tersebut dan diharapkan dapat menurunkan angka kejadian aborsi baik
secara llegal maupun illegal.
15
DAFTAR PUSTAKA
Tiar, Estu dkk. 2011. Manajemen Aborsi Inkomplet. Modul Kebidanan/WHO, Edisi
2 Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
16