Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ABORTUS PROVOCATUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas MK Kegawatdaruratan

Dosen pengampuh: Sariani,Amd,.SKM.M.Kes

Disusun Oleh :
1. Evita sari
2. Nadia mayang sari
3. Tri damayanti
4. Reliska nasution
5. Wulan upiani

Akademi Kebidanan Baruna Husada


Sibuhuan
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul
“ABORTUS PROVOCATUS”

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami.

Sibuhuan, 26 Juni 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................

Kata Pengantar................................................................................................

Daftar isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

Latar Belakang...................................................................................................

Rumusan Masalah..............................................................................................

Tujuan................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

Definisi abortus provocatus...............................................................................

Penyebab............................................................................................................

Diagnosis...........................................................................................................

Aspek hukum.....................................................................................................

BAB III ASUHAN............................................................................................

BAB IV PENUTUP..........................................................................................

Kesimpulan........................................................................................................

Saran .................................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Istilah Aborsi disebut juga dengan istilah Abortus Provocatus. Abortus provocatus
adalah pengguguran kandungan yang disengaja, terjadi karena adanya perbuatan manusia
yang berusaha menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan, meliputi abortus
provocatus medicinalis dan abortus provocatus criminalis. Abortus provocatus
medicinalis yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan berdasarkan
alasan/pertimbangan medis. Sedangkan abortus provocatus criminalis yaitu penguguran
kandungan yang dilakukan dengan sengaja dengan melanggar ketentuan hukum yang
berlaku.[ CITATION Sur14 \l 1033 ]

Secara etimologis akar kata aborsi berasal dari bahasa Inggris, abortion (medical
operation to abort a child), dalam bahasa Latin disebut abortus yang berarti gugurnya
kandungan. Sedangkan dalam bahasa Arab, aborsi dikenal dengan istilah imlas atau al-
ijhadl. Secara terminologi aborsi didefinisikan: Pengeluaran (secara paksa) janin dalam
kandungan sebelum mampu hidup hidup di luar kandungan. Hal ini merupakan bentuk
pembunuhan karena janin tidak diberi kesempatan untuk tumbuh di dalam kandungan.
[ CITATION htt \l 1033 ]

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan abortus provokatus?
2. Apa saja penyebab, diagnosis dan aspek hukum abortus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui yang dimaksud dengan abortus provokatus
2. Untuk mengetahui penyebab, diagnosis dan aspek hukum abortus

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Abortus Provokatus


Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu
dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.
Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup di luar kandungan apabila usia
kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram,
walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus
hidup.
Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:
1. Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang
dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud
dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-
syaratnya:
1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan
untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan
penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
2) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis
lain, agama, hukum, psikologi).
3) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga
terdekat.
4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang
memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
5) Prosedur tidak dirahasiakan.
6) Dokumen medik harus lengkap.
2. Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa
adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan
menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.
3. Abortus Provokatus Medisinalis
Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai
dengan perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal
(missed abortion).
4. Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang
tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan
kehamilannya:
1. Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2. Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk
punya anak lagi.
3. Kehamilan di luar nikah.
4. Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi
keluarga.
5. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
6. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar
keluarga).
7. Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga
termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
Cara – cara Abortus Provokatus Kriminalis Kekerasan Mekanik:
1. Umum.
a. Latihan olahraga berlebihan
b. Naik kuda berlebihan
c. Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga
d. Tekanan/trauma pada abdomen
e. Wanita cemas
2. Lokal.
a. Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk ke dalam vagina:
pensil, paku, jeruji sepeda
b. Alat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau
menyemprotkan cairan kedalam uterus untuk melepas kantung
amnion
c. Alat untuk memasang IUD
d. Alat yang dapat dilalui arus listrik
e. Aspirasi jarum suntik
f. Metode hisapan sering digunakan pada aborsi yang merupakan cara
yang ilegal secara medis walaupun dilakukan oleh tenaga medis.
Tabung suntik yang besar dilekatkan pada ujung kateter yang dapat
dilakukan penghisapan yang berakibat ruptur dari chorionic sac dan
mengakibatkan abortus. Cara ini aman asalkan metode aseptic
dijalankan, jika penghisapan tidak lengkap dan masih ada sisa dari
hasil konsepsi maka dapat mengakibatkan infeksi.
2.2 Penyebab Abortus
2.2.1 Karakteristik ibu hamil dengan abortus yaitu:
1. Umur
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih
tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu yang
terlalu muda sering kali secara emosional dan fisik belum matang, selain
pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung
pada orang lain.
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan
kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan
oleh tenaga nonprofesional dapat menimbulkan akibat samping yang serius
seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja
terjadi karena mereka belum matured dan mereka belum memiliki sistem
transfer plasenta seefisien wanita dewasa.
Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka telah
berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai
menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterine.
2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan
janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena
keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan
jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami
peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk
karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
3. Paritas ibu
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin
dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih
baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan
keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
direncanakan.
4. Riwayat Kehamilan yang lalu
Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi
pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan
Llewellyn Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39%
(Wiknjosastro, 2007).

2.2.2 Penyebab dari segi Maternal

Penyebab secara umum:

1. Infeksi akut
2. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
3. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
4. Parasit, misalnya malaria.
5. Infeksi kronis, dll
Penyebab yang bersifat lokal:
1. Fibroid, inkompetensia serviks.
2. Radang pelvis kronis, endometrtis.
3. Retroversi kronis.
4. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus.
Penyebab dari segi Janin:
1. Kematian janin akibat kelainan bawaan.
2. Mola hidatidosa.
3. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

2.3 Diagnosis Abortus


Sekitar 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran, sebagian besar terjadi 5-
6 minggu pertama kehamilan. Wanita mungkin mengalami beberapa pendarahan atau
kram ringan dan USG dilakukan untuk mendeteksi apakah embrio masih hidup.
Kriteria diagnosis keguguran dengan USG bervariasi di seluruh dunia. Di Inggris,
kantung kehamilan kosong dengan diameter lebih dari 20 milimeter diklasifikasikan
sebagai keguguran, sementara di Amerika Serikat diameter 16 milimeter. Jika sebuah
kantung kecil terdeteksi kosong, wanita biasanya disarankan menjalani scan kedua 7
sampai 14 hari kemudian
Diagnosis kehamilan ditegakkan atas dasar adanya tanda kehamilan. Tanda
kehamilan dibagi menjadi 2 yakni:
1. Tanda pasti
Tanda pasti kehamilan antara lain:
 Pada inspeksi didapatkan gerakan janin pada minggu ke 16-18.
 Pada palpasi didapatkan gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin pada
minggu ke 20.
 Pada auskultasi didapatkan detak jantung janin pada miggu ke 18-20.
 Pada pemeriksaan Rontgen didapatkan kerangka fetus pada minggu ke 16.
 Pada pemeriksaan USG didapatkan gestasional sac pada minggu ke 4.
2. Tanda tidak pasti
1. Tanda mungkin (probable signs)
2. Tanda dugaan (presumptive signs)
2.4 Aspek Hukum
Ditinjau dari aspek hukum, pelarangan abortus justru tidak bersifat mutlak.
Abortus buatan atau abortus provokatus dapat digolongkan ke dalam dua golongan
yakni:
1. Abortus buatan legal Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut
syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Populer juga
disebut dengan abortus provocatus therapeticus, karena alasan yang sangat
mendasar untuk melakukannya adalah untuk menyelamatkan nyawa ibu.
Abortus atas indikasi medik ini diatur dalam Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:
PASAL 15
1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu
hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) hanya dapat
dilakukan
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
2. Abortus Provocatus Criminalis (Abortus buatan illegal) Yaitu pengguguran
kandungan yang tujuannya selain untuk menyelamatkan atau menyembuhkan
si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat
dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Abortus golongan ini
sering juga disebut dengan abortus provocatus criminalis karena di dalamnya
mengandung unsur kriminal atau kejahatan. Beberapa pasal yang mengatur
abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP):
PASAL 299
1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak empat pulu ribu
rupiah.
2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau
jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga.
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencaharian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.

BAB III

ASUHAN
Sebagai seorang bidan pada kasus perdarahan awal kehamilan yang harus dilakukan
adalah memastikan arah kemungkinan keabnormalan yang terjadi berdasarkan hasil tanda dan
gejala yang ditemukan, yaitu melalui

a. Anamnesa
 Usia kehamilan ibu (kurang dari 20 minggu).
 Adanya kram perut atau mules daerah atas sympisis, nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
 Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
b. Pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan fisik di dapat:
 Biasanya keadaan umum (KU) tampak lemah.
 Tekanan darah normal atau menurun.
 Denyut nadi normal, cepat atau kecil dan lambat.
 Suhu badan normal atau meningkat.
 Pembesaran uterus sesuai atau lebih kecil dar]i usia kehamilan.
c. Pemeriksaan ginekologi Hasil pemeriksaan ginekologi didapat: Inspeksi vulva untuk
menilai perdarahan pervaginam dengan atau tanpa jaringan hasil konsepsi.
 Pemeriksaan pembukaan serviks.
 Inspekulo menilai ada/tidaknya perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka
atau tertutu, ada atau tidaknya jaringan di ostium.
 Vagina Toucher (VT) menilai portio masih terbuka atau sudah tertutup teraba atau
tidak jaringan dalam cavum uteri, tidak nyeri adneksa, kavum doglas tidak nyeri.
d. Pemeriksaan penunjang dengan ultrasonografi (USG) oleh dokter (Irianti, 2014:
76-77).

Penanganan Secara Umum Antara Lain:

a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda
vital (nadi, tekann darah, pernapasan, suhu).
b. Pemeriksaan tanda-tanda syok (akral dingin,pucat, takikardi, tekanan sistolik

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Abortus provocatus adalah pengguguran kandungan yang disengaja, terjadi karena
adanya perbuatan manusia yang berusaha menggugurkan kandungan yang tidak
diinginkan, meliputi abortus provocatus medicinalis dan abortus provocatus
criminalis.
2. Pengelompokan abortus provokatus
 Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/TherapeuticusAbortus Provokatus
Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal).
Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu.
 Abortus Provokatus Medisinalis Abortus yang mengancam (threatened abortion)
disertai dengan perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal
(missed abortion).
 Abortus Provokatus Kriminalis
3. Ditinjau dari aspek hukum, pelarangan abortus justru tidak bersifat mutlak. Abortus
buatan atau abortus provokatus dapat digolongkan ke dalam dua golongan yakni:
abortus legal dan illegal
4. Diagnosis abortus: Sekitar 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran, sebagian
besar terjadi 5-6 minggu pertama kehamilan.
5. Penyebab abortus :umur, Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, paritas ibu, dll.

4.1 Saran
1. Saran untuk klien
a. Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.
b. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi makanan dengan gizi seimbang.
c. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur sesuai instruksi
dokter.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ genetalianya.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini.
2. Saran untuk bidan
a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
professional sehingga dapat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu
(AKI). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan kemampuan, pengetahuan,
keterampilan, melalui program pendidikan, pelatihanpelatihan, seminar agar
menjadi bidan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan perkembangan ilmu
pengetahuan (IPTEK).
b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu manajemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasari bagi bidan
untuk memecahkan masalah klien dan berbagai kasus.
c. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil mempunyai resiko
untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin, oleh karena itu bidan
diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya tandatanda bahaya kehamilan
dan menganjurkan ibu dan keluarga segerah kepelayanan kesehatan bila
mengalami hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Adil,Ferdinand.”Kajian yuridis tentang pengguguran kandungan karena alasan kesehatan ibu
menurut pasal 299 KUH Pidana”Lex Crimen Vol.I/No.1/JanMrt/2012.

Al-Djufri, Shaleh Muhammad.”Aborsi dalam Perspektif Kedokteran dan Hukum


Islam”.Makassar .2015.

Andriza.“hubungan Umur dengan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Abortu sInkomplit di
Rumah sakit Muhammadiya Palembang 2013”Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No. 1, Juli 2013.

C.Benson Ralph dan Martin L.Pernoll.Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.2013.

Fauziah, Yulia. Obstetri Patologi. Yogyakart: Nuha Medika. 2012. Fathala, Mahmoud dan
Robecca J Cook.”women, Abortion and the new Thecnical and Policy Guidance from
WHO”Competing interests: None declared.Bull World Health Organ 2012;90:712
doi:10.2471/BLT.12.107144.

Feryanto Achmad dan Padlun.Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.2014.


Jannah, Nurul. Buku Ajar Asuhan Kehamilan.Yogyakarta:ANDI. 2012.

Irianti, Bayu dkk. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung Seto.2014.

Kemenkes RI. “Pusat Data dan Informasi Kementrian kesehatan RI” Jakarta. 2014.

Kementrian Agama RI. AL-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung :Jabal. 2010. Mangkuji,
Abetty dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC.2013.

Manriwati. Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta:EGC.2012.

Anda mungkin juga menyukai