ABORTUS
OLEH :
1. MANASE LENDE
2. NUNILA NUBERTA SELAN
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ABORSI” dengan tepat
waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan.Selain itu makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna ,oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .......................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................. 6
BAB IV ............................................................................................................ 16
PENUTUP ...................................................................................................... 16
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
TINJAUUAN PUSTAKA
1. Faktor Fetal
2. Faktor Maternal
b. Infeksi
c. Penyakit Metabolik
Abortus sering dihubungkan dengan adanya penyakit metabolik pada ibu
seperti tuberkulosis, Diabetes Mellitus, Hipotiroidisme, dan
anemia.Anemia dapat mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu
dan janin karena dengan kurangnya kadar hemoglobin maka berkurang
pula kadar oksigen dalam darah. Hal ini dapat memberikan efek tidak
langsung pada ibu dan janin antara lain kematian janin, meningkatnya
kerentanan ibu pada infeksi dan meningkatkan risiko terjadinya
prematuritas pada bayi).
d. Faktor Imunologi
Sindroma Antibodi Fosfolipid adalah gangguan imunologi autoimunitas
yang ditandai dengan adanya antibodi dalam sirkulasi yang melawan
fosfolipid membran dan setidaknya memperlihatkan satu sindroma klinik
spesifik (abortus berulang, trombosis yang penyebabnya tak jelas dan
kematian janin).Penegakkan diagnosa setidaknya memerlukan satu
pemeriksaan serologis untuk konfirmasi diagnosis (antikoagulansia lupus,
antibodi kardiolipin).Pengobatan pilihan adalah aspirin dan heparin
(atau prednison dalam beberapa kasus tertentu).
e. Trauma Fisik
Trauma yang tidak menyebabkan terhentinya kehamilan sering kali
dilupakan.Yang diingat hanya kejadian tertentu yang dapat menyebabkan
Abortus. Namun, sebagian besar abortus spontan terjadi beberapa waktu
setelah kematian mudigah atau janin (Smith, 2015).
3. Faktor Paternal
MK : Ansietas
2.4 Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi dalam desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkonsentrasi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut. Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai
khorialis belum menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsempsi
dapat dikeluarkan seluruhnya. Apabila kehamilan 8 sampai 4 minggu villi
khorialis sudah menembus terlalu dalam sehingga plasenta tidak dapat
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak pendarahdan daripada
plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta tidak lengkap. Peristiwa ini
menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amnion menjadi kurang
oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng (fetus kompresus). Dalam tingkat
lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas pigmenperkamen.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
terjadinya maserasi, kulterklapas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar
karena terasa cairan dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.(Susilowati,
2019)
2.5 Penatalaksanaan
1. Istirahat baring
3.1 Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas pasien berupa nama, alamat, umur, status, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal lahir, nomor RM, diagnosa medis, jenis kelamin.
2) Identitas pengguang jawab berupa nama, alamat, tanggallahir, status,
agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien, jenis kelamin.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien.
2) Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian kondisi kesehatan pasien saat ini.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan kodisi
kesehatan saat ini.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau
tidaknya riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.
1. Pengkajian fungsional Gordon
Perubahan pola kebutuhan dasar manusia sebelum sakit dan
sesudah sakit
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi
3) Pola eliminasi
4) Pola istirahat dan tidur
5) Pola personal hygiene
6) Pola aktivitas
7) Pola kognitif dan persepsi
8) Pola konsep diri
9) Pola hubungan dan peran
10) Pola seksual dan reproduksi
11) Pola penanganan masalah stress
12) Pola keyakinan dan nilai-nilai
D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum dan kesadaran umum
2. Tanda tanda vital berupa tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
3. Pemeriksaan head to toe
E. Pemeriksaan penunjang
1. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan
2-3 minggu stelah kehamilan.
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pendera fisiologis d.d frekuensi
nadi meningkat
2. Ansietas b.d kebutuhan tidak terpenuhi d.d tampak gelisah
3. Risiko syok d.d kekurangan volume cairan
4. Risiko ketidakseimabangan cairan d.d perdarahan
5. Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
3.3 Intervensi Keperawatan
Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Nursalam, 2015).Dalam evaluasi
pencapaian tujuan ini terdapat 3 (tiga) alternatif yang dapat digunakan perawat untuk
memutuskan/menilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana
keperawatan tercapai, yaitu: a. Tujuan tercapai.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Abortus pada usia kehamilan awal pada umumnya disebabkan oleh abnormalitas
zigot, atau plasenta. Dan angka abortus yang disebabkan kelainan kromosom akan
semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Faktor Maternal.
Kelainan anatomi uterus Adanya kelainan anatomi uterus seperti Leiomyoma yang besar
dan multipel atau adanya sinekia uterus (Ashermann Syndrome) dapat meningkatkan
risiko abortus.
Malformasi kongenital yang disebabkan oleh abnormalitas fusi Ductus Müllerii
dan lesi yang didapat memiliki pengaruh yang sifatnya masih kontroversial. Pembedahan
pada beberapa kasus dapat menunjukkan hasil yang positif. Infeksi. Beberapa jenis
infeksi dan hubungannya dengan abortus telah diteliti secara luas, misal: Lysteria
monocytogenes, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum, Toxoplasma gondii, dan
(Herpes simplex, Cytomegalovirus, Rubella) memiliki hubungan yang bervariasi dengan
semua jenis abortus spontan. Data penelitian yang menghubungkan infeksi dengan
abortus menunjukkan hasil yang beragam,sehingga American College of Obstetricians
and Gynecologyst menyatakan bahwa infeksi bukan penyebab utama abortus trimester
awal. Abortus sering dihubungkan dengan adanya penyakit metabolik pada ibu seperti
tuberkulosis, Diabetes Mellitus, Hipotiroidisme, dan anemia.Anemia dapat mengurangi
suplai oksigen pada metabolisme ibu dan janin karena dengan kurangnya kadar
hemoglobin maka berkurang pula kadar oksigen dalam darah. Hal ini dapat memberikan
efek tidak langsung pada ibu dan janin antara lain kematian janin, meningkatnya
kerentanan ibu pada infeksi dan meningkatkan risiko terjadinya prematuritas pada bayi).
Trauma yang tidak menyebabkan terhentinya kehamilan sering kali dilupakan.Yang
diingat hanya kejadian tertentu yang dapat menyebabkan Abortus. Faktor Paternal. Pada
awal abortus terjadi dalam desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Hasil konsepsi pada
abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk, adakalanya kantung amnion kosong
atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (missed aborted). Apabila
mudigah yang mati tidak dikelurakan dalam waktu singkat, maka ia dapat diliputi oleh
lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat
terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amnion menjadi kurang oleh
sebab diserap.
4.2 Saran
disiplin menjalani gaya hidup sehat, makanlah makanan bergizi seimbang serta
mengandung kaya antioksidan, jauhi rokok dan alkohol, serta jangan sembarangan
meminum obat atau jamu-jamuan. Dan saat istri hamil, minta ia memperbanyak istirahat,
jalani pola diet sehat, jangan berlebihan beraktifitas fisik dan berhubungan seksual, serta
kontrol teratur kehamilannya ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Oliver, J. (2018). Tanda dan Gejala Nyeri. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.