DIII KEPERAWATAN
TAHUN
1 AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“AsuhanKeperawatan Abortus”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari selaku dosen
Keperawatan Maternitas.Sesuai dengan tugas yang diberikan.Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari Ibu serta rekan-rekan sekalian sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam makalah ini dan menyempurnakannya sehingga menjadi sumber
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah berperan dalam
penyusunan makalah ini mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian
makalah.Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan dapat
menjadi acuan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
Kelompok3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................... 2
1.4. Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II: TINJAUAN TEORI............................................................................ 3
2.1 Pengertian Abortus............................................................................5
2.2 Penyebab Abortus.............................................................................5
2.3 Patofisiologi......................................................................................8
2.4.Macam macam Abortus ................................................................... 9
2.5. Tabel diagnosa ................................................................................. 16
2.6. Komplikasi ...................................................................................... 18
2.7. Hukum Abortus ............................................................................... 19
2.8. Contoh Laporan kasus ..................................................................... 20
BAB III : PENUTUP........................................................................................ 30
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 30
4.2 Saran.................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan.
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss.Perdarahan
yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester
III disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan
pada kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang
menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan itu sendiri.Dikenal beberapa
batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda,
salah satunya adalah abortus.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak
yang tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi.Sementara itu, dari
kejadian yang diketahui 15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik.
Sekitar 5% dari pasangan yang mencoba hamil akan mengalami keguguran 2 kali
yang berurutan, dan sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran
berurutan. Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam.Sebagian besar studi
menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan.Kalau
dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%.
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari janin,
oleh sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE pada
ibu hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan waspada terhadap
komplikasi yang terjadi.
Pada remaja, remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan
pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka
hadapi. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja
meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk
mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi diri yang
mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru berupaya
keras menyembunyikan segala hal tentang seks, meninggalkan remaja dengan berjuta
tanda tanya yang lalu lalang di kepala mereka.
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat
remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih
memprihatinkan, mereka justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas
seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri.
Tak tersedianya informasi yang akurat dan “benar” tentang kesehatan
reproduksi memaksa remaja bergerilya mencari akses dan melakukan eksplorasi
sendiri.Arus komunikasi dan informasi mengalir deras menawarkan petualangan yang
menantang.Majalah, buku, dan film pornografi yang memaparkan kenikmatan
hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung jawab yang harus disandang dan risiko
yang harus dihadapi, menjadi acuan utama mereka. Mereka juga melalap “pelajaran”
seks dari internet, meski saat ini aktivitas situs pornografi baru sekitar 2-3%, dan
sudah muncul situs-situs pelindung dari pornografi .
Di Indonesia saat ini 62 juta remaja sedang bertumbuh di Tanah Air.
1. 3 Tujuan
A. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang abortus dan
penatalaksanaan dari abortus.
B. Tujuan khusus
1. Menjelaskan pengertian abortus
2. Menjelaskan penyebab abortus
3. Menjelaskan patofisiologi abortus
4. Menyebutkan macam-macam abortus
5. Menjelaskan diagnosa banding perdarahan kehamilan muda
6. Menjelaskan komplikasi akibat abortus
1. 4 Manfaat
a. Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari abortus.
b. Bagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan agar dapat melakukan
penatalaksanaan abortus.
c. Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang abortus khususnya bagi institusi
kesehatan agar dapat mengetahui tentang abortus dan penatalaksanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
21 Pengertian Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo, 2009).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode
obat-obatan atau bedah, (Morgan, 2009).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut
abortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000
gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk
abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir beratnya antara
500 – 999 gram disebut juga dengan immature.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diuar kandungan, (prawirohardjo, 2010).
22 Penyebab Abortus
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.
Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada
kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
1) Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus
dini dan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang
sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan
pula kelainan kromosom seks.
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. Endometrium
belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi.Bisa juga karena gizi ibu kurang
karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol.
Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol,
kafein, dan lainnya.
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri.Hubungan seksual
khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan
riwayat keguguran yang berkali-kali.
6. Faktor-faktor hormonal.
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab
terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih funngsi korpus luteum dalam produksi hormon.
7. Sebab-sebab psikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.
8. Penyebab dari segi Maternal
1) Penyebab secara umum:
(1) Infeksi
a. Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
b. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
c. Parasit, misalnya malaria.
(2) Infeksi kronis
a. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
b. Tuberkulosis paru aktif.
c. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
d. Penyakit kronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat, penyakit
jantung, toxemia gravidarum
e. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
f. Trauma fisik.
2) Penyebab yang bersifat lokal:
(1) Fibroid, inkompetensia serviks.
(2) Radang pelvis kronis, endometrtis.
(3) Retroversi kronis.
(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus.
Risiko infeksi
Kekurangan
volume cairan
B. Penanganan abortus komplit :
(1) Tidak perlu evaluasi lagi.
(2) Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
(3) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
(4) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
(5) Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
5. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut. Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab abortus
spontan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap
antigen lymphocyte trophoblast cross reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah
atau tidak ada akan mengalami abortus.
a. Diagnosa abortus habitualis adalah :
(1) Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mulas.
(2) Ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah.
(3) Timbul mulas yang selanjutnya diikuti dengan melakukan pemeriksaan
vaginal tiap minggu.
(4) Penderita sering mengeluh bahwa ia telah mengeluarkan banyak lender dari
vagina
(5)Diluar kehamilan penentuan serviks inkompeten dilakukan dengan
histerosalfingografi yaitu ostium internum uteri melebar lebih dari 8 mm.
b. Penanganannya terdiri atas :
(1) Memperbaiki keadaan umum.
(2) Pemberian makanan yang sempurna.
(3) Anjuran istirahat cukup banyak.
(4) Larangan koitus dan olah raga.
(5)Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon tiroid, dan
lainnyamungkin hanya mempunyai pengaruh psikologis.
6. Missed abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau
lebih, maka keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar kematian janin kadang-
kadang ada perdarahan per vaginam sedikit hingga menimbulkan gambaran abortus
imminens.
Kalau tidak terjadi abortus dengan pitocin infus ini,sekurang kurangnya terjadi
pembukaan yang memudahkan curettage. Dilatasi dapat juga dihasilkan dengan
pemasangan laminaria stift.
(1) Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan
macerasi janin.
(3) Gejala-gejala lain yang penting tidak ada, hanya ammenorhoe berlangsung
terus.
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat
kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang
meliputi siklus haid, lama haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
Perhatian pendarahan yang terjadi
Adanya infeksi
Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
Ada riwayat masalah pengobatan
Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan muda
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
c. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
d. Risiko Infeksi b.d perdarahan, dan kondisi vulva lembab
e. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan
dengan kurang informasi
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Intervensi Rasional
. Keperawatan dan
Tujuan
1. Nyeri akut Pain Management Pain Management
berhubungan dengan
1. Lakukan 1. Untuk memberikan
adanya kontraksi uterus
pengkajian nyeri tindakan keperawatan
dalam kehamilan muda
secara yang sesuai
Setelah dilakukan
komprehensif
tindakan keperawatan
termasuk lokasi,
selama 2 jam
karakteristik,
diharapkan nyeri akan
durasi, frekuensi,
berkurang
kualitas dan
NOC: 2. Untuk mengetahui
faktor presipitasi,.
1. Pain level kemajuan persalinan
2. Kaji kontraksi
2. Pain control dan ketidaknyamanan
uterus dan
3. Comfort level yang dirasakan ibu
ketidaknyamanan
Kriteria Hasil:
(awitan,
1. Mampu
frekuensi, durasi,
mengontrol nyeri
intensitas, dan
2. Menyatakan rasa 3. Respon dari nyeri yang
nyaman gambaran dirasakan ibu.
3. Mengungkapkan ketidaknyamanan
penurunan nyeri ) 4. Dapat mengurangi
4. Menggunakan 3. Observasi reaksi faktor yang
tehnik yang tepat nonverbal dari memperparah tingkat
untuk reaksi nyeri
mempertahankan ketidaknyamanan
kontrol nyeri. 4. Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi 5. Membantu mengurangi
nyeri seperti suhu nyeri
ruangan,
pencahayaan, dan 6. Untuk diberikan
kebisingan tindakan selanjutnya
5. Kurangi faktor dalam mengatasi nyeri
presipitasi nyeri yang tidak berhasil
6. Kolaborasikan tersebut
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan Analgesic administration
penanganan nyeri 1. Verifikasi dalam
yang tidak pemberian obat,
berhasil menghindari kesalahan
dalam pemberian obat
Analgesic
administration
2. Menurunkan tingkat
1. Cek instruksi nyeri dengan teknik
dokter tentang farmakologi
jenis obat, dosis
Penurunan sirkulasi darah
dan frekuensi
dapat terjadi peningkatan
kehilangan cairan
2. Kolaborasi
mengakibatkan hipotensi
dengan dokter
pemberian obat dan takikardi
analgesik pada
klien
3. Monitor tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesudah diberikan
analgesik
Infection Control
1. monitor tanda
1. Proteksi diri dari infeksi
dan gejala
infeksi
2. Pantau hasil
2. Mengetahui hasil
laboratorium
laboratorium status
3. Amati faktor-
imunitas terhadap
faktor yang bisa
kemungkinan infeksi
meningkatkan
infeksi
3. Mencegah infeksi
4. monitor Vital
sekunder
Sign
5. Kontrol infeksi
4. Mengetahui keadaan
6. Ajarkan tehnik
umum pasien
mencuci tangan
7. Ajarkan tanda-
5. Meningkatkan daya
tanda infeksi
tahan tubuh
8. Batasi
pengunjung
6. Mencegah terjadinya
9. Cuci tangan
perpindahan infeksi
sebelum dan
sesudah
merawat ps
7. membantu proteksi
10. Tingkatkan
infeksi
masukan gizi
yang cukup
8. Mencegah terjadinya
11. Anjurkan
infeksi
istirahat cukup
12. Pastikan
9. Mencegah terjadinya
penanganan
infeksi
aseptic daerah
IV
13. Berikan PEN-
10. Meningkatkan asupan
KES tentang
nutrisi pasien agar
risk infeksi
meningkatkan status
imunisasi
11. Meningkatkan relaksasi
12. Mencegah terjadinya
infeksi melalui IV
13. Meningkatkan
pengetahuan pasien
terhadap risiko infeksi
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi.Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan
teliti.Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung
dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
3. Infeksi
Sejumlah penyakit kronik diperkirakan dapat menyebabkan abortus. Brucella
abortus dan Campylobacter fetusmerupakan kausa abortus pada sapi yang telah
lama dikenal,tetapi keduanya bukan kausa signifikan pada manusia. Bukti
bahwa toxoplasma gondii menyebabkan abortus pada manusia kurang
meyakinkan.tidak terdapat bukti bahwa Listeria monocytogenes atau Chlamydia
trachomatis menyebabkan abortus pada manusia.Herpes simpleks dilaporkan
berkaitan dengan peningkatan insidensi abortus setelah terjadi infeksi genital
pada awal kehamilan.Abortus spontan secara independen berkaitan dengan
antibodi virus imunodefisiensi manusia (HIV-1) dalam darah ibu, seroreaktivitas
sifilis pada ibu, dan kolonisasi vagina pada ibu oleh streptokokus grup B.
4. Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dank
karena infeksi berat (syok endoseptik).
5. Keluarga berencana
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan KB
6. Genogram
a) Susunan keluarga
Keterangan :
:Laki - Laki
: Perempuan
: Risiko Keguguran/abortus
b) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga :Klien mengatakan dalam
anggota keluarganya tidak yang menderita penyakit hipertensi, tyfus,
anemia berat.
c) Penyakit yang sedang diderita keluarga :Klien mengatakan keluarganya
dalam kondisi yang sehat.
7. Riwayat kesehatan lingkungan
Kebersihan rumah dan lingkungan :Klien mengatakan selalu menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. Untuk pencahayaan rumah
cukup, fentilasi rumah juga cukup.
Sero-Imun
- HBsAg Non reaktif (-)
Terapy
Infuse RL 20 tpm
histolam 2x1 tablet
asam folat 2x 600 mikro gram
premaston 2x 5mg
B. ANALISA DATA
C. INTERVENSI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
Adapun berbagai macam penenyebab abortus yaitu, kelainan hasil konsepsi,
kelainan plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia, trauma, faktor-faktor
hormonal, sebab-sebab psikosomatik, sebab dari janin, dan lain-lain
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus
(buatan).Aborsi provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi
dua, yaitu aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus kriminalis
(buatan ilegal).Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi
terdapat dalam dua undang-undang yaitu KUHP & UU Kesehatan.Dalam KUHP &
UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi (pengguguran kandungan,
tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetikus atau
medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut
melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh, karena
operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia
kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori
aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan) yang tidak alami.
3.2 Saran
Berhati-hatilah dalam menjaga kandungan dan harus waspada terhadap setiap
komplikasi yang terjadi.
àMudah-mudahan dengan makalah ini kita dapat lebih memahami dan
mengetahui tentang aborsi. Sehingga kita tidak sampai melakukan tindakan aborsi
karena tindakan tersebut selain malanggar hukum, baik hukum agama maupun hukum
perdata, juga mempunyai banyak resiko atau akibat dari perbuatan aborsi.
DAFTAR PUSTAKA