Dosen Pengampu :
Mardiatun,M.Kep
Adapun makalah ini disusun secara sistematis dengan memperhatikan kebutuhan materi
pembelajaran yang terkait. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan
dari pihak tertentu, oleh karena itu tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua,
dosen pembimbing, dan teman-teman yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian dari abortus
2. Etiologi dari abortus
3. Tanda dan Gejala Abortus
4. Pathway dari abortus
5. Klasifikasi abortus
6. Manifestasi klinis abortus
7. Komplikasi dari abortus
8. Pemeriksaan fisik (pemeriksaan diagnostic) ibu hamil pada abortus
9. Penatalaksaan keperawatan dan medis ibu hamil pada abortus
10. Asuhan keperawatan pada pasien abortus
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Menurut (WHO, 2019), Abortus atau aborsi dibedakan menjadi abortus aman dan tidak
aman, Abortus aman yaitu abortus yang dilakukan dengan metode yang direkomendasikan
oleh WHO dan dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Sedangkan abortus yang tidak aman
yaitu abortus yang terjadi jika kehamilan dihentikan oleh orang yang tidak memiliki
keterampilan atau keadaan yang tidak sesuai dengan standar medis minimal dan dilakukan
dengan metode yang sudah ketinggalan zaman seperti kuretase tajam, memasukkan benda
asing atau menggunakan ramuan tradisional (Marked, 2020).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
Internasional (Sarwono, 2014: 213). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan
fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami
menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2012:3)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup luar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram (Prawirohardjo, 2008). Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus
(Nugroho, 2011).
Abortus merupakan kondisi yang dialami ibu hamil dimana hasil konsepsi keluar sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, S, 2008). Abortus merupakan salah
satu penyebab perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua.
Perdarahan ini dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus berlanjut.
Secara klinis, 10-15% kehamilan yang terdiagnosis berakhir dengan abortus (Winkojosastro,
2006). Salah satu klasifikasi abortus spontan adalah abortus inkompletus. Abortus
inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis
terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol
dari ostium uteri eksternum (Prawirohardjo, S, 2006). Komplikasi dari abortus inkompletus
berupa perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok. Jika abortus tidak mendapatkan penanganan
yang tepat, bisa saja memicu munculnya kanker.Kelainan yang sering terjadi pada abortus
inkompletus berupa pendarahan. Tetapi bila pendarahan yang terjadi banyak menimbulkan
syok serta sisa kehamilan masih tertinggal didalam rahim, maka keadaan ini sudah patologis
yang disebut dengan abortus inkompletus.
Kehamilan ibu hingga saat ini masih banyak bermasalah terutama dalam bidang kesehatan.
Minimnya informasi tentang kesehatan reproduksi terutama pada masa kehamilan
menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang tidak diinginkan atau terjadi resiko tinggi
pada masa kehamilan. Pemeriksan Antenatal Care diadakan dalam upaya pencegahan resiko
tinggi ataupun untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Pengertian abortus
Abortus atau miscarriage adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar
kandungan dengan berat badan sekitar 500 gram atau kurang dari 1000 gram, terhentinya
proses kehamilan sebelum usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Abortus adalah
komplikasi umum kehamilan dan salah satu penyebab kematian ibu dan janin (Tuzzahro,
2021). Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 (dihitung dari hari
pertama menstruasi terakhir). (Desmansyah, 2021 ).
Abortus Imminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi , keluarnya fetus masih
dapat dicegah.
Abortus Insipien adalah abortus yang sdang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan
ketuban sudah teraba. Kehamilan sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus (Nugroho, 2011).
Abortus Kompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan ( desi dua dan fetus) ,
sehingga rongga rahim kosong.
Missed Abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam Rahim
dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
Abortus Habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran tiga kali atau
lebih berturut-turut.
Pelepasan mudigah
Cemas
Resiko pendarahann
Pendarahan terus
berlangsung
Pembedahan/oprasi
Ansietas
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kasus abortus adalah pemeriksaan tanda vital untuk
memastikan stabilitas hemodinamik karena adanya perdarahan pervaginam, serta
pemeriksaan obstetri seperti perabaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan bimanual, inspekulo,
dan pemeriksaan denyut jantung janin.
Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
1) Inspeksi, merupakan proses observasi dengan menggunakan mata, inspeksi
dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
2) Palpasi, dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini dilakukan
untuk mendeteksi ciri-ciri jaringan atau organ.
3) Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
4) Auskultasi, merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk
memperjelas mendengar denyut jantung, paru-paru, bunyi usus serta untuk mengatur
tekanan darah sedangkan lenec digunakan mendengar denyut jantung janin (DJJ).
2) Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pendarahan
2. Resiko Syok
4) Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi dan mencatat respon
pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nettina, 2002).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria
hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana atau itervensi yang telah
dibat oleh perawat. Perawat tidak boleh melakuan implementasi melebihi dari
intervensi yang telah dibuat. Di dalam format membuat implementasi,berisikan :
1. Tanggal/jam pelaksanaan Tindakan kepada pasien/klien
2. Diagnosa keperawatan yang dilakukan
3. Tindakan apa yang telah/sedang diberikan kepada pasien/klien,dan tentunya
harus sesuai dengan intervensi yang telah dibuat oleh perawat.
4. Respon hasil dari pasien/klien setelah mendapatkan Tindakan/implementasi
dari perawat.
5. Kemudian perawat harus memberikan/membuat paraf pada dokumentasi
askep khsusunya pada implementasi ini,agar nantinya jika terjadi sesuatu
pada pasien/klien nya, dapat dipertanggung jawabkan.
5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian ini merupakan
proses untuk menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. Macam-
Macam Evaluasi Keperawatan dalam asuhan keperawatan anara lain :
1. Pertama Evaluasi proses (formatif)
Yaitu Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan, Berorientasi pada
etiologi, Dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah
ditentukan tercapai
2. Kedua Evaluasi hasil (Sumatif)
Yaitu Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara
paripurna, Berorientasi pada masalah keperawatan, Menjelaskan
keberhasilan/ketidakberhasilan, Rekapitulasi dan kesimpulan status
kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Evaluasi ditulis sesuai dengan kkriteria hasil. Format penulisannya adalah :
I. Menuliskan hari/tanggal/jam
II. Menuliskan catatan perkembangan pasien. Disini Adapun format
penulisannya yaitu SOAP atau SOAPIER dan disertai juga dengan paraf.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus atau miscarriage adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar
kandungan dengan berat badan sekitar 500 gram atau kurang dari 1000 gram, terhentinya
proses kehamilan sebelum usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Abortus adalah
komplikasi umum kehamilan dan salah satu penyebab kematian ibu dan janin (Tuzzahro,
2021). Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 (dihitung dari hari
pertama menstruasi terakhir). (Desmansyah, 2021 ).
B. Saran
Diharapkan pada semua calon perawat maupun perawat dapat memahami tentang
Abortus , dimana nantinya perawat akan mengaplikasikan apa yang dipelajari ini dalam praktek
keperawatannya. Oleh karena itu sangat perlu untuk kita semua calon-calon perawat masa depan
memahami hal tersebut. Semoga makalah sederhana ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama perawat
dalam membuat asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA