DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa, karena dengan berkah dan
anugerahnya saya dan teman-teman dapat menyelesaikan makalah ini saya dan teman-teman selaku
penyusun tugas, berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di pergunakan sebagai
pedoman dalam mengejarkan tugas ini.Saya pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritk dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca supaya makalah menjadi lebih baik.
Penyusun
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Abortus menjadi masalah yang penting dalam kesehatan masyarakat Karena berpengaruh terhadap
morbiditas dan mortalitas maternal. Abortus Termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu
mendapatkan perhatian Dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Abortus bisa
erjadi karena kondisi ibu yang lemah, kehamilan yang tidak diinginkan dan Kehamilan di luar nikah.
Abortus yang sering terjadi adalah abortus spontan, janin Yang dikandungnya sudah keluar sebagian dan
sebagian lagi tertinggal di dalam Rahim. Bila abortus (keguguran) ini terjadi harus segera ditangani untuk
mengatasi Terjadinya perdarahan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu.Menurut WHO (2015)
abortus merupakan masalah kesehatan reproduksi Yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan
penyebab penderitaan wanita Di seluruh dunia. Abortus terbagi dua yaitu abortus spontan dan abortus
Provokatus. Abortus spontan adalah kehilangan kehamilan pada usia <20 minggu Atau janin dengan berat
<500 gram. Frekuensi abortus spontan di Indonesia 10%-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya dan
2500 orang diantaranya berakhir Dengan kematian. Ini menyebabkan masalah abortus mendapat
perhatian, sebab Dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas maternal. Ada beberapa faktor Yang
dapat menyebabkan kejadian abortus salah satunya adalah faktor ibu yaitu Umur ibu, paritas, usia
kehamilan, tingkat pendidikan, pekerjaan, status Perkawinan, status ekonomi, berbagai penyakit medis,
status gizi ibu dan riwayat Abortus. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan permasalahan kesehatan di
dunia(2015), hal ini terjadi karena setiap hari sekitar 830 wanita meninggal akibat Komplikasi kehamilan
dan persalinan. Angka Kematian Ibu ini 99% terjadi di Negara-negara berkembang, dan sampai saat ini
kematian ibu masih merupakan Masalah utama di bidang kesehatan ibu dan anak, sebab angka kematian
ibu dan Bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa.
1.3Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Abortus imminens adalah ancaman keguguran atau dapat diartikan sebagai kondisi janin yang masih
sehat namun berisiko tinggi mengalami abortus yang sesungguhnya penanganan tidak dilakukan dengan
baik. Biasanya abortus imminens terjadi saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Untuk meredakan abortus imminens ini sebenarnya cukup dengan istirahat total.
Namun, harus tetap Anda periksakan ke dokter jika terjadi hal ini karena pendarahan yang terjadi pada
vagina akibat abortus imminens bisa jadi tanda adanya gangguan dalam kehamilan.
Gejala utama yang terjadi saat ibu hamil mengalami abortus imminens merupakan pendarahan dan
umumnya disertai keluhan lain seperti kram pada perut bagian kanan bawah. Pendarahan terjadi saat
kehamilan berusia kurang dari 20 minggu. Lalu, yang keluar saat pendarahan hanya darah tidak disertai
oleh jaringan lain hasil dari konsepsi.
1. Faktor Genetik
Faktor genetik adalah penyebab sebagian besar ibu hamil yang mengalami abortus imminens pada
trimester pertama. Terutama bagi ibu hamil berusia 35 tahun ke atas disarankan melakukan tes genetik
amniosentesis guna memastikan ada atau tidaknya kelainan genetik pada bayi yang ada dalam
kandungan.
2. Kelainan Kongenital
Contoh kelainan kongenital adalah kelainan posisi atau bentuk uterus. Tingkat terjadi abortus pada
kelainan ini lebih besar bagi ibu hamil.
3. Gangguan Autoimun
Ibu hamil yang memiliki gangguan autoimun mempunyai sistem kekebalan tubuh yang rendah. Dengan
begitu, ia mempunyai risiko lebih tinggi 10% untuk mengalami abortus.
4. Infeksi
Infeksi terjadi karena adanya bakteri, virus, maupun parasit dalam tubuh sehingga ibu hamil yang
terkena infeksi berisiko mengalami abortus imminens.
5. Lingkungan
Maksud dari faktor lingkungan yang menyebabkan abortus imminens di sini adalah paparan bahan
kimia, obat-obatan, dan radiasi. Misalnya ibu hamil terkena gas karbon monoksida yang berakibat
sirkulasi darah terhambat melalui plasenta sehingga oksigen tidak dapat masuk ke janin dan terjadilah
abortus.
6. Trauma
Trauma yang dimaksud di sini adalah dalam hal fisik, yakni adanya aktivitas fisik atau benturan yang
terlalu berat.
Selain pemeriksaan tersebut, dokter melakukan pemeriksaan tambahan melalui USG untuk memastikan
kondisi tumbuh kembang janin dan jaringan janin lainnya dan ukuran uterus ibu hamil sesuai usia
kehamilannya atau tidak.
E.Pengobatan Abortus Imminens
Istirahat total dilakukan hingga pendarahan yang terjadi akibat abortus imminens benar-benar berhenti.
Setelah berhenti, jangan langsung melakukan aktivitas fisik. Lakukan aktivitas yang ringan terlebih
dahulu seperti duduk, mulai berjalan pelan, hingga pasti tidak terjadi pendarahan lagi selama 24 jam ke
depan.
2. Obat-Obatan
Selain bedrest, untuk menghentikan pendarahan dapat ditunjang dengan obat-obatan golongan
spasmolitik yang berguna untuk mencegah kontraksi.
Hormon progesteron diberikan dokter kepada pasien yang mengalami abortus imminen jika kadar
hormon kurang dari yang dibutuhkan ibu hamil.
4. Terapi Suportif
Terapi ini didukung oleh keluarga dan orang terdekat agar ibu hamil yang mengalami abortus imminens
dapat lebih tenang dan tidak stres.Ibu hamil yang mengalami abortus imminens biasanya disarankan
untuk dirawat di rumah sakit selama kurang lebih 2–3 hari hingga pendarahan sungguh-sungguh
berhenti. Selain itu, berhubungan intim juga tidak diperbolehkan sekitar 2 minggu setelah pengobatan
selesai.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya, abortus imminens adalah masalah kehamilan yang serius namun bisa diatasi melalui
konsultasi dokter. Kondisi janin pada ibu hamil yang mengalami abortus imminens masih bisa
dipertahankan jika masih dalam keadaan baik. Jika kondisi janin buruk atau berbahaya, dokter akan
melakukan tindakan khusus untuk menyelamatkan bayi atau bahkan penghentian kehamilan.
B.SARAN
SARAN
Ahmad La Ode A.L. (2016).Analisis Faktor Resiko Usia Kehamilan Dan Paritas Terhadap Kejadian
Abortus. Jurnal Al Maiyyah, 9(1).Ahmad. (2016). Analisis Faktor Risiko Usia Kehamilan Dan Paritas
Terhadap Kejadian Abortus. Jurnal Al-Maiyyah.Volume 9 No. 1
Amalia, L. M., & Sayono. (2015). Faktor Risiko Kejadian Abortus (Studi di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang). J. Kesehat. Masy. Indones. , 10 (1), 23-9.
Andarmoyo. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta:
Graha IlmuAprilia, B. N. (2012). Kehamilan & persalinan panduan praktik pemeriksaan Yogyakarta: graha
ilmu.Arias F. (2013). Practical Guid