(Psikologi Aborsi)
Dosen Pembimbing : Dr. Sri Endang Windirati, S.Kep,Ns,Mkes
Disusun Oleh :
Intan Permata Sari
NIM P1337420623034
RKI
DAFTAR ISI
1
COVER..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Aborsi.......................................................................................................................5
2.2 Penyebab Aborsi......................................................................................................5
2.3 Gejala Aborsi ..........................................................................................................7
2.4 Penanganan Aborsi..................................................................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA........................................................................................................11
KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Artikel
ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Dr. Rr. Sri Endang Pujiastuti,
SKM,MNS. Bertajuk “Psikologi Kehamilan” dengan topik khusus "Psikologi Aborsi",
persiapan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Makalah ini disusun dengan usaha maksimal dan juga berkat bantuan berbagai pihak.
Pihak-pihak yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan
makalah ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.Oleh karena itu, saya
menyadari masih banyak kekurangan pada karya ilmiah yang saya hasilkan. Mungkin
dari segi bahasa, struktur kalimat atau hal-hal lain yang tidak kita sadari. Oleh karena
itu, saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana
penyempurnaan karya ilmiah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
dan pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penulisan ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian aborsi
2. Untuk mengetahui penyebab aborsi
3. Untuk mengetahui gejala aborsi
4. Untuk mengetahui penanganan pada aborsi
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Aborsi
Pengguguran kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah
berakhirnya kehamilan dengan dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim, sehingga mengakibatkan
kematiannya. Aborsi yang terjadi secara spontan disebut juga "keguguran". Aborsi yang
dilakukan secara sengaja sering kali disebut "aborsi induksi" atau "abortus provokatus".
Kata aborsi umumnya hanya digunakan dalam pengertian abortus provokatus. Prosedur
serupa yang dilakukan setelah janin berpotensi untuk bertahan hidup di luar rahim juga
dikenal dengan sebutan "aborsi tahap akhir".
Dikatakan bahwa aborsi di negara-negara maju, yang mengizinkannya merupakan
salah satu prosedur medis yang paling aman dalam bidang kedokteran.Metode-metode
modern memanfaatkan obat atau bedah dalam pelaksanaan aborsi. Obat mifepriston
dikombinasikan dengan prostaglandin kemungkinan sama aman dan efektifnya dengan
bedah selama trimester pertama dan kedua kehamilan.Pengaturan kelahiran, seperti pil
atau alat intrauterin, mungkin saja digunakan segera setelah aborsi.Dilaporkan bahwa
abortus provokatus, jika dilakukan secara aman dan legal, tidak meningkatkan risiko
terkait masalah fisik ataupun mental pada jangka panjang.Sebaliknya, aborsi yang tidak
aman mengakibatkan 47.000 kematian dan 5 juta kasus perawatan di rumah sakit setiap
tahunnya. Organisasi Kesehatan Duniamerekomendasikan tersedianya aborsi yang aman
dan legal bagi semua wanita.
• Blighted ovum. Kondisi ini terjadi ketika tidak ada embrio yang terbentuk.
• Kematian janin intrauterin. Dalam situasi ini, embrio terbentuk, tapi berhenti
berkembang dan mati sebelum terjadi gejala keguguran.
• Kehamilan mola parsial. Jenis kehamilan ini terjadi ketika kromosom ibu
tetap ada, tapi ayah menyediakan dua set kromosom. Kehamilan mola parsial
biasanya berkaitan dengan kelainan plasenta, dan janin yang abnormal.
5
2. Kondisi kesehatan ibu
Penyebab keguguran lainnya adalah adanya masalah pada kondisi kesehatan ibu,
seperti:
• Diabetes. Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah. Kondisi ini
mempengaruhi aliran darah yang menyediakan nutrisi dan oksigen kepada
janin.
• Masalah rahim atau leher rahim. Misalnya, kelainan struktur rahim, separate
septum rahim, mioma, dan polip rahim. Kondisi ini dapat mengganggu
implantasi embrio atau perkembangan janin.
6
Kebanyakan keguguran terjadi sebelum minggu ke 12 dari kehamilan. Gejalanya
bervariasi, tergantung pada jenis keguguran yang dialami pasien. Segera tanyakan
pada dokter spesialis kandungan dan kebidanan jika mengalami gejala berupa:
1. Abortus insipiens
Masalah ini terjadi ketika janin masih utuh di dalam rahim, tapi ibu hamil mengalami
perdarahan hebat dan pembukaan jalan lahir. Gejalanya dapat berupa:
2. Abortus inkomplit
Masalah ini terjadi ketika usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Kondisi ini muncul
ketika jaringan janin yang telah mati tidak keluar sepenuhnya. Akibatnya, perdarahan
terus berlanjut. Gejalanya meliputi:
Perdarahan berkepanjangan.
Kram perut terus-menerus.
Keluarnya jaringan dan darah dari vagina.
Terdapat sisa jaringan di dalam rahim.
3. Abortus komplit
Keguguran ini merujuk pada terhambatnya pertumbuhan janin sebelum tumbuh di luar
rahim. Gejalanya berupa:
Gangguan ini adalah jenis keguguran yang disebabkan oleh kegagalan perkembangan
janin sejak awal kehamilan. Masalah ini dikenal dengan sebutan kehamilan kosong
atau blighted ovum. Gejala abortus tak terduga meliputi:
Perdarahan hebat.
Kram perut yang parah.
7
Keluarnya jaringan dari vagina.
Penurunan tanda-tanda kehamilan secara tiba-tiba.
5. Abortus berulang
Kondisi ini bisa disebut dengan keguguran berulang secara berturut-turut. Gejalanya
tidak berbeda dengan keguguran pada umumnya, yaitu:
1. Kuretase
Salah satu tindakan medis untuk menangani keguguran adalah kuretase. Kuretase
dilakukan dengan melebarkan serviks dengan alat khusus untuk mengeluarkan sisa
jaringan janin atau plasenta dari dalam rahim.
8
2. Pemberian Obat-Obatan
Dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik dan antiperdarahan,
untuk mempercepat proses pembersihan rahim, mencegah perdarahan, serta
menurunkan risiko infeksi. Selain itu, injeksi imunoglobulin juga dapat dilakukan guna
meminimalisasi masalah kesehatan pada kehamilan selanjutnya.
3. Pemulihan Mental
Kehilangan buah hati karena keguguran dapat menimbulkan perasaan kecewa, sedih,
dan menyesal sehingga turut mengganggu kesehatan mental penderitanya. Bila
dibiarkan, kondisi tersebut dapat menimbulkan post traumatic stress disorder (PTSD).
Karena itu, penting bagi ibu hamil yang mengalami keguguran untuk mencari kegiatan
yang dapat memulihkan mentalnya, seperti bercerita kepada keluarga, teman, ataupun
berdiskusi dengan psikolog.
BAB III
KESIMPULAN
Dampak psikologis keguguran pada individu yang mengalaminya. Keguguran janin dapat
memiliki dampak psikologis yang signifikan pada individu yang mengalaminya, seperti
perasaan sedih, kehilangan, dan depresi. Adanya dukungan psikologis dan konseling bagi
individu yang mengalami keguguran janin. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman tentang dampak psikologis dari keguguran janin di masyarakat.
Serta adanya program pendidikan dan kampanye sosial untuk meningkatkan pengetahuan
tentang keguguran janin dan dampak psikologisnya. Terakhir, perawatan medis yang baik dan
sesuai juga dapat membantu mengurangi risiko keguguran janin dan meningkatkan peluang
keberhasilan kehamilan di masa depan. Dengan demikian, saya berharap makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi penanganan keguguran janin secara holistik dan
9
menyeluruh.
DAFTAR PUSAKA
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-keguguran
https://www.halodoc.com/kesehatan/keguguran
https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan
10
11