Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH TUTORIAL

SKENARIO 3

MODUL 1.2

Dosen Pengampu :
Imam Arief Mindiono, S.Ked., M.Kes
Disusun oleh:

Nama : Dwi Aprilia Hidayah

NIM : 21109011016

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak

nikmat. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya

baik iman maupun Islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan laporan ini yang
merupakan tugas mata kuliah Fakultas Kedokteran skenario ketiga pada modul 1.2 Penulis
sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Imam Arief Mindiono, S.Ked., M.Kes
dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari

isi, struktur penulisan dan gaya bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

untuk perbaikan laporan di kemudian hari.

Demikian semoga laporan ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan

khususnya bagi penulis sendiri.


SKENARIO 3

PERKEMBANGAN JANIN
Seorang ibu memeriksakan kehamilannya di Puskesmas. Dokter menjelaskan hubungan waktu
kehamilan dengan proses pembentukan janin dan organ-organ tubuhnya selama kehamilan.
Dokter juga menjelaskan bahwa proses-proses tersebut bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.

STEP 1 (Mengidentifikasi dan Mengklarifikasi Istilah Sulit)


1. Kehamilan : peristiwa terbentuk dan berkembangnya individu baru dalam alat
reproduksi wanita akibat adanya pertemuan dua senyawa yaitu sperma dan ovum
2. Puskesmas : fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Janin : nama yang diberikan untuk bayi yang belum lahir dari minggu ke-8 setelah
pembuahan hingga saat kelahiran.
4. Organ : kumpulan jaringan yang memiliki satu fungsi atau lebih
5. Proses : urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terikat untuk memecahkan
masalah bersama

STEP 2 (Menganalisis Masalah)


1. Apa saja factor yang mempengaruhi kehamilan ?
2. Bagaimana proses pembentukan janin ?
3. Apa penyebab janin berkembang tidak normal ?
4. Berapa lama proses kehamilan yang normal ?
5. Apa ciri janin berkembang dengan baik ?
STEP 3 (Mengklarifikasi Masalah)

1. - Ibu ( maternal )

Faktor ibu yang bisa menyebabkan janin tidak berkembang secara normal adalah pertama, usia
ibu ketika hamil.

- Plasenta

Pertama, berat plasenta kurang dari 350 gram. Kedua, infeksi plasenta. Hamil anak kembar juga
bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang dengan baik.

- Janin

Pertama, kelainan kromosom (Trisomi 13, 18, 21), kromosom cincin, dan disomi uniparental.
Kedua, gangguan metabolisme. Ketiga, infeksi bawaan, seperti TORCH, malaria, HIV, dan
sifilis.

- Genetik

Faktor-faktor genetik terdiri dari gen plasenta, gen ibu, dan gen janin.

2. Materi genetik antara sperma dan sel telur melakukan penggabungan agar kanin terbentuk
Setidaknya dalam waktu 24 jam pembuahan akan berubah menjadi zigot. Setelah itu, zigot akan
berkembang menjadi janin.

3. Penyebab janin tidak berkembang adalah kelainan kromosom pada zigot. Hal ini bisa jadi
karena kualitas sel telur atau sperma yang kurang baik. Dalam beberapa kasus, janin tidak
berkembang juga bisa disebabkan karena infeksi, efek samping obat-obatan, konsumsi alkohol,
atau kelainan bentuk rahim.

4. Pada kehamilan yang Normal, masa ibu mengandung selama 9 bulan 10 hari atau setara 37
minggu.
STEP 4 (Peta Konsep)

Proses pembentukan
janin

Ibu hamil datang ke


puskesmas

Waktu kehamilan

Pembentukan organ
Dokter menjelaskan
tubuh Selma
kehamilan

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kehamilan

STEP 5 (Learning Objective)

1. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan faktor-faktor yang


mempengaruhi kehamilan.
2. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan pembelahan sel
embrio.
3. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan proses pembentukan
janin.
4. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan waktu kehamilan.
5. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan pembentukan organ
tubuh selama kehamilan.
STEP 6 (Menjawab Learning Objective)

1. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan faktor-faktor yang


mempengaruhi kehamilan.
Menurut (Romauli, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan antara lain:
1. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kondisi
kesehatan ibu hamil. Pengaruh status kesehatan terhadap kehamilan antara lain:
1. Penyakit atau komplikasi akibat langsung dari kehamilan, seperti hypereesis
gravidarum, preeklamsi, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan
plasenta, atau selaput janin, pendarahan antepartum, dan gamelli.
2. Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat
hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi
kehamilan, contohnya:
a) Penyakit kelainan bagian kandungan seperti varises vulva, kelainan bawaan, hematoma
vulva, peradangan, gonorea, DM, kista bartholini, fistula vagina, kista vagina, kelainan
bawaan uterus, kelainan letak uterus, tumor uteri, mioma uteri, karsinoma serviks,
karsinoma korpus uteri.
b) Penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, jantung
rematik, endokarditis.
c) Penyakit darah misalnya anemia karena kehamilan, leukimia, hemastosis dan kelainan
pembekuan darah, purpura trombositopeni, hipofibrinogenemia.
d) Penyakit saluran nafas misalnya influenza, bronchitis, pneumonia, asma bronkiale, TB
paru.
e) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, kries, gingivitis, pirosis,
herniadiafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendik, colitis, megakolon,
hemmorhoid.
f) Penyakit hepar misalnya hepatitis, rupture hepar, sirosis hepatis, ikterus, atrofi hepar,
penyakit pankreas.
g) Penyakit ginjal atau saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bakteriuria, sistisis,
sindroma nefrotik, batu ginjal, tbc ginjal.
h) Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kelainan kelenjar gondok, dan
kelainan hipofisis.
i) Penyakit saraf misalnya korea gravidarum, epilepsia, pendarahan intakranial, tumor
otak, poliomyelitis.
j) Penyakit menular misalnya IMS, AIDS, kondolimata akuminata, tetanus, erysipelas,
difteri, lepra, torch, morbilli, campak, parotitis, variola, malaria dan lain-lain.
Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, intra
uterin fetal death, anemia berat, infeksi tranplasental, dismaturitas, shock, pendarahan.

b. Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,
karena faktor gizi sangat dipengaruhi terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta
guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Keterbatasan gizi selama hamil sering
berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang dapat
meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil.
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Pengaruh gizi terhadap kehamilan sangat penting. Berat badan
ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur kehamilan. Berat badan normal
akan menghasilkan anak yang normal. Demikian juga sebaliknya kenaikan berat badan
lebih dari normal, dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan (pre-eklamsi),
anak yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persainan. Jika berat badan ibu
hamil kurang dari normal kemungkinan ibu beresiko keguguran, anak lahir premature,
berat badan lahir rendah, gangguan kekuatan rahim mengeluarkan anak, dan pendarahan
sehabis persalinan. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar antara lain:
a) Asam folat, Asam folat ini berfungsi sebagai menurunkan resiko kerusakan otak,
kelainan neural, spina bifida, dan anansepalus, baik pada ibu hamil normal maupun
beresiko. Minimal pemberian asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan
berlanjut 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah
500 kg atau 0,5- 0,8 mg, sedangkan untuk kelompok beresiko adalah 4 mg/hari. Bila
kekurangan asam folat akan menyebabkan anemia pada ibu dan cacat bayi yang
dilahirkan.
b)Energi, kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang
janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c) Protein, protein berfungsi sebagai menambah jaringan tubuh ibu seperti jaringan
payudara dan rahim dan dapat diperoleh dari susu, telur, dan keju.
d) Zat besi (Fe), membutuhkan tabahan 700-800 mg zat besi. Jika kekurangan, bisa
terjadi perdarahan sehabis melahirkan.
e) Kalsium, berfungsi sebagai untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah 500 mg/hari.
f) Vitamin D, berkaitan dengan zat kapur dan jika kekurangan zat kapur maka
pembentukan gigi geliginya dan lapisan luar gigi tidak sempurna.
g) Yodium, berfungsi sebagai mencegah gondongan dan jika kekurangan yodium pada
ibu hamil dapat menyebabkan janin menderita kretenisme, sebuah ketidakmampuan yang
mempengaruhi pemikiran.
h) Vit.A, berfungsi sebagai mencegah rabun ayam, kebutaan dan membantu tubuh untuk
melawan infeksi.

c. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada masyarakat baik
masyarakat yang bersifat positif meupun kebiasaan bersifat negatif yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Pengaruh gaya hidup yang mempengaruhi kehamilan seperti
kebiasaan minum jamu, aktivitas seksual, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari yang terlalu
berat, senam hamil, konsumsi alkohol, merokok, dan kehamilan yang tidak diharapkan.

1. Faktor Psikologi
Faktor psikologi muncul karena ketidakmatangan di dalam perkembangan
emosional dalam kesanggupan seseoraang untuk menyesuaikan diri dengan situasi
tertentu termasuk kehamilan. Faktor psikologi ini mempunyai beberapa faktor yang
mempengaruhi kehamilan, antara lain stressor, dukungan keluarga, subtance abuse,
partner abuse.
2. Gaya Hidup
Gaya hidup sehat adalah gaya yang digunakan ibu hamil. Ekonomi juga selalu
menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin. Dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat
tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi gaya hidup antara lain:
a. Faktor lingkungan
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan ibu hamil. Tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini secara bijaksana dan jangan sampai
menyinggung kearifan lokal pada daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh
adat dapat melalui beberapa teknik, misalnya media massa, pendekatan tokoh
masyarakat, dan penyuluhan yang menggunakan media efektif.
b. Faktor sosial
Faktor sosial tergolong menjadi dua macam yaitu,
a) Fasilitas kesehatan, berfungsi sebagai menentukan kualtas pelayanan pada ibu
hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga
langkah antisipatif akan lebih cepat diambil serta adanya fasilitas kesehatan ini dapat
menurunkan angka kematian ibu hamil (AKI).
b) Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan dalam kualitas
perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat
dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya
tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan pendidikan rendah kadang ketika tidak
mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu bagaimana cara
melakukan perawatan kehamilan dengan baik.
c) Pekerjaan, Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktifitas dan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu hamil
yang bekerja akan mempunyai pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak
bekerja, karena ibu yang bekerja akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan
informasi seputar kesehatannya.

c. Faktor budaya dan adat istiadat


Adat istiadat merupakan akar budaya masayarakat atau kebiasaan yang dilakukan.
Banyak sekali kebiasaan adat istiadat yang masih dipertahankan di indonesia untuk
mencapai keturunan yang baik secara psikis maupun jasmani. Faktor sosial budaya yang
mempengaruhi kehamilan seperti larangan ibu hamil melihat orang menyembelih
binatang, upacara tujuh bulan, kedekatan masyarakat pada dukun beranak, ibu hamil
harus makan dua kali lipat, ibu hamil tidak boleh makan nanas, pisang ambon dan duren,
minum es membuat janin besar, ibu hamil tidak boleh makan daging kambing, minum air
kelapa, minum jamu-jamuan tradisional, minum air rebusan kacang hijau, peringatan 4
bulanan, ibu hamil tidak boleh makan cabe, ibu hamil tidak boleh memasak sambil
jongkok.

d. Faktor ekonomi
Kehidupan berekonomi ada sejak maanusia dilahirkan. Kehidupan berlangsung di
lingkup keluarga maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari nampak berbagai
kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, terdapat faktor-
faktor ekonomi yang mempengaruhi kehamilan antara lain:
1. Ekonomi rendah menyebabkan gangguan emosi ibu hamil.
2. Ekonomi rendah mempengaruhi gizi yang disebabkan gangguan makanan.
3. Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya jumlah anak .
4. Ekonomi rendah mempengaruhi saat terjadi pendarahan.
5. Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya anak yang disebabkan kurangnya
penyuluhan keluarga berencana.
6. Ekonomi rendah menyebabkan ibu yang sedang hamil dalam melakukan pemeriksaan
mendapatkan fasilitas pelayanan pemeriksaan yang tidak efektif karena kurangnya biaya
yang harus dikeluarkan.
7. Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil yang pendidikannya rendah tidak mengetahui
tentang pemeriksaan kehamilan yang baik .
8. Ekonomi rendah menyebabkan masyarakat khususnya ibu hamil bertempat tinggal di
daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan .
9. Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil berperan penting dalam masalah transportasi
dan biaya lain yang mempengaruhi kehamilan.

2. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan pembelahan sel


embrio.
1. Fertilisasi dan pembuahan
 Pengertian fertilisasi

Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa
nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan
nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan
bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari
kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gametgamet yang melebur
adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu
disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka
disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami.
Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur.
Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube
terlibat dalam proses fertilisasi.

 Proses fertilisasi

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat membuahi ovum
di ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa diejakulasikan ke dalam saluran
genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat berenang melalui serviks, ratusan yang dapat
mencapai tuba fallopi dan hanya 1 yang dapat membuahi sel telur. Sel spermatozoa
mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam (Cambridge, 1998). Sebelum membuahi sel
telur, spermatozoa harus melewati tahap kapasitasi dan reksi akrosom terlebih dahulu.
Kapasitasi merupakan suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,
berlangsung sekitar 7 jam. Selama itu suatu selubung glikoprotein dari plasma semen
dibuang dari selaput plasma yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Sedangkan
reaksi akrosom terjadi setelah penempelan spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi tersebut
membuat pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida yang
terdapat pada akrosom (Sadler, 1996) Oosit (ovum) akan mencapai tuba satu jam lebih
setelah diovulasikan. Ovum ini dikelilingi oleh korona dari sel-sel etelah spermatozoa
menembus ovum, ia akan menggabungkan material intinya dan menyimpan komplemen
kromosom ganda yang lazim. Kromosom ini mengandung semua informasi genetic yang
nantinya akan diturunkan kepada keturunannya (Canbridge, 1998). Sel telur yang telah
dibuahi akan membentuk zigot yang terus membelah secara mitosis menjadi dua, empat,
delapan, enam belas dan seterusnyakecil dan zona pelusida yang nantinya akan
menyaring sel spermatozoa yang ada sehingga hanya satu sel yang dapat menembus
ovum
(Suberata, I Wayan. 2014. FERTILISASI, CLEVEAGE DAN IMPLANTASI)

2. Pembelahan sel

 Pengertian Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah suatu proses membelahnya sel induk menjadi dua atau lebih sel
anak. Pembelahan sel biasanya merupakan siklus sel kecil yang akan menyebabkan siklus
besar selanjutnya.
 Macam-Macam Pembelahan Sel dan Prosesnya

a. Pembelahan sel secara amitosis (pembelahan biner)


Pembelahan sel secara amitosis ini disebut juga merupakan pembelahan sel secara
langsung alias tidak melalui tahapan – tahapan tertentu, proses ini juga berlangsung
secara spontan, atau disebut pembelahan biner. Proses ini tidak melibatkan kromosom
mengapa demikian? Karena DNA yang ada dalam jumlah dan besaran yang kecil
sehingga tidak dapat dipaketkan, kebanyak pembelahan ini terjadi pada sel Prokariotik
seperti bakteri. Tujuan dari pembelahan ini adalah untuk membentuk keturunan baru

b. Pembelahan Sel Secara Mitosis


Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang bersifat
sama dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi. Pada Manusia,
pembelahan ini terjadi di sel meristem somatik ( sel tubuh muda). Proses ini berlangsung
melalui tahapan – tahapan yang terstruktur dan teratur, tidak seperti Amitosis yang
berlangsung secara spontan. Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu
Kariokinesis dan Sitokinesis.

1. Kariokinesis
Proses ini menunjukkan perbedaan yang mencolok pada tiap fasenya dan bertujuan untuk pembagian
materi inti, adapun perubahannya sebagai berikut :

 Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan merupakan tempat sintesis
protein serta materi yang berwarna gelap dikenal sebagai kromatin atau bentuk benang-benang
kromosom sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu ujung sel,
terdapat 2 pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak muncul.

 Profase

Mitosis I : profase

Tahap Profase Pada tahap ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom. Kromosom
mulai memendek dan menebal.Pada sel hewan sentriol membelah dan masing-masing
bergerak ke kutub yang berlawanan dan terbentuk benangbenang spindle yang
terhubung ke kutub-kutub. Pada akhirnya kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid
yang terikat pada sentromer.Nucleolus hilang dan membran nucleus hancur.
 Metafase

Mitosis : metafase

ada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator. Selain
itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada sentromer setiap
kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang
berlawanan.

 Anafase

Mitosis : Anafase

Tahap Anafase Masing-masing sentromer yang mengikat kromatid membelah


bersamaan dan kromatid bergerak menuju kutub pembelahan, menghasilkan salinan
kromosom berpasangan.
 Telofase

Mitosis : Telofase

Tahap Telofase Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang
terpisah dan dikelilingin memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur
menyempit dan lama kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan,
pembelahan terjadi dengan cell plate daripada cleavage burrow.

2. Sitokinesis

Mitosis : Sitokinesis

Sitokinesis Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua
melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel, beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai
dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya
dimasukkan dalam tahap telofase.
c. Pembelahan Sel Secara Meiosis
Pembelahan ini akan menghasilkan gamet yang tidak dapat membelah lagi sampai tahap
pembuahan, Pembelahan secara meiosis menghasilkan anak yang memiliki jumlah
kromosom setengah dari yang dimiliki induknya, terjadi di alat reproduksi dan langsung
antara fase 1 dilanjutkan dengan fase 2 tanpa diselingi interfase
Tahapan - tahapan adalah sebagai berikut :
a. Meiosis I

 Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan.
Persiapannya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua
salinan (sama seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya
dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.

 Profase I Pada tahap ini terjadi proses sebagai berikut


o Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi
kromosom. Hal ini dilakukan dengan cara memadatkan diri.
o Zigoten/Zigonema, pada tahap ini, kromatid homolong saling berpasangan
atau bersinapsis membentuk bivalen. Sentrosom terbelah menjadi sentriol
dan bergerak ke kutub berlawanan.
o Pakiten/Pakinema, kromosom kemudian berdupkikat menjadi 4 pada tahap
ini dan disebut tetrad (kromosom homolog yang mengganda sehingga ada
4 kromatid berpasangan). Pada tahap ini sering terjadi rekombinasi gen
melalui proses perpindahan silang.
o Diploten, kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi
perpindahan silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.
o Diakinesis, pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang
dan sentriol bergerak ke masing-masing kutub serta membentuk benang-
benang spindel.

 Metafase 1.
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah
ekuator. Setengah dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang
satu dan setengah pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke kutub yang
lain.
 Anafase 1.
Tiap kromosom homolog masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
 Telofase 1.
Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya
terbentuk membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I
terbentuk dua sel anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada
akhir meiosis I terbentuk dua sel anak yang haploid.
 Sitokenesis 1.
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga
sitokinesis menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan
kromatid kembarnya.

b. Meiosis II

 Profase II.
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer
kromosom. Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti
tahap berikutnya.
 Metafase II.
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada
bidang ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada
sentromer, dan ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan arah.
 Anafase II.
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub
pembelahan yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua
kromatidnya dan bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah
kini dinamakan kromosom.

 Telofase II.
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub
pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti
mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).
 Sitokenesis II.
Ada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya
menghasilkan empat sel kembar haploid.
(Suberata, I Wayan. 2014. FERTILISASI, CLEVEAGE DAN IMPLANTASI)

3. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan proses


pembentukan janin.
a. Tahapan Germinal
Tahapan germinal terjadi sejak pembuahan sampai 2 minggu. Zigot membelah
diri dan menjadi lebih kompleks kemudian menempel pada dinding rahim menjadi
tanda awal masa kehamilan. Dalam waktu 36 jam setelah pembuahan, zigot
memasuki masa pembelahan dan duplikasi sel cepat (mitosis). 72 jam setelah
pembuahan, zigot membelah diri menjadi 16 dan kemudian 32 sel, sehari kemudian
menjadi 64 sel. Pembelahan ini terus berlangsung sampai satu sel pertama
berkembang menjadi 800 juta atau lebih sel khusus yang membentuk tubuh manusia.
(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
Sambil terus membelah diri, sel telur yang telah dibuahi kemudian melewati tuba
falopi menuju rahim dengan perjalanan 3-4 hari. Bentuk yang semula kumpulan sel
yang berbentuk bola berubah menjadi bulatan yang berisi cairan dan disebut
blastosista. Blastosista ini mengapung bebas dalam rahim selama 1-2 hari lalu
melekat di dinding rahim. Hanya sekitar 10-20% dari telur yang dibuahi yang dapat
menyelesaikan tugas penting melekatkan diri pada dinding rahim dan menjadi
embrio. Sebelum melekatkan diri, seiring dengan diferensiasi sel terjadi, beberapa sel
di bagian luar blastosista berkumpul di satu sisi untuk membentuk cakram embrionik,
masa sel yang menebal yang menjadi tempat bagi embrio untuk mulai berkembang.
Massa ini akan melakukan diferensiasi menjadi tiga lapisan. Ektoderma (lapisan
paling atas) akan menjadi lapisan luar kulit, kuku rambut, gigi, panca indera, dan
sistem saraf termasuk otak dan tulang belakang. Endoderma (lapisan bawah) akan
menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan pernapasan.
Mesoderma (lapisan tengah) akan membangun dan mendiferensiasi menjadi lapisan
kulit dalam, otot, tulang, serta sistem pembuangan dan sirkulasi. Bagian lain dari
blastosista mulai terbentuk menjadi organ yang akan menghidupi dan melindungi
embrio: rongga amnion, dengan lapisan luarnya, amnion dan karion, plasenta dan tali
pusar.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
b. Tahapan Embrionik
Tahapan kedua masa kehamilan ini dimulai dari 2-8 minggu. Organ dan sistem
tubuh utama berkembang pesat. Ini adalah masa kritis, saat embrio paling rentan
terhadap pengaruh destruktif dari lingkungan pranatal. Sistem atau struktur organ
yang masih berkembang pada saat terpapar lebih mungkin untuk terkena efeknya.
Cacat yang terjadi pada saat kehamilan tahapan selanjutnya tidak lebih serius.
Janin laki-laki lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami keguguran secara
spontan atau dilahirkan dalam keadaan meninggal daripada janin perempuan.
Walaupun sekitar 125 laki-laki di konsepsi untuk 100 perempuan, fakta yang fakta
yang dihubungkan dengan mobilitas sperma dalam membawa kromosom Y yang
lebih kecil, hanya 105 anak laki-laki yang dilahirkan untuk setiap 100 perempuan.
Kerentanan laki-laki berlanjut setelah dilahirkan, lebih banyak dari mereka yang
meninggal di awal kehidupan, dan di setiap tahapan kehidupan mereka lebih rentan
terhadap berbagai macam penyakit. Hasilnya, hanya ada 96 laki-laki untuk setiap 100
perempuan di AS. (Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
c. Tahapan Fetal
Tahapan ketiga masa kehamilan ini dimulai dari 8 minggu sampai dengan masa
kelahiran. Selama masa ini, janin tumbuh dengan pesat sekitar 20 kali lebih besar
daripada ukuran panjangnya dan organ sekaligus sistem tubuh menjadi lebih
kompleks. Sentuhan akhir seperti kuku jari tangan dan kaki tumbuh serta kelopak
mata terbuka.
Tingkat aktivitas dan pergerakan janin menunjukkan perbedaan individual yang
ditandai dengan kecepatan jantung mereka yang berubah-ubah. Janin laki-laki,
terlepas dari besar dan ukurannya, lebih aktif dan cenderung lebih semangat saat
bergerak selama masa kehamilan. Dengan demikian, kecenderungan bayi laki-laki
untuk lebih aktif dibandingkan bayi perempuan mungkin merupakan bagian dari
pembawaan sejak lahir.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).
Berawal dari sekitar minggu ke-12 masa kehamilan, janin menelan dan
menghirup cairan ketuban tempatnya hidup. Cairan ketuban mengandung zat-zat yang
melewati plasenta dari aliran darah ibu dan memasuki aliran darah bayi.
Mengonsumsi zat ini dapat merangsang indera pengecapan dan penciuman yang
sedang berkembang dan berkontribusi terhadap perkembangan organ yang
dibutuhkan untuk bernapas dan mencerna. Sel perasa yang matang muncul sekitar 14
minggu usia masa kehamilan.
Janin melakukan respons terhadap suara dan detak jantung serta getaran dari
tubuh ibunya, menujukkan bahwa mereka bisa mendengar dan merasa. Respons
terhadap bunyi dan getaran nampaknya berawal pada minggu ke-26 dari masa
kehamilan, meningkat dan mencapai puncaknya pada sekitar inggu ke-32. Janin
sepertinya belajar dan mengingat. Dalam satu eksperimen, bayi berusia 3 hari
menghisap putting susu ibunya lebih sering saat mendengar rekaman cerita yang
sering dibacakan keras-keras oleh ibunya selama 6 minggu terakhir dari kehamilan
dibandingkan dengan saat mereka mendengar dua cerita lain. Sepertinya bayi
mengenali pola bunyi yang mereka dengar di dalam kandungan. Kelompok kontrol di
mana para ibu tidak membacakan cerita sebelum kelahiran bayi mereka, melakukan
respons secara sama terhadap ketiga rekaman. Eksperimen serupa menemukan bahwa
bayu berusia 2-4 hari memilih musik dan suara yang mereka dengar sebelum lahir.
Mereka juga memilih suara ibu mereka dibandingkan dengan suara perempuan lain,
suara perempuan dibandingkan lakilaki, dan bahasa yang digunakan ibu mereka
dibandingkan bahasa lain.
Saat 60 janin mendengar perempuan membaca, detak jantung mereka meningkat.
Jika suara tersebut adalah suara ibu mereka, dan detak jantungnya akan menurun jika
merupakan suara orang yang tidak dikenal. Dalam penelitian lain, bayi baru lahir
menghisap susu ibunya diberikan pilihan apakah ia akan memilih rekaman suara
ibunya atau suara yang telah “di filter” sehingga terdengar seperti di dalam rahim.
Bayi baru lahir mengisap lebih sering saat mendengar suara yang di filter,
menunjukkan bahwa janin telah mengembangkan preferensi terhadap bunyi yang
mereka dengar sebelum lahir.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009).

4. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan waktu kehamilan.


Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu)
dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (prawirohardjo, 1999). Pembagian kehamilan
dibagi dalam 3 trimester : trimester I, dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-
12minggu); trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13-28minggu);
trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan (29-42minggu).

5. Mahasiswa mampu memahami, mempelajari, dan menjelaskan pembentukan organ


tubuh selama kehamilan.
1. Bulan ke-0 Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel
pada hari ke-11 (Sulistyawati, 2009:151)
2. 4-6 minggu Panjang janin pada usia 4-6 minggu kira-kira 7,5-10 mm (Manuaba,
2010:89). Terjadi pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari
telah terbentuk, namum masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh
(Saifuddin, 2010:156). Telinga mulai terbentuk (Varney, et al, 2007:506).

3. 7-8 minggu Ukuran janin pada usia 7-8 minggu kira-kira 2,5 cm. Mata tampak
pada muka, juga terdapat pembentukan alis dan lidah. Bentuk mirip manusia,
dimulai pembentukan genitalia eksterna dan tulang (Manuaba, 2010:89).
Kemudian menurut Saifuddin (2010:158), sirkulasi melalui tali pusat juga sudah
dimulai.
4. 9-10 minggu Genitalia telah menunjukkan karakteristik laki-laki atau perempuan,
tetapi masih belum terbentuk sempurna (Varney, et al, 2007:507). Kepala
meliputi separuh janin, terbentuk muka janin dan kelopak mata yang tak akan
membuka sampai usia 28 minggu (Saifuddin, 2010:158).

5. 11-12 minggu Embrio menjadi janin. Denyut janin terlihat pada USG. Mulai ada
gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin. Panjang
janin 7-9 cm. Tinggi rahim diatas simpisis (tulang kemaluan) (Salmah dkk,
2006:34).
6. 13-16 minggu Ini merupakan awal trimester ke-2. Denyut jantung 120- 150/menit.
Janin bergerak aktif, menghisab dan menelan air ketuban, telah tumbuh lanugo
(rambut janin) (Saifuddin, 2010:158). Kulit merah tipis, uterus telah penuh,
desidua perietalis dan kapsularis (Manuaba, 2010:89). usia 13-16 minggu, ukuran
janin sekitar 15 cm.

7. 17-24 minggu Sidik jari terbentuk, seluruh tubuh terdapat vernik kaseosa (lemak)
dan janin memiliki refleks (Saifuddin, 2010:158). Janin berukuran sekitar 30-32
cm, dimana kulit menebal, kelopak mata jelas, alis dan bulu mata tampak
(Manuaba, 2010:89).

8. 25-28 minggu Masuk ke trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak


yang cepat, siatem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tunuh, mata mulai
membuka (Saifuddin, 2010:158). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada
usia 26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku-kuku jari mulai terlihat
(Varneyet al, 2007:511). Kira-kira panjang janin 35 cm, berat badan sekitar 1.000
gram (Manuaba, 2010:98).
9. 29-32 minggu Bila bayi dilahirkan kemungkinan hidup 50-70% (Saifuddin,
2010:159). Simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, janin telah
memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan temperatur tubuh,
refleks cahaya terhadap pupil munvul pada akhir bulan (Varneyet al, 2007:511).

10. 33-36 minggu Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat
lengan dan tungkai tampak montok. Pada janin lakilaki biasanya testis sudah
turun ke skrotum (Varney, et al, 2007:551). Berat janin pada usia 33-36 minggu
sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru telah
matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan (Saifuddin, 2010:159).
11. 37-40 minggu Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan
meliputi seluruh uterus. Ari ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas
normal (Saifuddin, 2010:159). Panjang janin sekitar 50-55 cm (Manuaba,
2010:89). Janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara menonjol
pada kedua janis kelamin, kedua testis telah masuk ke dalam skrotum pada akhir
bulan ini, kuku-kuku mulai mengeras. Warna kulit bervariasi mulai dari putih,
hingga merah muda hingga merah muda kebiruan tanpa menghiraukan ras
(Varneyet al, 20007:512).

STEP 7
KESIMPULAN
Dari skenario diatas dapat disimpulkan ada beberapa factor yang mempengaruhi
kehamilan seperti, faktor fisik, gaya bidup, ekonomi, psikologi. Saat proses pembentukan
janin ada beberapa tahapan ada tahapan germinal, embrionik, fetal, dan saat usia
kandungan 4-6 minggu organ tubuh sudah mulai terbentuk. waktu hamil normal adalah
40 minggu atau 9 bulan 7 hari.

DALIL
QS. Al-Mu’minun ayat 14
‫علَقَةً فَخَ لَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَخَ لَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِع ٰظ ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِع ٰظ َم لَحْ ًما ثُ َّم‬ َ َ‫طفَة‬ ْ ُّ‫ثُ َّم خَ لَ ْقنَا الن‬
َ‫خَر فَتَبَا َركَ هّٰللا ُ اَحْ َسنُ ْالخَالِقِ ْي ۗن‬
َ ۗ ‫اَ ْن َشْأ ٰنهُ َخ ْلقًا ٰا‬
Artinya:
14. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling
baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. J.Rahmawati. (2015). Psikososial Ibu Hamil. J.Rahmawati, 9-40.


2. Suberata, I Wayan. 2014. FERTILISASI, CLEVEAGE DAN IMPLANTASI, 2-18.
3. Aprilia, W. (2020). Perkembangan pada masa pranatal dan kelahiran. yaa bunayya,
jurnal pendidikan anak usia dini, 40-55.
4. Lily Yulaikhah, S. (2019). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. Journal of Chemical
Information and Modeling, 8.

5. Retna, W. (2018). Asuhan Kebidanan Continuity of Care Pada Ny S Masa Hamil


Sampai Keluarga Berencana Di Pmb Yuni Siswati Balong Ponorogo. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, 13-393.

Anda mungkin juga menyukai