TERMINOLOGI
1. Trofoblas
Sel pada bagian tepi ovum (sel telur) yang telah dibuahi dan nantinya akan melekat di dinding
rahim hingga berkembang menjadi plasenta serta membran yang memberi makan hasil
pembuatan.
2. Solutio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari
implantasinormalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir
3. Plasenta Previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
4. Implantasi
Proses menempelnya embrio (tahap blastosis) pada endometrium induk (dinding rahim)
sehingga terjadi hubungan antara selaput ekstra embrionik dengan selaput lendir rahim.
5. Endometrium
Lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang telah dibuahi.
STEP II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana efek samping dari merokok dan mengkonsumsi alkohol terhadap kehamilan ?
2. Apa saja fungsi tablet Fe selain untuk mencegah anemia?
3. Mengapa bidan menganjurkan ibu hamil untuk istirahat yang cukup?
4. Bagaimana ciri-ciri implantasi?
5. Mengapa bisa terjadi perdarahan Plasenta previa dan Solutio plasenta?
6. Bagaimana tanda dan gejala dari Plasenta Previa dan Solutio Plasenta?
7. Apa saja perdarahan yang dapat terjadi pada trimester-trimester kehamilan?
8. Bagaimana cara mendeteksi dini perdarahan trimester 3 agar ibu tanggap dengan kondisi nya?
9. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan oleh bidan terhadap perdarahan trimester 3 sesuai
kasus?
STEP III
HIPOTESA
1. Akibat terpapar asap rokok pada saat hamil dapat menimbulkan efek buruk pada janin dalam
kandungannya, pada wanita hamil yang merokok dapat berpotensi melahirkan bayi yang
meninggal dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak merokok, selain itu gizi ibu perokok
biasanya lebih buruk dibandingkan yang tidak merokok karena kebiasaan merokok dapat
mengurangi nafsu makan, selanjutnya nikotin merupakan zat vasokonstriktor yang berakibatkan
metabolisme protein dalam tubuh janin yang sedang berkembang, dan detak jatung janin
berdenyut lebih lambat yang akan menimbulkan gangguan sistem saraf janin. Konsumsi alkohol
saat hamil dapat mengakibatkan cacat permanen baik fisik maupun mental pada janin atau
bayinya bila dikomsumsi ibu pada saat kehamilan. Bila dikonsumsi pada masa awal kehamilan,
alkohol dapat menyebabkan berbagai efek teratologis pada janin yangsedang berkembang.
2. Tablet Fe berfungsi mencegah anemia, menggantikan zat besi yang hilang melalui tinja, urine,
dan kulit , untuk kebutuhan janin dan sel darah merah, mencegah perdarahan persalinan,
menurun kan angka kematian ibu,dan lainnya.
3. Kebutuhan istirahat merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, terutama pada
ibu hamil. Dalam hasil penelitian Field mengatakan ibu hamil yang mengalami stres. Ibu dengan
gangguan tidur juga mengalami insomnia sehingga dapat meningkatkan tekanan darah, dapat
meningkatkan tekanan darah ibu, meningkatkan resiko kehamilan bayi prematur bahkan
keguguran.
4. Tanda terjadi nya Implantasi yaitu kram dan perdarahan implantasi Anda mungkin akan Namun,
tidak semua wanita mengalami hal ini, karena masing-masing wanita berbeda. Kram ini terjadi
saat blastokista menggali dinding uterus. Dan perdarahan implantasi merupakan tanda awal
kehamilan.Dapat juga ditandai dengan terlambat menstruasi, payudara sensitif, kelabilan emosi
dan lain lain.
5. Faktor penyebab plasenta previa yaitu umur, hipoplasia endometrium, endometrium cacat pada
bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase, korpus luteum bereaksi lambat, tumor
seperti mioma uteri, malnutrisi.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus
beratdidapatkan didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, disertai pula
oleh preeklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio
plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
6. Faktor plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya berulang
darah biasanya berwarna merah segar. Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai
kelainan letak janin. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit.
Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak. Janin biasanya masih
dalam keadaan baik.
Faktor solutio plasenta adalah perdarahan berwarna merah tua, disertai nyeri dan perut tegang.
7. Perdarahan yang dapat terjadi di trimester 1 yaitu antara lain abortus, kehamilan
molahidatidosa. Perdarahan yang dapat terjadi di trimester 2 dan 3 yaitu antara lain plasenta
previa, solutio plasenta dan lain-lain.
8. Cara mendeteksi perdarahan adalah dengan memperhatikan faktor-faktor dan tanda serta gejala
sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan segera.
9. Perdarahan pada trimester 3 bukanlah wewenang bidan, namun bidan dapat melakukan
pertolongan pertama pada ibu perdarahan yaitu pemasangan infus dan rujukan ke Rumah Sakit.
STEP IV
SKEMA
STEP V
TUJUAN PEMBELAJARAN
STEP VII
BERBAGI INFOMASI
Angka kejadian kehamilan ektopik di Amerika Serikat meningkat dalam dekade terakhir yaitu
dari 4,5 per 1000 kehamilan pada tahun 1970 menjadi 19,7 per 1000 kehamilan pada tahun
1992. Kehamilan ektopik masih menjadi penyebab kematian utama pada ibu hamil di
Kanada yaitu berkisar 4% dari 20 kematian ibu pertahun. Pada tahun 1980-an, kehamilan
ektopik menjadi komplikasi yang serius dari kehamilan, terhitung sebesar 11% kematian
maternal terjadi di Amerika Serikat.
Di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta angka kejadian kehamilan ektopik pada tahun 1987 ialah
153 di antara 4.007 persalinan atau 1 diantara 26 persalinan. Sebagian besar wanita yang
mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.
Frekuensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0-14,6%. Sekurangnya
95 % implantasi ektopik terjadi di tuba Fallopii. Di tuba sendiri, tempat yang paling sering
adalah pada ampulla, kemudian berturut-turut pada parsismika, infundibulum dan fimbria,
dan parsintersisialis. Implantasi yang terjadi di ovarium, serviks, atau cavumperitonealis
jarang ditemukan.
Mola Hidatidosa
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, Amerika latin dibandingkan dengan negara
– negara barat. Menurut Draketh 2006, insiden terjadi kehamilan mola yaitu 1-2 kehamilan per
1000 kelahiran di Amerika Serikat dan Eropa Insidensi mola hidatidosa dilaporkan Mooredkk
(2005) pada bagian barat Amerika Serikat, terjadi 1 kejadian kehamilan mola dari 1000-1500
kehamilan. Mola hidatidosa ditemukan kurang lebih 1 dari 600 kasus abortus medisinalis. Di Asia
insidensi mola 15 kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, dengan Jepang yang melaporkan
bahwa terjadi 2 kejadian kehamilan mola dari 1000 kehamilan. Sedangkan di Korea Selatan
insiden kehamilan mola yaitu 40 kehamilan per 1000 kelahiran (Kim, 2004). Secara etnis wanita
Filipina, Asia Tenggara dan Meksiko, lebih sering menderita mola daripada wanita kulit putih
Amerika. Di negara-negara Timur Jauh beberapa sumber memperkirakan insidensi mola lebih
tinggi lagi yakni 1:120 kehamilan.
Faktor risiko terjadinya mola yaitu wanita pada remaja awal atau usia perimenopausal amat
sangat beresiko. Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki resiko 2 kali lipat. Wanita usia
lebih dari 40 tahun memiliki resiko 7 kali dibanding wanita yang lebih muda hal ini dikaitkan
dengan kualitas sel telur yang kurang baik pada wanita usia ini.. Paritas tidak mempengaruhi
faktor risiko ini. Risiko lainnya yaitu riwayat keguguran 2 kali atau lebih, riwayat kehamilan mola
sebelumnya juga dapat meningkatkan kejadian mola hingga lebih dari 10 kali lipat. Secara
epidemiologi mola komplit dapat meningkat bila wanita kekurangan carotene dan defisiensi
vitamin A. Sedangkan mola parsialis lebih sering tejadi pada wanita dengan tingkat pendidikan
tinggi, menstruasi yang tidak teratur dan wanita perokok.
Perdarahan pada trimester II dan III
Plasenta Previa
Kejadian atau insidensi plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas yang tinggi
dan pada wanita hamil usia lebih dari 30 tahun. Kejadian penyakit ini lebih sering pada
kehamilan gemeli dari pada tunggal.
Di RSU Palembang pernah dilaporkan 429 kasus dari 14.765 persalinan selama tahun 1986
hingga 1990 (2,9%). Di RSU Banda Aceh pernah dilaporkan 11 kasus dari 655 persalinan pada
tahun 1990 (1,7%), 54,5% diantaranya pada multipara dan 63,6% penderita berusia 30 tahun
atau lebih. Di negara maju angka kejadiannya lebih rendah yaitu kurang dari 1%. Hal ini mungkin
disebabkan oleh kurangnya kejadian paritas tinggi.
Perbedaan angka kejadian sebagian disebabkan kesulitan dalam penegakan diagnosis misalkan
kesulitan membedakan perdarahan antepartum pada solusio plasenta dan plasenta letak
rendah. Pada kondisi seperti ini secara klini keduanya mungkin benar. Ini dikarenakan solusio
plasenta dapat terjadi bersamaan dengan penyakit plasenta ini.
Solusio Plasenta
Banyaknya kejadian solusio plasenta dilaporkan secara bervariasi, namun rata-rata kejadian yang
dilaporkan adalah 1 dalam 200 kelahiran. Dalam data milik nationalcenterofhealthstatistic,
salihudkk, (2005) melaporkan kejadian ini pada kelahiran bayi tunggal adalah1 diantara 160.
Dalam catatan kelahiran amerika serikat tahun 2003 melaporkan angka kejadian solusio plasenta
adalah 1 dalam 190 kelahiran.
MODUL 2
Ny.Vina G4P2A1, umur 34 tahun, usia kehamilan 17 minggu, seorang petugas kebersihan datang ke
PMB untuk memeriksakan kehamilannya. Ny. Vina sudah 3 tahun terakhir memiliki kebiasaan merokok
dan alkohol. Ny. Vina mengeluhkan mula muntah dan nyeri perut hampir sama seperti kehamilan
sebelumnya. Ny. Via juga berbagi cerita dengan keluhannya kepada rekan kerjanya, namun menurut
pengetahuan teman-temannya keluhan itu merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu hamil. Kemudian
bidan melakukan pemeriksaan dan menginformasikan kepada Ny.Vina untuk istirahat yang cukup dan
memberikan terapi tablet Fe untuk mencegah anemia.
Bidan memberikan konseling kepada Ny.Vina bahwa keluhan yang dialaminya dan rekan kerjanya
disebabkan oleh karena invasi trofoblast yang terlalu dalam dan atau ketidaksiapan dari endometrium
pada saat terjadinya implantasi hasil konsepsi. Ny. Via merasa senang dan lega dengan penjelasan bidan.
Hasil pemeriksaan diperoleh tidak ada nyeri lepas, pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan dimeja
operasi. Bidan menginformasikan bahwa Ny. Vina tetap waspada pada kehamilan trimester III terjadinya
perdarahan seperti solutio plasenta dan plasenta previa. Apabila terjadi maka Ny. Vina segera ke
pelayanan kesehatan.
Bidan menganjurkan ibu agar berhenti merokok dan alkohol untuk menjaga kesehatan janin yag
dikandungnya dan mengurangi pekerjaan yang terlalu berat mengingat pekerjaan ibu adalah petugas
kebersihan, apabila ibu merasa lelah segera istirahat dan jangan dipaksakan untuk bekerja. Bidan juga
menginformasikan kepada Ny.Vima tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan dengan menggunakan
alat peraga makanan, sehingga Ny.Vina mudah memahaminya.
Prawirohardjo S. Kuldosentesis. Dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan - Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.2006
Mochtar R. Komplikasi Akibat Langsung Kehamilan. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi.
Edisi 2. Jakarta: EGC.l998; 209-45
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2007: p. 483-96.
T
STEP IV
SKEMA
Janin Ibu