PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
a. Apa itu depresi post partum?
b. Apa etiologi depresi post partum?
c. Apa patofisiologi depresi post partum?
d. Bagaimana tanda dan gejala depresi post partum?
e. Bagaimana prognosis depresi post partum?
f. Bagaimana komplikasi depresi post partum?
g. Bagaimana penatalaksanaan depresi post partum?
1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian depresi post partum.
b. Untuk mengetahui etiologi depresi post partum.
1
c. Untuk mengetahui patofisiologi depresi post partum.
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala depresi post partum.
e. Untuk mengetahui prognosis depresi post partum.
f. Untuk mengetahui komplikasi depresi post partum.
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan depresi post partum.
1.4. Manfaat
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca untuk memahami
dan mengetahui tentang proses masa nifas dan asuhan yang diberikan untuk ibu yang mengalami
proses masa nifas yang patologis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post
partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone. Pitt mengemukakan 4 faktor penyebab depresi
post partum:
1. Faktor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien yang
meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan
persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara
lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam
proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak
paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.
2. Faktor fisik
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2
minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama
merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode
laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat
berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun
secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
3. Faktor psikologi
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir kehamilan menjadi dua
individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan
Kennel mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk
memulai hubungan baik antara ibu dan anak.
4. Faktor sosial dan karateristik ibu
Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan
depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.
4
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti
estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau
mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.
2. Karakteristik ibu, yang meliputi :
Faktor umur
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang perempuan untuk
melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal
bagi perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan
dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi
seorang ibu.
Faktor pengalaman
Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang dilakukan oleh Paykel dan Inwood
(Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada
perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan
bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Le Masters yang melibatkan suami istri muda dari kelas
sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah
kelahiran bayi pertama.
Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara
tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya
diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak
mereka.
Faktor selama proses persalinan.
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama proses
persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan
semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan
akan menghadapi depresi pascasalin.
Faktor dukungan social
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban
seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
5
2.4. Tanda dan Gejala Depresi Postpartum
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
1. Berkurangnya energi
2. Penurunan efek
3. Hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita
mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. Kelelahan dan perubahan mood
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
6
2.7. Tatalaksana Depresi Postpartum
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus
memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang
sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Penatalaksanaan
1. Dapat riwayat kesehatan selama priode antepartum untuk mengidentifikasi resiko
potensial terjadi depresi postpartum
2. Atur konseling selama periode antepartum pada klien yang beresiko
3. Bantuan klien untuk mengatur mekanisme dukungan yang baik selama periode
antepartum jika dia ditanyakan beresiko terhadap depresi post partum
4. Dapatkan riwayat kesehatan post partum yang akurat termasuk demografi, informasi
mengenai dukungan dan bantuan dirumah
5. Kaji proses hubungan ibu dan anak
6. Tawarkan dukungan, dorongan dan bantuan kepada klien untuk memahami bahwa
perasaan depresi dalam beberapa hari setelah melahirkan adalah normal
7. Peningkatan klien bahwa jika depresinya berlanjut lebih dari beberapa hari dia harus
berkonsultasi
8. Atur konseling selanjutnya jika klien yang memperlihatkan tanda depresi berlanjut.
7
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Kasus
Ny Fani yang berumur 25 tahun datang kerumah bidan dengan suaminya untuk
memeriksakan kondisinya saat ini. Suami mengatakan bahwa istrinya merasa lemah dan tak
berdaya serta merasa tidak sanggup untuk merawat anaknya, seakan akan terasa semuanya tidak
menyukainya dan ibu juga mengeluhkan rasa tidak nyaman pada daerah kemaluannya.
2. Anamnesis
1. Alasan ibu berkunjung : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan utama : Ibu mengatakan bahwa ia merasa lemah dan tak berdaya serta merasa
tidak sanggup untuk merawat anaknya, seakan akan terasa semuanya tidak menyukainya dan
ibu juga mengeluhkan rasa tidak nyaman pada daerah kemaluannya
8
3. Riwayat menstruasi :
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
Lamanya : 6 hari
Sifat darah : normal
Teratur/tidak : teratur
Dismenorhoe : hari pertama
Kehamilan ke - :2
Kunjungan ANC :
9
TM I : 1 kali ( 22 April 2016 di BPM Ayu)
• Persalinan ke : 2
• Jenis : Spontan
• Tempat : BPM N
• Lamanya
10
Kala IV : keadaan jalan lahir laserasi derajat 1, perdarahan
100 cc
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular(HIV/AIDS, hepatitis dan TBC),
menurun (Diabetes Melitus(DM), jantung, hipertensi dan asma) dan penyakit menahun (paru-
paru, ginjal dan jantung).
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDS, hepatitis dan TBC),
menurun (Diabetes Melitus(DM), jantung, hipertensi dan asma) dan penyakit menahun (paru-
paru, ginjal dan jantung).
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak ibu ataupun suami tidak ada yang menderita penyakit Diabetes
Miletus (DM), hepatitis, hipertensi dan jantung.
d. Alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada alergi terhadap obat apapun.
a. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar
• Minum
11
• Frekuensi : 10 – 12 gelas/ hari
12
Suami mengatakan istrinya tidak pernah minum minuman ber alkohol
Suami mengatakan istrinya tidak pernah merokok
Suami megatakan istrinya tidak mau untuk menyusui bayinya dan istrinya sering
mengurung diri dikamar sendirian
B. Data Subjektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Apatis
Tanda-tanda vital :
• TD : 120/80 mmHg
• Suhu : 370C
• Nadi : 85 kali/menit.
• RR : 24 kali/menit.
Pengukuran
• BB sebelum hamil : 50 kg
• BB sekarang : 56 kg
• TB : 158 cm
• LiLA : 25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : rambut bersih, warna hitam, tidak ada ketombe dan tidak ada
benjolan.
Wajah : tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada closama gravidarum
13
Mulut : mukosa bibir lembab, bibir pucat, tidak ada caries, gigi lengkap,
gusi tidak berdarah
Abdomen : tidak ada bekas jahitan SC, ada linea nigra, ada striae gravidarum
Genitalia : tidak ada oedema, tidak ada varises, terdapat lochea purulenta.
Palpasi
Perkusi
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
C.ASSESMENT
14
D.Planning
Tanggal : 3 November 2016
Pukul : 13.50 WIB
Beritahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Minta keluarga untuk terus mendampingi ibu dan menenangkan ibu
Lakukan rujukan dan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta
psikiater
15
Hari/Tanggal Catatan Pelaksanaan Asuhan Paraf
Kamis/ 3 1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa ibu
November saat ini harus bersabar dan bersemangat dengan kondisi yang
2016 tidak normal yaitu ibu mengalami perdarahan post partum
Jam 14.00 primer dan ibu akan segera dilakukan rujukan agar perdarahan
WIB dan kondisi ibu bisa ditindak lanjuti oleh dokter.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah
dijelaskan bidan dan ibu kelihatan cemas dan terlihat takut
16
BAB IV
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah suatu keadaan
pada ibu pascasalin yang akan mengakibatkan banyak komplikasi, seperti hygiene ibu yang tidak
terjaga dan kebutuhan bayi tidak tercukupi
4.2. Saran
Bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan kebidanan harus sesuai
standar manajemen kebidanan, sehingga masalah yang dihadapi klien dapat teratasi.
Klien hendaknya bersifat kooperatif dengan tenaga kesehatan dan mengikuti segala saran
dan nasehat dari tenaga kesehatan.
17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bagian obstetri & Ginekologi FK UNPAD. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman
Prawirohardjo
18