Masa prenatal yang relative singkat ini memiliki beberapa karakteristik
penting yang setiap karakteristik tersebut mempunyai dampak panjang terhadap perkembangan selama rentang kehidupan, karena pada masa ini merupakan awal terbentuknya kedekatan antara sang bayi dan orang tua. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980:36) masa prenatal memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut ini :
a) Terjadinya pembauran sifat-sifat bawaan dari kedua orang tua
Dalam penentuan sifat-sifat bawaan ini diawali pada saat pembuahan, dimana sifat-sifat bawaan ini diperoleh dari kedua orang tua janin. Keadaan ini sanagat dipengaruhi oleh jumlah kromosom-kromosom yang disumbangkan oleh kedua orang tua janin dan yang ditentukan satu kali saja untuk seluruh kehidupan seseorang ketika dalam kandungan/masa kehamilan. Apabila terjadi kelebihan jumlah kromosom dapat menyebabkan penyimpangan genetic pada janin yang mengakibatkan anak mempunyai penyakit down sindrom. Dalam hal ini usia seorang wanita/ibu ketika mengandung berpengaruh terdapat penyimpangan genetic tersebut, seperti wanita yang berusia 35 tahun keatas akan mempunyai peluan dalam penyipangan genetic ini. Sewaktu pembauran sifat-sifat bawaan ini berfungsi sebagai pondasi awal untuk perkembangan selanjutnya bagi si janin dan akan berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin ini dapat berupa sifat fisik maupun sifat psikis. Sifat fisik tersebut seperti, bentuk tubuh, warna kulit, warna mata, warna kulit, dan sebagainya. Sementara itu, pada sifat psikis ini berkaitan erat dengan kondisi jasmani, yakni yang berkaitan dengan fungsi fisilogis seperti darah, cairan-cairan, dan kelenjar-kelenjar yang berada di dalam tubuh manusia. Selain itu, sifat-sifat bawaan ini juga dapat berupa tingkat kerentanannya terhadap penyakit atau daya tahan tubuh. b) Pengaruh kondisi jasmani seorang ibu Kondisi jasmani seorang ibu dapat menunjang dan mengahambat perkembangan sifat-sifat bawaan, baik sifat yang diturunkan tersebut yang baik maupun sifat yang buruk, dan kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap pola perkembangan seorang individu di masa yang akan datang. Apabila kondisi jasmani seorang ibu baik, maka akan memberika dampak yang baik juga terhadap janinnya dengan menunjang perkembangan- perkembangan si janin pada saat terjadi pembauran sifat-sifat bawaan maupun dalam pola perkembangan selanjutnya. Begitupun sebaliknya, apabila kondisi jasmani seorang ibu buruk, maka dapat memberikan dampak yang tidak baik terhadap janinnya seperti, menghambat perkembangan janin dan mengganggu pola perkembangan selanjutnya. Contohnya seperti, seorang ibu yang mengidap penyakit HIV maka sang janin/anak juga berpeluang terkena penyakit tersebut. c) Penentuan jenis kelamin Jenis kelamin pada setiap individu yang baru diciptakan telah dipastikan pada waktu pembuahan dan dalam hal ini kondisi-kondisi jasmani seorang ibu tidak akan berpengaruh terhadapnya. Penentuan jenis kelamin yang terjadi semasa pembuahan tersebut tergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum/sel telur. Pada spermatozoa seorang pria yang matang akan mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan pada ovum atau sel telur seorang wanita akan mengandung kromosom X. Jika seorang wanita yang mengandung kromosom X tersebut menyatu dengan spermatozoa seorang pria yang mengandung kromosom Y, maka akan terjadi suatu kombinasi kromosom XY yang dapat menghasilkan suatu jenis kelamin pria. Sementara itu, jika seorang wanita yang mengandung kromosom X tersebut menyatu dengan spermatozoa seorang pria yang mengandung kromosom X, maka akan terjadi suatu kombinasi kromosom XX yang dapat menghasilkan suatu jenis kelamin wanita. d) Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat Dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal ini lebih banyak terbentuk selama masa prenatal dibandingkan pada masa-masa lainnya pada seluruh kehidupan individu. Pada masa prenatal pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai setelah terjadi pembuahan yang umumnya pembuahan ini baru terjadi dua minggu setelah tanggal menstruasi calon ibu/seorang wanita. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa prenatal ini terjadi begitu cepat dari minggu ke minggu, dimana dari awal mulanya yang bebentuk sebuah kantung embrio, plasenta, sel darah, dan bebrapa sel lainnya yang ikut berkembang hingga tabung jantung janin sudah ada dan dapat berdenyut sampai akhirnya terbentuk seperti bayi yang sempurna. e) Mengandung banyak bahaya, baik fisik atau psikis Selama prenatal, masa ini adalah masa-masa yang mengandung banyak bahaya, baik bahaya secara fisik maupun secara psikis. Dianggap bahaya dikarenakan pada masa prenatal ini memiliki pengaruh yang berkelanjutan terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin di masa mendatang. Maka dari itu seorang ibu harus selalu menjaga kandungannya, seperti memakan makanan yang bergizi, rajin olahraga, menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh, tidak merokok, ataupun mengindari hal-hal lainnya yang mampu mengancam kandungan. f) Membentuk perilaku-perilaku yang baru diciptakan Masa prenatal merupakan waktu dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk perilaku-perilaku dalam diri individu yang baru diciptakan. Perilaku-perilaku dalam diri individu yang baru diciptakan ini dapat mempengaruhi bagaimana cara individu-individu ini dianggap atau diperlakukan, terutama pada saat tahun-tahun pertama pembentukan kepribadiannya. Apabila perilaku-perilaku tersebut bersifat emosional, maka hal tersebut bisa menghambat dan merusak keseimbangan ibu, dan dengan demikian dengan kondisi yang seperti itu dapat mengganggu kondisi-kondisi jasmani seorang ibu yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan normal dari individu yang baru diciptakan.
3.5 Bahaya Fisik pada Masa Prenatal
Masa Prenatal merupakan salah satu masa dalam pertumbuhan dan perkembangan individu yang terjadi sangat singkat. Meskipun memiliki waktu yang sangat singkat, periode ini rawan terhadap bahaya fisik. Bahaya fisik pada masa prenatal kali ini terdiri atas tiga (3) periode, yakni periode zigot, periode embrio, dan periode janin. Masing-masing periode tersebut memiliki faktor-faktor yang dapat mengganggu maupun mengancam pertumbuhan dan perkembangan individu selama masa prenatal. a) Periode zigot Menurut Hurlock (1980), pada periode zigot terdapat beberapa faktor mengganggu maupun mengancam pertumbuhan dan perkembangan individu selama masa prenatal, yakni sebagai berikut: 1) Kelaparan Apabila terdapat sedikit kuning telur yang mampu mempertahankan kehidupannya hingga zigot tersebut bisa menempelkan diri pada uterine atau apabila zigot terlalu lama menetap di tuba falopi maka zigot tersebut dapat mati kelaparan. 2) Kurangnya persiapan uterine Adanya ketidakseimbangan kelenjar dapat mempengaruhi kesiapan uterine. Sehingga, implantasi tidak bisa terwujud apabila pada waktunya dinding uterine belum siap menerima zigot 3) Implantasi di tempat yang salah. Zigot tidak akan mendapat makanan apabila zigot terlalu lama menetap bahkan terikat pada jaringan tiroid yang kecil di dalam dinding tuba falopi atau dinding uterine, sehingga zigot dapat mati. b) Periode embrio Pada periode embrio terdapat beberapa faktor bahaya fisik pada masa prenatal, yakni sebagai berikut: 1) Keguguran Keguguran dapat terjadi apabila kondisi jasmani ibu kurang baik pada masa prenatal dan kondisi ini cenderung terjadi antara minggu kesepuluh dan kesebelas setelah pembuahan. Kondisi tersebut seperti, terjatuh, stres, gangguan kelenjar, kekurangan gizi, kekurangan vitamin, dan penyakit-penyakit bahaya, yakni pneumonia dan diabetes. Beberapa kondisi/keadaan tersebut berdampak terhadap embrio. Embrio dapat keluar dari posisinya, yakni di dinding uterine, yang mengakibatkan keguguran. 2) Ketidakteraturan Perkembangan Ketidakteraturan perkembangan pada periode embrio ini dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan individu pada masa prenatal, terutama pada periode embrio bahaya fisik sangat berdampak terhadap otak embrio. Ketidakteraturan perkembangan ini disebabakan oleh beberapa hal seperti, malturasi ibu, kekurangan vitamin dan kelenjar, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan tembakau yang berlebihan, serta penyakit seperti, diabetes dan cacar Jerman. c) Periode Janin 1) Keguguran Tak khayal keguguran mungkin masih dapat terjadi sampai kehamilan bulan kelima, waktu yang paling responsive ialah pada saat datangnya haid secara normal. Terjadinya keguguran ini terdapat dua penyebab yaitu, fisik dan psikis. Penyebab fisik ini misalnya, jatuh, ibu yang mengandung mengalami kecelakan tertentu, ataupun yang lain- lainnya. Sedangkan penyebab psikis seperti, tekanan batin. 2) Prematur Apabila janin memiliki berat yang kurang dari 2 pon 3 ons, maka janin tersebut mempunyai peluang hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan janin yang memiliki berat lebih 2 pon 3 ons, sehingga janin ini berpeluang lebih tinggi untuk mengalami perkembangan salah satu bentuk pada masa prenatal. Adapun beberapa ciri-ciri dari premature, seperti yang dikutip dari Fudyartanta (2012), yakni : (a) Panjang badan kurang dari 45cm, (b) Berat badan kurang dari 2,5kg, (c) Prematur bersifat pasif, lemah, tidak banyak bergerak dan tenang saja, tidak banyak menangis, banyak hasrat untuk tidur saja., (d) Badannya kurus, kulitnya tidak licin, (e) Ukuran kepala (jauh) lebih besar daripada badannya, (f) Pusatnya masih di bagian bawah perut (tidak di tengah-tengah perut), (g) Pemeliharaan prematur amat sukar, oleh karenanya harus teliti, sebab kemungkinan untuk hidup terus agak tipis. Derajat temperature harus dibuat sama seperti temperatur ketika masih di dalam kandungan yang diatur dan ditempatkan dalam kotak bayi prematur. (h) Penyusunan masih sukar, karena bibirnya belum dapat mengisap apabila hendak menyusu kepada ibunya, dan harus dibantu dengan menggunakan alat lain. (i) Kulitnya masih berkerut-kerut dan dibungkus oleh lapisan vernix caseosa. (j) Pada bayi perempuan, labium minornya tampak menonjol keluar dari labium mayornya, karena labium mayornya belum berisi lemak. 3) Komplikasi pada saat melahirkan Ibu hamil yang mengalami tekanan dapat mempengaruhi kontraksi pada uterine dan biasanya menyebabkan komplikasi pada saat melahirkan 3.6 Bahaya Psikologis pada Masa Pranatal Sama halnya dengan bahaya fisik yang disangkutpautkan dengan masa prenatal, bahaya psikis/psikologis pada masa prenatal juga dapat menimbulkan dampak yang tetap ada pada pertumbuhan dan perkembangan setiap individu yang memilki pengaruh terhadap lingkungan sesudah dilahirkannya dan perlakuan yang akan diterima oleh anak dari orang-orang disekelilignya. Seperti yang dikemukankan oleh Hurlock (1980), hal tersebut memiliki makna bahwa selama tahun-tahun pertumbuhan awal janin terdapat tiga bahaya psikologis yang penting, yakni mencakup kepercayaan tradisional tmengenai perkembangan pranatal, tekanan yang diterima ibu selama masa prenatal, dan adanya sikap atau perilaku-perilaku yang kurang menyenangkan kepada anak yang belum lahir dari orang-orang yang akan memegang peranan penting dalam kehidupan. a) Adanya kepercayaan yang lebih tradisional Dengan adanya hal tersebut dapat mempengaruhi perlakuan orang tua kepada janin/anaknya dan acapkali juga dapat berpengaruh terhadap sikap anak yang satu dengan yang lainnya. Dampak adanya suatu kepercayaan yang sedemikian rupa memang lebih berat dari praduga orang-orang. Kepercayaan yang tidak/kurang menyenangkan tentu mampu mewarnai sikap anggota keluarganya dan orang-orang disekelilingnya. b) Tekanan yang dialami ibu Tekanan yang dialami ibu merupakan salah satu dari bahaya psikologis yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada masa prenatal maupun sesudah masa prenatal. Tekanan ini dapat berupa kondisi emosional ibu yang meningkat selama beberapa waktu. Kondisi tekanan ibu yang tidak terlalu tinggi dan hanya terjadi beberapa kali maka tidak banyak menunjukkan ketidakberaturan perkembangan, walaupun mampu meningkatkan aktivitas janin. Apabila peningkatan aktivitas janin tersebut hanya sedikit saja, maka akan berakibat baik dikarenakan janin juga memperlukan suatu latihan yang berguna untuk perkembangan ototnya agar sehat. Sedangkan, jika jani mengalami peningkatan aktivitas yang berlebihan, maka janin dapat mengalami kekurangan berat badan dan stress sehingga dalam hal ini sebuah penyesuaian awal setelah melahirkan akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. c) Adanya sikap-sikap yang kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti dalam kehidupan anak. Sikap-sikap yang kurang meyenangkan yang diterima janin selama masa prenatal ini bisa berasal dari orang-orang yang berarti dalam kehidupannya seperti, kedua orang tua, keluarga, maupun dari lingkungan luar. Dari beberbagai hal bahaya psikologis, bahaya ini merupakan suatu dampak yang paling serius dan mendalam, sebab sekali saja sikap tersebut berkembang maka sikap tersebut akan cenderung permanen dan hanya terdapat ssedikir perubahan saja. Adapun beberapa sikap kurang menyenangkan yang diterima oleh janin dari orang-orang yang berarti dalam kehidupannya, yakni sebagai berikut: 1) Anak yang tidak diinginkan 2) Tidak menghendaki anak pada saat ini 3) Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu 4) Konsep anak impian 5) Tidak menginginkan anak-anak kembar 6) Menginginkan pengguguran atau aborsi 7) Penghinaan kepada anak
Sumber :
Ulya, N. M. (2012). Pemikiran Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Tentang Pendidikan
Prenatal Dalam Kitab Tuhfah Al Maudūd Bi Ahkām Al Maulūd (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo).
Muhammad, Nuzli. 2011. Perkembangan Masa Intrauterine (Prenatal) Psikologi
Perkembangan. https://www.slideshare.net/mobile/210878/5-periode-prenatal [Di akses pada 2 Maret 2020]
Saputra, N.A. and Munaf, Y., 2020. Perkembangan peserta didik. Deepublish.