Anda di halaman 1dari 8

2.

3 Karakteristik Masa Prenatal

Masa prenatal yang relative singkat ini memiliki beberapa karakteristik


penting yang setiap karakteristik tersebut mempunyai dampak panjang terhadap
perkembangan selama rentang kehidupan, karena pada masa ini merupakan awal
terbentuknya kedekatan antara sang bayi dan orang tua. Menurut Elizabeth B.
Hurlock (1980:36) masa prenatal memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai
berikut ini :

a) Terjadinya pembauran sifat-sifat bawaan dari kedua orang tua


Dalam penentuan sifat-sifat bawaan ini diawali pada saat pembuahan,
dimana sifat-sifat bawaan ini diperoleh dari kedua orang tua janin.
Keadaan ini sanagat dipengaruhi oleh jumlah kromosom-kromosom yang
disumbangkan oleh kedua orang tua janin dan yang ditentukan satu kali
saja untuk seluruh kehidupan seseorang ketika dalam kandungan/masa
kehamilan. Apabila terjadi kelebihan jumlah kromosom dapat
menyebabkan penyimpangan genetic pada janin yang mengakibatkan anak
mempunyai penyakit down sindrom. Dalam hal ini usia seorang
wanita/ibu ketika mengandung berpengaruh terdapat penyimpangan
genetic tersebut, seperti wanita yang berusia 35 tahun keatas akan
mempunyai peluan dalam penyipangan genetic ini.
Sewaktu pembauran sifat-sifat bawaan ini berfungsi sebagai pondasi awal
untuk perkembangan selanjutnya bagi si janin dan akan berpengaruh
terhadap kehidupan selanjutnya. Sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua
orang tua janin ini dapat berupa sifat fisik maupun sifat psikis. Sifat fisik
tersebut seperti, bentuk tubuh, warna kulit, warna mata, warna kulit, dan
sebagainya. Sementara itu, pada sifat psikis ini berkaitan erat dengan
kondisi jasmani, yakni yang berkaitan dengan fungsi fisilogis seperti
darah, cairan-cairan, dan kelenjar-kelenjar yang berada di dalam tubuh
manusia. Selain itu, sifat-sifat bawaan ini juga dapat berupa tingkat
kerentanannya terhadap penyakit atau daya tahan tubuh.
b) Pengaruh kondisi jasmani seorang ibu
Kondisi jasmani seorang ibu dapat menunjang dan mengahambat
perkembangan sifat-sifat bawaan, baik sifat yang diturunkan tersebut yang
baik maupun sifat yang buruk, dan kondisi tersebut sangat berpengaruh
terhadap pola perkembangan seorang individu di masa yang akan datang.
Apabila kondisi jasmani seorang ibu baik, maka akan memberika dampak
yang baik juga terhadap janinnya dengan menunjang perkembangan-
perkembangan si janin pada saat terjadi pembauran sifat-sifat bawaan
maupun dalam pola perkembangan selanjutnya. Begitupun sebaliknya,
apabila kondisi jasmani seorang ibu buruk, maka dapat memberikan
dampak yang tidak baik terhadap janinnya seperti, menghambat
perkembangan janin dan mengganggu pola perkembangan selanjutnya.
Contohnya seperti, seorang ibu yang mengidap penyakit HIV maka sang
janin/anak juga berpeluang terkena penyakit tersebut.
c) Penentuan jenis kelamin
Jenis kelamin pada setiap individu yang baru diciptakan telah dipastikan
pada waktu pembuahan dan dalam hal ini kondisi-kondisi jasmani seorang
ibu tidak akan berpengaruh terhadapnya.
Penentuan jenis kelamin yang terjadi semasa pembuahan tersebut
tergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum/sel telur.
Pada spermatozoa seorang pria yang matang akan mengandung kromosom
X dan kromosom Y, sedangkan pada ovum atau sel telur seorang wanita
akan mengandung kromosom X. Jika seorang wanita yang mengandung
kromosom X tersebut menyatu dengan spermatozoa seorang pria yang
mengandung kromosom Y, maka akan terjadi suatu kombinasi kromosom
XY yang dapat menghasilkan suatu jenis kelamin pria. Sementara itu, jika
seorang wanita yang mengandung kromosom X tersebut menyatu dengan
spermatozoa seorang pria yang mengandung kromosom X, maka akan
terjadi suatu kombinasi kromosom XX yang dapat menghasilkan suatu
jenis kelamin wanita.
d) Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
Dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal ini lebih banyak
terbentuk selama masa prenatal dibandingkan pada masa-masa lainnya
pada seluruh kehidupan individu. Pada masa prenatal pertumbuhan dan
perkembangan janin dimulai setelah terjadi pembuahan yang umumnya
pembuahan ini baru terjadi dua minggu setelah tanggal menstruasi calon
ibu/seorang wanita. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa prenatal
ini terjadi begitu cepat dari minggu ke minggu, dimana dari awal mulanya
yang bebentuk sebuah kantung embrio, plasenta, sel darah, dan bebrapa sel
lainnya yang ikut berkembang hingga tabung jantung janin sudah ada dan
dapat berdenyut sampai akhirnya terbentuk seperti bayi yang sempurna.
e) Mengandung banyak bahaya, baik fisik atau psikis
Selama prenatal, masa ini adalah masa-masa yang mengandung banyak
bahaya, baik bahaya secara fisik maupun secara psikis. Dianggap bahaya
dikarenakan pada masa prenatal ini memiliki pengaruh yang berkelanjutan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin di masa mendatang. Maka
dari itu seorang ibu harus selalu menjaga kandungannya, seperti memakan
makanan yang bergizi, rajin olahraga, menjaga kebersihan dan kesehatan
tubuh, tidak merokok, ataupun mengindari hal-hal lainnya yang mampu
mengancam kandungan.
f) Membentuk perilaku-perilaku yang baru diciptakan
Masa prenatal merupakan waktu dimana orang-orang yang berkepentingan
membentuk perilaku-perilaku dalam diri individu yang baru diciptakan.
Perilaku-perilaku dalam diri individu yang baru diciptakan ini dapat
mempengaruhi bagaimana cara individu-individu ini dianggap atau
diperlakukan, terutama pada saat tahun-tahun pertama pembentukan
kepribadiannya. Apabila perilaku-perilaku tersebut bersifat emosional,
maka hal tersebut bisa menghambat dan merusak keseimbangan ibu, dan
dengan demikian dengan kondisi yang seperti itu dapat mengganggu
kondisi-kondisi jasmani seorang ibu yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan normal dari individu yang baru
diciptakan.

3.5 Bahaya Fisik pada Masa Prenatal


Masa Prenatal merupakan salah satu masa dalam pertumbuhan dan
perkembangan individu yang terjadi sangat singkat. Meskipun memiliki waktu
yang sangat singkat, periode ini rawan terhadap bahaya fisik. Bahaya fisik pada
masa prenatal kali ini terdiri atas tiga (3) periode, yakni periode zigot, periode
embrio, dan periode janin. Masing-masing periode tersebut memiliki faktor-faktor
yang dapat mengganggu maupun mengancam pertumbuhan dan perkembangan
individu selama masa prenatal.
a) Periode zigot
Menurut Hurlock (1980), pada periode zigot terdapat beberapa faktor
mengganggu maupun mengancam pertumbuhan dan perkembangan
individu selama masa prenatal, yakni sebagai berikut:
1) Kelaparan
Apabila terdapat sedikit kuning telur yang mampu mempertahankan
kehidupannya hingga zigot tersebut bisa menempelkan diri pada
uterine atau apabila zigot terlalu lama menetap di tuba falopi maka
zigot tersebut dapat mati kelaparan.
2) Kurangnya persiapan uterine
Adanya ketidakseimbangan kelenjar dapat mempengaruhi kesiapan
uterine. Sehingga, implantasi tidak bisa terwujud apabila pada
waktunya dinding uterine belum siap menerima zigot
3) Implantasi di tempat yang salah.
Zigot tidak akan mendapat makanan apabila zigot terlalu lama
menetap bahkan terikat pada jaringan tiroid yang kecil di dalam
dinding tuba falopi atau dinding uterine, sehingga zigot dapat mati.
b) Periode embrio
Pada periode embrio terdapat beberapa faktor bahaya fisik pada masa
prenatal, yakni sebagai berikut:
1) Keguguran
Keguguran dapat terjadi apabila kondisi jasmani ibu kurang baik pada
masa prenatal dan kondisi ini cenderung terjadi antara minggu
kesepuluh dan kesebelas setelah pembuahan. Kondisi tersebut seperti,
terjatuh, stres, gangguan kelenjar, kekurangan gizi, kekurangan
vitamin, dan penyakit-penyakit bahaya, yakni pneumonia dan diabetes.
Beberapa kondisi/keadaan tersebut berdampak terhadap embrio.
Embrio dapat keluar dari posisinya, yakni di dinding uterine, yang
mengakibatkan keguguran.
2) Ketidakteraturan Perkembangan
Ketidakteraturan perkembangan pada periode embrio ini dapat
menganggu pertumbuhan dan perkembangan individu pada masa
prenatal, terutama pada periode embrio bahaya fisik sangat berdampak
terhadap otak embrio. Ketidakteraturan perkembangan ini disebabakan
oleh beberapa hal seperti, malturasi ibu, kekurangan vitamin dan
kelenjar, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan tembakau yang
berlebihan, serta penyakit seperti, diabetes dan cacar Jerman.
c) Periode Janin
1) Keguguran
Tak khayal keguguran mungkin masih dapat terjadi sampai kehamilan
bulan kelima, waktu yang paling responsive ialah pada saat datangnya
haid secara normal. Terjadinya keguguran ini terdapat dua penyebab
yaitu, fisik dan psikis. Penyebab fisik ini misalnya, jatuh, ibu yang
mengandung mengalami kecelakan tertentu, ataupun yang lain-
lainnya. Sedangkan penyebab psikis seperti, tekanan batin.
2) Prematur
Apabila janin memiliki berat yang kurang dari 2 pon 3 ons, maka janin
tersebut mempunyai peluang hidup yang lebih rendah dibandingkan
dengan janin yang memiliki berat lebih 2 pon 3 ons, sehingga janin ini
berpeluang lebih tinggi untuk mengalami perkembangan salah satu
bentuk pada masa prenatal. Adapun beberapa ciri-ciri dari premature,
seperti yang dikutip dari Fudyartanta (2012), yakni :
(a) Panjang badan kurang dari 45cm,
(b) Berat badan kurang dari 2,5kg,
(c) Prematur bersifat pasif, lemah, tidak banyak bergerak dan tenang
saja, tidak banyak menangis, banyak hasrat untuk tidur saja.,
(d) Badannya kurus, kulitnya tidak licin,
(e) Ukuran kepala (jauh) lebih besar daripada badannya,
(f) Pusatnya masih di bagian bawah perut (tidak di tengah-tengah
perut),
(g) Pemeliharaan prematur amat sukar, oleh karenanya harus teliti,
sebab kemungkinan untuk hidup terus agak tipis. Derajat
temperature harus dibuat sama seperti temperatur ketika masih di
dalam kandungan yang diatur dan ditempatkan dalam kotak bayi
prematur.
(h) Penyusunan masih sukar, karena bibirnya belum dapat mengisap
apabila hendak menyusu kepada ibunya, dan harus dibantu dengan
menggunakan alat lain.
(i) Kulitnya masih berkerut-kerut dan dibungkus oleh lapisan vernix
caseosa.
(j) Pada bayi perempuan, labium minornya tampak menonjol keluar
dari labium mayornya, karena labium mayornya belum berisi
lemak.
3) Komplikasi pada saat melahirkan
Ibu hamil yang mengalami tekanan dapat mempengaruhi kontraksi
pada uterine dan biasanya menyebabkan komplikasi pada saat
melahirkan
3.6 Bahaya Psikologis pada Masa Pranatal
Sama halnya dengan bahaya fisik yang disangkutpautkan dengan masa
prenatal, bahaya psikis/psikologis pada masa prenatal juga dapat
menimbulkan dampak yang tetap ada pada pertumbuhan dan perkembangan
setiap individu yang memilki pengaruh terhadap lingkungan sesudah
dilahirkannya dan perlakuan yang akan diterima oleh anak dari orang-orang
disekelilignya. Seperti yang dikemukankan oleh Hurlock (1980), hal tersebut
memiliki makna bahwa selama tahun-tahun pertumbuhan awal janin terdapat
tiga bahaya psikologis yang penting, yakni mencakup kepercayaan tradisional
tmengenai perkembangan pranatal, tekanan yang diterima ibu selama masa
prenatal, dan adanya sikap atau perilaku-perilaku yang kurang menyenangkan
kepada anak yang belum lahir dari orang-orang yang akan memegang peranan
penting dalam kehidupan.
a) Adanya kepercayaan yang lebih tradisional
Dengan adanya hal tersebut dapat mempengaruhi perlakuan orang tua
kepada janin/anaknya dan acapkali juga dapat berpengaruh terhadap sikap
anak yang satu dengan yang lainnya. Dampak adanya suatu kepercayaan
yang sedemikian rupa memang lebih berat dari praduga orang-orang.
Kepercayaan yang tidak/kurang menyenangkan tentu mampu mewarnai
sikap anggota keluarganya dan orang-orang disekelilingnya.
b) Tekanan yang dialami ibu
Tekanan yang dialami ibu merupakan salah satu dari bahaya psikologis
yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada masa
prenatal maupun sesudah masa prenatal. Tekanan ini dapat berupa kondisi
emosional ibu yang meningkat selama beberapa waktu. Kondisi tekanan
ibu yang tidak terlalu tinggi dan hanya terjadi beberapa kali maka tidak
banyak menunjukkan ketidakberaturan perkembangan, walaupun mampu
meningkatkan aktivitas janin. Apabila peningkatan aktivitas janin tersebut
hanya sedikit saja, maka akan berakibat baik dikarenakan janin juga
memperlukan suatu latihan yang berguna untuk perkembangan ototnya
agar sehat. Sedangkan, jika jani mengalami peningkatan aktivitas yang
berlebihan, maka janin dapat mengalami kekurangan berat badan dan
stress sehingga dalam hal ini sebuah penyesuaian awal setelah melahirkan
akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
c) Adanya sikap-sikap yang kurang menyenangkan dari orang-orang yang
berarti dalam kehidupan anak.
Sikap-sikap yang kurang meyenangkan yang diterima janin selama masa
prenatal ini bisa berasal dari orang-orang yang berarti dalam kehidupannya
seperti, kedua orang tua, keluarga, maupun dari lingkungan luar. Dari
beberbagai hal bahaya psikologis, bahaya ini merupakan suatu dampak
yang paling serius dan mendalam, sebab sekali saja sikap tersebut
berkembang maka sikap tersebut akan cenderung permanen dan hanya
terdapat ssedikir perubahan saja.
Adapun beberapa sikap kurang menyenangkan yang diterima oleh janin
dari orang-orang yang berarti dalam kehidupannya, yakni sebagai berikut:
1) Anak yang tidak diinginkan
2) Tidak menghendaki anak pada saat ini
3) Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
4) Konsep anak impian
5) Tidak menginginkan anak-anak kembar
6) Menginginkan pengguguran atau aborsi
7) Penghinaan kepada anak

Sumber :

Ulya, N. M. (2012). Pemikiran Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Tentang Pendidikan


Prenatal Dalam Kitab Tuhfah Al Maudūd Bi Ahkām Al Maulūd (Doctoral
dissertation, IAIN Walisongo).

Muhammad, Nuzli. 2011. Perkembangan Masa Intrauterine (Prenatal) Psikologi


Perkembangan. https://www.slideshare.net/mobile/210878/5-periode-prenatal [Di
akses pada 2 Maret 2020]

Saputra, N.A. and Munaf, Y., 2020. Perkembangan peserta didik. Deepublish.

3.5

Anda mungkin juga menyukai