Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

LAPORAN HASIL OBSERVASI

“ Kondisi Masyarakat Dusun Bendungan RT 01 RW 10 Dalam Bersosialisasi”

Hari/Tanggal Observasi : Minggu, 27 Desember 2020

Lokasi Observasi : Dusun Bendungan RT 01 RW 10 Desa Pijharjo, Kecamatan

Manyaran, Kabupaten Wonogiri

Pengamat : Annastasya Putri

Narasumber : Ibu Narsi

Tujuan Observasi : Untuk mengetahui bagaimana kondisi masyarakat dusun


Bendungan RT 01 RW 10 dalam kesehariannya sebagai warga
negara Indonesia.
Metode : Pengamatan dan Wawancara

Hasil Observasi :

Pada kesempatan kali ini saya melakukan observasi di wilayah saya, yakni Dusun
Bendungan RT 01 Pijiharjo, Manyaran. Saat melakukan observasi saya mengamati bagaimana
keadaan masyarakat sekitar, tak jarang saya juga menyapa dan ikut bergabung dengan ibu-ibu
yang sedang berada di luar rumah dan berkumpul. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana
kondisi masyarakat Dusun Bendungan RT 01 RW 10 saya melakukan kunjungan ke rumah
Bapak Giyatno selaku Kepala Dusun (Kadus) Bendungan. Namun, saat saya melakukan
kunjugan ke rumah Bapak Giyatno, beliau tidak ada. Maka saya melakukan wawancara terhadap
istri beliau, yakni Ibu Narsi. Ibu Narsipun menjelaskan secara rinci bagaimana kondisi
masyarakat dusun Bendungan dalam melakukan kegiatan sosial. Menurut pemaparan Ibu Narsi,
kondisi dusun Bendungan cenderung ayem tentrem atau kondusif. Masyarakat saling bahu
menbahu dalam upaya menciptakan keharmonisan di lingkungan mereka, sehingga jarang di
temukan permasalahan-permasalahan yang dapat menimbulkan konflik dan perpecahan antar
warga. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat dusun Bendungan selalu mengutamakan asas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan Pancasila. Nilai-nilai yang
terkadung di dalam Pancasila merupakan sesuatu yang sesuai dengan karakter masyarakat Dusun
Bendungan yang masih memegang pedoman kejawen. Pedoman Kejawen ini dapat berupa
spiritual/kepercayaan, keseniaan, kebudayaan, perilaku, dan tradisi yang diturunkan secara turun
menurun dari nenek moyang sebelumnya. Dalam perihal kepercayaan, masyarakat lebih dominan
taat terhadap agamanya, sehingga masyarakat akan melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan-larangan yang terdapat dalam ajaran agamanya. Selain itu, kejawen juga memiliki
makna sebagai suatu kebudayaan yang diwariskan secara turun menurun dengan ajaran utama
yang dapat membangun dan membentuk tata krama yang baik dalam menjalankan kehidupannya,
terutama dalam hal ketaatannya dengan sang Pencipta.

Meskipun demikian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Dusun Bendungan juga


terdapat pertetangan atau permasalahan, baik dalam lingkup keluarga, tetangga, maupun
masyarakat luas. Namun permasalahan yang terjadi tersebut tidak sampai menjadi suatu masalah
yang berkepanjangan, karena jika terjadi suatu permasalahan maka pihak yang terlibat akan
membicarakan hal tersebut secara baik-baik dengan menerapkan asas musyawarah dan mufakat,
masyarakat akan mendiskusikan secara bersama bagaimana solusi yang tepat dalam
memecahkan permasalahan tersebut. Semisal dalam kegiatan arisan Ibu-ibu RT 01, pada
kegiatan tersebut terdapat sebuah uang kas. Uang kas tersebut dapat dipinjamkan kepada warga
yang mengikuti arisan tersebut dengan memberi jangka waktu tertentu untuk
mengembalikannya. Dalam hal ini terdapat warga yang tidak mampu mengembalikan uang kas
yang dipinjamnya sesuai jangka waktu yang diberikan, sehingga untuk memecahkan persoalan
ini Ketua arisan meminta Ibu-Ibu untuk mendiskusikan terlebih dahulu bagaimana solusi yang
tepat dalam mengatasi persoalan tersebut. Tujuan diadakan diskusi ini ialah agar tidak
menimbulkan kecemburuan antar warga apabila keputusan yang diberikan kepada pihak yang
memiliki hutang diambil secara sepihak oleh ketua arisan. Maka dengan adanya musyawarah ini
diharapkan mampu mengahasilkan mufakat bersama yang dapat menguntungkan semua pihak.
Selain itu dalam kehidupan sosial, apabila ada salah satu warga yang sakit maka warga lainnya
akan menjenguk dan memberikan doa maupun bantuan materi (uang/sembako). Selanjutnya,
apabila terdapat warga yang sedang memperbaiki rumah atau membangun rumah maka
maasyarakat akan bergotong royong untuk memberikan bantuan semampu mereka, baik bantuan
tenaga dengan ikut dalam pembangunan tersebut ataupun bantuan materi dengan memberikan
sembako.
Sementara itu, masyarakat Dusun Bendungan dalam kesehariannya sudah cukup baik
dalam menjalankan kehidupan sebagai makhluk sosial dan kehidupan dalam berbangsa dan
bernegara. Hal ini terlihat dari berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat
Dusun Bendungan untuk memperat rasa kekeluargaannya, seperti kegiatan berikut ini :

1) Bersih Dusun

Bersih dusun merupakan salah satu agenda kegiatan rutin yang dilakukan oleh
pihak remaja Karang Taruna setiap pekannya. Dalam kegiatan bersih dusun ini tidak
hanya dilakukan oleh remaja Karang taruna saja, masyarakat sekitar juga turut
berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, baik dengan ikut melakukan
bersih desa maupun memberikan konsumsi. Bersih dusun ini dilakukan dengan
membersihkan area jalan sekitar pemukiman warga dan membersihkan tempat ibadah
(Masjid). Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap cinta
lingkungan, menanamkan perilaku positif terhadap remaja, dan memupuk rasa
kekeluargaan dalam masyarakat.

Gambar 1. Kegiatan Bersih-Bersih Jalan oleh Remaja Karang Taruna


Gambar 2. Pemberian Konsumsi Sebagai Bentuk Partisipasi Warga

2) Aktif dalam mengikuti agenda kegiatan yang diadakan pemerintah setempat

Masyarakat dusun Bendungan cenderung aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan


yang diagendakan, baik kegiatan yang ada di dusun maupun di luar dusun. Dengan
keaktifan masyarakat ini mampu meningkatkan daya pikir kritis masyarakat, karena
masyarakat melakukan interaksi dengan beberapa orang dalam kegiatan tersebut.
Mayarakat yang memiliki pemikiran kritis ini dapat menyelesaikan persoalan-persoalan
yang ada dengan baik dan tepat. Adanya kegiatan ini juga mampu menumbuhkan rasa
kekeluargaan antar sesama dan menciptakan lingkungan yang harmonis, serta
menmbenruk perilaku yang demokrasi. Semisal dalam kegiatan posyandu terdapat suatu
pemilihan ketua kader posyandu, maka pemilihannya dilakukan dengan cara voting dan
siapapun yang terpilih nantinya harus menghargai dan menghormatinya.
Gambar 3. Kegiatan Senam oleh Ibu-Ibu di Dusun Bendungan

Gambar 4. Kegiatan Ibu-Ibu Posyandu di Desa Pijiharjo

Selain kegiatan di atas, di Dusun Bendungan juga terdapat kegiatan pengajian, kegiatan
makan bersama yang biasanya dilakukan untuk memperingati hari-hari besar. Dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang tersebut, maka dalam kesehariaannya
masyarakat dusun Bendunga mau tidak mau dituntut untuk memiliki perilaku yang demokratis
hingga tuntutan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dalam diri masyarakat tersebut. Perilaku ini
ialah saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya, jika teerdapat persoalan maka akan
diseleksaikan secara kekeluargaan dengan asas musyawarah dan mufakat, memiliki rasa
solidaritas yang kuat, dan dengan adanya rasa kekeluargaan diantara masyarakat tersebut dapat
menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai