Hasil Observasi :
Pada kesempatan kali ini saya melakukan observasi di wilayah saya, yakni Dusun
Bendungan RT 01 Pijiharjo, Manyaran. Saat melakukan observasi saya mengamati bagaimana
keadaan masyarakat sekitar, tak jarang saya juga menyapa dan ikut bergabung dengan ibu-ibu
yang sedang berada di luar rumah dan berkumpul. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana
kondisi masyarakat Dusun Bendungan RT 01 RW 10 saya melakukan kunjungan ke rumah
Bapak Giyatno selaku Kepala Dusun (Kadus) Bendungan. Namun, saat saya melakukan
kunjugan ke rumah Bapak Giyatno, beliau tidak ada. Maka saya melakukan wawancara terhadap
istri beliau, yakni Ibu Narsi. Ibu Narsipun menjelaskan secara rinci bagaimana kondisi
masyarakat dusun Bendungan dalam melakukan kegiatan sosial. Menurut pemaparan Ibu Narsi,
kondisi dusun Bendungan cenderung ayem tentrem atau kondusif. Masyarakat saling bahu
menbahu dalam upaya menciptakan keharmonisan di lingkungan mereka, sehingga jarang di
temukan permasalahan-permasalahan yang dapat menimbulkan konflik dan perpecahan antar
warga. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat dusun Bendungan selalu mengutamakan asas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan Pancasila. Nilai-nilai yang
terkadung di dalam Pancasila merupakan sesuatu yang sesuai dengan karakter masyarakat Dusun
Bendungan yang masih memegang pedoman kejawen. Pedoman Kejawen ini dapat berupa
spiritual/kepercayaan, keseniaan, kebudayaan, perilaku, dan tradisi yang diturunkan secara turun
menurun dari nenek moyang sebelumnya. Dalam perihal kepercayaan, masyarakat lebih dominan
taat terhadap agamanya, sehingga masyarakat akan melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan-larangan yang terdapat dalam ajaran agamanya. Selain itu, kejawen juga memiliki
makna sebagai suatu kebudayaan yang diwariskan secara turun menurun dengan ajaran utama
yang dapat membangun dan membentuk tata krama yang baik dalam menjalankan kehidupannya,
terutama dalam hal ketaatannya dengan sang Pencipta.
1) Bersih Dusun
Bersih dusun merupakan salah satu agenda kegiatan rutin yang dilakukan oleh
pihak remaja Karang Taruna setiap pekannya. Dalam kegiatan bersih dusun ini tidak
hanya dilakukan oleh remaja Karang taruna saja, masyarakat sekitar juga turut
berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, baik dengan ikut melakukan
bersih desa maupun memberikan konsumsi. Bersih dusun ini dilakukan dengan
membersihkan area jalan sekitar pemukiman warga dan membersihkan tempat ibadah
(Masjid). Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap cinta
lingkungan, menanamkan perilaku positif terhadap remaja, dan memupuk rasa
kekeluargaan dalam masyarakat.
Selain kegiatan di atas, di Dusun Bendungan juga terdapat kegiatan pengajian, kegiatan
makan bersama yang biasanya dilakukan untuk memperingati hari-hari besar. Dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang tersebut, maka dalam kesehariaannya
masyarakat dusun Bendunga mau tidak mau dituntut untuk memiliki perilaku yang demokratis
hingga tuntutan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dalam diri masyarakat tersebut. Perilaku ini
ialah saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya, jika teerdapat persoalan maka akan
diseleksaikan secara kekeluargaan dengan asas musyawarah dan mufakat, memiliki rasa
solidaritas yang kuat, dan dengan adanya rasa kekeluargaan diantara masyarakat tersebut dapat
menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.