Oleh:
Bagas Gilang Pangestu
16071037
1|Page
BAB I
Ronda dan jimpitan merupakan dua hal yang tidak dapat di pisahkan,
meskipun keduanya berbeda, tetapi banyak kasus yang mengartikan jimpitan dan
ronda adalah suatu hal yang sama Ronda adalah kegiatan “patroli” warga suatu
kampung untuk memastikan bahwa kampung mereka aman. Namun di tempat
saya tinggal tepatnya di Desa Puluhdadi Catur Tunggal, ronda dan jimpitan di
lakukan dengan berkumpul di salah satu rumah warga yang menjadi anggota
jimpitan dan ini dilakukan secara bergiliran setiap minggunya, karna dengan cara
berkumpul di rumah warga salah satu anggota jimpitan dapat melestarikan tali
silaturahmi dan merupakan ide yang bagus menurut saya, setelah semua
berkumpul kemudian di bagi lagi menjadi kelompok kecil untuk berkeliling di
lingkungan dan mengambil uang receh atau beras yang sudah di siapkan oleh
2|Page
masing – masing penghuni rumah yang di tempatkan di samping pintu dan selain
mengambil uang receh juga, lingkungan dapat terhindari dari kejahatan seperti
maling, jadi akan lebih aman lingkungan warga sekitar.
3|Page
berasal dari dana APBD. Dimana masing – masing kelurahan / desa setiap
tahunnya mempunyai dana anggaran untuk pembangunan di wilayahnya. Dana
pembangunan ini setiap tahunnya akan bagikan kepada masing – masing desa
secara bergantian, selain dari bantuan pemerintah, dana pembangunan dapat
berasal dari swadaya masyarakat dan usaha yang lainnya. Berdasarkan peraturan
ini maka masyarakat juga mempunyai peran dalam pembangunan di
lingkungannya melalui swadaya masyarakat.
Dana swadaya masyarakat dapat di hasilkan dari iuran rutin bulanan atau
kegiatan yang lainnya. Swadaya adalah bentuk atau sumbangan yang dapat berupa
uang atau material non fisik dalam bentuk tenaga dan pemikiran dalam kegiatan
pembangunan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam kasus ini yaitu :
4|Page
Tinjauan Pustaka
Budaya – budaya yang berbeda memiliki sistem nilai yang berbeda dan
tujuan hidup yang berbeda pula. Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas
budaya semakin terasakan karena semakin terbukanya pergaulan kita dengan
orang dari berbagai budaya yang berbeda, salin kondisi bangsa indonesia yang
sangat majemuk dengan barbagai ras, suku bangsa, agama, latar belakang daerah
dan sebagainya. Salin itu kita juga harus mengetahui pengertian dan definisi
komunikasi dan budaya supaya lebih mengenal jauh apa itu budaya dan
komunikasi atau hubungan keduanya.1
berikut ada beberapa pengertian dan definisi tentang komunikasi dan budaya :
1. Pengertian Komunikasi
Kehidupan manusia ditandai oleh dinamika komunikasi. Seluruh umat
manusia di dunia benar – benar menyadari bahwa semua kebutuhan hidupnya
hanya dapat di penuhi jika dia berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu jika
dia berhasil berkomunikasi secara efektif maka seluruh kebutuhannya dapat di
capai. Anda dan saya selalu berkomunikasi. Anak - anak bercengkraman dengan
bapak dan ibu di rumah, mereka saling bertukar informasi dan pengalaman.
Mereka berdiskusi dan berdialog panjang merundingkan sebuah keputusan.
Kita bertukar informasi dengan para tetangga dan kenalan, kita juga membaca
majalah atau surat kabar dan mendengarkan radio atau menonton televisi. Kata
salahsatu aksimoa komunikasi, “manusia tidak mungkin tidak berkomunikasi”
atau “manusia tidak dapat mengelak dari komunikasi”. Artinya, tiada hari tanpa
komunikasi. Komunikasi telah ada sejak manusia lahir, dan akan terus ada
sepanjang manusia hidup.2
1
Sambas Syukriadi, Antopologi Komunikasi, 2016, Bandung : CV Pustaka Setia,hal.205
2
Liliweri Alo.2008, Makna Budaya Dalam Komunikasi Lintas Budaya, Yogyakarta:Lkis
Yogyakarta, hal.2
5|Page
2. Definisi Komunikasi
Meskipun kita selalu berkomunikasi, namun mungkin sekali kita tidak
memahami betul apa yang sedang dilakukan itu memenuhi syarat – syarat
berkomunikasi yang baik dan benar. Saya akan mengutip beberapa definisi
komunikasi yang dapat membantu kita memahami komunikasi.
3. Pengertian Kebudayaan
Ada yang mengatakan bahwa kebudaayn adalah seni, padahal patut di ingat
bahwa kebudayaan bukanlah hanya sebuah seni, kebudayaan melebihi seni itu
sendiri karena kebudayaan meliputi sebuah jaringan kerja dakam kehidupan antar
manusia. Kebudayaan itu mempengaruhi sikap da nilai – nilai yang di miliki
manusia, bahkan mempengaruhi sikap dan prilaku manusia. Dengan kata lain
manusia merupakan aktor kebudayaan karena manusia bertindak dalam lingkup
kebudayaan
4. Definisi Kebudayaan
Kebudayan sebagai pandangan yang koheren tentang suatu yang di pelajari,
yang di bagi, atau yang di pertukarkan oleh sekelompok orang. Pandangan itu
berisi apa yang mendasari kehidupan. Kebudayan dalam arti yang luas adalah
3
Ibid,. Hal.3
6|Page
perilaku yang telah tertanam, ia merupakan totalitas dari suatu yang di pelajari
manusia, akumulasi dari pengalaman yang di alihkan secara sosial, tidak sekedar
sebuah catatan ringkas, tetapi dalam bentuk prilaku melalui pembelajaran sosial
(sosial learning) (Iris Varner dan Linda Beamer, dalam cultural communication in
the Global Workplace)
Landasan Teori
A. Kerangka Konsep Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
untuk itu peneliti memilih 3 orang untuk di tanyakan tentang latar belakang
4
Ibid., hal.7
7|Page
proses kegiatan ini dan seluruh informasi yang mereka miliki tentang proses
kegiatan jimpitan ini, untuk itu peneliti mengumpulkan data dengan cara
observasi dan wawancara.
B. Oprasional Konsep
operasional menurut karakteristik yang diobservasi untuk didefinisikan atau
mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan suatu perilaku atau gejala yang diamati, diuji dan di tentukan
kebenarannya kepada orang lain.
8|Page
perbedaan di dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, propinsi dan ide – ide besar
dalam negara.1
2) Maskulinitas
Maskulinitas merujuk pada tingkat nilai “maskulin” secara tradisional –
asertivitas dan mementingkan materi. Sebagai perbandingan, feminitas
menekankan pada nilai “feminim” – mempertahankan hubungan dan kualitas
kehidupan. Seseorang yang memiliki nilai maskulinitas yang sangat tinggi
menemui banyak tekanan pekerjaan dan konflik antara pekerjaan dan peran
keluarga dan seseorang yang memiliki maskulinitas yang rendah menemui lebih
sedikit konflik dan tekanan.
Nilai suatu masyarakat memiliki dampak terhadap nilai organisasi karena sifat
yang saling berinnteraksi antara pekerjaan, waktu luang, keluarga dan komunitas
maupun budaya. Berdasarkan budaya Amerika menepatkan pekerjaan sebagai
pusat pembentukan nilai. Pekerjaan tetap menjadi sumber untuk memperoleh
harga diri dan penghargaan materi di Amerika Serikat.2
1
John M,Konopaske Robert, Perilaku Dan Manajemen Organisasi, Erlangga, 2006, hal.42
2
Ibid., hal.43
9|Page
lebih banyak perlu aturan formal dan kebenaran absolut dan toleransinya lebih
rendah dari orang lain.3
4) Individualisme
Mayoritas orang di dunia yang tinggal dalam suatu komunitas yang memiliki
minat pada kelompok melebihi secara individu disebut sebagai kelompok
masyarakat collectivist. Sebagian besar lingkudangn collectivist ,”keluarga” di
mana anak tumbuh berkembang terdiri dari sejumlah orang yang hidup seperti ;
kakek – nenek, paman, bibi, pembantu, atau anggota lainnya. Dalam antopologi
budaya ini dikenal sebagai extended family. Ketika anak tumbuh berkembang
mereka belajar untuk berpikir mereka sebagai bagian dari kelompok dan memiliki
budaya yang sama dengan orang tua atau keluarga mereka.4
3
Ibid., hal.42
4
Ibid., hal.42
10 | P a g e