Anda di halaman 1dari 8

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. Penegertian Gotoroyong

Gotong royong merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama dan
memiliki sifat sukarela. Supaya kegiatan yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar,
ringan, dan juga mudah. Salah satu contoh yang bisa dilakukan secara gotong royong
adalah pembangunan fasilitas umum, membersihkan lingkungan desa, atau kerja bakti.

Sikap gotong royong tersebut seharusnya dimiliki oleh semua elemen dan lapisan
masyarakat yang ada di Indonesia. Sebab, dengan memiliki kesadaran itu, semua lapisan
masyarakat akan lebih mudah dalam melakukan semua kegiatan dengan cara gotong
royong.

Dengan begitu, semua hal yang akan dikerjakan akan lebih mudah dan juga cepat
diselesaikan serta lebih lancar dan maju. Tak hanya itu saja, dengan adanya kesadaran
semua lapisan masyarakat dalam menerapkan sikap gotong royong, maka akan tercipta
hubungan persaudaran yang semakin erat.

Seiring berkembangnya zaman, banyak nilai budaya yang masuk dan menjadi satu bagian
di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu, kehidupan masyarakat sedikit demi
sedikit mulai berubah. Dari ekonomi agraris menuju ke ekonomi industri. Sekarang ini,
ekonomi industri sudah lebih berkembang dan maju. Oleh karena itu, banyak tatanan
kehidupan yang didasarkan pada pertimbangan ekonomi. Sehingga banyak orang yang
memiliki sifat materialistis dan nilai gotong royong yang dulu sangat melekat kini sudah
mulai pudar.
Negara Indonesia adalah negara gotong royong, sebutan sebagai negara gotong royong
ini berdasar sejarah yang terjadi bagi seluruh warga Indonesia. Peristiwa sejarah yang telah
dialami oleh bangsa Indonesia telah menjadi darah dan daging bagi bangsa Indonesia itu sendiri.
Hal ini menjelaskan bahwa peristiwa sejarah pada masa penjajahan tidak pernah dilupakan oleh
seluruh bangsa Indonesia. Adanya peristiwa sejarah yang telah menimpa masyarakat Indonesia
ini menjadikan bangsa Indonesia untuk bersatu, pada masa penjajahan masyarakat Indonesia
bersatu untuk melawan para penjajah, bekerja bersama untuk gotong royong. Setelah masa
penjajahan, bangsa Indonesia bersatu untuk mempersiapkan diri untuk merdeka. Dalam masa
persiapan ini, masyarakat Indonesia dan para tokoh pejuang kemerdekaan juga saling bergotong
royong bekerja dan memikirkan segalanya. Pada persiapan inilah, bangsa Indonesia sungguh-
sungguh mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, para tokoh bangsa dan seluruh warga
Indonesia bekerja keras untuk membantu mempersiapkan diri demi kemerdekaan bangsa.

Perjuangan dalam masa persiapan tidak selalu berjalan dengan baik dan mulus, berbagai
macam peristiwa suka dan duka terjadi dalam masa persiapan kemerdekaan. Perjuangan dan
pengorbanan yang telah dilakukan oleh para tokoh pejuang kemerdekaan telah mencapai hasil
yang dicita-citakan bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan. Negara Indonesia sah merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945, presiden pertama negara Indonesia ialah Soekarno. Soekarno menjadi
pemimpin bagi bangsa Indonesia sejak tahun 1945-1967, kemahiran berpidato Soekarno diakui
oleh hampir seluruh dunia, dengan menguasai 6 bahasa dan menyandang 26 gelar doktor
kehormatan.

Setelah mengalami berbagai kejolak dalam hati ketika menghadapi para penjajah, pada
akhirnya masyarakat Indonesia mengalami kebahagiaan untuk bebas merdeka dan dapat hidup
sebagai manusia di negaranya sendiri. Seokarno adalah salah satu tokoh pejuang bangsa
Indonesia yang berhasil membawa Negara Indonesia mencapai puncak kemerdekaan, Soekarno

B. Tujuan Bersedekah
Pengertian sedekah secara etimologi, kata sedekah berasal dari bahasa Arab ash-shadaqah. Pada
awal pertumbuhan Islam, pengertian sedekah adalah dengan pemberian yang disunahkan
(sedekah sunah).
Sedangkan pengertian sedekah secara terminologi shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa
ada tukarannya karena mengharapkan pahala dari Allah Swt.
Sedekah lebih utama apabila diberikan pada hari-hari mulia, seperti pada hari raya idul adha atau
idul fitri. Juga yang paling utama apabila diberikan pada-pada tempat-tempat yang mulia, seperti
di Mekkah dan Madinah.

Sedekah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun
pihak-pihak lain yang berhak menerima sedekah, tanpa disertai imbalan. Sedekah atau yang
dalam bahasa Indonesia sering dituliskan dengan sedekah memiliki makna yang lebih luas lagi
dari zakat dan infak.

Dalam Islam, sedekah lebih luas dari zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya
berkaitan dengan materil seperti menyumbangkan harta.

Namun, sedekah juga mencakup segala amal atau perbuatan baik. Oleh karena itu,
manfaat sedekah akan dirasakan oleh lebih banyak orang.

Melansir The Journal of the Royal Anthropological Institute , praktik amal terorganisir
dalam perspektif komparatif seperti sedekah, merupakan tradisi amal.

Tradisi amal ini menjadi milik sebuah ideologi serta menjadi sumber keharusan moral
dalam ideologi tersebut, termasuk dalam Islam.

Sedekah merupakan bukti iman dan ketaatan manusia pada Allah SWT karena tidak dapat
dipaksakan.

Dikutip dari Lazis Muhammadiyah DIY , justru ini merupakan panggilan hati untuk
melakukannya dengan ikhlas dan dapat menyenangkan hati orang lain.

Karena tidak terikat dengan aturan dan waktu, sedekah bisa dilakukan di mana pun,
kapanpun dan dengan menggunakan apapun.

C . Manfaat Gotoroyong
Manfaat Gotong Royong – Siapa sih yang tidak tahu, apa itu gotong royong? Masyarakat
Indonesia tentunya sudah tidak asing dengan kata kerja yang satu ini. Sebab, orang Indonesia
sendiri terkenal dengan ramah tamahnya serta sifat baiknya yang suka menolong. Nah,
sebenarnya apa sih pengertian dari gotong royong?
Gotong royong adalah salah satu karakteristik orang Indonesia khususnya Bulukumba. Sesuai
dengan yang tertuang dalam Pancasila sila ke 3, yaitu persatuan Indonesia. Perilaku gotong
royong atau saling membantu sudah ada dan dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu.
Gotong royong adalah suatu kepribadian bangsa serta budaya yang sudah melekat dan berakar di
dalam kehidupan masyarakat.

Seiring berkembangnya zaman, banyak nilai budaya yang masuk dan menjadi satu bagian di
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu, kehidupan masyarakat sedikit demi sedikit
mulai berubah. Dari ekonomi agraris menuju ke ekonomi industri. Sekarang ini, ekonomi
industri sudah lebih berkembang dan maju. Oleh karena itu, banyak tatanan kehidupan yang
didasarkan pada pertimbangan ekonomi. Sehingga banyak orang yang memiliki sifat
materialistis dan nilai gotong royong yang dulu sangat melekat kini sudah mulai pudar.

BAB II

DOKUMENTASI

A.Foto Keterangan
B. Langkah - langkah

Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau, suku, bahasa daerah, agama, ras
dan budaya (adat istiadat). Keberagaman ini menjadi latar belakang masyarakat yang majemuk,
kemajemukan masyarakat ini menjadi warna bagi negara Indonesia. Dengan demikian negara
Indonesia kaya akan kebudayaan mulai dari bahasa, musik, alat musik, tarian, laut, sumber daya
alam, dan lain-lain. Kekayaan yang dimiliki oleh negara Indonesia akan diwariskan oleh para
generasi penerus bangsa untuk dijaga, dilestarikan dan dipelihara dengan baik. Meskipun
masyarakat Indonesia terbagi menjadi beberapa pulau, suku, bahasa daerah, agama, ras dan
budaya (adat istiadat), akan tetapi masyarakat Indonesia tetap bersatu dengan dasar negara yang
sama yaitu dasar negara “Pancasila”. Perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, menjadi
alasan besar untuk tetap bersatu dalam “Bhineka Tinggal Ika”, yakni berbeda-beda tetapi tetap
satu jua.

Gotong royong merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang tidak boleh terhapus dari
Indonesia, nilai gotong royong dapat menghilangkan sekat-sekat solidaritas yang selama ini
menggangu persatuan Indonesia, pernyataan ini telah diungkapkan oleh ketua kepemudaan
olahraga pemuda Katolik. Pernyataan ini sangat benar, bahwa gotong royong adalah budaya dan
ciri khas bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur seperti ini tidak boleh terhapus dari bangsa
Indonesia, nilai gotong royong ini berasal dari Indonesia, berakar di Indonesia dan menjadi darah
daging masyarakat Indonesia.

Aksi nyata yang telah dilakukan oleh pemuda lintas agama tersebut telah membuktikan
wujud konkrit nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai luhur tersebut tidak hanya sebatas teori dari
nenek moyang secara turun temurun saja, sehingga nilai-nilai tersebut dapat teraktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan ini telah berhasil menjadi sorotan bagi masyarakat
Indonesia dalam hal gotong royong. Keberagaman agama yang ada di Indonesia dapat menjadi
pelengkap bagi keindahan negara Indonesia. Tanpa toleransi, gerakan agama tersebut tidak akan
terlaksana dengan baik. Toleransi antar umat beragama ini dapat menjadi teladan bagi pemuda-
pemuda masyarakat Indonesia. Teladan untuk bekerja bersama-sama, saling bantu, bahu-
membahu, kerjasama, musyawarah untuk mufakat, dan saling menghargai sebagai bangsa.

Semangat gotong royong ini sebagaimana telah dimulai sejak zaman nenek moyang yang
diwariskan kepada budaya Indonesia. Misalkan, gotong royong untuk membangun jalan,
membangun rumah, membersihkan desa, membangun tempat ibadah, dan sebangainya.
Soekarno mengatakan bahwa gotong royong adalah “budaya asli Indonesia”. Hal ini
digarisbawahi oleh Soeharto dalam pidato kenegaraan. Perasan dasar Negara Indonesia adalah
semangat gotong royong, istilah ini adalah hasil rangkuman dari Soekarno. Aksi gotong royong
demi membangun kehidupan berbangsa dan bernegara sangat perlu dorongan dan dukungan
demi tercapainya tujuan yang positif dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Seperti halnya aksi nyata semangat gotong royong yang telah dilakukan oleh para pemuda lintas
agama tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

DEWANTARA, A. W., Lasiyo, M. A., & Soeprapto, S. (2016). GOTONG-ROYONG


MENURUT SOEKARNO DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN
SUMBANGANNYA BAGI NASIONALISME INDONESIA(Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada).
Dewantara, A. W. (2015). PANCASILA SEBAGAI PONDASI PENDIDIKAN AGAMA DI
INDONESIA. CIVIS, 5(1/Januari).

Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata
Soekarno).

Dewantara, A. W.2017.Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong. Yogyakarta: Kanisius

Dewantara, A. W.2017.Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Yogyakarta: Kanisius

https://politik.rmol.co/read/2017/09/18/307519/Pemuda-Katolik-Puji-Aksi-Gotong-Royong-Pemuda-
Muhammadiyah-

Anda mungkin juga menyukai