golongan? Mendirikan negara Indonesia Merdeka yang namanya saja Indonesia Merdeka
Kita hendak mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan
buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi semua
buat semua (Ir. Soekarno, Lahirnya Pancasila)
===
Hal ihwal tentang persatuan Indonesia banyak diilhami oleh pembacaan Ir.Soekarno dalam
pidatonya bertajuk Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945, melalui naskah tersebut terbentang
kenyataan bahwa bangsa Indonesia yang disusun atas banyak suku, golongan, dan agama.
Ada satu impian bersama yang ditambatkan dalam ide besar bernama Pancasila yaitu
bergotong royong membangun Indonesia Merdeka. Gotong Royong bahu membahu dalam
nafas Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, merawat gotong royong sama saja dengan merawat ke-
bhineka-an itu sendiri. Masyarakat Indonesia yang beragam terbentuk melalui lapisan sejarah
serta warisan memori yang terjalin secara turun temurun.
Singkat kata, terbentuknya Indonesia seperti saat ini adalah akibat adanya persatuan dan
Gotong Royong dari berbagai golongan yang ada. Namun, faktanya hingga detik ini masih
terjadi deskriminasi dan bentuk-bentuk ketidakadilan terhadap kaum minoritas. Mereka lupa
bahwa kaum minoritas juga mempunyai andil dalam perjuangan bangsa Indonesia. Sebagai
contoh, orang Tionghoa sebagai minoritas di Indonesia nyatanya juga pernah Gotong Royong
dengan tentara Jawa untuk melawan Belanda.
Masih ingat dengan peristiwa Geger Pacinan atau yang dikenal dengan nama Perang
Sepanjang bukan. Saat itu terjadi pembantaian massal orang Tionghoa pada tahun 1740 oleh
Belanda di Batavia, laskar Tionghoa yang didukung bala tentara Jawa menyerang balik
posisi-posisi VOC. Perang yang dimulai di daerah Gandaria di pinggiran Batavia kemudian
membakar hampir seluruh wilayah pantai utara dan pedalaman Jawa, hingga ke Pasuruan i
ujung timur Jawa. Inilah perang di Jawa zaman VOC yang terbesar yang mempunyai cakupan
wilayah terluas. Sebuah epos yang dilatarbelakangi hubungan sosial yang cair antara
golongan Tionghoa dan Jawa, atmosfer keakraban yang perlu dilestarikan dalam usaha
penciptaan ke-Indonesia-an yang multikultural.
===
Hari ini Indonesia sedang ramai membicarakan sosok kontroversial bernama Basuki Tjahaja
Purnama atau si Ahok. Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak pernah luput dari pro dan kontra
maupun sorotan media. Ahok merupakan fenomena yang unik karena ia adalah orang dari
kalangan double minority (keturunan Tionghoa dan Kristen) pertama yang berhasil menjadi
Gubernur DKI Jakarta. Akibatnya memang beberapa kalangan melakukan penolakan dan
usaha untuk melengserkan Ahok dari kursi DKI 1.
Ahok yang lahir dan besar di Belitung Timur mempunyai gaya bicara yang ceplas-ceplos dan
keras. Hal ini yang terkadang membuat orang-orang kesal dengan gaya si Ahok. Namun disisi
lain, Ahok dapat dikatakan sebagai sosok yang sangat peduli terhadap wong cilik. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh sosok Ayahandanya yang sejak kecil sudah mengajarkan untuk
peduli dan suka menolong orang.
Bukan hanya mengajarkan kepedulian kepada orang, sang ayah juga mengajarkan kepada
Ahok bagaimana bisa membantu orang banyak dengan menegakkan keadilan sosial, bukan
memberikan bantuan sosial. Jika kita punya 1 milyar, kita bagikan 500 ribu rupiah per
orang, hanya akan bisa diberikan kepada dua ribu orang. Jika jadi pejabat, kamu bisa
memberikan bantuan secara terus menerus kepada lebih banyak orang lagi. Jadi cara terbaik
untuk membantu orang adalah dengan menjadi pejabat. Kata-kata inilah yang melekat betul
di hati Ahok dan menjadi alasan utama dia ketika mulai berpolitik.
Ahok memulai karir politiknya dengan menjadi anggota DPRD. Ahok percaya bahwa dirinya
berpolitik untuk menjadi pelayan rakyat, sehingga ia tidak mau memberikan uang kepada
warga, bahkan sebaliknya ia justru berpikir bahwa seharusnya rakyatlah yang seharusnya
menyumbang pada masa kampanye. Karakter Ahok yang bersih, transparan dan profesional
telah ditunjukkan selama ia menjabat sebagai anggota DPRD. Ahok menolak menerima suap
dan membongkar uang perjalanan dinas fiktif. Ahok memilih untuk fokus terhadap
pembangunan manusia, dengan analogi yang mudah diingat masyarakat, yaitu membuat otak,
perut, dan dompet warga penuh. Dan semuanya itu masih dipegang teguh oleh Ahok hingga
hari ini saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sebagai bangsa yang besar, kita juga tidak boleh meninggalkan sejarah bangsa kita.
Persatuanlah yang menjadikan bangsa Indonesia merdeka. Dan perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan dilakukan oleh semua golongan. Persamaan nasib, keinginan untuk hidup
bersama dan latar belakang sejarah telah menyatukan kita semua dari berbagai etnis, ras, suku
dan agama yang berbeda membentuk nasionalisme Indonesia dan menjadikan kita satu
Indonesia. Terlepas dari seluruh pro dan kontra serta penolakan terhadap sosok Ahok karena
menyandang gelar double minority untuk memimpin Ibukota, tentu kita harus dengan bijak
melihat bahwa Indonesia bukan punya satu golongan. Dari suku, entnis, golongan, dan agama
apapun mempunyai hak yang sama untuk menjadi pemimpin di Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah. Kebudayaan
daerah ini bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Pertemuan-pertemuan dengan
kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia
sehingga menambah ragam dan jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia juga turut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia yang pada akhirnya memcerminkan kebudayaan
agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan suatu keunggulan jika
dibandingkan dengan negara lainnya, karena potret kebudayaannya lengkap dan bervariasi.
Dan yang tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang
berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Berlabuhnya kapal-kapal
Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada
lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan
pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban
yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi
yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal di
tengah-tengah singgungan antar peradaban itu.
Secara ringkas, keunggulan-keunggulan dari keaneragaman bangsa Indonesia, antara lain:
1. Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek pariwisata.
2. Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan
kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila, sesuai Tap MPR No. II tahun 1998, yang
berbunyi : Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya
dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan
wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
3. Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda.
4. Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak didunia (ada lebih dari 746 bahasa
daerah)
5. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman suku, agama dan budaya yang terdapat
dalam kehidupan masyarakatnya, dan keragaman tersebut dapat kita satukan dalam satu
kesatuan Bhineka Tunggal Ika.
B. Tantangan terhadap Keanekaragaman yang Dimiliki Bangsa Indonesia
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul akibat
keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain:
1. Konflik
Konflik adalah proses sosial disosiatif yang dapat menyebabkan perpecahan dalam
masyarakat karena ketidakselarasan dan ketidakseimbangan dalam suatu hubungan
masyarakat. Berdasarkan tingkatannya konflik dapat dibagi menjadi konflik horisontal dan
vertikal.
a. Konflik Horisontal
Konflik horisontal adalah konflik yang terjadi diantara kelompok-kelompok
sosial yang sifatnya sederajat. Konflik sosial horisontal dapat berupa konflik antar suku,
antar ras, agama, maupun konflik antar golongan.
1) Konflik antar suku
Konflik antar suku pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi etnosentrisme.
2) Konflik antar ras
Konflik antar ras pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi stereotipe.
3) Konflik agama
Konflik masalah agama pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang
berkembang menjadi fanatisme. Konflik agama dapat berupa konflik internal
umat beragama misalnya konflik antar golongan pemeluk Islam murni dengan golongan
Ahmadiyah, maupun konflik antar umat beragama (konflik eksternal) misalnya konflik
masyarakat Ambon pemeluk Islam dengan masyarakat Ambon pemeluk Kristen.
4) Konflik antar golongan
Konflik antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat in group yang kuat
sehingga dengan kelompok out group akan menimbulkan antipati.
b. Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi diantara lapisan-lapisan di dalam
masyarakat. Contoh konflik vertikal :
1) Konflik antar kelas atas dengan kelas bawah, konflik antar kelas atas dengan kelas
bawah dapat berupa konflik kolektif dan individual. Konflik kolektif misalnya konflik
antara buruh dengan pimpinan perusahaan untuk menuntut kenaikan gaji.
Konflik individual misalnya konflik antara pembantu dengan majikan yang berakibat
pada kekerasan.
2) Konflik antara pemerintah pusat dengan daerah, misalnya pemberontakan dan
gerakan seporadis seperti OPM, GAM, dll. Selain itu konflik vertikal bisa
diterjemahkan sebagai konflik antar pihak yang berkuasa dan penentangnya, misalnya
kasus penculikan aktivis 98 , yang merupakan kasus pelanggaran HAM tidak pernah selesai
sampai saa tini.
3) Konflik antara orang tua dan anak, konflik antara orang tua dan anak akan
menimbulkan hambatan dalam sosialisasi nilai dan norma dan terkadang menimbulkan
kenakalan remaja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya, karena Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang
lengkap dan bervariasi. Kebhinnekaan telah menjadi kekayaan khusus bagi bangsa
Indonesia yang amat menarik, bagi bangsa Indonesia sendiri ataupun bagi bangsa-bangsa
lain yang dapat dapat menambah devisa melalui kunjungan wisata atau kunjungan
lainnya.
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul
akibat keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain terjadinya konflik, integrasi
karena keterpaksaan dan disintegrasi.
Untuk menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan nilai-nilai pancasila
yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya, karena Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.
Kebhinnekaan telah menjadi kekayaan khusus bagi bangsa Indonesia yang
amat menarik, bagi bangsa Indonesia sendiri ataupun bagi bangsa-bangsa
lain yang dapat dapat menambah devisa melalui kunjungan wisata atau
kunjungan lainnya.
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang
ada pada diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang
muncul akibat keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain terjadinya
konflik, integrasi karena keterpaksaan dan disintegrasi.
Untuk menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan
nilai-nilai pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup
kenegaraan.
Hal diatas dapat terwujud jika kita telah melakukan dan menerapkan makna
yang terdapat pada bhineka tunggal ika dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain
itu karakter bangsa harus dibentuk agar mencintai perbedaan dan keseragaman.
Sehingga terwujud masyarakat yang aman, tenteram, dan damai.
Bangsa Indonesia terkadang acuh terhadap makna bhineka tunggal ika, mungkin
penyebabnya karna tidak tahuuntuk apa semboyan ini dan apa gunanya jika kita
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari? Bhineka Tunggal Ika kini mulai luntur,
banyak anak muda yang tidak mengenalnya, banyak orang tua lupa akan
semboyan ini, banyak birokrat yang pura-pura lupa, sehingga ikrar yang
ditanamkan jauh sebelum Indonesia Merdeka perlahan-lahan memudar.
Kembali lagi pada fungsi semboyan Negara Indonesia. Disana cukup jelas
dipaparkan beberapa fungsi yang harus kita laksanakan. Salah satu fungsi
menyebutkan mewujudkan perdamaian Indonesia, perdamaian adalah hal yang
sangat berharga dan paling penting dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Apabila perdamaian tidak terjaga maka akan muncul
perpecahan dan berbagai konflik yang menyebabkan bangsa ini hancur dan
kehilangan arah. Begitu juga sebaliknya apabila mampu mempertahankan
perdamaian, mungkin tidak akan terjadi konflik, perpecahan, anarkisme,
kebrutalan.
Seperti yang banyak kita lihat di televisi, sangat banyak tawuran-tawuran yang
terjadi akibat perpecahan tersebut. Contohnya seperti kasus yang terjadi di
Jakarta baru-baru ini, yaitu kasus tawuran yang terjadi antar pelajar SMA. Para
pelajar yang seharusnya tugasnya belajar dan menuntut ilmu, malah membuat
kerusuhan dan konflik bahkan menyebabkan temannya luka-luka dan tragisnya
sampai meninggal dunia. Terkadang penyebabnya adalah hal yang sangat sepele
yang dibesar-besarkan sehingga menjadi suatu konflik yang berkepanjangan.
Terlepas dari apa penyebab tawuran dan kerusuhan, faktanya kita melihat orang-
orang dapat dengan leluasa mengacung-acungkan benda tajam seperti
pisau,parang,celurit, di jalan raya.
Menurut pakar pendidikan Arif Rahman, budaya saling menghargai dan
kebersamaan harus dikembangkan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang
menyebabkan konflik yang berkepanjangan apalagi sampai menelan korban jiwa.