Supardi
2121B0026
Cakpardi87@gmail.com
ABSTRAK
Bangsa Indonesia yang terdiri lebih dari 500 suku bangsa masing-masing memiliki
kearifan lokal yang mengatur eksistensi dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa,
hubungan dalam dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam
lingkungannya, dalam berbagai ungkapan tradisional berupa petatah, pantun nasihat, cerita
rakyat dan sebagainya. Dampak positif yang kita rasakan antara lain adalah perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni akibat teknologi informasi. Namun dampak
negatif yang menyertai juga tidak kalah dahsyatnya berkaitan dengan masalah sosial budaya
yang menyangkut hal mendasar dari tabiat dan mentalitas bangsa.
Pondasi dasar kebudayaan Indonesia mempunyai sifat: akulturatif, integratif adaptif,
kreatif dan harmonis yang dinamis dalam menerima unsur-unsur budaya asing menyaring dan
menyerap akan hal hal yang dapat memperkaya munculnya ke-Indonesia-an. Dasar budaya
“Bhinneka Tunggal Ika” merupakan suatu unsur yang sangat fundamental yang dapat
dijadikan bingkai dasar untuk merajut kembali goyahnya jati diri kebudayaan bangsa
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan
2. Agar semua orang tahu cara menerapkan Pancasila dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui mengetahui dampak jika Pancasila tidak di hargai
dan menemukan cara untuk minimalisir dampak nya
4. Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa
D. Batasan Masalah
Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya mengulas dan membatasi masalah seputar:
1. Definisi dari ersatuan dan kesatuan bangsa
2. Cara-cara mengembalikan rasa Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3. Dampak dari tidak menghargai pancasila dalamkehidupan sehari-hari
4. Rasa dan kesatuan terhadap bangsa harus di tanamkan dalam diri masing-masing
setiap individu
BAB II
PEMBAHASAN
Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari sumpah
pemuda yamg berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang
satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu :
bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa
Indonesia”. Sumpah Pemuda yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang
diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah perjuangan yang gemilang
dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk
menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Hal ini
sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para pemuda pada masa
itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara ini supaya menjadi negara
yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang tersebut
dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta tanah air. Perlu
diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan menjurus
pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan menimbulkan disintegrasi baik di di dalam
negara maupun sudah berada di luar negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri
seseorang yang sudah salah mengartikan apa itu nasionalisme, maka hal ini akan berdampak
dengan disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan
kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus diusahankan agar
tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Perlu diketahui ikatan
kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih dihormati daripada
kepentingan pribadi. Namun tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa mengalami
dinamikanya sendiri, yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini nasionalisme bangsa
Indonesia bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak mementingkan kepentingan
pribadi atau golongan daripada kepentingan negara
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki
banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari setiap suku daerah yang berbeda pula.
Perbedaan itu sendiri justru memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa
Indonesia. Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang menjadi penyokong dari
terciptanya budaya nasional Indonesia.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain hanya bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan Pancasila sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain
itu, perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik jika para pelakunya tidak dapat
mengendalikan emosi mereka masing-masing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah
menentukan bagaimana sebuah kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat
itu sendiri.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan kearah yang lebih baik
bagi bangsa Indonesia, kita harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita sendiri.
Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila harus kita kikis. Sementara
itu, kita harus memupuk dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya
kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita, agar kepribadian bangsa
Indonesia bisa sesuai dengan rasa persatuan dan kesatuan yang terdapat pada sila ke-3.
Sehingga harapan bangsa sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa, sejahtera, dan
makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budaya-asing-terhadap.html
https://www.google.com/search?q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+indonesia&ie=utf-
8&oe=utf-8