Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PKN

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NKRI

Disusun Oleh :
Marsya Putri Maharani (19)
12 IPA 6
DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI....................................................................................................1
KATAPENGANTAR....................................................................2
BAB 1
PENDAHULUAN..........................................................................3
A.    LatarBelakang..........................................................................3
B.     RumusanMasalah....................................................................4
C.    TujuanMasalah........................................................................4
 BAB 2
PEMBAHASAN.............................................................................5
1.    Makna Persatuan dan Kesatuan
Indonesia.........................................................................................5
2.     Upaya Menjaga Persatuan dan
Kesatuan.........................................................................................6
3.    Pentingnya Persatuan dan Kesatuan
Indonesia.........................................................................................9
BAB 3
PENUTUP.....................................................................................11
A.    Kesimpulan.............................................................................11
B.     Saran.......................................................................................11
Daftar
Pustaka.........................................................................................12
KATA PENGANTAR
  Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam
NKRI
Makalah  ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

  Bekasi, 4 Maret 2021

  
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pada umumnya, kita mengenal bahwa bangsa Indonesia yang terdiri lebih dari
500 suku bangsa masing-masing memiliki kearifan lokal yang mengatur eksistensi
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dalam dirinya
sendiri, dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungannya,
dalam berbagai ungkapan tradisional berupa petatah, pantun nasihat, cerita rakyat
dan sebagainya. Kearifan lokal itu yang selama mencitrakan bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang ramah, sopan santun dan bermartabat. Dari keberagaman ini
muncul suatu pengertian bahwa ke-Indonesia-an memang di mulai dari adanya
keberagaman. Keberagaman itu terjadi disebabkan karena kepulauan Nusantara
terdiri atas: 17.200 pulau, lebih dari 300 etnis mayoritas dan minoritas dengan
berbagai bahasa yang tersebar dalam pulau-pulau. Namun diakui bahwa
keberagaman itu akan berakulturasi secara dinamik, kreatif dari berbagai aspek
yang berbeda menuju kepada satu kesatuan yang menjadi jati diri bangsa
Indonesia.

Salah satu fenomena yang kita rasakan sejak terbukanya era globalisasi yang
ditandai dengan masuknya pengaruh nilai-nilai baru dalam semua sendi kehidupan
kita serta komitmen bangsa untuk melakukan reformasi di segala bidang telah
membawa dampak perubahan masyarakat yang sangat besar. Dampak positif yang
kita rasakan antara lain adalah perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni akibat teknologi informasi. Namun dampak negatif yang
menyertai juga tidak kalah dahsyatnya berkaitan dengan masalah sosial budaya
yang menyangkut hal mendasar dari tabiat dan mentalitas bangsa. Selanjutnya dari
berbagai event budaya terlihat bahwa perkawinan budaya dalam era globalisasi
saat ini, memperlihatkan kecenderungan akan pengaruh dominan budaya barat
(Westernisasi) terhadap kebudayaan yang telah ada di Indonesia.

Masyarakat secara umum yang berinteraksi dengan budaya asing tersebut


terus menerus menyerap budaya barat dalam kehidupan kesehariannya sehingga
tidak disadari bahwa budaya Indonesia yang sangat tinggi beransur-angsur
kehilangan akar budaya dan nilai dasarnya. Kehilangan jati diri atas kebersamaan
tersebut menyebabkan terjadinya degradasi kehidupan sosial di mana-mana,
munculnya kerusuhan, dekadensi moral, ketidakpercayaan, kehilangan semangat
gotong royong dan sebagainya adalah dampak yang harus ditanggung bersama.
Seharusnya dengan sikap ke-bhinneka-tunggal-ika-an, rasa kebersamaan yang
seharusnya dipupuk dan dibina dalam rangka menuju
kemandirian dan kesejahteraan bangsa sesuai dengan tujuan bangsa dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pondasi dasar kebudayaan Indonesia
mempunyai sifat: akulturatif, integratif adaptif, kreatif dan harmonis yang dinamis
dalam menerima unsur-unsur budaya asing menyaring dan menyerap akan hal hal
yang dapat memperkaya munculnya ke-Indonesia-an. Dasar budaya “Bhinneka
Tunggal Ika” merupakan suatu unsur yang sangat fundamental yang dapat
dijadikan bingkai dasar untuk merajut kembali goyahnya jati diri kebudayaan
bangsa. Kemudian memahami kembali nilai-nilai kearifan lokal yang tergeser
pengaruh dari luar untuk mencari makna ke-Indonesia-an yang sebenar-benarnya
dalam arti yang lebih luas sebagai pedoman hidup individu, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.                                               

B.   Rumusan Masalah


          Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa makna/konsep dari persatuan dan kesatuan ?
2. Upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI
3. Bagaimana pentingnya persatuan dan kesatuan ?

C.   Tujuan Penulisan                               


          Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1.      Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan
2.      Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
4.      Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa

 
BAB II
PEMBAHASAN 
1. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia

Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang
artinya bulat dan tidak terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika
dihubungkan dengan pengertian yang lebih baru bisa menjadi Nasionalisme.
Menurut Panggabean, Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu, Kulturnation
( fokusnya pada formasi kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional )
dan Staatnatioon ( sebagai fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih
otonom dan identitas politik ).
Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk
menegakkan Negara. Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi
sosial politik seperti kekerabatan marga dan kesukuan merupakan hasil
perkembangan alamiah2., sedangkan nasionalisme lebih merupakan hasil
perkembangan historis. Nasionalisme merupakan transformasi pemahaman
kolektivitas berdasar pengalaman kolektif dalam sejarah.pembentukan ideologi
nasionaisme sebagai suatu faham yang mempengaruhi sejarah politik berkembang
secara bertahap. Menurut Stephen van Evera, menyebutkan 2 ciri, yaitu: Loyalitas
terhadap kelompok dan komunitasitu menginginkan Negara yang merdeka. Ada
dua cirri kecendrungan dalam Nasionalisme, yaitu Polisentris dan Etnosentris.
Menurut Benedict Anderson, menekankan Nasionalisme sebagai masyarakat yang
imajiner bangsa, adalah komunitas politik yang dibayangkan walaupun warganya
tidak saling mengenal, tetapi dalam dirinya ada perasaan sebagai suatu komunitas
yang jelas terpisah batasan-batasannya sehingga terpisah dengan bangsa lain.
Makna sila persatuan Indonesia pada intinya adalah:
 Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Rela berkorban demi bangsa dan negara.
 Cintaakan Tanah Air.
 Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.
 .Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan

Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari
sumpah pemuda yamg berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu : bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri
Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia”. Sumpah Pemuda
yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal
27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah perjuangan yang gemilang dari hasrat kuat
kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk
menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda.
Hal ini sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para
pemuda pada masa itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara
ini supaya menjadi negara yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang
tersebut dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta
tanah air. Perlu diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di
Indonesia bukan menjurus pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan
menimbulkan disintgrasi baik di di dalam negara maupun sudah berada di luar
negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri seseorang yang sudah salah
mengartikan apaitu nasionalisme, maka hal ini akan berdampak dengan
disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan
kesatuan, misalya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus
diusahankan agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat
Indonesia. Perlu diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak
dulu smpai sekarang lebih dihormati daripada kepentingan pribadi. Namun
tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa mengalami dinamikanya sendiri,
yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini nasionalisme bangsa Indonesia
bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak mementingkan kepentingan
pribadi atau golongan daripada kepentingan negara.
                                                                                                            
2. Upaya Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Banyak sekali upaya yang bisa dilakukan guna menjaga keutuhan Negara
Republik Indonesia. Namun, semua mengerucut pada 4 hal penting berikut
yaitu kembali kepada Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika serta
usaha pertahanan negara. Berikut adalah upaya menjaga keutuhan NKRI :

1. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam


kehidupan sehari-hari.
Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia, dasar Negara Indonesia, serta
falsafah hidup sejatinya benar-benar menjadi pedoman hidup yang harus dihayati
dan diamalkan ke dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila maka keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat terjaga. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada zaman Orde Baru dikenal dengan 36 Butir Pancasila.
Setelah masa reformasi bergulir, nilai-nilai ini mengalami perubahan menjadi 45
butir Pancasila.
Berikut adalah ke-45 butir Pancasila yang menjadi pedoman perilaku bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjaga
keutuhan NKRI :

a) Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.

b) Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

c) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d) Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat


Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

e) Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.

2. Menggelorakan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan bangsa


Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara yang berarti berbeda-beda
tetapi satu jua. Bhinneka Tunggal Ika merupakan ikatan kemajemukan yang
Indonesia miliki. Salah satu cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia adalah
dengan belajar menerima ke Bhinnekaan itu sendiri sebagai sebuah kenyataan agar
menjadi kekuatan.

3. Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai konstitusi/UUD


1945.
Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya
mengacu pada konstitusi. Dalam UUD 1945 telah diatur secara jelas mengenai hak
dan kewajiban warga Negara. Kewajiban warga Negara hendaknya didahulukan
dari pada menuntut hak. Dengan demikian akan tercipta tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang aman dan tertib.

4. Melaksanakan usaha pertahanan Negara


Segala ketentuan mengenai pertahanan Negara tercantum dalam UU Nomor
3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Sesuai dengan ketentuan dalam UU
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang dimaksud dengan
pertahanan Negara adalah : “usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara”.

3. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Indonesia

Sudah dikatakan di atas bahwa negara Indonesia terdiri dari beragam suku,
budaya, bahasa, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki wadah
untuk bergabung menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu sangatlah penting
sebuah persatuan di dalam Negara agar terwujud kesatuan dan persamaan.
Negara Indonesia sendiri sangatlah besar dan luas sehingga sangatlah sulit untuk
mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Bahkan sudah di sebutkan di dalam
Sumpah Pemuda yang berbunyi,
“ 1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
air  Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. ”

Sudah sangatlah jelas makna dari sumpah pemuda yang berisi cita-cita para
pendiri negara di atas. Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
maksudnya mau membela bangsa Indonesia yang masuk ke dalam kategori bela
negara.
Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia maksudnya kita hanya mengakui
bahwa kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dan berani
menjunjung tinggi negara Indonesia ini.
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia maksudnya kita memiliki bahasa
persatuan untuk memudahkan berkomunikasi antar banyak ras suku di Indonesia
yaitu bahasa nasional bahasa Indonesia. Maka dari itu kita harus menjunjung
tinggi persatuan di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang memiliki banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari
setiap suku daerah yang berbeda pula. Perbedaan itu sendiri justru
memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa
Indonesia. Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang
menjadi penyokong dari terciptanya budaya nasional Indonesia.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain
hanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Pancasila
sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain itu,
perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik jika para
pelakunya tidak dapat mengendalikan emosi mereka masing-
masing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah menentukan
bagaimana sebuah kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di
dalam masyarakat itu sendiri.
B.   Saran
          Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan
perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia, kita
harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita sendiri.
Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
harus kita kikis. Sementara itu, kita harus memupuk dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya
kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita,
agar kepribadian bangsa Indonesia bisa sesuai dengan rasa
persatuan dan kesatuan yang terdapat pada sila ke-3. Sehingga
harapan bangsa sebagai bangsa yang aman,  adil, makmur, sentosa,
sejahtera, dan makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh
masyarakat Indonesia.

                                                                                                           
DAFTAR PUSTAKA
_Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV  
Bandung.
_Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta
_Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
_Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan
Kebangsaan. Malang : UM
_ http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budaya-
asing-terhadap.html     _https://www.google.com/search?
q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+indonesia&ie=utf-8&oe=utf-
8

Anda mungkin juga menyukai