Anda di halaman 1dari 4

Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

A. Hakikat dan Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Hakikat persatuan sebagai dasar Negara ialah sifat-sifat dan keadaan Negara harus sesuai
dengan hakikat satu dalam arti mutlak tidak terbagi dan terpisahkan dari yang lain. Jika persatuan
Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern saat ini, maka disebut nasionalisme. Nasionalisme
adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam
masyarakat.
Oleh karena itu rasa satu yang demikian kuatnya, maka timbul rasa cinta bangsa dan tanah air.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan
yang menjurus kepada Chauvinisme, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri, dengan
merendahkan bangsa lain. Dengan demikian jelaslah bahwa konsekuensi lebih lanjut dari kedua hal
tadi adalah menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan
persatuan dan kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan,penonjolan keturunan, agar tidak terwujud
sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia.
Perlu diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang
lebih dihormati dari pada kepentingan pribadi. Namun, tentunya semangat ini bagi bangsa Indonesia
mengalami dinamika sendiri. Pada saat ini justru nasionalisme bangsa Indonesia, ditantang dan
dalam kondisi yang agak rapuh, karena banyak elemen bangsa yang lebih mementingkan
kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bangsa dan negara.
Sila ketiga Pancasila yang merupakan sila penting untuk mengamalkan persatuan dapat
diartikan sebagai upaya untuk membuat satu, yang akhirnya menuju pada persatuan dan kesatuan.
Karena itu hakikatsila ini ialah sifat-sifat dan keadaan yang sesuai dengan hakikat satu. Hakikat satu
ialah mandiri yang terpisahkan dan terbedakan dari yang lain.
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti lebih luasnya
yaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai kalangan,ras,budaya, dan adat istiadat
dalam masyarakat yang bersatu dengan serasi. Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang
telah menjadi utuh. Maka dari itu persatuan dan kesatuan sangat erat hubungannya.
Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik
dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan mengandung
arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan
serasi.”
Proses persatuan dan kesatuan Indonesia sekarang bersifat dinamis dan berlangsung lama
karena pencampuran dari berbagai daerah yang ada di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam
daerah, suku, budaya, dan bahasa. Masuknya Budaya budaya lain ke Indonesia disebut dengan
alkulturasi, semua unsure unsur kebudayaan yang masuk ke Indonesia terlebih dahulu diseleksi
supaya budaya asli Indonesia tidak dilupakan dan tergantikan dengan budaya lain.
Setiap sesuatu yang berharga pasti punya makna. Persatuan dan kesatuan adalah hal penting
yang harus dimiliki setiap bangsa.
Makna pokok tersebut antara lain :
a. Menjaga rasa persatuan dan kesatuan dengan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkap
b. Menjalin toleransi dan rasa kemanusiaan dengan hidup berdampingan secara harmonis
c. Menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan, saling menolong, dan rasa nasionalisme
Jika kita analisis, dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa itu terdapat sejumlah konsep
dasar, di antaranya adalah:
1. Persatuan
2. Kesatuan
3. Bangsa
4. integrasi nasional
5. nasionalisme
6. patriotisme

B. Tahap tahap Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia


Persatuan dan Kesatuan Indonesia tidak didapatkan dengan cara yang instan melainkan
dibutuhkan waktu berpuluh puluh tahun, dibawah ini merupakan tahap tahap persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia
1. Perasaan Senasib
Selama ratusan tahun Indonesia dibelenggu dalam kungkungan penjajahan. Seluruh rakyat
Indonesia merasakan hal tersebut. Oleh karena itu, adanya perasaan senasib dapat
menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan di antara segenap warga negara Indonesia.
Perasan senasib kini semakin diperkuat dengan status Indonesia yang masih merupakan negara
berkembang. Setiap warga negara tentunya menginginkan kemajuan di negaranya, maka hal ini
menjadi persamaan nasib yang baru bagi bangsa Indonesia
2. Kebangkitan Nasional
Keterpurukan negara Indonesia di saat masa-masa suramnya menjadi hilang ketika terjadi
kebangkitan nasional. Saat ini, hari kebangkitan nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei. Hal ini
dikarenakan kebangkitan nasional terjadi dengan ditandai lahirnya organisasi pemuda yang
bernama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi pemuda ini didirikan oleh para mahasiswa
STOVIA, sebuah sekolah tinggi kedokteran pada masa itu.
3. Sumpah Pemuda
Pemuda merupakan tumpuan hidup suatu bangsa. Ia adalah generasi penerus sekaligus generasi
penggerak. Peran generasi muda dalam mengisi kemerdekaan sangatlah penting bagi pemuda
dan bangsa ini. Setelah terbentuk organisasi pemuda Boedi Oetomo, organisasi lainnya terus
tumbuh hingga organisasi persatuan pemuda seluruh Indonesia memutuskan mengadakan
kongres pemuda pada tahun 1928. Kongres ini menjadi wadah bagi para pemuda untuk
membicarakan nasib bangsa Indonesia di masa depan.
4. Proklamasi Kemerdekaan
Setelah berlalunya berbagai perjuangan selama masa penjajahan, akhirnya bangsa Indonesia
menemukan titik bermulanya kemerdekaan bangsa dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945. Proklamasi ini merupakan titik puncak dari perjuangan rakyat di tanah air
tercinta ini. Dengan adanya proklamasi, maka bangsa Indonesia menyatakan dirinya sebagai
bangsa yang merdeka dan bebas dari rongrongan bangsa lain kepada seluruh mata dunia. Adanya
proklamasi ini juga menjadikan persatuan di antara rakyat Indonesia semakin nyata. Hal ini terbukti
dengan ditandatanganinya naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno dan M. Hatta atas nama seluruh
rakyat Indonesia

C. Prinsip-Prinsip Persatuan Indonesia


1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa indonesia merupakan bangsa yang
majemuk. Kemajemukan dari bangsa indonesia terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan
adat kebiasaan. setiap produk yang mengaku sebagai bangsa maupun warga negara indonesia
harus bersikaf saling toleransi, apapun agama, dan sukunya kita harus menjaga keutuhan
persatuan dan kesatuan bangsa. jadi prinsip ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa indonesia.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme, yaitu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri (semangat
kebangsaan). Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa
kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa
lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam
ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan
tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
menjaga keutuhan bangsa dan negara kesatuan revublik indonesia. setiap warga negara indonesia
bertanggung jawab meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, manusia indonesia
adalah makluk ciptaan tuhan yang maha esa. selain bertanggung jawab terhadap negara manusia
juga memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya, dan
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan
politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia
Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai
satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

D. Faktor Pendorong Persatuan Indonesia


Faktor pendorong dalam persatuan dan kesatuan Indonesia adalah:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan Rasa Senasib dan Seperjuangan
Berdasarkan Faktor ini Bangsa Indonesia memiliki suatu sejarah yang panjang. Perasaan senasib
dan seperjuangan telah mampu membangun semangat Persatuan dan Kesatuan bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Seiring dengan majunya pertumbuhan masyarakat
Indonesia, kesadaran akan rasa senasib dan seperjuangan haruslah ditumbuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
2. Keinginan untuk Bersatu Di kalangan Bangsa Indonesia sebagaimana Dinyatakan dalam
Sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
Faktor ini merupakan bentuk semangat Persatuan yang ditumbuhkan oleh jiwa pemuda ketika
waktu itu. Kesadaran akan pentingnya bersatu merupakan salah satu modal kuat pemuda dalam
melawan penjajahan bangsa asing. Semangat Persatuan yang ditularkan melalui Sumpah pemuda
28 Oktober 1928 tersebut, sudah seharusnya menjiwai Semangat pemuda saat ini dalam mengisi
kemerdekaan. Oleh karena itu, generasi muda saat ini harus memiliki kesadaran akan pentingnya
Persatuan. Adanya kesadaran bersatu dari generasi muda, tentunya akan mendorong Persatuan
dan Kesatuan bangsa.
3. Rasa Cinta Tanah Air di Kalangan Bangsa Indonesia.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia cinta tanah air merupakan bentuk cinta terhadap
bangsa dan negara. Sikap ini telah ditunjukkan oleh para pendiri kita terdahulu dalam
memperjuangkan kemerdekaan. Sikap tidak kenal kompromi dengan penjajah dan meletakkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi merupakan bentuk cinta tanah air para
pendiri negara kita terdahulu. Sikap rasa cinta tanah air merupakan suatu cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan Politik bangsa. Berdasarkan hal tersebut,
rasa cinta dapat mendorong terciptanya Persatuan dan Kesatuan bangsa Indonesia.
4. Rasa Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Para pahlawan bangsa telah banyak menunjukkan suatu pelajaran bagi kita dalam berjuang.
Banyak kepentingan pribadi yang telah ditinggalkan para pahlawan kita terdahulu dalam
memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Sikap rela berkorban merupakan suatu untuk
kepentingan bangsa dan negara merupakan modal penting dalam mendorong Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia.
5. Proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera merah Putih, Lagu kebangsaan
Indonesia raya, serta bahasa Kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor yang tidak kalah penting dalam mendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
adalah proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, bendera merah
Putih, lagu kebangsaan Indonesia raya serta bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia. Faktor
tersebut merupakan faktor yang paling penting dalam menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia. Dapat dibayangkan apabila faktor tersebut tidak ada, kemungkinan akan terjadi
keadaan yang akan mengancam keutuhan NKRI. Perwujudan dari faktor tersebut haruslah Selalu
dijungjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
E. Faktor Penghambat Persatuan Indonesia
1. Masyarakat Indonesia Yang Heterogen ( Beraneka Ragam )
Keberagaman masyarakat indonesia yang terdiri atas berbagai macam suku,agama,dan negara,
serta kekayaan bangsa yang harus di jaga, dapat juga menjadi suatu hambatan untuk persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi apabila
masyarakat Indonesia tidak mampu memahami makna keberagaman dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika.
2. Kurangnya Kesadaran Akan Gangguan Dari Luar
Negara indonesia yang terdiri atas ribuan pulau serta menyimpan kekayaan alam yang berlimpah,
menyebabkan negara indonesia rentan akan ancaman dari dalam maupun dari luar bangsa
Indonesia sendiri. Ancaman dari dalam misalkan, di mana tumbuhnya paham kedaerahan.
Tumbuhnya paham tersebut merupakan keadaan yang berdampak pada lunturnya semangat
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia karena lebih mementingkan kepentingan daerahnya
masing-masing daripada kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Adapun faktor dari luar dapat
timbul dari keadaan daerah perbatasan yang kurang mendapat perhatian dari pemerintahan pusat
sehingga lebih memilih untuk menyeberang ke negara tetangga dalam melakukan aktivitas
kehidupan. Contohnya seperti daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, di daerah
perbatasan tersebut mereka lebih memilih Ringgit sebagai alat dalam bertransaksi daripada
Rupiah.
3. Ancaman, Tantangan,Hambatan, dan Gangguan yang Mendorong Keutuhan NKRI
Faktor ini merupakan sesuatu yang harus diatisipasi secepat mungkin oleh bangsa Indonesia.
Ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan akan keutuhan NKRI akan selalu datang dalam
menghambat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai
bangsa Indonesia harus selalu mewaspadai faktor-faktor tersebut, sebagai bentuk menjaga
keutuhan NKRI.
4. Ketimpangan dan Ketidakmerataan Pembangunan
Ketimpangan dan hasil-hasil pembangunan yang tidak merata akan menimbulkan berbagai rasa
tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (suku,agama,ras dan antar golongan), gerakan
separatis dan kedaerahan, demonstrasi, dan unjuk rasa.
5. Paham Etnosentrisme
Paham ini merupakan keadaan di mana di antara berbagai suku bangsa menonjolkan kelebihan-
kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

F. Penanaman Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Ketika sudah dapat memaknai apa itu persatuan dan kesatuan, kita juga harus bisa memahami nilai-
nilai yang terdapat dalam sebuah persatuan dan kesatuan. Nilai-nilai tersebut adalah ;
1. Mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah NKRI
2. Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika
3. Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif
4. Toleransi
5. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
6. Menerapkan rasa kekeluargaan
7. Musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan
8. Bersikap adil

Anda mungkin juga menyukai