PERKULIAHAN
Materi :
Fakultas : Teknik
Program studi : Ilmu Komunikasi
Tatap Muka
11
Kode Matakuliah : 21121E5EA-Elearning
Disusun oleh : Aji Abdillah Kharisma, ST., MT
ABSTRAK
peraturan perundang-undangan dan landasan hukum yang telah ada serta analisis
obyektif- ilmiah guna menemukan hakekat dan kebenaran pancasila sebagai dasar
negara kesatuan RI, Pandangan hidup bangsa Indonesia, Filsafat bangsa dan sendi
TUJUAN
Indonesia
Nilai Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa
nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang
bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa.Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan.Oleh karena itu nilai-nilai
nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan negara
termasuk dalam era reformasi dewasa ini.
Globalisasi sebagai suatu isme yang mulai dianut sebagian besar negara di
dunia ini telah menjadi suatu keniscayaan historis yang tidak terbantahkan meski
tersimpan agenda kepentingan nasional negara maju di dalamnya. Motor paling kuat
di balik globalisasi adalah kepentingan ekonomi murni, yaitu hasrat memaksimalkan
profit. Bagaimana pasar di negara berkembang terbebaskan dari berbagai regulasi
dengan serangkaian konsep free trade, sedangkan produk-produk negara
berkembang dibatasi masuk dalam pasar di negara maju.
4. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan
sosial budaya
Oleh karena itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan yang
ada dalam negara ini.Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan
dalam negara Indonesia. Perlu untuk memulihkan kesadaran dari makna sila ketiga
“Persatuan Indonesia” dalam pribadi masyarakat Indonesia agar masyarakat
Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam suatu kehidupan berbangsa
dan bernegara demi tetap menjaga persatuan.
Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk
kepribadian.Penanaman kepribadian yang baik harus dilakukan sejak
dini.Terutama penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan
kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus
bangsa akan menentukan nasib dan kemajuan Indonesia di masa mendatang.
Nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-generasi penerus
bangsa.Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang
beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang
menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan
lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah
untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana
dirinci dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,
adalah sebagai berikut :
Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara
seluruhnya.Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.
Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur dharma ilmu
pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dan
pengamalannya.
Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkansatu sama lain.
Namun penemuan – penemuan baru yang membantu kegiatan manusia dan
mempermudah pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna
kemajuan negara Indonesia
Selain itu, banyaknya kasus korupsi yang kata orang sudah ”membudaya” di
Indonesia, serta praktek suap tidak terbilang banyaknya, sehingga sudah
dikatakan”membudaya” juga, sehingga orang mengikuti saja apa yang dilakukan oleh
orang lain asal tercapai tujuannya.
Sementara itu, pada sisi yang lain praktek penegakan hukum yang terjadi di
negeri ini juga mengalami penyakit yang serius. Hal tersebut ditandai dengan
banyaknya issue-issue yang dialamatkan kepada aparat penegak hukum, baik itu
polisi, jaksa maupun hakim. misalnya, tentang banyaknya para koruptor yang
dibebaskan oleh pengadilan, dan kalaupun dihukum hanya sebanding dengan
hukuman pencuri ayam.
Kenyataan yang berbeda terjadi pada masyarakat biasa, dimana orang miskin
akan sangat kesulitan mencari keadilan diruang pengadilan. Dengan demikian, dapat
dihasilkan kesimpulan bahwa praktek hukum di Indonesia berjalan dengan
diskriminatif dan seakan-akan hanya memihak golongan tertentu saja. Orang berduit
akan begitu mudah mendapatkan keadilan sedangkan sebaliknya masyarakat biasa
begitu jauh dari keadilan. Dengan kata lain bahwa putusan pengadilan dapat diukur
dengan uang, karena yang menjadi parameter untuk keringanan hukuman dalam
peradilan lebih pada pertimbangan berapa jumlah uang untuk itu daripada
pertimbangan hukum yang bersandar pada keadilan dan kebenaran.
Persoalan hukum dan HAM harus mendapat perhatian bagi segenab warga
negara tanpa kecuali dengan menaat hukum yang berlaku berlandaskan kepada nilai-
nilai Pancasila , khusus sila Persatuan Indonesia dengan mengaktualisasikan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, antaralain: