Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR MODUL 3 (PPKN)

Jawaban Soal No. 1


Mata pelajaran PPKn kelas VI
a. Kompetensi Dasar (KD)
3.4 Menelaah persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara
beserta dampaknya.
b. Materi
Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara yang majemuk, ditandai dengan


banyaknya suku, etnis, budaya, agama, adat istiadat di dalamnya. Di sisi lain, Bangsa
Indonesia dikenal memiliki masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya
memiliki latar belakang budaya (cultural background) beragam. Multikulturalitas dan
Kemajemukan ini menggambarkan banyaknya keragaman yang ada. Bila dikelola
secara benar, keberagaman dapat menghasilkan energi yang luar biasa besar. Namun
sebaliknya bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas dapat
menghasilkan perpecahan. oleh karena itu Persatuan dan Kesatuan adalah hal yang
mutlak bagi bangsa indonesia.

Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

Pengertian Persatuan dan Kesatuan


Persatuan dan kesatuan berasal dari kata “satu” yang memiliki arti utuh atau tidak
terpecah-belah. Kata Persatuan sendiri bisa diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai
komponen yang membentuk menjadi satu. Sedangkan Kesatuan merupakan hasil
perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat
hubungannya dengan keutuhan. Dengan demikian persatuan dan kesatuan memiliki
makna “bersatunya berbagai macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan
yang utuh dan serasi”. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dapat diartikan sebagai
persatuan bangsa / negara yang menduduki wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong
untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, istilah “Persatuan Indonesia”
merupakan faktor kunci yaitu sebagai sumber motivasi, semangat dan penggerak
perjuangan Indonesia. Hal tersebut juga tercantum pada Pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi: “Dan perjuangan pergerakan Indonesia tlah sampelah pada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia kdepan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur”.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah tampak saat proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia yang juga merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). dalam Pasal 1 ayat 1 UUD. Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa, “Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang
berbentuk republik”. selanjutnya ditegaskan dalam Sila ketiga Pancasila tentang tekad
bangsa Indonesia mewujudkan persatuan tersebut.

Makna Persatuan dan Kesatuan


Di dalam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, terdapat 3 makna penting di
dalamnya, yaitu:
 Menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan dan sikap saling tolong menolong antar
sesama dan bersikap nasionalisme.
 Menjalin rasa kemanusiaan memiliki sikap saling toleransi serta keharmonisan untuk
hidup secara berdampingan.
 Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi satu
sama lain..

Prinsip Persatuan dan Kesatuan


Jika dikaji lebih jauh, dari arti dan makna persatuan dan kesatuan terdapat
beberapa prinsip persatuan dan kesatuan dari keberagaman di Indonesia yang juga harus
kita hayati:
1. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita harus mencintai bangsa Indonesia, namun hal tersebut bukan berarti kita harus
mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita
kepada negara lain karena pandangan seperti itu akan mencelakakan sebuah bangsa.
karena sikap tersebut bertentangan dengan sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
2. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
terdiri dari berbagai agama, suku, adat istiadat dan bahasa yang majemuk. Hal itu
mewajibkan kita untuk saling menghargai dan bersatu sebagai bangsa Indonesia.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME. kita memiliki kebebasan dan tanggung jawab
tertentu terhadap diri kita sendiri, terhadap sesama manusia, dan tanggung jawab
dalam hubungannya dengan Tuhan YME.
4. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera, adil dan
makmur. Karena Persatuan merupakan modal dasar pembangunan nasional.
5. Prinsip Wawasan Nusantara
Melalui wawasan nusantara, kedudukan masyarakat Indonesia diletakkan dalam
kerangka kesatuan politik, budaya, ekonomi, sosial serta pertahanan keamanan.
Dengan wawasan ini, manusia Indonesia merasa satu, sebangsa senasib
sepenanggungan, dan setanah air, serta memiliki satu tekad dalam mewujudkan cita-
cita pembangunan nasional.

Tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia:


1. Perasaan senasib
Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang berada dalam masa penjajahan
(pemerintahan kolonial). Kondisi tersebut telah melahirkan rasa memiliki perasaan
senasib untuk bebas dari cekraman penjajah. Perasaan Senasib sepenanggungan
ketika sama-sama merasakan penjajahan menjadikan mereka bersatu untuk berjuang
melawan penjajah tanpa memandang latar belakang agama, suku, asal-usul etnis,
bahasa maupun golongan.
2. Sumpah Pemuda
Kebulatan tekad untuk menciptakan Persatuan Indonesia kemudian tercermin di ikrar
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang diprakarsai oleh
pemuda perintis kemerdekaan yang berbunyi:
 Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu Tanah Air
Indonesia.
 Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa Indonesia.
 Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa
Indonesia.
Sampai sekarang Sumpah Pemuda sering disebut sebagai pangkal tumpuan cita-cita
menuju Indonesia merdeka. walaupun pada kenyataanya persatuan berkali-kali
mengalami gangguan dan kerenggangan.
3. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan Bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia merdeka yang sangat
momunental ditandai dengan lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908, Budi Utomo
merupakan sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo beserta para
mahasiswa STOVIA. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi
tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan
mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini
awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Setelah Organisasi
Budi Utomo lahir kemudian bermunculan organiasasi lain yang bertujuan mencapai
Kemerdekaan Indonesia. Organisasi tersebut adalah, Serikat Islam Tahun 1911,
Muhammadiyah Tahun 1912, Indiche Partij Tahun 1911, Perhimpunan Indonesia
Tahun 1924, Partai Nasional Indonesia Tahun 1929, Partindo Tahun 1933 dan
sebagainya. Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita itu pertama kali tampak
dalam bentuk federasi seluruh organisasi politik / organisasi masyarakat yang ada
yaitu permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1927.
4. Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 merupakan
titik kulminasi dari perjuangan bangsa Indonesia, ini berarti bahwa sejarah
perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya pada saat diproklamasikan.
Puncak bukanlah akhir, oleh karena itu perjuangan belum selesai karena itu kita
sebagai generasi muda harus tetap berjuang untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan di segala bidang kehidupan. Proklamasi memiliki makna bahwa bangsa
Indonesia telah berhasil melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan dan sejak saat
itu bangsa Indonesia bebas menentukan nasibnya sendiri tanpa campur dari negara
lain.

Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Bangsa adalah sebagai alat untuk mencapai
cita-cita proklamasi kemerdekaan yakni masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.
Karena Persatuan sangatlah penting untuk mencapai kesejahteraan bagi sebuah negara.

c. Metode
Penugasan,tanyajawab,diskusi,ceramah
d. Model
Saintifik.
e. Media
 Teks bacaan tentang persatuan dalam perbedaan.
 Buku teks siswa Tema 2: Persatuan dalam Perbedaan
 Buku teks guru. Tema 2: Persatuan dalam Perbedaan
 Visual (gambar)/ slide power point.
f. Evaluasi
Penilaian sikap
Produk siswa dinilai dengan daftar periksa
Jawaban Soal No. 2
Peran Tokoh Islam dalam Perumusan Pancasila

Sejarah perumusan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di


kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki
Koiso pada tanggal 7 September 1944, di depan Parlemen Tokyo.
Pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan kepadabangsa indonesia jika Jepang
memenangkan peperangan. Janji itu diulangi lagi pada tanggal 1 Maret 1945 dengan tanpa
syarat dan dijanjikan untuk membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka.

BPUPKI dibentuk oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan Balatentara Jepang di Jawa)


pada tanggal 29 April 1945. Susunan pengurus dan jumlah pengurus BPUPKI adalah :
Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
Ketua Muda : Ichibangase (anggota luar biasa, orang Jepang)
Anggota : 60 orang tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda.
Organisasi ini mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945
untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama tiga hari itu tiga
orang, yaitu, Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno, menyumbangkan pemikiran
mereka bagi dasar negara Indonesia.

Usulan Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945)


Adapun lima dasar negara yang diusulkan Mr. Muh Yamin secara lisan dan tertulis. Usulan
yang disampaikan secara lisan adalah sebagai berikut:
a) Perikebangsaan
b) Perikemanusiaan
c) Periketuhanan
d) Perikerakyatan
e) Kesejahteraaan Rakyat
Usulan yang dikemukakan secara tertulis adalah :
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kebangsaan persatuan Indonesia
c) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Usulan Mr. Soepomo (31 Mei 1945)


Mr. Soepomo juga mengusulkan lima dasar negara, yaitu sebagai berikut:
a) Paham negara persatuan
b) Perhubungan negara dan agama
c) Sistem badan permusyawaratan
d) Sosialisme negara
e) Hubungan antarbangsa

Usulan Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau perikemanusiaan
c) Mufakat atau demokrasi
d) Kesejahteraan sosial
e) Ketuhanan yang berkebudayaan

Pada akhir pidatonya Soekarno menambahkan bahwa kelima asas tersebut


merupakan satu kesatuan utuh yang disebut dengan Pancasila, diterima dengan baik oleh
peserta sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya
Pancasila.
Pada sidang BPUPKI yang pertama ini juga dibentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 9
orang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, K.H. Wahid Hasyim, Mr. A.A. Maramis,
Abdul Kahar Muzakar, Abikoesno Tjokrosoejoso, Agus salim, Mr. Achmad Soebarjo, dan
Mr. Muhammad Yamin. Selanjutnya, karena anggotanya sembilan orang, Panitia Kecil ini
juga disebut Panitia Sembilan.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil mengadakan rapat dengan tokoh-tokoh
BPUPKI dan menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Didalamnya terdapat rumusan
dasar negara yang kelak akan menjadi dasar negara Republik Indonesia setelah mengalami
perubahan tujuh kata dalam dasar yang pertama, yaitu:
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang


berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah
sebagai berikut: Sam Ratulangi wakil dari Sulawesi, Tadjoedin Noor dan Ir. Pangeran Noor
wakil dari Kalimantan, I Gusti Ketut Pudja wakil dari Nusa Tenggara Latu Harhary wakil
dari Maluku. Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian
kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila
sebelumnya, yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu
mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh
Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M.
Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD
1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila pun ditetapkan sebagai dasar
negara Indonesia.
Jawaban Soal No. 3
Urutan logis sila-sila Pancasila tidak boleh digeser-pindahkan.
Pancasila sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan yang logis keberdaan
unsur-unsur yang terkandung dalam pancasila terdiri dari lima dasar yang mencakup segala
aspek dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut dibawah ini inti
dari sila pertama sampai sila kelima.
a. Sila Pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini ditempatkan paling pertama karena bangsa indonesia meyakini segala sesuatu
asalnya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tuhan nama lain dalam filsafat
disebut dengan causa prima artinya sebab yang disebabkan oleh segala sesuatu.
b. Sila Kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan beradab
Sila ini ditempatkan kedua setelah sila pertama karena yang akan mencapai tujuan dan
nilai-nilai yang didambakan oleh negara adalah manusianya. Apabila manusianya hidup
rukun, kreatif dan bertanggung jawab maka negara Indonesia akan mencapai tujuan dan
keinginan yang didambakan. Manusia yang bersifat monodualis yaitu memiliki
susunan kodrat yang terdiri atas jasmani dan rohani.
Ciri-ciri mahluk jasmani dan mahluk rohani.
 Mahluk jasmani yaitu benda mati, tumbuhan, dan hewan.
 Mahluk rohani yaitu akal, rasa, karsa, dan sifat.
Sifat kodrat manusia yaitu sebagai mahluk individu, dan mahluk Tuhan. Setelah
prinsip kemanusiaan dijadikan landasan maka untuk mencapai tujuan yang dicita-
citakan manusia- manusia perlu untuk bersatu antar masyarkat, tetapi tidak
mebedakan suku, ras, dan bahasa.
c. Sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini kaitanya eratnya dengan nasionalisme. Rumusan sila ketiga tidak
mempergunakan awalan (ke) dan akhiran (an), tetapi awalan (per) dan akhiran (an),
dimaksudkan ada dimensi yang bersifat dinamik dari sila ini. Persatuan atau nasionalisme
Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama, bahasa, tetapi
dilator belakangi oleh sejarah (historis) dan etika (etis). Sejarah (historis) artinya karena
senasib sepenanggungan akibat penjajahan. Etis, artinya berdasarkan kehendak luhur
untuk mencapai cita-cita moral sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Oleh karena itu persatuan Indonesia, bukan sesuatu yang terbentuk sekali dan
berlaku untuk selama-lamanya. Persatuan Indonesia merupakan sesuatu yang selalu harus
diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus-menerus.
Semangat persatuan atau nasionalisme Indonesia harus selalu dipompa, sehingga semakin
hari semakin kuat.
d. Sila Keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Sila Keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh oleh rakyat indonesia dalam
membebaskan dari penjajahan dan memerdekakan agar diakui suatu negara yang
berdaulat dan memiliki undang-undang. Dalam sila keempat ini dijelaskan juga bahwa
bangsa indonesia sejak jaman penjajahan selalu melakukan permusyawaratan bila akan
melawan atau mempertahankan daerah bangsa indoensia dari para penjajah dan dari dulu
segala sesuatu peraturan yang menyangkut soal rakyat indonesia pasti di tangani oleh
pemerintah.
e. Sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila Kelima merupakan sila terakhir karena sila ini merupakan untuk selalu
menggambarkan dalam bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara
indonesia, tanpa membedakan status sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan dari
bangsa Indonesia akan tercapai dengan keikiutan serta semua rakya bangsa indonesia
dalam mewujudkan suatu negara yang adil dalam segi hal.

Oleh karena itu dari setiap masing-masing sila-sila mempunyai makna dan peran
sendiri-sendiri. Semua sila berada dalam keseimbangan dan berperan dengan bobot yang
sama. Akan tetapi karena masing-masing unsur mempunyai hubungan yang organis,
maka sila yang di atas menjiwai sila yang berada di bawahnya Misalnya, sila Ketuhanan
Yang Maha Esa menjiwai dan meliputi sila ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima. Sila ke dua
dijiwai sila pertama, menjiwai sila ke tiga, ke empat, dan ke lima. Demikian seterusnya
untuk sila ke tiga, ke empat, dan ke lima. Susunan sila-sila pancasila merupakan kesatuan
yang organis, satu sama lain membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah
majemuk tunggal (Notonagoro).
Jawaban Soal No. 4
Kompetensi Dasar (KD) yang berhubungan dengan Integrasi Nasional

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan rangkaian dari keseluruhan proses pembelajaran yang di dalamnya
terdapat suatu aktivitas belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru yang
bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikanantara lain dengan perbaikan mutu belajar mengajar.Belajar
mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana,dengan
perencanaan pengajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimal dan
meningkatkan motivasi,tantangan dan kepuasaan sehingga mampu memenuhi harapan, baik oleh
guru sebagai pembawa materi maupun peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses
pembelajaran disekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,guru
merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan . Usaha meningkatkan
kemampuan guru dalam belajar mengajar,perlu pemahaman ulang. Hal tersebut dikarenakan
dalam pembelajaran siswa bersifat pasif, terutama dalam pembelajaran Pkn, Dari segi
pembelajaran PKn lebih menekankan pada pembelajaran satu arah dengan dominasi guru yang
lebih menonjol sehingga hasilnya sudah dapat diduga, yaitu verbalisme yang selama ini sudah
dianggap sangat melekat pada pendidikan umumnya di Indonesia.Tentunya hal tersebut
bertentangan dengan konsep Kurikulum k13 yang mewajibkan siswanya untuk aktif dalam
pembelajaran.
Tujuan utama pembelajaran PKn di Sekolah Dasar adalahn memberikan pengertian
pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar. Meletakkan dan membentuk pola
pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta watak ke-Indonesian. Mengenalkan pada
siswa tentang sistem pemerintahan negara dan menanamkan sikap dan karakter positif pada
siswa dalam bermasyarakat dan berkewarganegaraan. Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi
kelestarian nilai-nilai luhur pancasila terutama pada sila ke tiga Persatuan Indonesia,dapat
dilakukan dengan menanamkan kepribadian yang baik yang harus dilakukan sejak dini terutama
penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa indonesia. Rasa
cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat belajar para peserta didik.
Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada peserta didik, maka pikiran mereka tidak
lagi berorientasi bahwa persaingan prestasi , dimana kita ketahui bahwa Indonesia hidup di
dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama adalah untuk
menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan. Namun lebih ke rasa cinta tanah air yaitu
bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan bersama. Menuntut ilmu dengan saling
bekerjasama dan bertukar pikiran antar pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari
sekarang. Karena pelajar merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan nasib
bangsa Indonesia di masa mendatang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan metode metode pembelajaran
yang menarik dan tepat agar tujuan dari pembelajaran PKn tersebut dapat tercapai, yaitu dengan
menjadikan siswa berpikir kritis, rasionl dan kreatif. Ketiga aspek itu dapat terwujud dengan
keterlibatan peran aktif siswa untuk tanya jawab, berdiskusi, bermain peran atau sosiodrama dan
menganalisis suatu permasalahan. Maka dalam hal ini perlu ditanamkan dan perlu ada
pemahaman kepada generasi penerus bangsa, salah satunya melalui pendidikan pancasila di
sekolah dasar, oleh karena itu metode yang dapat menerapkan pembelajaran pancasila terutama
sila ke tiga Persatuan Indonesia untuk meningkatkan aktivitas siswa sekolah dasar salah satunya
adalah “ menerapkan nilai nilai persatuan didalam pembelajaran Pkn melalui metode Role
playing“bermain peran” di Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Penerapan nilai-nilai persatuan dalam pembelajaran Pkn melalui metode
Role playing“bermain peran” di Sekolah Dasar.

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan masalah pada penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapaan nilai nilai persatuan dalam pembelajaran Pkn melalui metode
Role playing“bermain peran” di Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Pkn
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program
belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Oemar Hamalik menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun atas unsur-unsur manusia, materiil,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai hasi
pembelajaran. Jadi untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal seorang guru harus
mampu mengatur dan memadukan antara unsur-unsur tersebut. Tujuan utama pembelajaran PKn
di Sekolah Dasar adalah memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila
yang benar. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas
serta watak ke-Indonesian. Mengenalkan pada siswa tentang sistem pemerintahan negara dan
menanamkan sikap dan karakter positif pada siswa dalam bermasyarakat dan
berkewarganegaraan.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur pancasila terutama
pada sila ke tiga persatuan Indonesia,dapat dilakukan dengan menanamkan kepribadian yang
baik yang harus dilakukan sejak dini terutama penanaman nilai persatuan seperti
mengembangkan rasa cinta tanah air dan mengembangkan rasa persatuan atas dasar bhineka
tunggal ika. Rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat belajar para
peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada peserta didik, maka pikiran
mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan prestasi , dimana kita ketahui bahwa Indonesia
hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama adalah
untuk menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan. Namun lebih ke rasa cinta tanah air
yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan bersama. Menuntut ilmu dengan saling
bekerjasama dan bertukar pikiran antar pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari
sekarang. Karena pelajar merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan nasib
bangsa Indonesia di masa mendatang.

B. Penerapaan Nilai-nilai Persatuan Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Metode Role


playing“bermain peran” di Sekolah Dasar.

a. Pengertian Metode Role playing (Bermain Peran)


Dalam menciptakan proses pembelajaran yang komunikatif antara guru dan siswa maka
diperlukan variasi teknik, metode, dan media yang tepat dalam proses pembelajaran. Metode
pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran Pancasila yang cocok adalah metode Role
playing (bermain peran). Pengertian role playing Dalam buku Pembelajaran Kontekstual
(Komalasari : 2010) Model Pembelajaran Role Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran
Pelayanan (Sercvice Learning). Model pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahan-
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan murid. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan murid dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benada mati.
Role playing merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya
pemecahan masalah – masalah yang berkaitan dengan pembelajaran pancasila dengan
menerapkan metode Role playing diharapkan akan tercipta pembelajaran yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Pembelajaran yang
efektif berarti terciptanya interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa dan antara
siswa dengan materi pembelajaran.

c. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat :
a) Menyanyikan lagu Garuda Pancasila dengan syair dan irama lagu yang tepat
b) Menjelaskan arti pancasila
c) Menjelaskan simbol dari Pancasila Sila ke 3
d) Menerapkan dalam kehidupan sehari hari tentang arti persatuan
e) Menjelaskan manfaat persatuan dalam kehidupan sehari-hari

d. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan metode pembelajaran Role


playing (bermain peran) yaitu :
1) Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan teknik ini, bahwa dengan
metode ini siswa diharapkan dapat lebih memhami nilai yang terkandung dalam pancasila. Maka
guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan, dan siswa yang lain mengamati dengan
tugas-tugas tertentu pula.
2) Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak. Ia mampu menjelaskan
dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.
3) Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil mengatur
adegan yang pertama.
4) Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi guru harus
mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu. Bila tidak ditunjuk saja siswa yang
memilh kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman seperti yang diperankan itu.
5) Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu tugas perannya,
menguasi masalahnya pandai bermimik maupun dialog.
6) Siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. Bila siswa belum terbiasa, perlu
dibantu guru dalam menimbulkan kalimat pertama dialog. Setelah Role playing itu dalam situasi
klimaks, maka harus diberhentikan, agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat
disikusikan secara umum. Sehingga para penonton ada kesempatan untuk berpendapat, menilai
permainan dan sebagainya.
7) Sebagai tindak lanjut dari hasi diskusi, walau mungkin masalahnya belum
dipecahkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus mempertimbangkan hal-hal
tersebut dalam melaksanakan metode pembelajaran Role playing agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang .diharapkan

e. Langkah-langkah metode Role playing (bermain peran)


Menurut Ngalimun (2012: 174) langkah-langkah model pembelajaran Role
playing :
1) Beberapa siswa maju sesuai petunjuk guru
2) Guru membagikan alat praga ( sapu lidi )
3) Siswa memperagakan sesuai petunjuk guru
4) Presentasi hasil kelompok
5) Bimbingan kesimpulan dan refeksi.

f. Media dan alat pembelajaran arti nilai butir


a) Syair lagu “Garuda pancasila”
b) Gambar burung garuda
c) Sapu lidi
d) Buku siswa

g. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Diskripsi Kegaiatan Alokasi waktu

1. Mengajak siswa berdoa


menurut agama dan 5 menit
Pendahuluan kepercayaan masing-masing
2. Melakukan komunikasi
tentang kehadiran siswa
3. Guru menyampaikan materi
yang akan disampaikan

1. Guru mengajak siswa


Kegiatan inti bernyanyi bersama dengan
lagu “ Garuda Pancasila” 25 menit
2. Guru bertanya tentang isi lagu
tersebut
3. Guru menampilkan gambar
burung garuda
4. Siswa diminta mengamati
gambar burung garuda
5. Bertanya jawab tentang
simbol dari pancasila
6. Guru menjelaskan tentang isi
pancasila
7. Siswa membaca teks
pancasila secara klasikal
8. Guru menjelaskan simbol
pada pancasila sila 1-5
9. Siswa menjawab pertanyaan
guru tentang arti sila ke 3
persatuan indonesia
10. Guru membentuk siswa
menjadi 4 kelompok
11. Beberapa siswa maju untuk
bermain peran tentang arti
Persatuan
12. Siswa menjawab pertanyaan
sesuai materi
13. Siswa menyimpulkan materi
tentang manfaat persatuan dan
kesatuan
14. Guru menanggapi

1. Guru membimbing siswa


Penutup membuat kesimpulan 10 menit
2. Diakhiri dengan doa

 Struktur dan media


Sumber Belajar
Buku siswa
Media
Gambar/foto Burung garuda, sapu lidi
 Penilaian
- Penilaian kinerja
- Penilaian unjuk kerja

h. Kelebihan dan kelemahan Metode Role playing (bermain peran)


Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Role playing (bermain peran) memiliki kelebihan
1) Siswa lebih tertarik perhatiannya pada saat pembelajaran
2) Melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
3) Memunculkan rasa tanggung jawab terhadap perana yang dilakoni,
4) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif,
5) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Sedangkan menurut Hamalik (2012: 214) kelebihan model RolePlaying, yaitu waktu bermain
peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa
mengkhawatirkan mendapatkan sangsi. Bermain peran memungkinkan para
siswamengidentifikasi situasi-situasi dalam dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain.Dilihat
dari kelebihan-kelebihan bermain peran yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
berhasilnya pemeran tersebut bergantung pada kegiatan yang dilakukan siswa terutama pada
analisis sebagai tindak lanjutnya.

i. Adapun kelemahan metode Role playing (bermain peran)


1) Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini akan
mengacaukan kegiatan berlangsungnya role playing,
2) Memakan waktu yang cukup lama,
3) Sebagaian besar anakyang tidak ikut bermain peran mereka menjadi kurang aktif
4) Memerlukan tempat yang cukup luas
5) Kelas lain sering oleh terganggu suara pemain dan penonton.

j. Manfaat Pembelajaran Role playing


Menurut Hamalik (2012: 91) pembelajaran Role playing dalam proses pembelajaran
memiliki manfaat tertentu, antara lain:
1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.
3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada
gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.
4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri.
5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan
kekeluargaan, musyawarah dan mufakat
6) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit , sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan nilai-nilai Persatuan dalam pembelajaran Pkn melalui metode Role playing dapat
dilakukan dengan cara:
1. Guru mengajak siswa bernyanyi bersama dengan lagu “ Garuda Pancasila”
2. Guru bertanya tentang isi lagu tersebut
3. Guru menampilkan gambar burung garuda
4. Siswa diminta mengamati gambar burung garuda
5. Bertanya jawab tentang simbol dari pancasila
6. Guru menjelaskan tentang isi pancasila
7. Siswa membaca teks pancasila secara klasikal
8. Guru menjelaskan simbol pada pancasila sila 1-5
9. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang arti sila ke 3 persatuan indonesia
10. Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok
11. Beberapa siswa maju untuk bermain peran tentang arti Persatuan Siswa menjawab pertanyaan
sesuai materi
12. Siswa menyimpulkan materi tentang manfaat persatuan dan kesatuan
13. Guru menanggapi
Jawab Soal No. 5
Hak dan Kewajiban Siswa/Peserta Didik dalam Kehidupan Sehari-hari,
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan selalu berhubungan dengan hak dan
kewajiban. Sebagai contoh hak dan kewajiban sebagai anak, hak dan kewajiban sebagai
orang tua, hak dan keawjiban guru di sekolah, dan lain-lainnya. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan dan merupakan pusat kegiatan pembelajaran yang menjadi tumpuhan dan
harapan orang tua atau keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Karena sekolah memberikan
pelayanan pendidikan, pengajaran, pelatihan yang bersifat pengetahuan atau teknologi,
keterampilan dan pembentukan sikap mental yang baik bagi peserta didik. Pada akhirnya
diharapkan sekolah berfungsi dan bertanggung jawab mendidik, mengembangkan, dan
mempersiapkan generasi muda yang berkualitas.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap sekolah mempunyai peraturan-peraturan
yang dapat membuat situasi sekolah menjadsi stabil dan tenteram. Hal ini dapat berjalan
dengan baik apabila masing-masing warga sekolah dapat memperoleh hak dan
melaksanakan kewajibannya sesuai fungsi dan perannya. Jadi hak adalah segala sesuatu
yang secara asasi dimiliki oleh seseorang dalam tata pergaulan dengan lingkungan serta
dengan Tuhan-nya. Sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan
dalam tata pergaulan hidupnya.
Antara hak dan kewajiban sifatnya harus seimbang. Kita melaksanakaan kewajiban
agar memperoleh hak-hak kita. Dalam pelaksanaannya antara hak dan kewajiban juga sering
terbalik. Biasanya hak dituntut terlebih dahulu baru melaksanakan kewajiban. Seharusnya
kewajibanlah yang mestinya harus dilaksanakan terlebih dahulu, baru menuntut hak.

Secara umum hak dan kewajiban peserta didik telah diatur dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB V pasal 12 sebagai
berikut :
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidikan yanag seagama;
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
c. Mendapat beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayainya;
d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya;
e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;
f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
Setiap peserta didik berkewajiban :
a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan
keberhasilan pendidikan;
b. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Adanya perlindungan terhadap hak peserta didik, maka peserta didik mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya belajar setiap saat dan
menggunakan fasilitas belajar yang ada di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai