Anda di halaman 1dari 5

1.

1 -

1.2 -

1.3 Faktor-Faktor Pemersatu Bangsa

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupakan faktor utama dalam menentukan
keberhasilan pembangunan yang dijalankannya. Program pembangunan tidak akan
terlaksana dengan baik dan mencapai suatu keberhasilan jika kondisi negara sedang
terpecah belah atau tidak adanya persatuan dan kesatuan di antara warga negara Indonesia.
Selain itu, kesatuan dan persatuan bangsa meningkatkan harga diri pada negara lain agar
negara lain tidak dianggap sepele dan dipecah-belah. Untuk mencapai itu, bangsa
Indonesia harus menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat memecah belah
bangsa seperti merendahkan suku bangsa lain dan menganggap sukunyalah yang paling
baik, seharusnya bangsa Indonesia menjaga tali persaudaraan dengan baik.

Ada beberapa faktor yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yaitu:

1. Pancasila

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal, artinya Pancasila tidak diciptakan untuk satu
bangsa saja melainkan seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, sesuai pasal tiga
yaitu “Persatuan Indonesia” hendaknya meningkatkan rasa persatuan pada bangsa
Indonesia.

2. Sumpah Pemuda

Sumpah yang menunjukkan kebulatan tekad seluruh pemuda Indonesia yang


merupakan unsur utama perjuangan bangsa dalam melawan penjajah. Ikrar satu tanah
air, satu bangsa, dan bahasa seharusnya menjadi penyemangan bangsa Indonesia
untuk bersatu.

3. Bhineka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti “Berbeda-beda tapi satu”. Inti semboyan
Bhinneka Tunggal ika adalah adanya persatuan dalam berbagai perbedaan. Kondisi
bangsa Indonesia yang diliputi oleh berbagai pendapat dapat dipersatukan dengan
dilaksankannya semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

1.3.1 Latar Belakang Sejarah Bangsa Indonesia

Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang dan menarik untuk dibahas. Salah
satunya adalah mengenai asal mula nama “Indonesia”. Dahulu kala negara-negara di dunia
memiliki sebutan yang berbeda-beda untuk Indonesia. Tiongkok menyebut Indonesia
dengan sebutan “Nan-Hai” yang memiliki arti Kepulauan Laut Selatan. Sedangkan orang-
orang India menyebut Indonesia dengan sebutan “Dwipantara” yang bermakna Kepulauan
Antarawan. Selain itu, Arab menyebut Indonesia dengan “Jazair Al Jawi” yaitu Kepuluan
Jawa. Bangsa Eropa menyebut Hindia Timur. Douwes Dekker atau Multatuli menyebut
“Insulinde” yang Kepulauan Hindia. Kemudia datanglah seorang Antropolog yang
bernama James Richardson Logan yang berasal dari Skotlandia dan George Samuel
Windson Earl dari Inggris mencetuskan nama Kepulauan Nusantara dengan nama
“Indonesia”.

Sebelum Indonesia merdeka, Indonesia mengalami puluhan tahun penjajahan oleh bangsa
Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Penjajahan tersebut dimulai saat Portugis
menguasai Malaka dibawah pimpinan Alfonso de Alburquerque. Saat itu Indonesia
melakukan berbagai perlawanan terhadap Portugis, salah satu perlawanan yang terkenal
yaitu Perlawanan Fatahilllah yang berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis. Karena
banyaknya perlawanan tersebut, akhirnya masa penjajahan Portugis berakhir pada tahun
1602. Namun, saat itu Indonesia diambil alih oleh Belanda. Dibawah pimpinan Cornelis de
Houtman, Belanda membentuk Kongsi Dagang VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie). Pembentukan VOC ditujukan untuk menguasai rempah-rempah milik
Indonesia. Namun Indonesia melakukan berbagai perjanjian seperti Bongaya dan Giyanyi.
Namun, pada Tahun 1800 Belanda kalah dari Perancis yang menyebabkan VOC
dibubarkan. Karena dibubarkannya VOC, Belanda menunjuk Herman William Daendels
untuk menjadi gubernur jendral Hindia Belanda. Saat itu orang-orang Indonesia
diberlakukan kerja paksa yaitu membuat jalan dari Anyer hingga Panarukan. Namun, masa
kepemimpinan Daendels segera digantikan oleh Johannes van den Bosch. Ia menerapkan
suatu sistem tanam paksa dimana tiap desa harus menyisihkan Sebagian tanah untuk
ditanami komoditas ekspor. Hasil pertanian tersebut kemudian akan dijual pada Belanda
dengan harga yang sangat murah.

Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun, dan berakhir pada tahun 1902 dimana
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui Perjanjian Kalijati. Namun, Jepang
hanya menjajah dalam waktu singkat yaitu selama 3,5 tahun yaitu dari Tahun 1942 hingga
1945 karena kalah dari sekutu di Perang dunia II. Meskipun singkat, kependudukan Jepang
menjadi awal kebangkitan Indonesia. Jepang membentuk berbagai organisasi seperti PETA
dan PUTERA. Saat mendengar kekalahan Jepang, Indonesia membentuk sebuah badan
yaitu BPUPKI yang diketuai Dr. Radjiman Widyodiningrat. Kemudian terjadilah peristiwa
Rengasdengklok untuk mempercepat pelaksanaan proklamasi Indonesia. Maka pada
tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia resmi merdeka dan menjadi negara yang berdaulat.

1.3.2 Pancasila dan UUD 1945

Ir. Soekarno pertama kali mengemukakan konsepsi Pancasila sebagai dasar negara yang
filosofis dalam pidato monumental yang dibukukan dalam Lahirnya Pancasila. Beliau
menyebut Pancasila sebagai philosophisce grondslag yaitu “Fundamen, pikiran, jiwa,
hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia yang kekal
abadi.” Menurut Soekarno, Pancasila mengandung dua lapisan inti. Lapisan luar memuat
prinsip sosio-nasionalisme, sosio demokrasi, dan ketuhanan. Sedangkan lapisan paling inti
dan paling esensial dari semua itu adalah jiwa gotong royong. Karena pemikirannya
tersebut, seorang filsuf besar Inggris menyebut Soekarno sebagai pemikir besar dari Asia
Tenggara. Pada era orde baru, Pancasila diletakkan sebagai alat untuk mempersatukan
berbagai aliran ideologi. Ikhtiar tersebut dilakukan Soekarno dengan memberi tafsir
Pancasila dalam doktrin Manipol (Manifesto Politik) atau Usdek (UUD 1945, Sosialisme
Ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia).

Nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, yang mana secara yuridis menjadi pokok kaidah negara secara
fundamental. Pancasila memiliki lima sila yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Warga Indonesia

Masing-masing sila pancasila memiliki pokok pikiran yang terkandung di dalamnya, dan
dijelaskan dalam pembukaan UUD 1945. Jika dijabarkan kelima pokok pikiran tersebut
adalah:

1. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan,
yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
yang mana mengatasi segala paham golongan ataupun perseorangan. Pokok pikiran
ini merupakan penjabaran dari sila ketiga Pancasila.

2. Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara harus mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Negara berkewajiban mewujudkan 3 hal, yaitu
kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Pokok pikiran ini menjelaskan sila kelima Pancasila.

3. Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara Indonesia berkedaulatan rakyat,


serta berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan atau perwakilan. Hal ini
menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi yaitu kedaulatan
ditangan rakyat. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila keempat Pancasila.

4. Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa, yang mana hal tersebut dilakukan menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab. Hal ini mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi
keberadaban semua agama dalam pergaulan hidup negara. Pokok pikiran ini
menjelaskan sila pertama dan kedua Pancasila

Oleh karena itu, Pancasila dan UUD 1945 merupakan dua hal yang saling berkaitan satu
sama lain.
Sumber:

Jurnal

Mulyani, Tri. Peran Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 di Tengah Perjalanan
Integrasi dan Demorkasi di Indonesia. Dalam Jurnal Fakultas Hukum Universitas Semarang.

Baskara, Wardaya. 2002. Nasionalisme Universal: Menjawab Ajakan “PascaNasionalis”nya


Romo Mangun, dalam Jurnal Iman, Ilmu, Budaya. vol. 3. Sept. 2002. Jakarta: Yayasan
Bhumiksara

Adisusilo, Sutarjo. 2005. Sejarah Pemikiran Barat Dari Yang Klasik Sampai Yang Modern.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Youtube

Media Buteng. 2019, 9 November. Sejarah Perjuangan Indonesia sampai Proklamasi [Video].
Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=X2mvK_gJPeg

Nadia Omara. 2021, 2 Februari. Asal-Usul Negara Indonesia [Video]. Youtube:


https://www.youtube.com/watch?v=bdPE9L4-12g&t=1318s

Pakwon. 2019, 22 Januari. Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia [Video]. Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=owkqFJdvD9g

Anda mungkin juga menyukai