Anda di halaman 1dari 3

IBNU TAMIYAH DAN IBNU KHALDUN BESERTA PEMIKIRAN POLITIKNYA

IBNU TAIMIYAH

Nama lengkap Ibnu Taimiyah adalah Abu Al-‘Abbas bin ‘Abd Al-Hakim bin ‘Abd As-Salam (661-
728). Ia dilahirkan di Bahrain dan hijrah ke Damaskus dengan ayahnya pada tahun 667. Ia tumbuh dan
belajar kepada para tokoh disana. Ibnu Taimiyah adalah seorang pemikir Al-Quran. Ia bersungguh-sungguh
mempelajari kandungannya dan mengeluarkann maknanya. Ia meelakukan penyerangan terhadap aliran-
aliran Islam dan didukung oleh argumentasi Al-Quran dan Al-Hadist. Karena itulah ia banyak dimusuhi
kelompok Islam dan berlawanan dengan kebanyakan ahli hukum. Ia berkali-kali masuk penjara dan bahkan
meninggal dalam penjara.

Karya tulis Ibnu Taimiyah dalam bidang politik yang paling penting adalah As-Siyasah Asy-
Syari’ah fi Ishlah Ar-Ra’iwa Ar-Ra’iyah (Politik yang berdasarkan syariah bagi penguasa dan rakyat).
Melalui karyanya ini ia berusaha memperbaiki keadaan masyarakat yang telah rusaj akibat Perang Salib dan
Serbuan Tentara Tartar. Ibnu Taimiyah berusaha memperbaikinya dengan kembali kepada A;-Quran dan As-
Sunnah dan berpegang teguh terhadap agama. Maka dari itu, pemilihan para penguasa harus berdasarkan
kaidah yang diambil dari prinsip agama Islam. Artinya politik yang berdiri di atas landasan agama adalah
sesuatu yang paling indeal untuk mengembalikan umat Islam pada kemuliaan, kekuatan, dan kesatuan.

Ia memiliki pendapat politik yang bebeda dengan pemikir barat dan Eropa dan pendapatnya ia
tuangkan dalam buku As-Siyasah Asy-Syari’iyyah miliknya. Buku ini terdiri dari 2 bagian yaitu
penyampaian amanat (penunjukkan dan pengangkatan para pejabat negara serta pengelolaaan kekayaan
negara dan harta rakyat) dan pelaksanaan hukum pidana berkaitan hak Tuhan dan manusia, serta diakhiri
dengan pembahasan musyawarah dan perlunya menyelenggarakan pemerintahan.

1. Bagian pertama: Penyampaian amanat


Ibnu Taimiyah berpendapat pengangkatan pejabat berdasarkan kualitas, bukan karena relasi, uang,
atau kedudukan. Seseorang harus diposisikan pada jabatannya yang cocok dengan keahliannya, serta
memenuhi dua syarat utama yaitu kekuatan dan integritas. Jika raja mengangkat pejarabat karena alasan
yang tidak pantas, ia dianggap telah berkhianat kepada Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin. Dalam
pengelolaan kekayaan harus dilakukan oleh negara dan rakyat, penguasa harus menggunakan tepat
sasaran dan rakyat wajib membayar pajak. Tidak boleh didasarkan oleh nafsu.
2. Bagian kedua: Pelaksanaan hukum pidana
Dalam melaksanakan hukum Allah, para penguasa harus menegakkan dan melaksanaa hukum Allah
meskipun tidak ada pengaduan dari siapapun karena telah jelas digariskan dalam Al-Quran. Dalam
hukum manusia, manusia dituntut menjaga hak orang lain dan berlaku adil.
3. Penutup: Musyawarah dan perlunya menyelenggarakan pemerintahan
Kepala negara tidak boleh meninggalkan musyawarah karena Allah SWT telah memerintahkan kepada
nabiNya. Musyawarah adalah ciri utama demokrasi dalam Islam. Dengan musyawarah, tidak ada
pemaksaan menerapkan suatu gagasan dan kepala negara tidak dapat berlaku sesukanya melainkan
harus berdasarkan pendapat berbagai pihak. Selain itu, ia menjelaskan pentingnya pemerintahan.
Pemerintahan sangat penting karena manusia tidak mungkin mampu mencukupi semua kebutuhannya
tanpa kerja sama dan saling membantu dalam masyarakat. Dalam pemerintahan aspek yang paling
penting adalah keberadaan pemimpin.
Menurut saya, bagian penutup dalam buku Ibnu Tamiyah yang berisi musyawarah dan perlunya
menyelenggarakan pemerintahan sangat menarik. Hal ini karena hal terpenting dan utama dalam
penyelenggaraan negara. Raja yang berjalan sendirian tidak berarti apa-apa tanpa rakyatnya. Indonesia
juga menganut sistem musyawarah dalam pengambilan putusan bersama. Musyawarah sangat penting
karena untuk menerapkan gagasan terbaik dan pembatasan kekuasaan pemerintah.

Menurut saya, bagian faktor geografis terhadap politik menurut Ibnu Khaldun sangat menarik karena
saya tidak pernah berpikir bahwa aspek geografis juga berpengaruh dalam kehidupan politik. Maka dari
itu negara berkembang dikarenakan Sumber Daya Manusia kurang ternyata dapat dipengaruhi iklim
yang berujung pada
IBNU KHALDUN
Ibnu Khaldun memiliki nama lengkap ‘Abd Ar-Rahman bin Muhammad bin Muhammad bin Hasan
bin Jabir bin Ibrahim bin ‘Abd Ar-Rahman bin Khadun. Ia dilahirkan di Tunisia tahun 723 H dan wafat
di Kairo pada 25 Ramadhan tahun 808. Karya-karyanya hanya satu yang sampai ke kita yaitu
Muqadimmah Ibnu Khaldun, adalah jilid pertama dari tujuh jilid. Berikut beberapa pendapat yang
pernah diutarakan oleh Ibnu Khaldun :
1. Proses Pendirian Negara atau Kota
Organisasi masyarakat merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan
yaitu terwujudnya perintah Allah untuk memakmurkan alam dan pengangkatan manusia sebagai
Khalifah. Organisasi kemasyarakatan membutuhkan seorang pemimpin atau sultan.
2. Pengaruh Faktor Geografi terhadap Politik
Ibnu Khaldun mencermati bahwa wilayah yang beriklim ekstrem, kebudayaannya tidak akan
berkembang. Kemampuan berpikir dan kecerdasan manusia pun akan terpengaruhi oleh iklim di
bagian bumi ia tingga, hal itu berujung pada orientasi dan perilaku sosial politiknya.
3. Nomad (Badui): Basis Peradaban dan Kota
Masyarakat nomad adalah mereka yang membatasi diri pada kebutuhan-kebutuhan pokok (primer).
Sedangkan masyarakat urban atau kota adalah mereka yang memerhatikan kemewahan dalam
kehidupan sehari-hari. Urbanisasi adalah cita-cita orang nomad. Ibnu Khaldun juga menetapkan
bahwa masyarakat nomad lebih dekat pada kebaikan daripada orang perkotaan. Perbandingan yang
dikemukakankan Ibnu Khaldun antara masyarakat nomad dan kota akhirnya sampai pada teori
‘ashabiyah Teori ini membuka jalan bagi kemunculan teori “loyalitas” yang sekarang menjadi
kajian pokok bagi studi gerakan nasionalisme dan politik.
4. Teori ‘Ashabiyah
Ashabiyah menurut ibnu khaldun adalah solidaritad yang ditunjukkan tiap irang dan golongannya.
Sifat ini menimbulkan rasa saling membantu dan gotong royong serta memperbesar rasa takut
kepada musuh. Hubungannya dengan kepemimpinan adalah kepemimpinan akan terus beralih pada
orang yang solidaritas kelompoknya lebih kuat daripada lainnya.
5. Sistem Pemerintahan
a) Kerajaan, Khilafah, dan Imamah: Jabatan raja adalah lembaga alami bagi kehidupan
bernegara. Sebuah kerajaan tidak akan sempurna tanpa kepatuhan rakyat pada raja karena
tidak ada komando atau perintah kecuali bersumber darinya.
b) Wazarah (Kementerian): Mengelola aspek negara tergantung kebijakan seperti mengelola
urusan ketentaraan, ssenjata, perang, keuangan, maupun sebagai hajib.
c) Hijabah 9Pengurus Rumah Tangga): Melindungi khalifah dari kesibukan menemui rakyat
umum dan orang-orang khusus.
d) Departemen Keungan dan Perpajakan: Bertugas menarik pajak, menjaga hak negara dalam
pemasukan dan pembelanjaan, memberi gaji pejabat negara.
e) Deparemen Koresponsensi dan Kearsipan: Duduk bersama raja selama berlangsungnya
pengadilan dan penetapan vonis pada forum-fourm umum.
f) Kepolisian: Berhubungan dengan tindak kriminal di medan penyelidikan dan menetapkan
vonisu hukuman bagi pelaku tindak kriminal tersebut.
g) Departemen Angkatan Laut: Salah satu departemen dalam kerajaan magribi dan afrika.
Kaum muslimin mengarungi gelombang untuk menguasai semua semenanjung yang
membuju di pantai Laut Tengah dengan membawa kemenangan dan rampasan perang.

Anda mungkin juga menyukai