Anda di halaman 1dari 3

PKN

1. Nama “Indonesia” pertamakali muncul di tahun 1850, di sebuah majalah ilmiah


tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang terbit di
Singapura. Penemunya adalah dua orang Inggris: James Richardson Logan dan
George Samuel Windsor Earl.
Saat itu, nama Hindia—nama wilayah kita saat itu—sering tertukar dengan nama
tempat lain. Karena itu, keduanya berpikir, daerah jajahan Belanda ini perlu diberi
nama tersendiri. Earl mengusulkan dua nama: Indunesia atau Malayunesia. Earl
sendiri memilih Malayunesia. Sedangkan Logan yang memilih nama Indunesia.
Belakangan, Logan mengganti huruf “u” dari nama tersebut menjadi “o”. Jadilah:
INDONESIA
Nama Indonesia lalu dipopulerkan oleh etnolog Jerman, Adolf Bastian melalui
bukunya, Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels dan Die Volkev des
Ostl Asien (1884). Pada 1924, pemakaian nama Indonesia dimulai dengan terbitnya
koran Indonesia Merdeka milik Perhimpunan Indonesia. Kemudian penggunaan
secara nasional bersama-sama terucap dalam ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928 hingga akhirnya Negara kita resmi bernama Indonesia melalui Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. - melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia
- memajukan kesejahteraan umum
- mencerdaskan kehidupan bangsa
- ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Cara mencapai tujuan tsb:
- menjaga perdamaian antar suku, antar umat beragama, saling menghargai, dan
menghormati perbedaan-berbedaan tersebut
- terus selalu bersaing dalam perekonomian Nasional dan Internasional.
- mengejar pendidikan hingga jenjang yang setinggi-tingginya. Menjadi masyarakat
yang pandai dan cerdas pasti mampu memajukan dan dan menyejahterakan taraf
hidup sebuah bangsa.

- ikut serta dan mendukung program-program yang telah dicanangkan oleh


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
3. Adapun sejarahnya berawal dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, mereka
kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan
kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah Lembaga yang tugasnya
untuk mempersiapkan hal tersebut. Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai.
Pada sidang pertamanya di tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo
Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), para anggota membahas mengenai tema
dasar negara.
Sidang berjalan sekitar hampir 5 hari, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno
menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai
“Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat
itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama
“Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga
“Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha
Esa”.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar
yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk
sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno,
Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim,
Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan
pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada siding tersebut, disetujui bahwa
Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
dasar negara Indonesia yang sah.
Alasan mengapa pancasila disebut sebagai ideologi negara karena Pancasila
memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia dalam pandangan hidup dan budaya
bangsa, selain itu pancasila memiliki derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan mencakup tujuan hidup, pandangan hidup, serta pedoman hidup.

4. Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga
negara berperan langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di
kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu
kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung
melalui perwakilan; yang disebut demokrasi tidak langsung
5. Supremasi hukum merupakan upaya menegakkan dan menempatkan hukum pada
posisi tertinggi. Dengan menempatkan hukum sesuai tempatnya, hukum dapat
melindungi seluruh warga masyarakat tanpa adanya intervensi oleh dan dari pihak
manapun, termasuk oleh penyelenggara negara.

Anda mungkin juga menyukai