Sutan Sjahrir.
Sumpah Pemuda (1928)
ke-Tuhanan dan diperas lagi menjadi Eka Sila yakni “Gotong Royong”.
PIAGAM JAKARTA
• Perumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI masih bersifat usulan
perseorangan. Dalam sidang tersebut lahir konsep Eka Sila, namun kata
mufakat tentang konsep siapa yang akan dipakai sebagai dasar negara
belum dicapai.
• Dibentuk Panitia 9 yang diketuai oleh Soekarno, wakilnya M. Hatta yang
pada awalnya bertujuan menampung usulan-usulan yang bersifat
perorangan
• Dalam perjalannya ternyata Panitia 9 berhasil merumuskan Rancangan
Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar Negara yang dinamakan ‘Piagam
Jakarta’ pada 22 Juni 1945 :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
• Rumusan “tujuh kata”: “…dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” dalam piagam Jakarta, mendapat respon kurang
sepakat dari sebagian anggota Panitia 9 berdasarkan aspirasi dari para tokoh
nasional lainnya diluar panitia ini yang berasal dari golongan non muslim.
• Dalam proses pengesahan UUD 1945 pada tangal 18 Agustus 1945 dilakukan
peniadaan tujuh kata dengan kerelaan hati dari para tokoh nasional yang
berasal dari golongan muslim demi kepentingan nasional. Keputusan ini
diambil dalam rapat yang dipimpin oleh M. Yamin dengan mengubah
ketentuan sila pertama menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.
• Perumusan UUD 1945, dirumuskan oleh BPUPKI pada Sidang ke II yang
berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945. Dalam merumuskan UUD 1945,
BPUPKI membentuk Panitia Perancang UUD untuk menyetujui isi Piagam
Jakarta setelah perubahan sebagai Pembukaan UUD 1945 yang diketuai oleh
Ir. Soekarno. Hasil kerja Panitia Perancang UUD yakni :
1. Pernyataan Indonesia Merdeka;
2. Pembukaan UUD 1945;
3. Batang Tubuh UUD 1945
Istilah Pancasila muncul pertama kali pada tanggal 1 Juni
Membagi 8 provinsi
Sidang II (19 Agustus 1945) Menetapkan 12 departemen
Membentuk Komite Nasional