Kelompok : 7
Nama Anggota : 1. Aulia Nabila 202210605
2.Aulia Safitri 202210606
3.Azizah Fathriani 202210608
4. Delvi Rahmadani 202210609
5.Siti Aisyah 202210635
6.Tarisya Farinka 202210636
7.Tsa’dyah Hapernozain 202210637
A. PRA PROKLAMASI
Sebagai sebuah bangsa, bangsa Indonesia dapat dilacak dari abad ke-7M. Ditandai
munculnya kerajaan Kutai, Mataram Kuno, Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Demak,
Samudera Pasai, Banten, Tidore, dll.
Meskipun dalam perjalanan sejarah setiap kerajaan/daerah terlibat berbagai konflik.
Setiap Kerajaan/Daerah yang ada dalam wilayah Nusantara memiliki jiwa yang sama.
Jiwa bangsa yang dijunjung bersama tersebut, menjaga eksistensi bangsa selama
berabad-abad
Pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila dikenali buku Nagarakertagama karangan
Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku tersebut istilah
Pancasila mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa Sansekerta), juga
mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu :
1. Peri Kebangsaan,
2. Peri Kemanusiaan,
3. Peri Ketuhanan,
4. Peri Kerakyatan (a. Permusyawaratan, b. Perwakilan, c. Kebijaksanaan)
5. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial)
c. Ki bagus hadikusumo : agar dasar pancasila yang disepakati adalah dasar islam
mengingat sebahagian besar rakyat indonesia beragama islam
d. Soekarno (1 Juni 1945) :
Alternatifnya dapat diperas menjadi Tri Sila dan dapat diperas lagi menjadi Eka
Sila. Tri Sila meliputi: socio-nationalisme, socio-democratie dan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Sedangkan Eka Sila “Gotong Royong”
Sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat Negara, diusulkan oleh
Soekarno pada 1 Juni 1945, sehingga 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila
Perumusan dasar negara dalam sidang BPUPK masih bersifat usulan perseorangan.
Dibentuk Panitia 9 yang diketuai oleh Soekarno yang pada awalnya bertujuan
menampung usulan-usulan yang bersifat perorangan. Dalam perjalannya ternyata
Panitia 9 juga berhasil merumuskan Rancangan Mukadimah (Pembukaan Hukum
Dasar) yang dinamakan ‘Piagam Jakarta’ pada 22 Juni 1945. Pada alinea keempat
Piagam Jakarta terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut : Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
10-16 Juli 1945 Sidang BPUPKI kedua adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan
Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta.
B. AWAL KEMERDEKAAN
Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia, penerapan Pancasila sebagai dasar negara yang
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tidak serta berjalan dengan
mulus.
Berbagai permasalahan pernah terjadi dihadapi bangsa Indonesia dalam penerapan
pancasila di masa awal kemerdekaan.
Berikut upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan ideologi lain:
Dengan adanya peristiwa ini, maka semakin mempercepat pembubaran RIS dan kembali ke
bentuk NKRI pada 17 Agustus 1950
C. SISTEM PEMERINTAHAN ORDE LAMA
Sistem pemerintahan orde lama menjadi bagian dari perjalanan panjang sejarah
Indonesia. Tidak bisa tidak bahwa cerita tersebut ikut mengantarkan Indonesia pada masa
sekarang ini.
a. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Akar Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelajaran sejarah juga pasti membahas tentang sistem pemerintahan orde lama ini. Seolah
menggambarkan bagaimana keadaan Indonesia saat berada pada masa-masa kelam. Saat
keadaan politik dan sosial di Indonesia belum stabil. Pembahasan tentang sistem
pemerintahan orde lama ini akan cukup menarik untuk diikuti.
Tahun 1945 adalah tahun paling bersejarah dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia diraih pada tahun itu. Bebas dari pengaruh penjajah untuk kemudian
mulai menata segala sesuatunya sendiri. Masa-masa itulah yang dikenal dengan istilah orde
lama. Tidak salah jika sistem pemerintahan orde lama disebut-sebut sebagai awal sejarah
pemerintahan bangsa Indonesia.
Pada masa orde lama inilah, bangsa kita baru memulai menata segala perihal aturan dalam
mengelola negara. Saat itu, kita baru saja memroklamirkan diri menjadi negara merdeka
meskipun belum bebas seratus persen dari kekuasaan penjajah. Maka, bisa dikatakan bahwa
era pemerintahan orde lama menjadi cikal bakal pengaturan sistem untuk bangsa Indonesia.
Bahwa sistem pemerintahan orde lama ini adalah akar dari semua sistem pemerintahan yang
saat ini berlaku.
Sistem pemerintahan orde lama adalah sebuah sistem pemerintahan negara Indonesia yang
berlangsung di bawah pimpinan Soekarno. Penerapan sistem pemerintahan orde lama
berlangsung sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945
hingga 1968. Berakhirnya sistem pemerintahan orde lama berganti dengan sistem
pemerintahan orde baru. Penamaan orde baru merupakan nama yang diberikan oleh Soeharto
yang berkuasa pada era orde baru. Soekarno sendiri tidak begitu suka dengan sebutan “orde
lama” untuk era kepemimpinannya. Ia lebih suka menyebut eranya dengan sebutan “orde
revolusi”.
Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, sejak itulah bangsa Indonesia mulai
memasuki babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Setelah
perjuangan merebut kemerdekaan, tantangan selanjutnya adalah mengatur negara ini dengan
sistem yang sesuai.Dan sistem pemerintahan orde baru adalah sistem pertama yang dilakukan
oleh pemerintah Indonesia.Meskipun sistem pemerintahan orde lama dianggap banyak
melakukan trial and error terhadap sistem pemerintahan Indonesia. Namun, pengaruh dari
sistem pemerintahan tersebut sama sekali tidak bisa kita kesampingkan. Hingga akhirnya
Indonesia mengalami perubahan sistem pemerintahan beberapa kali untuk mencari sistem
paling sesuai. Mencocokkan banyaknya sistem pemerintahan dengan keadaan Indonesia saat
itu benar-benar sulit. Kestabilan di semua lini menjadi hal yang tarus dicari bahkan hingga
kini. Entah itu sistem pemerintahan orde baru apalagi reformasi. Semuanya seolah belum
begitu "menunjukkan giginya". Masih bungkam, atau sama sekali takpunya gigi?
Tokoh dari sistem pemerintahan orde lama yang dimiliki Indonesia adalah siapa lagi kalau
bukan Bung Karno. Dengan segenap pemikiran, kepintaran, dan kecakapannya, Bung Karno
perlahan mulai "membangun badan" negara ini. Di luar tanggapan masyarakat, apakah beliau
berhasil atau tidak.
b. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Indonesia Era Soekarno
Selama pemerintahan Soekarno, pernah diterapkan beberapa sistem pemerintahan di
Indonesia. Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Kemudian,
sistem pemerintahan presidensial diganti dengan betuk pemerintahan parlementer. Juga
pernah menerapkan sistem pemerintahan demokrasi liberal yang kemudian diganti dengan
sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Semua sistem tersebut pada dasarnya terangkum
dalam istilah sistem pemerintahan orde lama.
Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia
Sistem pemerintahan presidensial merupakan sistem pemerintahan orde lama yang pertama
kali diterapkan Soekarno dalam memimpin bangsa Indonesia. Namun, sistem ini hanya
berjalan kurang lebih selama tiga bulan. Perubahan sistem presidensial terjadi karena adanya
penyimpangan terhadap UUD 1945. Di dalam sistem pemerintahan presidensial, kekuasaan
negara terfokus kepada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Sistem
pemerintahan orde lama ini tidak menggunakan teori pemisahan negara seperti yang ada di
dalam trias politica yang dirancang Montesquieu. Jadi, dalam sistem ini, tidak ada lembaga
pemegang supremasi tertinggi. Presiden dan wakilnya dipilih secara langsung oleh rakyat
yang masa kepemimpinannya ditentukan oleh konstitusi.
c. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Parlementer di
Indonesia
Sistem pemerintahan parlementer juga pernah dianut Indonesia pada sistem pemerintahan
orde lama. Namun, sistem parlementer yang digunakan masih parlementer semu (quasy
parlemenary). Pemerintahan parlementer lahir atas dasar konstitusi Republik Indonesia
Serikat pada 1950. Sutan Syahrir merupakan perdana menteri pertama di dalam sistem
pemerintahan ini. Sistem pemerintahan parlementer merupakan sistem pemerintahan orde
lama yang menjadikan posisi parlemen memiliki peranan penting di dalam pemerintahan.
Parlemen mempunyai wewenang untuk mengangkat perdana menteri. Selain itu, parlemen
bisa menjatuhkan pemerintahan dengan cara mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap
pemerintahan tersebut.
d. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Demokrasi di
Indonesia
Indonesia, dalam sistem pemerintahan orde lama pernah menggunakan sistem pemerintahan
demokrasi. Namun, sistem pemerintahan demokrasi tersebut juga masih bersifat semu. Ini
dikarenakan jalannya sistem demokrasi tidak sepenuhnya dilakukan. Sistem pemerintahan
demokrasi yang pernah diterapkan adalah sistem pemerintahan demokrasi liberal dan sistem
pemerintahan demokrasi terpimpin. Sistem pemerintahan demokrasi didasarkan pada UUD
1950 yang menggantikan konsitusi RIS 1949. Saat itu, sebenarnya masih menggunakan
sistem pemerintahan parlementer kabinet. Namun, sistem parlementer kabinet itu pun
menggunakan cara demokrasi liberal yang masih semu. Sistem pemerintahan orde lama
tersebut Hal ini bisa dilihat dari beberapa ciri. Misalnya, pemilihan perdana menteri yang
diangkat oleh presiden. Presiden juga mempunyai wewenang untuk membubarkan lembaga
DPR. Kedudukan presiden dan wakilnya tidak dapat diganggu gugat oleh lembaga
pemerintahan mana pun. Jika dilihat seperti itu, sistem pemerintahan orde lama terkesan
otoriter.
Pada 1959 hingga 1966, Soekarno mengenalkan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.
Kedudukan presiden pada sistem ini makin kuat. Ia memiliki kekuasaan yang mutlak.
Presiden bisa dijadikan alat untuk melenyapkan berbagai kekuasaan yang dianggap
menghalanginya. Kebebasan berpendapat dan kegiatan partai politik sangat dibatasi. Sistem
demokrasi terpimpin ini juga merupakan bagian dari sistem pemerintahan orde lama. Belajar
dari trial and error-nya sistem pemerintahan masa orde lama harusnya menjadikan Indonesia
lebih tahu sistem apa yang harus diterapkan. Sayangnya, pada masa orde baru pun, banyak
sekali terjadi gejolak karena tidak sesuainya sistem pemerintahan yang diterapkan.
Namun, pada era reformasi ini, kondisi sistem pemerintahan Indonesia sepertinya makin
membaik dengan menggunakan sistem demokrasi Pancasila. Sebuah sistem yang
bagaimanapun lahir dari sistem pemerintahan orde lama yang terjadi jauh sebelumnya.
Semua ini tidak lepas dari proses belajar sejak diberlakukannya berbagai sistem
pemerintahan orde lama. Kita tidak bisa memungkiri bahwa dari orde lamalah bangsa kita
mulai cerdas dan membangun tatanan pemerintahan yang lebih baik. Baik atau buruknya
nilai rasa yang dimiliki ketika membicarakan sistem pemerintahan orde lama, sistem
pemerintahan tersebut nyatanya ikut mengantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang
mampu berdiri hingga sekarang ini. Tidak dapat dipungkiri jika Soekarno, bagaimanapun
keadaannya, adalah sosok pemikir hebat yang berani mengambil risiko.
Berakhirnya orde lama
Setelah turunnya presiden soekarno dari tumpuk kepresidenan maka berakhirlah orde
lama.kepemimpinan disahkan kepada jendral Soeharto mulai memegang
kendali.pemerintahan dan menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitikberatkan pada aspek
kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional.untuk mencapai titik-titik
tersebut dilakukanlah upaya pembenahan sistem keanekaragaman dan format politik yang
pada prinsipnya mempunyai sejumlah sisi yang menonjol.yaitu;
1.adanya konsep difungsi ABRI
2.pengutamaan golongan karya
3.manifikasi kekuasaan di tangan eksekutif
4.diteruskannya sistem pengangkatan dalam lembaga-lembaga pendidikan pejabat
5.kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan melalui konsep masca mengembang
(flating mass)
6.karal kehidupan pers
Konsep difungsi ABRI pada masa itu secara inplisit sebelumnya sudah ditempatkan oleh
kepala staf angkatan darat.mayjen A.H. NASUTION tahun 1958 yaitu dengan konsep jalan
tengah prinsipnya menegaskan bahwa peran tentara tidak terbatas pada tugas profesional
militer belaka melainkan juga mempunyai tugas-tugas di bidang sosial politik dengan konsep
seperti inilah dimungkinkan dan bahkan menjadi semacam KEWAJIBAN JIKALAU
MILITER BERPARTISIPASI DI BIDANG POLITIK PENERAPAN , konjungsi ini menurut
penafsiran militer dan penguasa orde baru memperoleh landasan yuridis konstitusional di
dalam pasal 2 ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan majelis permusyawaratan rakyat.
C. DEMOKRASI ORDE LAMA
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia.
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi
komando.
Pada masa orde lama, ada 2 macam demokrasi yang sempat diberlakukan, yaitu :
1. Demokrasi Liberal
2. Demokrasi Terpimpin
Bahwa anjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar
1945 yang disampaikan kepada segenap rakyat Indonesia dengan amanat Presiden pada
tanggal 22 April 1959 tidak memperoleh keputusan dari Konstituante sebagaimana
ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Sementara;
Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakyat Indonesia dan didorong oleh keyakinan
kami sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan Negara
Proklamasi;
Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai
Undang-Undang Dasar 1945 dan adlah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan
Konstitusi tersebut,
Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagfi bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia terhitung mulai hari tanggal penetapan dekrit ini dan tidak
berlakunya lagi Undang-Undang Dasar Sementara.
SOEKARNO
Peristiwa tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah terbentuk sebelumya. Satu
hal pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
adalah kekuasaan Presiden. Dalam Demokrasi Liberal, parlemen memiliki kewenangan yang
terbesar terhadap pemerintahan dan pengambilan keputusan negara. Sebaliknya, dalam sistem
Demokrasi Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh bidang pemerintahan.
Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet dari Kabinet
Karya (pimpinan Ir.Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan dengan
pembentukan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir.Soekarno sebagai perdana menteri dan
Ir.Djuanda sebagai menteri pertama.
Kabinet ini yang memiliki program khusus yang berhubungan dengan masalah
keamanan,sandang pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pergantian institusi pemerintahan
anatara lain di MPR (pembentukan MPRS), pemebntukan DPR-GR dan pembentukan DPA.
Setelah turunnya presiden Soekarno dari tumpuk kepresidenan maka berakhirlah orde
lama. Kepemimpinan disahkan kepada jendral Soeharto mulai memegang kendali.
Pemerintahan dan menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitikberatkan pada aspek
kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Untuk mencapai titik-titik
tersebut dilakukanlah upaya pembenahan sistem keanekaragaman dan format politik yang
pada prinsipnya mempunyai sejumlah sisi yang menonjol.yaitu;
1]adanya konsep difungsi ABRI
Konsep difungsi ABRI pada masa itu secara inplisit sebelumnya sudah ditempatkan
oleh kepala staf angkatan darat, mayjen A.H. NASUTION tahun 1958 yaitu dengan konsep
jalan tengah prinsipnya menegaskan bahwa peran tentara tidak terbatas pada tugas
profesional militer belaka melainkan juga mempunyai tugas-tugas di bidang sosial politik.
Dengan konsep seperti inilah dimungkinkan dan bahkan menjadi semacam kewajiban jikalau
militer berpatisipasi dan bidang politik penerapan konjungsi ini menurut penafsiran militer
dan penguasa orde baru memperoleh landasan yuridis konstitusional di dalam pasal 2 ayat 1
UUD 1945 yang menegaskan majelis permusyawaratan rakyat.
B. Orde Reformasi
Pada masa reformasi, Pancasila sebagai reinterprestasi. Yaitu Pancasila harus selalu
di interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam
menginterprestasikannya harus relavan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai dengan
kenyataan pada zaman saat itu. Karena saat ini debat tentang masih relavan atau tidaknya
Pancasila dijadikan ideologi masih kerap terjadi. Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan
mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi popular seperti pada masa lalu.
Pancasila banyak diselewengkan dianggap sebagai bagian dari pengalama buruk di masa lalu
dan bahkan ikut disalahkan dan menjadi sebab kehancuran.
Pancasila di masa reformasi tidak jauh bebeda dengan Pancasila di masa orde lama
dan orde baru, yaitu tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu adalah KKN
yang merupakan masalah yang sangat besar dan sulit untuk di tuntaskan. Pada masa ini
korupsi benar-benar merajalela. Para pejabat Negara yang melakukan korupsi sudah tidak
malu lagi. Mereka justru merasa bangga, ditunjukkan saat pejabat itu keluar dari gedung KPK
dengan melambaikan tangan serta tersenyum seperti artis yang baru kenal. Selain KKN,
globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia kerena semakin lama ideologi Pancasila
tergerus oleh ideologi liberal dan kapitalis. Apalagi tantangan pada masa ini bersifat terbuka,
lebih bebas, dan nyata.
Pengertian reformasi secara umum adalah suatu gerakan untuk memformatkan ulang , menata
ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau
bentuk semula, sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat, yakni pancasila
sebagai consensus nasional.
Reformasi memiliki kondisi atau syarat-syarat sebagai berikut:
1. Gerakan reformasi terjadi akibat terjadinya penyimpangan pada era sebelumnya
yaitu orde baru dan orde lama. Berbagai sebab tersebut, bisa berupa distorsi
kebijakan (ketidaksesuaian atau kecocokan kebijakan) maupun hukum.
2. Gerakan reformasi harus dilakukan dengan semangat dan cita-cita yang
(berdaasarkan ideologis) tertentu, yakni Pancasila sebagai ideologi, dasar, dan
filsafat bangsa dan Negara Indonesia.
3. Gerakan reformasi dilakukan dengan berdasarkan kepada suatu kerangka struktur
tertentu ( dalam hal ini Undang-Undang Dasar 1945) sebagai kerangka acuan
reformasi.
4. Gerakan reformasi dilakukan kea rah suatu perubahan kondisi serta keadaan yang
lebih baik dalam segala aspek kehidupan bermasyrakat,berbangsa, dan bernegara,
yakni antara lain tatanan politik, ekonomi Indonesia, sosial, budaya, serta
kehidupan beragama.
5. Gerakan reformasi pada hakikatnya dilakukan dengan semangat mendekatkan
dari kondisi ideal nilai-nilai Pancasila yang memiliki prinsip sesuai ke-5 silanya.
2.
Bumi pancasila itulah sebutan bagi negara Indonesia. Bisa kita katakan sebagai bumi
pancasila disebabkan tidak ada satu pun jalan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sah di bumi
pertiwi indonesia kecuali sesuai dengan pancasila. Dijadikannya pancasila sebagai landasan ideal
bagi bangsa Indonesia dan ditempatkan teks pancasila dalam pembukaan UUD 1945, serta
diterapkan sistem demokrasi pancasila, menimbulkan dampak besar dalam seluruh aspek kehidupan
Demokrasi menurut bangsa Indonesia adalah kedaulatan ditangan rakyat. Pengertian lain
dari demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan, yang berdasarkan ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
kedaulatan, kesejahteraan, serta kesehatan itu ada ditangan orang itu sendiri ( rakyat).
Dr Husein Al Bajri Pendiri Rumah Sakit Holistik Internasional dalam bukunya mengatakan
bahwa “ Tubuh Anda Adalah Dokter Yang Terbaik “ beliau menjelaskan bahwa sehat itu dapat
diperoleh jika orang itu mempunyai keinginan untuk sehat dengan cara mengatur pola makan dan
berolahraga, selain itu beliau juga menyarankan untuk tidak sering berkunjung ke dokter karena
anda adalah dokter yang paling istimewa. Berdasarkan konteks demokrasi diatas, maka demokrasi
pancasila yang didasarkan pada ketuhanan yang maha esa, kemanusian yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia merupakan cita – cita negara. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat
yang bersatu secara organik, dimana setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk
tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan
kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan tercapai secara merata dan pada akhirnya kesehatan yang optimal pun dapat
terpenuhi dari berbagai cara, baik itu dari asupan makanan maupun melalui perawatan medis.
Demokrasi oleh banyak pihak, termasuk didalamnya petugas gizi meyakini bahwa demokrasi
pancasila merupakan suatu sistem kehidupan bermasyarakat yang dapat menjamin warga
masyarakat mencapai kehidupan yang sejahtera. Jika dihubungkan dengan bidang gizi, maka
untuk mencapai kesehatan yang optimal dalam hubungannya dengan makanan. Sejalan dengan
keyakinan tersebut, dewasa ini banyak bangsa – bangsa di dunia, termasuk indonesia, tengah
Agar maksud dan tujuan penerapan demokrasi pancasila tercapai dalam hubungannya
dengan pelaksanaan tugas di bidang gizi , maka nilai – nilai demokrasi pancasia atau pokok – pokok
etika tersebut selalu dihubungkan atau dikaitkan dengan kode etik ( etika ) yang berlaku dalam
profesi gizi yang merupakan sebagai acuan, sebagai sebuah nilai atau norma yang bersifat universal
dan merupakan bagian integral dalam praktik pelaksanaan tugas pokoknya. Disamping itu, selalu
diserasikan dan diselaraskan dengan nilai – nilai agama dan budaya yang berlaku dan berkembang di
masyarakat yang selalu dipelihara dan dijunjung tinggi bersama dalam kehidupan sosial.
Secara garis besar kode etik ( etika ) ahli gizi adalah berkewajiban untuk meningkatkan
keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat, baik dalam lingkup institusi
pelayanan gizi atau dalam masyarakat umum. Hal ini merupakan bentuk kehidupan bermasyarakat,
bahwa setiap warga saling menerima dan memberikan dukungan maupun perlindungan.
Dalam ilmu agama, Allah menyatakan agar setiap orang saling tolong – menolong dalam
masalah kebajikan dan ketaqwaan, dan sebaliknya, melarang untuk saling berpartisipasi dalam soal
dosa dan permusuhan ( wa ta’awannu ‘ ala – birri wa al – taqwa, wa ala ta’awanu ‘ ala al itsmi wa
sesama. Sebagai contoh, jika dihubungkan dengan pelaksanaan tugas di bidang gizi bahwa petugas
gizi berkewajiban untuk berusaha meningkatkan keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan, dan
kesejahteraan rakyat. Petugas gizi juga senantiasa menjalankan profesinya dengan bersikap jujur,
tulus, dan adil serta senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang dilayaninya, baik
ketika klien masih atau sudah tidak berada dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien
meninggal dunia.
2. Mewujudkan pemerintah yang bersih, efisien dan efektif, serta menumbuhkan suasana demokratis
yang bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, siap melayani, menghargai perbedaan, tidak
diskriminasi, dan sedia menerima perbedaan yang lebih benar, serta menjunjung tinggi HAM dan
keseimbangan hak dan kewajiban dalam berkehidupan berbangsa. Sebagai contoh jika dihubungkan
dengan pelaksanaan tugas di bidang gizi bahwa petugas gizi, dalam menjalankan profesinya,
senantiasa menghormati dan menghargai kebutuhan unit setiap klien yang dilayani dan peka
terhadap budaya, serta tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, ketidakmampuan,
jenis kelamin, usia, dan ahli gizi selalu mengaku salah bila memang salah, dan senantiasa
menunjukkan kerendahan hati untuk bersedia menerima pendapat orang lain jika memang
3. Mencegah terjadinya praktek monopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah pada perbuatan KKN,
diskriminasi, serta menghindari prilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.
Sebagai contoh jika dihubungkan dengan pelaksanaan tugas di bidang gizi bahwa petugas gizi dalam
menjalankan profesinya, berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi,
termasuk menerima uang selain imbalan yang layak sesuai dengan jasanya, meskipun dengan
4. Menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh
jika dihubungkan dengan pelaksanaan tugas di bidang gizi bahwa petugas gizi berkewajiban untuk
senantiasa memajukan dan memperkaya pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam
menjalankan profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta selalu
memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya dalam rangka meningkatkan kuantitas dan
kualitas pelayanan. Selain itu, ahli gizi harus mampu melakukan prediksi kejadian di masa yang akan
datang.
Dalam konteks gizi, salah satu upaya mengembangkan kultur demokratis di kalangan petugas
gizi ialah melalui penerapan pancasila dalam profesi gizi. Sebagai bangsa indonesia kita harus
mengakui pancasila merupakan pedoman bagi segala bentuk penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara di bumi pertiwi ini. Tetapi sebagai pandangan hidup adakah pancasila masih menjadi
kesatuan jiwa dan cara berpikir bangsa Indonesia termasuk didalam bagi petugas kesehatan. Nilai –
nilai pancasila kini telah tergerus oleh globalisasi yang selalu membawa karakter individualistik dan
liberal. Kita sebagai petugas kesehatan sekaligus sebagai bangsa Indonesia tidak lagi mampu
menjadikan Pancasila sebagai benteng untuk menahan arus globalisasi yang membawa dampak
kehidupan yang sejatinya bertentangan dengan pancasila dan nilai – nilai pancasila.
Persoalan – persoalan yang tak pernah kunjung selesai adalah bentuk persolan – persoalan
bangsa yang tak pernah kunjung selesai adalah bentuk lunturnya demokrasi Pancasila dari jiwa
bangsa Indonesia. Demokrasi pancasila pancasila yang mengandung arti bahwa suatu negara yang
pemerintahannya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat ( Democracy is Goverment of the
people, By the people and for the people ), terkadang diartikan oleh masyarakat sebagai suatu
negara yang pemerintahannya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk penguasa bukan untuk rakyat.
Semua persoalan itu sejatinya adalah persoalan yang hanya membutuhkan satu solusi saja, yaitu
sebuah karakter sebagai identititas bangsa Indonesia. Sebuah karakter yang mampu menghantarkan
Kini sebagai bangsa maupun sebagai petugas kesehatan kita terlalu sibuk memikirkan
bagaimanan pendapatan kita meningkat, produktivitas kerja meningkat dan bagaimana memperoleh
dan mempertahankan kekuasaan atau jabatan disebuah instansi atau perusahaan. Tapi kita tidak
pernah lagi berpikir bagaimana kita membumikan pancasila dihati anak bangsa, terutama di hati
para petugas kesehatan agar tidak ada lagi namanya KKN dan pada akhirnya mereka bisa tumbuh
sebagai pemegang tongkat estafet sebagai seorang pancasilais. Perhatian kita tersita oleh persoalan
– persoalan teknis yang sejatinya bisa diselesaikan secara mudah asal kita sebagai bangsa punya
Demokrasi pancasila yang berdasarkan pada butiran – butiran sila pancasila kini hanya
dijadikan sebagai bacaan wajib dalam setiap upacara, bacaan dan hapalan wajib dalam setiap
jenjang pendidikan. Nilai – nilai yang seharusnya merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat
Indonesia termasuk seharusnya merupakan cerminan oleh petugas kesehatan dalam menjalankan
tugasnya, tetapi kita dalam artian mahasiswa kesehatan yang bukan hanya mahasiswa gizi, namun
mahasiswa kesehatan lainnya, tidak pernah mewajibkan untuk menerapkan nilai – nilai pancasila
dan hanya menjadi sebuah materi pembelajaran yang harus dipelajari dan jika mata kuliah itu habis,
seakan – akan apa yang pernah dipelajari hanyalah khayalan belaka tanpa ada penerapan yang
berarti. Hal ini juga tidak diterapkan dalam dunia kesehatan, bukan hanya di bidang gizi, namun
disemua bidang kesehatan, dimana nilai – nilai yang terdapat dalam butiran pancasila hanyalah
sebuah bacaan, tetapi tidak ada penerapan yang bermakna. Saya selaku calon tenaga ahli gizi sering
berpendapat bahwa nilai – nilai pancasila yang terdapat dalam butiran pancasila hanyalah “ butiran
debu “.
Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai petugas gizi harus mampu
menerapkan nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang
didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk didalamnya para petugas gizi.
Pertanyaan yang sering muncul sampai sekarang di benak saya apakah kita belum menyadari
mengapa dulu para founding father menciptakan sistem demokrasi pancasila yang penerapannya
Sesungguhnya para founding father kita, sadar bahwa bangsa ini tidak akan pernah
tenggelam dan terkucilkan dari bangsa lain selama kita punya karakter sebagai identitas sebagai
bangsa. Meski kita hidup sebagai bangsa yang serba kekurangan. Sebab segala bentuk persoalan
teknis pasti dapat diselesaikan dengan bijak selagi kita berperang teguh pada nilai – nilai Pancasila.
Kini generasi bangsa telah mulai melupakan urgensi demokrasi Pancasila yang sebenarnya, kita lebih
tertarik dengan kehidupan gaya barat yang hedonis dan individualistik. Kita tidak lagi memikirkan
jiwa keadilan sosial dan kesejahteraan sosial yang menjadi salah satu nilai pancasila.
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme kini telah menjadi kebiasaan, jika kita tidak mau berkata itu
telah menjadi budaya bangsa Indonesia dan menjadikan Indonesia peringkat ke lima terkorup di
dunia. Budaya KKN juga sudah sangat parah, seolah - olah KKN di Indonesia sudah merupakan
tradisi. Coba siapa yang bisa menyebutkan lembaga mana di Indonesia ini yang bebas dari KKN ?
bahkan untuk bisa bekerja sebagai pegawai negeri sipil maupun polisi kita bisa memberi suap
dengan jumlah tertentu.Kasus ini bukan hanya terjadi dalam bidang politik, ekonomi namun
terkadang terjadi dalam dunia kesehatan contoh kecilnya adalah untuk menjadi PNS di instansi
kesehatan membutuhkan pengorbanan yang sangat luar biasa, mulai dari pengorbanan uang,
maupun mental dan terkadang hanyalah orang – orang yang ada hubungan keluarga dengan
penguasa di instansi tersebut yang bisa menjadi PNS di instansi tersebut. Hal ini membuktikan
bahwa masih tingginya sikap Nepotisme di negara kita. Banyak hal – hal yang dulunya tabu kini telah
menjadi suatu hal yang bias, karena kita tidak lagi mau mengkaji dan mengimplementasikan nilai –
nilai Pancasila sebagai pandangan hidup yang bernilai filosofis dan sosiologis kini menjadi hal yang
perlu untuk menjadi kajian generasi bangsa. Penumbuhan kembali pancasila sebagai pandangan
hidup yang tersemayam dalam jiwa manusia Indonesia adalah hal yang mendesak dan persoalan
utama itu sebagai bangsa Indonesia. Jika kita tidak ingin ia hanya bernilai semantik belaka, dan
hanya slogan – slogan disetiap upacara, yang pada akhirnya kita hanya akan menjadi bangsa
Lalu apakah kita masih bangga dengan UUD dasar kita jika banyak pasal - pasal didalam
Undang - undang tersebut hanya sebagai formalitas belaka ? seperti contoh Pasal 27, pasal 31
sampai pasal 34 UUD 1945. Mungkin Indonesia harus berani mengganti sistem peekonomian dengan
pemerintah memiliki, mengelola dan menggunakan seluruh faktor produksi dan digunakan benar -
benar untuk kepentingan rakyat banyak. Namun, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor
produksi tersebut sifatnya hanya sementara, ketika perekonomian masyarakat dianggap telah
matang, pemerintah harus mengembalikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada rakyatnya
Peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2012, yang bertepatan
dengan pelaksanaan ibadah puasa bagi umat muslim, terasa sekali hambarnya. Apakah hal ini hanya
kebetulan karena bertepatan dengan ibadah puasa yang sedang dilakukan sehingga sebagian umat
muslim membatasi kegiatannya termasuk dalam rangka perayaan hari kemerdekaan ini, termasuk
para petugas kesehatan yang kurang berperan aktif dalam merayakan hari kemerdekaan atau karena
hal lain yang lebih mengkhawatirkan yaitu rasa nasionalisme yang mulai tergerus. Untuk kedua
asumsi diatas, biarlah hati kita masing – masing yang menjawabnya, namun di era informasi saat ini
makna dari kemerdekaan itu sendiri tidak hanya s]ebatas caremonia atau uforia semata namun lebih
dari pada itu tepat lagi kalau arti dari kemerdekaan itu sendiri diimplementasikan dalam kehidupan
sehari – hari dimana masing – masing dari kita memiliki rasa kemerdekaaan yang memerdekakan,
baik memerdekakan hati kita dari belenggu individualisme yang saat ini menjangkiti hati masyarakat
kebanyakan atau kemerdekaan yang kita isi dengan cara memerdekakan orang lain disekeliling kita
yang secara sosial dan tingkat kehidupan jauh dari pada merdeka.
Kemerdekaan ini akan lebih bermakna saat kita bisa membuat masyarakat miskin ikut
merasakan kemerdekaan, dalam pelaksanaan tugas gizi, kemerdekaan ini akan bermakna saat kita
bisa membuat masyarakat mendapatkan kesehatan yang optimal melalui asupan makanan dalam
artian mereka merdeka dari rasa lapar, merdeka dari masalah gizi khususnya masalah gizi kurang
yang menjadi permasalahan utama dan paling utama di Indonesia, merdeka dari diskriminatif,
merdeka dari pembodohan dan yang terpenting merdeka dari penindasan oknum pejabat, baik
pejabat politik, maupun pejabat di bidang kesehatan yang menggerogoti negeri ini sehingga
menimbulkan dampak kemiskinan dan kesulitan ekonomi, yang berimbas langsung pada masyarakat
bawah. Dalam konteks gizi kemiskinan dan kesulitan ekonomi merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya masalah gizi kurang. Oleh karena untuk mengatasi masalah ini, peran petugas
gizi sangatlah diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, memiliki kesehatan yang
optimal.