Anda di halaman 1dari 30

Dibawah ini ada beberapa peralatan mikrobiologi yang bias amati wujudnya dan fungsi dari alat

alat tersebut :

1. Autoclaf

Autoclaf di laboratorium mikrobiologi  digunakan untuk


mensterilisasi suatu benda ataupun media dengan menggunakan uap
bersuhu tdan bertekanan tinggi (121 derajatC, 15 lbs). Waktu sterilisasi
adalah sekitar 15 menit dihitung setalah suhu autoclaf mencapai 121
derajat celcius. Beberapa alat bahan yang sering disterilisasi dengan
autoclaf antara lain media, bahan yang mudah terbakar misalnya jas lab dll.

2. Oven

Oven adalah alat pemanas tertutup yang bisa diatur suhunya


dan untuk jenis oven terkini dapat diatur timer-nya ( waktu
nyalanya). Ada bermacam macam oven antara lain oven manual
dan oven listrik. Oven manual biasaya sumber panasnya dengan
memanfaatkan sumber api seperti kompor atau sumber yang lain,
sedangkan oven listrik adalah oven yang sumber panasnya
dihasilkan dari proses perubahan energi listrik menjadi energi
panas dengan menggunakan alat yang bernama elemen listrik.
Fungsi Oven dilaboratorium mikrobiologi biasanya digunakan
sebagai alat sterilisasi dengan menggunakan panas kering. Suhu
yang diatur sekitar 180 derajat celcius.

3. Cawan Petridish
Cawan petri atau istilah lainnya petri dish merupakan peralatan
dasar di laboratorium mikrobiologi. Cawan petridish  mempunya banyak kegunaan antara lain:
a. Di laboratorium mikrobiologi digunakan untuk tempat perkembangbiakan mikroba,

1. Tempat Menimbang bahan


2. Tempat mengeringkan sample
BBahan pembuat cawan petridish juga ada bermacam macam, ada yang menggunakan
petri dish sekali pakai ( mono use ) ada juga yang menggunkan cawan petri dari bahan
yang dapat dipai berkali kali. Semua tergantung dari tujuan masing-masing
4. Batang Ose  Ujung Bulat dan  Ose Ujung Lurus

Batang ose merupakan alat yang digunakan untuk melakukan inokulasi. Bentuk batang ose mirip
dengan batang pengaduk hanya saja dibagian ujung terdapat kawat dan ada yang berbentuk
kolongan ada juga yang lurus. Bentuk kawat pada ujung ose mempunyai kegunaan yang sedikit
berbeda. Pada batang ose ujung kolongan biasanya digunakan untuk inokulasi pada media cair 
sedangkan ose yang berbentuk lurus biasanya digunakan pada inokulasi dengan cara metode
gores pada media agar.
5. Tabung Reaksi dan Tabung Durham
Tabung reaksi di Laboratorium mikrobiologi biasanya digunakan sebagai tempat pengenceran 
atau digunakan tempat menyimpan media. Sedangkan tabung durham adalah alat bantu yang
digunakan sebagai indikator pada pengujian mikrobilogi dengan metode MPN. Bentuk tabung
durham sama dengan tabung reaksi akan tetapi ukuran tabung reaksi lebih kecil dibandingkan
dengan tabung reaksi, silahkan lihat gambar disamping. Cara penggunaan tabung reaksi adalah
dengan menempatkan Tabung durham pada tabung reaksi dengan posisi terbailk. Tabung
durham  sebagai alat bantu indikator adanya fermentasi. Jika tabung durham terdapat gelembung 
menandakan adanya fermentasi. Alat ini biasa dipakai pada pengujian mikroba dengan metode
MPN( Most Probable Number)
6. Pengaduk L

Fungsi : Untuk meratakan sampel  yang dimasukkan kedalam media yang ada di cawan petridish
dengan cara diputar.
7. Lampu Spirtus
Lampu spirtus adalah lampu pemanas api dengan bahan bakar dari spirtus.Pada laboratorium
mikrobiologi lampu spirtus mempunyai beberapa fungsi / kegunaan, antara lain :
a. Sterilisasi ( memijarkan ose) sebelum inokulasi sample
b. Mengkondisikan area dalam kondisi aseptis dengan jarak max dari pijaran lampu spirtus  30
cm
8. Rak Tabung Reaksi

 
9. Desikator / Eksikator
Fungsi : 1. Digunakan sebagi tempat untuk mendinginkan alat / bahan.
2. Menyerap uap air setelah pengeringan
 
10. Oven

Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf,
oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan
barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan
secara elektrik.  Barang-barang yang disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu
erlenmeyer, pipet, dan objek metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan
tergores dan rusak apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan
sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C.  Apabila lebih dari 180 °C, barang yang
disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).
 
11. Sentrifugator
Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu komponen
sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap komponen sel
berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel.  Alat tersebut memberikan gaya sentrifugal
sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap dan substansi yang lebih ringan akan
berada di atas.  Jika kecepatan sentrifugator semakin meningkat, komponen yang lebih ringan
akan mengendap di dasar.  Komponen sel yang mengendap disebut pellet, dan komponen sel
yang tersuspensi di atasnya disebut supernatan. Pellet yang berhasil didapatkan nantinya akan
dipelajari lebih lanjut untuk diketahui fungsinya (Campbell &  Reece, 2009).
 
12.  Inkubator

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu biakan.
Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk mikroorganisme bisa
melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur dapat
diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator memanfaatkan panas-kering seperti oven.
Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan disediakan dengan memberikan air di dalam
inkubator selama periode pertumbuhan mikroba.  Lingkungan yang basah memperlambat
dehidrasi pada medium sehingga menghindari kondisi lingkungan yang bias (Cappuccino &
Sherman, 2001).
13. Colony Counter

Colony Counter Adalah alat bantu yang digunakan untu menghitung koloni bakteri yang
ditumbuhkan dimedia yang disimpan dalam cawan petridish. Jenis colony counter ada yang
otomatis dan semi otomatis, untuk yang otomatis adalah penghitungan jumlah sudah dilakukan
secara otomatis oleh sistem komputerisasi. Sedangkan yang semi otomatis adalah perhitungan
dengan cara menyentuh bakteri yang tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.
14. Mikroskop ( Mikroskop Binokuler) 
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang sangat kecil ( tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang). Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan
mata.Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek , dimana sebelumnya sudah ada
Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian melalui Lensa yang sederhana.
Lalu Antony Vn Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks agar
dapat mengamati protozoa , bakteri dan berbagai makhluk kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar
tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop
ganda yang lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan Leuwenhoek.
Mikroskop berasal dari dua buah kata yaitu mikro yang artinya adalah kecil dan dari kata
scopium yang artinya adalahh pengelihatan . Mikroskop adalah suatu alat yang berada didalam
laboratorium yang memberikan bayangan dari benda yang diperbesar hingga ukuran tertentu
hingga dapat dilihat dengan mata. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa
objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binikuler).

Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi


Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi

Sebalum kita bekerja atau melakukan praktikum di laboratorium mikrobiologi ada baiknya kita
terlebih dahulu mengenal alat alat Laboratorium Mikrobiologi beserta fungsinya. sebagai
seorang analis sangat penting mengenal peralatan apa saja yang akan kita butuhkan saat bekerja
atau praktik di dalam Lab. Misalakan saat kita sedang malakukan analisa (dengan mengacu pada
suatu metode tertentu) maka kita harus mengenali alat apa saja yang kita perlukan agar saat
melakukan analisa kita tidak terhenti ditengah jalan karena alat yang kita butuhkan tidak ada,
jika sudah terjadi hal seperti itu kan sangat disayangkan sekali waktu dan tenaga kita terbuang
percuma.
Prinsip kerja yang steril dan aseptis merupakan prinsip kerja yang harus dilakukan pada saat
melakukan praktikum atau penelitian di Laboratorium Mikrobiologi.  Kerja yang steril berarti
kerja pada kondisi bebas dari semua bentuk hidup mikroorganisme, termasuk endospora dan
virus. Namun, kondisi steril tidak terbebas dari kehadiran prion. Proses atau tahapan kerja untuk
menghilangkan atau mematikan seluruh bentuk hidup mikroorganisme dan virus disebut
sterilisasi.  Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik metode fisik maupun kimia
(Nester dkk., 2004).
Sementara itu, kerja aseptis adalah kerja pada kondisi tercegah dari serangan agen infeksi yang
dapat menginfeksi jaringan atau material yang steril.  Untuk mencapai kondisi aseptis diperlukan
teknik-teknik aseptik (Benson, 2001). Teknik-teknik aseptik adalah teknik yang dilakukan untuk
mengurangi serangan patogen yang dapat mengontaminasi media/kultur (Black, 2008) dan
jaringan hidup (Benson, 2001).  Suatu media atau jaringan hidup agar terbebas dari kontaminasi
agen penyebab penyakit dan virus harus dilakukan upaya disinfeksi terlebih dahulu. Secara
umum, disinfeksi menggunakan zat kimia antimikroba yang disebut zat disinfektan (Nester dkk.,
2004; Black, 2008).
Zat disinfektan mudah mematikan bakteri dalam fase vegetatif, jamur, dan lipid containing virus.
Sementara itu, zat disinfektan sulit mematikan Mycobacteria dan non-lipid containing virus serta
umumnya spora bakteri dapat resistan terhadap zat tersebut (Collins & Lyne, 2004). Zat
disinfektan dapat berupa fungisida dan germisida. Fungisida adalah zat disinfektan yang dapat
membunuh jamur, sedangkan germisida adalah zat disinfektan yang dapat membunuh
mikroorganisme dan menginaktivasi virus (Nester dkk., 2004). Sementara itu, zat disinfektan
yang aman digunakan oleh kulit atau jaringan hidup lain disebut zat antiseptik (Benson, 2001;
Nester dkk., 2004).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sterilisasi mempunyai bermacam-macam metode.
Metode-metode sterilisasi tersebut antara lain metode penyalaan (flaming), panas-kering,
autoclaving, tyndalisasi, filtrasi, dan inspisasi (Collins & Lyne, 2004). Namun, metode yang
paling umum dan mendasar untuk digunakan dalam sterilisasi adalah metode autoclaving, panas-
kering, dan filtrasi (Harley & Prescott, 2002).
Metode autoclaving menggunakan alat yang disebut autoklaf. Metode autoclaving atau metode
panas-basah memanfaatkan panas uap air untuk melakukan proses pensterilan. Tidak hanya itu,
metode autoclaving memanfaatkan kekuatan tekanan, sehingga suhu yang dihasilkan menjadi
lebih tinggi dan proses sterilisasi menjadi lebih cepat (Collins & Lyne, 2004). Sementara itu,
metode panas-kering memanfaatkan aliran udara panas untuk melakukan proses pensterilan.
Berbeda dengan metode autoclaving, metode panas-kering memerlukan waktu yang lebih lama
karena sterilisasi tidak disertai dengan tekanan seperti halnya pada metode autoclaving (Harley
& Prescott, 2002). Selanjutnya, metode filtrasi merupakan metode pensterilan dengan
menggunakan pori yang sangat kecil untuk menyaring bakteri. Namun, mikroplasma dan virus
tidak ikut tersaring dengan menggunakan metode filtrasi (Collins & Lyne, 2004).
Laboratorium Mikrobiologi harus mempunyai sejumlah alat yang dapat menunjang proses
praktikum dan penelitian di dalamnya. Di antara alat-alat tersebut, ada alat-alat yang khusus
digunakan di dalam Laboratorium Mikrobiologi dan ada juga yang tidak. Alat-alat tersebut
antara lain autoklaf, oven, inkubator statis, shaker incubator atau inkubator kocok, waterbath
shaker incubator, vorteks, desikator, transfer box, anaerobic jar, sentrifugator, dan
spektrofotometer. Berikut penjelasan artikel alat-alat laboratorium mikrobiologi beserta
fungsinya:
Equipment
1.Ose / Jarum Inokulum (inoculating loop)
jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ ditumbuhkan ke media
baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat
berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose
atau  inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating
needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar,
sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak
(stab inoculating.

2.Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang
dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur
volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet
yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette)
misalnya mikropipet 5 μl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
3.Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung
reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar)
dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang
kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak
terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-
12 ml tiap tabung.
4.Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan
untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades,
kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan
yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
5.Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat
digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll.
6.Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki
beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
7.Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam
berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media
sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10
ml.
8.Batang L (L Rod)

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar supaya bakteri yang
tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut spreader.
9.Tabung Durham (Durham Tube)

Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung reaksi tetapi
memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi untuk menampung hasil
fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam penggunaannya, maka tabung durham itu
ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi
dengan medium cair. Setelah seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat
dilakukan inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang
menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung durham.
10.Termometer (thermometer)

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air raksa dan
gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk mengukur suhu suatu larutan
atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam
thermometer.
Apparatus
1.Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen.
Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum
ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau
metanol.
2.Hot plate stirrer dan Stirre bar

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot
plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai
10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
3.Autoklaf (Autoclave)
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,
melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh
microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten
yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada
spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik
didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam
waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada
suhu 65 °C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C.
Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf
akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa
semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan
ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator
biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.
Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi dengan memanfaatkan
panas uap air di bawah tekanan.  Temperatur panas uap air pada tekanan atmosfer hanya
mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan meningkat dengan adanya tekanan, misalnya
pada tekanan 1 bar (kira-kira 15 lb/in2) temperatur menjadi 121°C. Bakteri akan dibunuh pada
temperatur tersebut kurang lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne, 2004; Black, 2008).
Autoklaf dapat digunakan untuk sterilisasi kultur media, jarum suntik, dan larutan yang
termostabil (Cappuccino & Sherman, 2001).
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf memiliki kisaran tekanan, waktu dan temperatur,
tergantung material yang akan disterilisasi. Tekanan yang dipakai pada alat autoklaf berkisar
antara 15-20 lb, temperatur yang diizinkan berkisar antara 121-125 °C (250-256 °F), dan waktu
yang dibutuhkan berkisar antara 15-45 menit, tergantung bahan atau material yang akan dimuat
(Morello dkk., 2003). Udara juga merupakan faktor penting yang memengaruhi keefektifan alat
autoklaf. Kehadiran udara pada muatan autoklaf akan memberi pengaruh kurang baik terhadap
penetrasi panas uap air ke kultur media (Collins & Lyne, 2004).  Sementara itu, untuk mengecek
alat autoklaf masih bekerja baik atau tidak, diperlukan pengetesan menggunakan indikator
biologi. Indikator biologi yang lazim digunakan adalah endospora Bacillus stearothermophilus.
Spora bakteri tersebut dipakai karena sporanya dapat resistan terhadap panas. Apabila setelah
sterilisasi masih ditemukan spora bakteri tersebut, berarti alat autoklaf sedang bermasalah. Cara
pengecekan dimulai dengan menaruh strip yang mengandung spora bakteri dengan material yang
disterilisasi pada autoklaf. Setelah proses sterilisasi selesai, tiap strip ditempatkan di dalam
medium cair.  Apabila terjadi perubahan warna pH indikator pada medium cair, berarti proses
sterilisasi tidak berjalan sukses (Morello dkk., 2003).
4.oven

Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat yang disterilkan menggunakan oven antaralain
peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dll. serilisasi kerning dengan oven dilakukan
dengan cara memanaskan dengan suhu 180oC selama 1 jam.
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf,
oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan
barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan
secara elektrik.  Barang-barang yang disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu
erlenmeyer, pipet, dan objek metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan
tergores dan rusak apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan
sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C.  Apabila lebih dari 180 °C, barang yang
disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).
5.Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Inkubator merupakan alat yang
digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu biakan.  Inkubator menyediakan kondisi
temperatur yang optimum untuk mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator
memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan
diinkubasi. Inkubator memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator,
kelembapan disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan
mikroba.  Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada medium sehingga menghindari
kondisi lingkungan yang bias (Cappuccino & Sherman, 2001).

 Inkubator.
Inkubator memiliki banyak tipe, misalnya inkubator statis, inkubator kocok, dan inkubator
waterbath shaker. Inkubator statis adalah jenis inkubator yang digunakan untuk mengerami
mikroba pada medium padat. Sementara itu, inkubator kocok dan inkubator waterbath shaker
digunakan untuk mengerami mikroba pada medium cair. Pengocokan pada inkubator kocok
dilakukan untuk memberikan pengaruh terhadap temperatur dan beberapa aspek metabolisme
mikroba (Patching & Rose, 1970). Adanya prosedur pengocokan pada proses inkubasi mikroba
sangat bermanfaat pada mikroba yang dikultur di medium cair, seperti meningkatkan kontak
antara mikroba dan media.
Penggunaan inkubator waterbath shaker memiliki keuntungan dibandingkan dengan jenis
inkubator yang lain.  Keuntungannya adalah penghantaran panas lebih cepat dan merata kepada
kultur mikroba, karena penghantaran panas melalui air. Agitasi atau pergolakan air juga akan
meningkatkan aerasi. Namun, inkubator waterbath shaker juga memiliki kekurangan, yaitu hanya
dapat menginkubasi mikroba pada medium cair (Cappuccino & Sherman, 2001).
Selanjutnya, timbul masalah khusus mengenai inkubasi terhadap bakteri anaerob. Hal tersebut
disebabkan bakteri anaerob akan terbunuh jika terpapar dengan oksigen. Inkubasi bakteri
anaerob dapat dilakukan pada alat khusus  yang mencegah kondisi lingkungan yang kaya
oksigen, yaitu alat yang disebut anaerobic jar. Anaerobic jar mempunyai banyak tipe, salah
satunya adalah yang memanfaatkan teknik GasPak system (Cappuccino & Sherman, 2001).
Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak system adalah dengan
mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan GasPak Generator dan katalis.
Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia GasPak Generator yang terdiri dari sodium
bikarbonat dan sodium borohidrit, yang nantinya akan bereaksi dengan air sehingga
menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen. Proses penambahan air dilakukan sebelum botol
ditutup, dengan cara dipipet ke dalamnya. Setelah itu, paladium, yang terletak di tutup botol,
mengkatalisis pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan oksigen residu. Akhirnya,
kandungan oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida semakin meningkat,
sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri anaerob
(Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).
Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak, dapat menggunakan
indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat digunakan seperti Pseudomonas
aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator biologi dapat digunakan untuk melihat kecukupan
prosedur anaerob yang terjadi pada alat anaerob jar. Namun, pengecekan dengan indikator
biologi memerlukan waktu yang lama (harus menunggu tahap inkubasi sampai selesai) dan
hasilnya bergantung juga pada medium yang digunakan (Watt dkk., 1976). Sementara itu,
indikator kimia yang sering digunakan adalah metilen biru. Metilen biru akan menjadi berkurang
warnanya pada kondisi yang kehilangan oksigen (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk.,
2003; Tortora dkk., 2010).
6.Penangas air (Water bath)
Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan untuk analisa dengan
teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam kondisi leleh/cair, bisanya suhu diatur pada
kisaran 40-45oC. Untuk menjaga air pada penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme
maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium sorbat 0.1%.
7.PH Meter

PH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman / PH media, karena derajat keasaman sangan
berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.
8.Timbangan digital / neraca digital

Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau contoh uji saat preparasi.
9.Biological Safety Cabinet / Laminar Air Flow
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat
yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan
penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum
digunakan.
Microbiological safety cabinet (MSC) adalah suatu tempat atau ruangan yang didesain untuk
memproteksi suatu pekerjaan dari kontaminasi, contohnya adalah transfer box atau laminar flow.
Selain itu, MSC berguna untuk menciptakan keadaan yang aseptis pada saat pembuatan medium
atau manipulasi objek mikroorganisme. Alat MSC mempunyai berbagai tipe sirkulasi udara,
setidaknya ada tiga tipe. Salah satu tipenya, udara yang telah terfiltrasi dialirkan ke seluruh MSC
agar tercipta sirkulasi udara yang baik, kemudian dikeluarkan melalui suatu exhaust air.
Sirkulasi udara bersih tersebut dapat mencegah kontaminasi pada saat melakukan kegiatan
pembuatan medium atau manipulasi objek mikroorganisme (Collins & Lyne, 2004).
10.Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di
dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/
kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah
koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
11.Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop
kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya
mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm.
12.Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar.
Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara
detail bentuk koloni dan jamur.
13. Desikator
Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan menjauhkannya dari
uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala sesuatu yang disimpan di
dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya suatu desiccant, yaitu suatu agen
yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di udara pada lingkungan desikator yang
tertutup. Salah satu desiccant yang sering digunakan adalah silika gel. Silika gel akan berubah
warna setelah mengabsorpsi uap air. Perubahan warna pada silika gel karena reaksi kimia yang
terjadi antara silika gel dengan air yang telah diabsorpsi.
14. Vorteks
Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam suatu botol.
Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau guncangan pada botol
sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol tersebut menjadi tercampur secara
merata. Proses pencampuran bahan pada vorteks harus dilakukan di ruangan mikrobiological
safety cabinet untuk mencegah terjadinya kontaminasi (Collin & Lyne, 2004).
15. Sentrifugator
Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu komponen
sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap komponen sel
berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel. Alat tersebut memberikan gaya sentrifugal
sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap dan substansi yang lebih ringan akan
berada di atas. Jika kecepatan sentrifugator semakin meningkat, komponen yang lebih ringan
akan mengendap di dasar. Komponen sel yang mengendap disebut pellet, dan komponen sel
yang tersuspensi di atasnya disebut supernatan. Pellet yang berhasil didapatkan nantinya akan
dipelajari lebih lanjut untuk diketahui fungsinya (Campbell & Reece, 2009).

16. Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan suatu
sampel kultur. Pengukuran tingkat kekeruhan bertujuan untuk menghitung jumlah konsentrasi sel
bakteri yang berada pada suatu sampel (Benson 2001; Nester dkk. 2003). Prinsip kerja yang
digunakan adalah dengan mengkonversi jumlah cahaya yang diserap oleh sampel
(absorban/densitas optik, O.D.) menjadi jumlah konsentrasi sel bakteri. Sebelumnya, jumlah
cahaya yang diteruskan (%T) oleh sampel harus diketahui dengan cara melihat jarum
galvanometer yang tertera pada alat spektrofotometer. Jumlah cahaya yang diteruskan (%T) tadi,
kemudian dimasukkan ke dalam rumus densitas optik (O.D.) sebagai berikut:
O.D. = 2 – log . (%T)
Angka O.D. yang telah didapatkan kemudian dikonversi dengan menggunakan tabel logaritma
atau kalkulator, sehingga jumlah konsentrasi sel bakteri pada sampel tersebut dapat diketahui
(Benson, 2001).
Cara Kerja Peralatan
 No. Nama Alat Fungsi Cara Kerja
1. Autoclave Untuk mensterilkan alat 1. Sebelum melakukan
dan bahan. sterilisasi cek dahulu
banyaknya air dalam
autoclave. Jika air kurang
dari batas yang ditentukan,
maka dapat ditambah air
sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi,
untuk menghindari
terbentuknya kerak dan
karat.
2. Masukkan peralatan dan
bahan. Jika mensterilisasi
botol bertutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoclave dengan
rapat lalu kencangkan baut
pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir
autoclave. Klep pengaman
jangan dikencangkan terlebih
dahulu.
4. Nyalakan autoclave,
diatur timerdengan waktu
minimal 15 menit pada suhu
121oC.
5. Tunggu sampai air mendidih
sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoclave dan
terdesak keluar dari klep
pengaman. Kemudian klep
pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu
sampai selesai. Penghitungan
waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai
berbunyi, maka tunggu
tekanan dalam kompartemen
turun hingga   sama dengan
tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka
nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoclave
dengan hati-hati.

Untuk memindahkan
Jarum Ose disentuhkan pada bagian
atau mengambil koloni
mikrobia kemudian menggosokkan pada
2. Jarum Ose suatu  mikrobia ke
kaca preparat untuk diamati.
media yang akan
digunakan kembali.
Pengerjaan sampel dengan aseptis dan
Sebagai tempat
3. Enkas menekan udara bebas.
penanaman mikroba.

1. Hubungkan kabel power ke


stop kontak.
2. Putar tombol power ke arah
kiri (lampu power hijau
menyala).
3. Atur suhu dalam incubator
dengan menekan tombol set.
4. Sambil menekan tombol set,
putarlah  tombol di sebeklah
Tempat menyimpan
kanan atas tombol set hingga
4. Inkubator hasil penanaman
mnencapai suhu yang di
mikroba.
inginkan.
5. Setelah suhu yang diinginkan
selesai diatur, lepaskan
tombol set.
6. Inkubator akan
menyesuaikan setingan suhu
secara otomatis setelah
beberapa menit.

5. Magnetik Untuk 1. Tombol logam untuk


Stirer menghomogenkan suatu menghidupkan alat.
larutan dengan 2. Ambil stirer  ( batang
pengadukan. magnet) dan masukkan pada
larutan (di tempatkan dalam
erlenmeyer/ beaker glass)
yang akan di homogenkan.
3. Letakkan tepat di bagian
tengah papan besi dengan
hati-hati.
4. Ubah tombol di sebelah
kanan untuk mengatur
kecepatan( lihat tanda
panah).
5. Ubah tombol di sebelah kiri
untuk mengatur suhu.
6. Waktu penggunaan di
sesuaikan dengan kebutuhan.
7. Setelah selesai, tombol
kecepatan dan suhu di-0 kan
kemudian matikan alat.
8. Ambil batang magnet dari
larutan yang telah
homogen,cuci dan letakkan
kembali di atas papan besi.

1. Meletakkan bahan pada


Menimbang bahan yang timbangan tersebut.
akan digunakan dalam
Timbangan 2. Melihat angka yang tertera
6. praktikum dengan
Analitik pada layar, dan angka itu
tingkat ketelitian yang
tinggi. merupakan berat dari bahan
yang ditimbang.
1. Tabung reaksi diletakkan
pada lubang tempat tabung.
2. Menekan tombol power
Untuk mengaduk hingga tempat meletakkan
senyawa kimia yang ada tabung bergerak. Dengan
7. Fortex
dalam tabung reaksi adanya tegangan yang
atau wadah. diberikan, maka tabung
reaksi yang berisi larutan
akan tercampur rata.

8. Erlenmeyer Untuk menampung 1. Menyiapkan Erlenmeyer


larutan, bahan atau yang sudah bersih.
cairan. 2. Isi dengan  benda cair
dengan jumlah besar dan
berskala.
1. Sterilisasikan alat yang akan
Wadah untuk digunakan untuk melakukan
mereaksikan dua atau percobaan.
lebih larutan/ bahan 2. Masukkan tabung reaksi
Tabung kimia. Wadah yang telah disterilkan pada
9. rak tabung reaksi.
Reaksi pengembangan
mikroba, misalnya 3. Masukkan bahan yang akan
dalam pengujian jumlah dilarutkan pada tabung
bakteri. reaksi.

1. Ambil aluminium foil


secukupnya.
2. Letakkan pada bibir
Sebagai penutup Erlenmeyer maupun tabung
Alumunium
11. Erlenmeyer/tabung reaksi.
Foil
reaksi.
3. Rekatkan sampai tertutup
rapat.

1. Mengambil plastic wrap


secukupnya.
Menutup wadah (cawan
2. Menutupkan  pada cawan
Plastic petri) yang sudah berisi
12. petri yang berisi media
Wrap media yang akan
(bakteri)  rekatkan sampai
diteliti.
kencang.

13. Jangka Untuk mengukur


Sorong panjang suatu benda
dengan ketelitian 1. Hal pertama yang kita
hingga 0,1 mm. lakukan adalah melepaskan
pengunci.
2. Memasangkan dan
menggeserkan rahang geser
hingga bola mini terjepit
diantara rahang geser dan
rahang tetap, lalu mengunci
rahang geser.
3. Amati skala nonius dan
mencari garis pada skala
nonius yang segaris dengan
garis skala pada skala utama.
Pada contoh ini, kita
mendapatkan angka 40 (atau
0,4 mm).
4. Amati skala utam dan cari
garis pada skala utama yang
terdekat dengan garis 0 pada
skala nonius. Pada contoh
ini, kita mendapatkan angka
32 mm.
5. Jumlahkan hasilyang kita
dapatkan dari skala utama
dan skala nonius, yaitu 32
mm + 0,44 mm = 32,4 mm

1. Hubungkan Kabel Power ke


sumber listrik.
2. Tekan tombol di sebelah kiri
belakang sampai lampu
colony counter menyala dan
stabil.
3. Letakkan cawan petri dengan
posisi terbalik.
4. Tekan tombol set agar angka
Colony Untuk menghitung
14. pada display menunjukkan
Counter jumlah koloni mikroba.
angka 0.
5. Hitung jumlah colony
mikroba dengan menekan
koloni yang terlihat.
6. Jumlah yang tertera pada
display menunjukkan jumlah
koloni yang telah di hitung.

CATATAN : Jika penggunaan


memerlukan waktu yang lama, colony
counter harus sering di matikan.
15. Mikropipet Memindahkan cairan
yang bervolume cukup
kecil, biasanya kurang 1. Sebelum digunakan Thumb
dari 1000 µl. Knobsebaiknya ditekan
berkali-kali untuk
memastikan lancarnya
mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke
dalam Nozzle  / ujung
mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan pertama / first
stop, jangan ditekan lebih ke
dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam
cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi
vertikal kemudian lepaskan
tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan
masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke
tempat penampung yang
diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan kedua / second
stopatau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan
akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip
putar Thumb Knob searah
jarum jam dan ditekan maka
tip akan terdorong keluar
dengan sendirinya, atau
menggunakan alat tambahan
yang berfungsi mendorong
tip keluar.

16. Tip / Ujung Sebagai tempat untuk


Mikropipet cairan dalam ukuran 1µl
sampai 20 µl. 1. Masukkan Tip bersih ke
dalam Nozzle / ujung
mikropipet.
2. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan pertama / first
stop, jangan ditekan lebih ke
dalam lagi.
3. Masukkan tip ke dalam
cairan sedalam 3-4 mm.
4. Tahan pipet dalam posisi
vertikal kemudian lepaskan
tekanan dari Thumb Knob
maka cairan akan masuk ke
tip.
5. Pindahkan ujung tip ke
tempat penampung yang
diinginkan.
6. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan kedua / second
stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan
akan keluar dari ujung tip.
Jika ingin melepas tip putar
Thumb Knob searah jarum
jam dan ditekan maka tip
akan terdorong keluar
dengan sendirinya, atau
menggunakan alat tambahan
yang berfungsi mendorong
tip keluar.

Untuk mengambil
benda dengan menjepit Bahan yang akan diambil, dijepit
17. Pinset misalnya saat dengan pinset yang tengah-tengahnya
memindahkancakram ditekan.
antibiotik.
Tempat penyimpanan
Rak Tabung tabung reaksi agar Meletakkan tabung reaksi tegak lurus
18.
Reaksi posisi  tabung tetap dalam jumlah banyak.
tegak.

Untuk memanaskan
medium, mensterilkan
jarum inokulasi dan 1. Menyalakan Bunsen.
19. Bunsen alat-alat yang terbuat 2. Memanaskan alat-alat
dari platina dan nikrom tersebut di atas api sampai
seperti jarum platina pijar.
dan ose

20. Paper Dish / Alat sterilisasi dengan


Blank Dish oven yang terbuat dari
kertas saring dan di 1. Sampel dicelupkan ke dalam
paper dish.
celupkan kedalam
cairan antibiotik. 2. Mensterilkan dengan
pemanasan

Anda mungkin juga menyukai