Anda di halaman 1dari 2

1.

Akibat/dampak dari kanker paru-paru


 Rasa Sakit
Nyeri dapat terjadi pada tulang rusuk atau otot dada atau bagian lain tubuh di
mana kanker paru-paru telah menyebar. Kondisi ini biasanya terjadi pada
tahap penyakit yang lebih lanjut.

 Efusi Pleura
Kanker paru memicu penyumbatan di saluran udara utama, sehingga
menyebabkan penumpukan cairan di sekitar paru-paru (disebut efusi pleura).
Kondisi ini ditandai nyeri saat bernapas, batuk, demam, dan sesak napas.

 Pneumonia
Jika dibiarkan, efusi pleura berpotensi menekan paru-paru, menurunkan fungsi
paru-paru, dan meningkatkan risiko pneumonia. Gejala pneumonia termasuk
batuk, nyeri dada, dan demam. Jika tidak diobati, kasus pneumonia memiliki
konsekuensi yang mengancam jiwa.

 Batuk Berdarah
Pengidap kanker paru bisa mengalami hemoptisis (batuk berdarah) akibat
pendarahan di saluran udara. Ciri batuk darah bisa bermacam-macam. Ada
yang berwarna merah muda atau merah terang, tapi ada juga yang memiliki
tekstur berbusa atau bahkan bercampur dengan lendir.

 Neuropati
Neuropati adalah kelainan yang memengaruhi saraf, terutama di tangan atau
kaki. Kanker paru yang tumbuh di dekat saraf lengan atau bahu berpotensi
menekan saraf, menyebabkan rasa sakit dan kelemahan. Gejalanya berupa
mati rasa, kelemahan, rasa sakit, dan rasa geli.

 Komplikasi Jantung
Kanker yang tumbuh di dekat jantung bisa menekan atau menyumbat
pembuluh darah dan arteri, sehingga memicu pembengkakan di bagian atas
tubuh, seperti dada, leher, dan wajah. Kondisi ini rentan mengganggu irama
jantung normal dan menyebabkan penumpukan cairan di sekitar jantung. Jika
tidak segera mendapat penanganan, komplikasi ini memicu masalah
penglihatan, sakit kepala, pusing, dan kelelahan.

 Komplikasi Esofagus
Terjadi ketika kanker tumbuh di dekat kerongkongan. Gejalanya berupa
kesulitan menelan dan nyeri ketika makanan melewati kerongkongan menuju
perut.

 Penyebaran Kanker ke Bagian Tubuh Lain


Kanker paru-paru bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh, khususnya otak,
hati, tulang, dan kelenjar, dikenal sebagai fase metastasis. Gejala yang muncul
berbeda-beda, tergantung pada lokasi penyebarannya.
2. Gejala klinis kanker paru-paru
Kanker paru-paru berkembang secara perlahan, sehingga tidak menimbulkan gejala
ketika kanker masih stadium awal. Gejala baru akan muncul ketika tumor sudah
cukup besar atau kanker sudah menyebar ke jaringan lain. Gejala tersebut meliputi:
 Batuk kronis yang dapat disertai dahak atau darah
 Suara serak
 Tubuh lemas
 Berat badan turun drastis
 Nyeri dada
 Sesak napas

3. Interaksi obat dengan zat gizi pada kanker paru-paru


Salah satu jenis metode pengobatan yang dilakukan pada pasien kanker paru adalah
kemoterapi. Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan metode
kemoterapi secara langsung terjadi 24 jam berupa mual dan muntah yang hebat. Hal
tersebut disebabkan oleh zat anti-tumor (kemoterapi) mempengaruhi hipotalamus dan
kemoreseptor otak untuk mengalami mual dan muntah, sehingga dapat mempengaruhi
asupan makan penderita kanker (Aziz, 2006). Nafsu makan yang hilang atau
berkurang yang merupakan faktor utama terjadinya kaheksia pada kanker. Zat
metabolit yang dihasilkan sel kanker menyebabkan anoreksia, cepat kenyang dan
menyebabkan perubahan rasa pengecap. Stress psikologik, rasa sakit serta ketakutan
akan penyakit dan prognosisnya juga merupakan faktor terjadinya anoreksia.
Penurunan nafsu makan merupakan faktor utama terjadinya penurunan berat badan
pada pasien kanker, namun tidak jarang pada penderita yang mendapat asupan makan
yang adekuat juga mengalami penurunan berat badan karena terjadi hipermetabolisme
pada pasien kanker (Raubun, 2005). Asupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak
dan karbohidrat) pada pasien kanker sangat penting untuk diperhatikan. Energi dan
zat gizi makro memiliki peranan penting dalam menjaga status gizi pasien agar tetap
berada pada rentang normal mengingat akan terjadi perubahan pada pasien kanker
yang berdampak pada penurunan status gizi. Jenis diet yang dianjurkan untuk pasien
kanker paru yakni diet tinggi protein (1,5-2,0 gram/kg BB) dan tinggi kalori 25-35
kcal/kg BB dan 40-50 kcal/kg BB untuk mengganti simpanan dalam tubuh bila pasien
berat badan kurang. Status gizi pasien kanker sangat penting untuk dipertahankan dan
ditingkatkan. Status gizi yang baik dapat menurunkan komplikasi dari terapi anti
kanker dan membuat penderita merasa lebih baik. Proses keberhasilan pengobatan
kanker antara lain ditentukan oleh status gizi pasien. Dukungan nutrisi merupakan
bagian yang penting dalam menunjang terapi penderita kanker (Raubun, 2005).

Anda mungkin juga menyukai