Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

CA PARU
DISUSUN OLEH:
Hanifah Rahmawati Putri
30120120032K
Neng Verra Iryani 30120120036K
Indah Susilawati 30120120040K
Elisa Feri Septiningtyas
30120120044K
DEFINISI CA PARU
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan yang menyerang organ paru secara primer. Kanker paru
primer yaitu keganasan yang berasal dari paru.Menurut klasifikasi WHO tahun 1999 terdapat empat tipe
sel keganasan primer di paru yaitu karsinoma sel kecil, karsinoma sel skuamosa atau epidermoid,
adenokarsinoma dan karsinoma sel besar.
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel – sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor
adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam dua
golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor
ganas. (Brunicardi, et al dalam www.erepo.unud.ac.id, 2010).
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak
normal dan tidak terkontrol sehingga bisa mengganggu dan merusak sel-sel jaringan lain. Sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup
ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-
organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam kondisi yang normal, aktivitas sel terkontrol, ia akan
membelah jika ada pergantian sel yang mati atau pun rusak. (www.linianisfatus.wordpress.com, 2012).
ETIOLOGI
ROKOK.
LINGKUNGAN.
GENETIK.
PENYAKIT PARU.
METASTASE PENYAKIT LAIN.
PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyebabkan Ca paru ada 2 jenis yaitu primer dan sekunder. Primer yaitu berasal dari
merokok, asap pabrik, zat karsinogen, dll dan sekunder berasal dari metastase organ lain, Etiologi primer
menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan cilia hilang. Fungsi dari cilia ini adalah
menggerakkan lendir yang akan menangkap kotoran kecil agar keluar dari paru-paru. Jika silia hilang maka
akan terjadi deskuamasi sehingga timbul pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka akan menimbulkan ulserasi bronkus dan menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia yang
selanjutnya akan menyebabkan Ca Paru (Nurarif & Kusuma, 2015).
Ca paru ada beberapa jenis yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel bronkoalveolar, dan
karsinoma sel besar. Setiap lokasi memiliki tanda dan gejala khas masing masing. Pada karsinoma sel
skuamosa, karsinoma bronkus akan menjadi berkembang sehingga batuk akan lebih sering terjadi yang akan
menimbulkan iritasi, ulserasi, dan pneumonia yang selanjutnya akan menimbulkan himoptosis. Pada
adenokarsinoma akan menyebabkan meningkatnya produksi mukus yang dapat mengakibatkan penyumbatan
jalan nafas. Sedangkan pada karsinoma sel bronkoalveolar sel akan membesar dan cepat sekali bermetastase
sehingga menimbulkan obstruksi bronkus dengan gejala dispnea ringan. Pada karsinoma sel besar akan terjadi
penyebaran neoplastik ke mediastinum sehingga timbul area pleuritik dan menyebabkan nyeri akut. Pada
stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker
paru dapat bermetastase ke struktur–struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium,
otak, tulang rangka (Nurarif & Kusuma, 2015).
Sedangkan pada Ca paru sekunder, paru-paru menjadi tempat berakhirnya sel kanker
yang ganas. Meskipun stadium penyakitnya masih awal, seolah-olah pasien menderita
penyakit kanker paru stadium akhir. Di bagian organ paru, sel kanker terus berkembang
dan bisa mematikan sel imunologi. Artinya, sel kanker bersifat imortal dan bisa
menghancurkan sel yang sehat supaya tidak berfungsi. Paru-paru itu adalah end organ
bagi sel kanker atau tempat berakhirnya sel kanker, yang sebelumnya dapat menyebar
di aera payudara, ovarium, usus, dan lain-lain (Stopler, 2010).
 
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis CA paru dengan lokasinya menurut Tan, 2017:
Adenokarsinoma Dan Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel kecil Karsinoma Sel besar
Bronkoalveolar

Tanda dan Gejala 1. Batuk 1. SIADH 1.Batuk berkepanjangan


1. Nafas dangkal 2. Dyspnea 2. Sindrom chusing 2.Nyeri dada saat menghirup
2. Batuk 3. Nyeri dada 3.Hiperkalsemia 3. Suara serak
3.Penurunan nafsu makan 4.Atelektasis 4. Batuk 4. Sesak napas
4.Trosseau Syndrome 5.Pneumonia postobstruktif 5. Stridor
6.Mengi 6.Nafas dangkal
7. Hemoptisis 7.Sesak nafas
8. Anemia
TANDA DAN GEJALA
Gejala lesi paru primer Gejala Mediastinal

Batuk. Syndrome Vena Cava Superior.


Efusi Perikardial.
Kehilangan BB.
Efusi Pleura (nyeri dada, dyspnea).
Hemoptisis. Disfagia.
Dypsnea. Pancoast Tumour (tumor sulkus superior).

Nyeri dada. Nyeri bahu dan lengan.


Kelemahan, atrofi, dan mati rasa dari tangan ipsilateral.
Sindrom Horner.
Ptosis
Miosis
Anhidrosis.
Sindrom Paraneoplastik : gejala pada
pasien kanker yang tidak disebabkan Metastase Jauh
oleh kompresi atau invasi tumor

Cushing Syndrome ektopik. Metastase jauh ke otak, tulang, hati,


dan kelenjar adrenal.
Syndrome of inappropriate antidiuretic
hormone production (SIADH).
Osteoarthropathy hipertrofik dan
digital clubbing.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Patologi Anatomik
1) Pemeriksaan Patologi Anatomik (Sitologi dan Histopatologi).

2) Pemeriksaan imunohistokimia untuk menentukan jenis (seperti TTF-1 dan lain-lain) dilakukan
apabila fasilitas tersedia.
3) Pemeriksaan Penanda molekuler yang telah tersedia diantaranya adalah mutasi EFGR hanya
dilakukan apabila fasilitas tersedia.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kanker paru ini adalah laboratorium. Pemeriksaan
laboratorium ditujukan untuk (Purba & Wibisono, 2015):
a. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru.
b. kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas.
c. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ lainnya.
d. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh baik oleh
karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.
a. Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru.
Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan
keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.
b. Sitologi
Merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi
yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat
menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Pemeriksaan sputum
adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik.
c. Bronkoskopi
Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk bronkoskopi. Dengan
menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul
atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor
yang letaknya di perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop. d. Biopsi Transtorakal Biopsi aspirasi jarum
halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. e.
Torakoskopi Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan histopatologik untuk
kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke
dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil sebagian jaringan
KOMPLIKASI
Hematorak.
Pneumotorak.
Endokarditis.
Abses paru.
Atelektasis.
PENATALAKSANAAN
BEDAH.
RADIOTERAPI.
KEMOTERAPI (Stadium terbatas, Stadium lanjut).
ASUHAN
KEPERAWATAN
CA PARU
PENGKAJIAN
 Pemeriksaan fisik umum kanker
 Inspeksi
 Mengamati kondisi mental pasien, fisik dan status gizinya, untuk menentukan tingat pengaruh
tumor terhadap keseluruhan tubuhnya.
 Inspeksi lokal harus dimulai dari kepala, muka, pancaindera, leher, dada, perut, punggung,
vertebrata, 4 anggota badan, anus dan organ reproduktif luar dan lain-lain.
 Mengamati dari luas ukuran, bentuk dan penampilan abnormaal tumor, memahami situasi
setempat tumor. Jika tepinya terangkat, dasarnya ulkus bergelombang tak rata, umumnya
kanker kulit.
 Oedema subkutis daerah kepala, muka, leher, dinding toraks, daerah kepala, muka leher,
dinding toraks, pelebaran hebat pembuluh vena leher dan dada atasm nafas memburu,
umumnya disebabkan tumor mediastinum mendesak vena kava superior dan trakea.
 Palpasi

Ini adalah metode pemeriksaan penting untuk tumor permukaan tubuh dan bagian dalam. Setiap
tumor di kulit tubuh, jaringan lunak, tulang rangka, kelenjar limfatik, kelenjar liur, tiroid, mamae,
kavum oris, nasofaring, kanalis analis, rektum, uterus dan salping, vagina dan peritoneum dan
lain-lain, semua perlu dilakukan pemeriksaan palpasi atau bimanual. Palpasi dapat memberi
kepastian awal lokasi timbulnya tumor, kondisi permukaan, bentuk, batas, tingkat aktivitas,
konsistensi, ukuran, ada tidak undulasi, nyeri tekan, denyutan, suhu lokal apakah naik, kelenjar
limfatik lokal dan organ sekitar apakah terkena.

 Perkusi

Biasanya untuk pemeriksaan organ rongga toraks dan abdomen. Ketika kanker paru disertai efusi
pleura, nada perkusi sisi sakit menjadi redup. Kanker menginvasi perikard, jantung, timbul efusi
perikard, perkusi jantung menemukan area redup bertambah lebar. Perkusi abdomen pekak
mungkin terdapat tumor padat, tapi bila diatas tumor terbentang usus maka nada perkusi terdengar
timpanik.
 Auskultasi
Kanker laring merusak pita suara, kanker tiroid atau tumor mediastinum
mendesak searaf rekuren laringeus, timbul suara parau. Kanker paru
menimbulkan atelektasis, waktu asukultasi dapat dijumpai suara nafas melemah
atau lenyap. Kenkar kolon, rektum bila disertai ileus obstruktif, dari dinding
abdomen dapat terdengar bunyi hiperperistalsis usus dan bunyi gas melewati
cairan. Tumor yang kaya osteosarkoma, kanker tiroid, hepatoma, kanker
pankreas dan hemangioma rasemosa, aneurisma dan lain-lain, sering terdengar
bunyi getaran atau bruit yang keras.
PENGKAJIAN KANKER PARU
 Muskuloskeleteal
 Anamnesa : Klien mengeluh nyeri bahu/tangan (khususnya pada sel besar atau
adenomakarsinoma)
 Inspeksi : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea
karena aktivitas. Kurus, atau penampilan kurang berotot (tahap lanjut).
 
 Kardiovaskuler
 Anamnesa : Klien mengeluh nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu ada
pada tahap lanjut) dimana dapat/tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi
 Auskultasi : Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukan efusi), takikardi/disritmia.
 Inspeksi : Edema wajah/leher, dada punggung (obstruksi vena kava), konjungtiva pucat, CRT : >
3 menit, JVD (obstruksi vena kava)
 Perkusi : Pekak.
 Gastrointestinal
 Inspeksi : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil), penurunan berat badan
 Anamnesa : Klien mengeluh nyeri abdomen (hilang timbul), tidak nafsu makan kesulitan
menelan.
 Auskultasi : bising usus lebih dari 8x/menit
 Perkusi : hipertymphani.
 Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kanan atas.

 
 Perkemihan
 Anamnesa : Klien mengeluh sering kencing.
 Inspeksi : Peningkatan frekuensi/jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)

 
 Endokrin
 Inspeksi : Wajah periorbital (ketidakesimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
 Pernafasan
 Anamnesa : Klien mengeluh batuk ringan atau perubahan pada batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum
 Inspeksi : Nafas pendek, serak, paralysis pita suara, dispnea, meningkat dengan kerja, sputum
disertai darah, cupping hidung, penggunaan otot pernapasan tambahan, bentuk dada : barrel chest.
 Palpasi : Peningkatan fremitus taktil (menunjukan konsolidasi)
 Auskultasi : Krekels/wengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran darah), krekels/mengi
menetap; pertimbangan trakea (area yang mengalami lesi)
 Perkusi : Pekak pada daerah tumor di lapang paru.

 
 Integumen
 Inspeksi : kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
 Reproduksi
 Anamnesa : klien amenore/impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
 Inspeksi : Ginekomastia (perubahan hormon neoplastik, karsinoma sel besar).
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Preoperasi
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,
perubahan membran alveolus- kapiler (D.0003)
2) Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hyperplasia dinding jalan nafas;
hipersekresi jalan napas; sekresi yang tertahan (D.0001)
3) Ansietas berhubugan dengan krisis situasional; ancaman terhadap kematian, ancaman
terhadap konsep diri, kurang terpapar informasi (D.0080)
4) Defisit pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis berhubungan dengan kurang
terpapar informasi; kekeliruan mengikuti anjuran; kurang mampu mengingat, keterbatasan
kognitif , gangguan fungsi kognitif (D.0111)
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,
perubahan membran alveolus- kapiler (D.0003)
Definisi Tanda dan gejala SLKI (L.01003) SIKI Rasional

Kelebihan atau Tanda dan gejala mayor: Oksigenasi dan atau eliminasi Pemantauan respirasi (I.01014):  - Dispnea merupakan mekanisme
kekurangan DS: dispnea karbondioksida pada membran 1) monitor frekuensi ,irama, kedalaman dan kompensasi adanya tahanan jalan nafas.
oksigenasi dan/ DO: alveolus-kapiler dalam batas upaya nafas, monitor pola nafas (seperti Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau
atau eliminasi 1) PCO2 meningkat/ menurun normal bradipnea, takipnea, hiperventilasi, tak ada pada area yang sakit. Krekels adalah
karbondioksida 2) PO2 menurun   kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot) bukti peningkatan cairan dalam area jaringan
pada membran 3) Takikardi   sebagai akibat peningkatan permeabilitas
alveolus-kapiler 4) pH arteri meningkat/ menurun   2) monitor adanya sputum dan sumbatan membrane alveolar-kapiler. Mengi adalah
5) Bunyi napas tambahan jalan napas bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan
3) monitor kemampuan batuk efektif nafas sehubungan dengan mukus atau edema
Tanda gejala minor: 4) palpasi kesimetrisan ekspansi paru serta tumor.
DS: pusing, penglihatan kabur 5) auskultasi bunyi napas  
6) monitor saturasi oksigen - Melihat adanya tahanan/sumbatan di jalan
DO: 7) monitor nilai AGD (ph: 7,35-7,45, PaO2: napas
6) sianosis 70-100mmhg, PCO2; 35-45mmhg,
7) diaforesis HCO3: 22-26 meg/I) - melihat kemampuan pasien mengeluarkan
8) gelisah 8) atur interval pemantauan respirasi sesuai dahak
9) nafas cuping hidung kondisi - membandingkan pengembangan paru kanan
10) pola nafas abnormal 9) jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, dengan kiri
(cepat/lambat, reguler/ireguler, informasikan hasil pemantauan jika perlu - melihat kecukupan oksigen di perifer
dalam/dangkal) - sebagai dasar untuk menunjukan ventilasi
11) warna kulit abnormal dan oksigenasi
misal pucat/ kebiruan - memberi penjelasan dapat mengurangi
kesadaran menurun kecemasan dan memberi dan menciptakan
  trust
2) BERSIHKAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF BERHUBUNGAN DENGAN
HYPERPLASIA DINDING JALAN NAFAS; HIPERSEKRESI JALAN NAPAS;
SEKRESI YANG TERTAHAN (D.0001)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional
Ketidakmampuan Mayor: Bersihan jalan napas efektif Manajemen jalan napas (I.01011) : - Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau
membersihkan DS: - Definisi: kemampuan 1) Monitor pola napas dan bunyi napas tak ada pada area yang sakit. Krekels adalah
sekret atau DO: membesihkan sekret atau 2) Monitor sputum (jumlah, warna) bukti peningkatan cairan dalam area jaringan
obstruksi jalan 1) batuk tidak efektif obstruksi jalan napas untuk   sebagai akibat peningkatan permeabilitas
napas untuk 2) tidak mampu batuk mempertahankan jalan napas Pertahankan kepatenan jalan napas denagn membrane alveolar-kapiler
mempertahankan 3) sputum berlebih tetap paten head-till dan chin-lift (jaw-thrust jika trauma -membuka airway
jalan napas tetap 4) Mengi, wheezing dan atau ronkhi   servikal) -memudahkan ekspansi paru.
paten kering 3) Posisikan semi fowler/fowler -membantu mengeluarkan mucus dan
5) Mekonium di jalan napas (pada 4) Berikan minum hangat membantu ekspansi paru, mencegah
neonatus) 5) Lakukan fisioterapi dada jika perlu etelektasis.
Minor: 6) Lakukan penghisapan lendir kurang dari -membantu melepaskan perlengketan mukus
DS: 15 detik pada saluran nafas.
6) Dispnea  Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan -ekspansi dada terbatas atau tidak simetris
7) Sulit bicara endotrakea  sehubungan dengan akumulasi cairan, edema,
8) ortopnea 7) Berikan oksigen jika perlu dan sekret dalam seksi lobus.
DO: 8) Ajarkan teknik batuk efektif  -Oksigen adekuat
9) gelisah 9) Kolaborasi pemberian bronkodilator, -mempermudah pengeluaran sekret
10) sianosis ekspektoran, mukolitik jika perlu -obat diberikan untuk menghilangkan spasme
11) bunyi napas menurun bronkus, menurunkan viskositas sekret,
12) Frekuensi napas berubah memperbaiki ventilasi, dan memudahkan
13) Pola napas berubah pembuangan sekret. Memerlukan perubahan
dosis atau pilihan obat.
 
 
 
 
3) ANSIETAS BERHUBUGAN DENGAN KRISIS SITUASIONAL; ANCAMAN
TERHADAP KEMATIAN, ANCAMAN TERHADAP KONSEP DIRI, KURANG
TERPAPAR INFORMASI (D.0080)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional

Kondisi emosi dan Mayor: Tingkat ansietas menurun. Reduksi ansietas (I.09134)  - Membantu pengenalan ansietas atau
pengalaman subyektif DS; (L.09093) Definisi: 1) identifikasi saat tingkat takut
individu terhadap objek 1) merasa bingung kondisi emosi dan ansietas berubah - mengidentifikasi tindakan yang dapat
yang tidak jelas dan 2) merasa khawatir dengan pengalaman subyektif 2) identifikasi kemampuan membantu untuk individu
spesifik akibat antisipasi akibat dari kondisi yang terhadap objek yang tidak mengambil keputusan  
bahaya yang dihadapi jelas dan spesifik akibat 3) monitor tanda ansietas (verbal -Menurunnya ansietas dengan
memungkinkan individu 3) sulit berkonsentrasi antisipasi bahaya yang an nonverbal) meningkatkan relaksasi dan
melakukan tindakan DO: memungkinkan individu 4) ciptakan suasana terapeutik  penghematan energi.
untuk menghadapi 4) tampak gelisah melakukan tindakan 5) temani pasien untuk - Langkah awal dalam mengatasi
ancaman 5) tampak tegang untuk menghadapi mengurangi kecemasan jika perasaan adalah terhadap identifikasi
6) sulit tidur ancaman memungkinkan dan ekspresi.
Minor:   6) pahami situasi yang membuat -Mendorong penerimaan situasi dan
DS: ansietas kemampuan diri untuk mengatasi.
7) mengeluh pusing 7) dengarkan dengan penuh  
8) anoreksia perhatian, gunakan pendekatan  
9) palpitasi yang tenang -menciptakan kenyamanan
10) merasa tidak berdaya 8) tempatkan barang pribadi yang
DO: memberi kenyamanan
11) frekuensi napas 9) jelaskan prosedur, termasuk
meningkat sensasi yang mugkin dialami
4) DEFISIT PENGETAHUAN MENGENAI KONDISI, TINDAKAN, PROGNOSIS BERHUBUNGAN DENGAN KURANG TERPAPAR INFORMASI;
KEKELIRUAN MENGIKUTI ANJURAN; KURANG MAMPU MENGINGAT, KETERBATASAN KOGNITIF , GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF (D.0111)

Definsi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional

Ketiadaan atau Tanda dan gejala mayor: Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan (I.12383):  - siap untuk menerima informasi yang
kurangnya informasi DS: menanyakan masalah yang membaik (L.12111) 1) identifikasi kesiapan dan kemampuan akan diberikan
kognitif yang berkaitan dihadapi Definisi: kecukupan menerima informasi  - mengetahui kebutuhan pendidikan
dengan topik tertentu DO: informasi yang berkaitan 2) identifikasi faktor-faktor yang dapat yang diperlukan pasien
1) menunjukan perilaku tidak dengan topik tertentu meningkatkan dan menurunkan  - materi yang akan diberikan siap dan
sesuai anjuran kebutuhan pengetahuan mengenai terarah
2) menunjukan persepsi yang penyakitnya - untuk meberikan kesempatan dan
keliru terhadap masalah 3) sediakan materi dan media pendidikan waktu yang tepat sehingga informasi
Tanda dan gejala minor: kesehatan diterima dengan baik.
DS: - 4) jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai -Pasien mampu memahami penyakitnya
DO: kesepakatan dan beri kesempatan dan resiko yang mempengaruhi
3) menjalani pemeriksaan yang bertanya kesehatannya.
tidak tepat 5) jelaskan faktor resiko yang dapat
4) menunjukan perilaku mempengarui kesehatan
berlebihan ( misal: apatis,
agitasi, histeria)
3) NYERI (AKUT) BERHUBUNGAN DENGAN AGEN PENCEDERA FISIK
(D.0077)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional
Pengalaman sensorik Mayor:   Manajemen Nyeri ( I.08238): -Membantu mengurangi rasa nyeri.

atau emosional yang DS: mengeluh nyeri . 1) identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, -Meningkatkan relaksasi dan

berkaitan dengan DO:   frekuensi, kualitas, intensitas nyeri pengalihan perhatian.


-Ketidaksesuaian antar petunjuk
kerusakan jaringan 1) tampak meringis 2) identifikasi skala nyeri verbal atau non verbal dapat
aktual atau fungsional, 2) bersikap protektif (misal 3) identifikasi respon nyeri non verbal memberikan petunjuk derajat nyeri
kebutuhan atau keefektifan
dengan onset mendadak posisi menghindar nyeri)   intervensi.
atau lambat dan 3) gelisah -Insisi posterolateral lebih tidak
nyaman untuk pasien dari pada
berintensitas ringan 4) frekuensi nadi meningkat
insisi anterolateral. Selain itu takut,
hingga berat yang 5) sulit tidur distress, ansietas dan kehilangan
berlanngsung kurang Minor: sesuai diagnosa kanker dapat
mengganggu kemampuan
dari 3 bulan DS: - mengatasinya
DO:  
6) tekanan darah meningkat
7) pola napas berubah
8) nafsu makan berubah
9) proses berpikir terganggu
10) menarik diri
11) berfokus pada diri sendiri
12) diaforesis
POST-OPERASI
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi, perubahan membran alveolus- kapiler akibat pengangkatan
jaringan paru (D.0003)
2) Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hyperplasia
dinding jalan nafas; hipersekresi jalan napas; sekresi yang tertahan, adanya
jalan napas buatan (D.0001)
3) Nyeri (akut) berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
4) Ansietas berhubugan dengan krisis situasional; ancaman terhadap
kematian, ancaman terhadap konsep diri, kurang terpapar informasi (D.0080)
1) GANGGUAN PERTUKARAN GAS BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSEIMBANGAN VENTILASI-PERFUSI,
PERUBAHAN MEMBRAN ALVEOLUS- KAPILER AKIBAT PENGANGKATAN JARINGAN PARU (D.0003)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional
Kelebihan atau Tanda dan gejala mayor: Pertukaran gas meningkat Pemantauan respirasi (I.01014):  -Dispnea merupakan mekanisme kompensasi
kekurangan DS: dispnea (L.01003) 1) monitor frekuensi ,irama, kedalaman adanya tahanan jalan nafas.
oksigenasi dan/ DO: Definisi: dan upaya nafas, monitor pola nafas Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau tak
atau eliminasi 1) PCO2 meningkat/ menurun Oksigenasi dan atau eliminasi (seperti bradipnea, takipnea, ada pada area yang sakit. Krekels adalah bukti
karbondioksida 2) PO2 menurun karbondioksida pada membran hiperventilasi, kussmaul, Cheyne- peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai
pada membran 3) Takikardi alveolus-kapiler dalam batas Stokes, Biot) akibat peningkatan permeabilitas membrane
alveolus-kapiler 4) pH arteri meningkat/ menurun normal 2) monitor adanya sputum dan sumbatan alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya
5) Bunyi napas tambahan   jalan napas tahanan atau penyempitan jalan nafas sehubungan
Tanda gejala minor:   3) monitor kemampuan batuk efektif dengan mukus atau edema serta tumor.
DS: pusing, penglihatan kabur   4) palpasi kesimetrisan ekspansi paru - Melihat adanya tahanan/sumbatan di jalan napas
DO: 5) auskultasi bunyi napas - melihat kemampuan pasien mengeluarkan
6) Sianosis 6) monitor saturasi oksigen  dahak
7) Diaforesis 7) monitor nilai AGD (ph: 7,35-7,45, - ekspansi dada terbatas atau tidak simetris
8) Gelisah PaO2: 70-100mmhg, PCO2; 35- sehubungan dengan akumulasi cairan, edema, dan
9) nafas cuping hidung 45mmhg, HCO3: 22-26 meg/I) sekret dalam seksi lobus.
10) pola nafas abnormal 8) atur interval pemantauan respirasi - melihat kecukupan oksigen di perifer
(cepat/lambat, reguler/ireguler, sesuai kondisi - sebagai dasar untuk menunjukan ventilasi dan
dalam/dangkal) 9) jelaskan tujuan dan prosedur oksigenasi.
11) warna kulit abnormal pemantauan, informasikan hasil
misal pucat/ kebiruan pemantauan jika perlu
kesadaran menurun  
 
2) BERSIHKAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF BERHUBUNGAN DENGAN
HYPERPLASIA DINDING JALAN NAFAS; HIPERSEKRESI JALAN NAPAS;
SEKRESI YANG TERTAHAN, ADANYA JALAN NAPAS BUATAN (D.0001)

Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional


Ketidakmam Mayor: Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas (I.01011) : - Bunyi nafas dapat menurun,
puan DS: - efektif (L.01001) 1) Monitor pola napas dan bunyi tidak sama atau tak ada pada area
membersihka DO: Definisi: kemampuan napas yang sakit. Krekels adalah bukti
n sekret atau 1) batuk tidak efektif membesihkan sekret 2) Monitor sputum (jumlah, peningkatan cairan dalam area
obstruksi 2) tidak mampu batuk atau obstruksi jalan warna) jaringan sebagai akibat
jalan napas 3) sputum berlebih napas untuk 3) Pertahankan kepatenan jalan peningkatan permeabilitas
untuk 4) Mengi, wheezing dan atau mempertahankan napas denagn head-till dan membrane alveolar-kapiler
mempertaha ronkhi kering jalan napas tetap chin-lift (jaw-thrust jika -membuka airway
nkan jalan 5) Mekonium di jalan napas paten trauma servikal) -memudahkan ekspansi paru
napas tetap (pada neonatus)   4) Posisikan semi fowler/fowler -membantu mengeluarkan mucus
paten Minor: 5) Berikan minum hangat dengan cara mengencerkan
DS: 6) Lakukan fisioterapi dada jika -membantu melepaskan
6) Dispnea perlu perlengketan mukus pada saluran
7) Sulit bicara 7) Lakukan penghisapan lendir nafas.
8) ortopnea kurang dari 15 detik -Oksigen adekuat
DO: 8) Lakukan hiperoksigenasi -mempermudah pengeluaran
3) NYERI (AKUT) BERHUBUNGAN DENGAN AGEN PENCEDERA FISIK (D.0077)

Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional


Pengalaman sensorik Mayor: Tingkat nyeri menurun Manajemen Nyeri ( I.08238):  -mengetahui lokasi nyeri dan
atau emosional yang DS: mengeluh nyeri (L.08066) 1) identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, tingkat nyeri yang dirasakan
berkaitan dengan DO: Definisi: pengalaman frekuensi, kualitas, intensitas nyeri -Ketidaksesuaian antar petunjuk
kerusakan jaringan 1) tampak meringis sensorik atau emosional 2) identifikasi skala nyeri verbal atau non verbal dapat
aktual atau 2) bersikap protektif (misal yang berkaitan dengan 3) identifikasi respon nyeri non verbal memberikan petunjuk derajat
fungsional, dengan posisi menghindar nyeri) kerusakan jaringan aktual 4) identifikasi faktor yang memperberat dan nyeri kebutuhan atau keefektifan
onset mendadak atau 3) gelisah atau fungsional, dengan memperingan nyeri intervensi.
lambat dan 4) frekuensi nadi meningkat onset mendadak atau 5) identifikasi pengaruh budaya terhadap  -Membantu mengurangi rasa
berintensitas ringan 5) sulit tidur lambat dan berintensitas respon nyeri nyeri dan meningkatkan
hingga berat yang Minor: ringan hingga berat dan 6) monitor keberhasilan terapi relaksasi dan pengalihan
berlangsung kurang DS: - konstan komplementer yang sudah diberikan perhatian
dari 3 bulan DO:   7) berikan terapi non farmakologis untuk - takut, distress, ansietas dan
6) tekanan darah meningkat mengurangi nyeri (seperti terapi musik, kehilangan sesuai diagnosa
7) pola napas berubah terapi pijat, bermain, aroma terapi, kanker dapat mengganggu
8) nafsu makan berubah kompers hangat/dingin) kemampuan mengatasinya
9) proses berpikir terganggu 8) kontrol lingkungan yang memperberat  
10) menarik diri nyeri (misal suhu ruangan, pencahayaan,
11) berfokus pada diri sendiri kebisingan)
12) diaforesis 9) fasilitasi istiahat dan tidur
10) pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
11) jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
12) jelaskan strategi meredakan nyeri
13) anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 
4) ANSIETAS BERHUBUGAN DENGAN KRISIS SITUASIONAL; ANCAMAN
TERHADAP KEMATIAN, ANCAMAN TERHADAP KONSEP DIRI, KURANG
TERPAPAR INFORMASI (D.0080)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional
Kondisi emosi Mayor: Tingkat ansietas Reduksi ansietas (I.09134)  - Membantu pengenalan ansietas
dan pengalaman DS: menurun. Definisi: 1) identifikasi saat tingkat atau takut
subyektif individu 1) merasa bingung kondisi emosi dan ansietas berubah - mengidentifikasi tindakan yang
terhadap objek 2) merasa khawatir dengan akibat pengalaman subyektif 2) identifikasi kemampuan dapat membantu untuk individu.
yang tidak jelas dari kondisi yang dihadapi terhadap objek yang tidak mengambil keputusan  -Menurunnya ansietas dengan
dan spesifik 3) sulit berkonsentrasi jelas dan spesifik akibat 3) monitor tanda ansietas (verbal meningkatkan relaksasi dan
akibat antisipasi DO: gelisah, tegang, sulit tidur. antisipasi bahaya yang an nonverbal) penghematan energi.
bahaya yang Minor: memungkinkan individu 4) ciptakan suasana terapeutik - Langkah awal dalam mengatasi
memungkinkan DS: mengeluh pusing, anoreksia, melakukan tindakan 5) temani pasien untuk perasaan adalah terhadap
individu palpitasi, merasa tidak berdaya untuk menghadapi mengurangi kecemasan jika identifikasi dan ekspresi.
melakukan DO: ancaman memungkinkan -Mendorong penerimaan situasi
tindakan untuk 4) frekuensi napas meningkat   6) pahami situasi yang membuat dan kemampuan diri untuk
menghadapi 5) frekuensi nadi meningkat ansietas  mengatasi.
ancaman 6) tekanan darah meningkat 7) dengarkan dengan penuh  -menciptakan kenyamanan
7) diaforesis perhatian, gunakan pendekatan
yang tenang
KESIMPULAN
Kanker paru atau disebut juga karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer
sistem pernapasan bagian bawah yang bersifat epitelial dan berasal dari mukosa
percabangan bronkus. Kanker paru diklasifikasikan menjadi 2 Menurut Sudoyo (2009)
yaitu Small Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non Small Cell Lung Carsinoma (NSCLC).
Etiologi dari kanker paru adalah sebagai berikut menurut Tabrani, 2013 yaitu rokok, polusi
udara, jenis pekerjaan (asbestosis), faktor paru (fibrosa, bebagai faktor benda asing,
granuloma, tuberkulosis). Manifestasi klinis terberat sebelum kematian adalah penyebaran
yang ke area organ tubuh lain seperti ke kelenjar mediastinum, metastasis ke cerebral yang
dapat menimbulkan kejang, metastasis ke medula spinal dapat menimbulkan parese
(kelumpuhan) dan “back pain” (nyeri punggung). Untuk dapat menegakkan diagnosa
kanker paru ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu dengan pemeriksaan radiologi
thorax foto, pemeriksaan cytologi, biopsi, angiografi dan ct scan thorax. Sedangkan
penatalaksanaan medik pada penderita kanker dapat dilakukan dengan operasi,
khemotherapi atau radiotherapi.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Djojodibroto. 2014. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta; EGC.
Kresno, S.B. 2012. Ilmu Dasar Onkologi Ed. 3. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed 6. Jakarta: EGC
Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Ed V. Jakarta: Interna Publishing.
Sukardja. 2000. Onkologi Klinik Edisi 2. Surabaya; Airlangga University Press.
Tao dan Kendall. 2014. Sinopsis Organ System Pulmonologi. Tangerang: Karisma.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1 Cetakan III (revisi). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia edisi 1 Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia edisi 1 Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
www.ciptacendekia.com
www.depkes.go.id>infodatin-kanker
www.erepo.unud.ac.id
www.informazone.com  
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai