CA PARU
DISUSUN OLEH:
Hanifah Rahmawati Putri
30120120032K
Neng Verra Iryani 30120120036K
Indah Susilawati 30120120040K
Elisa Feri Septiningtyas
30120120044K
DEFINISI CA PARU
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan yang menyerang organ paru secara primer. Kanker paru
primer yaitu keganasan yang berasal dari paru.Menurut klasifikasi WHO tahun 1999 terdapat empat tipe
sel keganasan primer di paru yaitu karsinoma sel kecil, karsinoma sel skuamosa atau epidermoid,
adenokarsinoma dan karsinoma sel besar.
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel – sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor
adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam dua
golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor
ganas. (Brunicardi, et al dalam www.erepo.unud.ac.id, 2010).
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak
normal dan tidak terkontrol sehingga bisa mengganggu dan merusak sel-sel jaringan lain. Sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup
ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-
organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam kondisi yang normal, aktivitas sel terkontrol, ia akan
membelah jika ada pergantian sel yang mati atau pun rusak. (www.linianisfatus.wordpress.com, 2012).
ETIOLOGI
ROKOK.
LINGKUNGAN.
GENETIK.
PENYAKIT PARU.
METASTASE PENYAKIT LAIN.
PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyebabkan Ca paru ada 2 jenis yaitu primer dan sekunder. Primer yaitu berasal dari
merokok, asap pabrik, zat karsinogen, dll dan sekunder berasal dari metastase organ lain, Etiologi primer
menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan cilia hilang. Fungsi dari cilia ini adalah
menggerakkan lendir yang akan menangkap kotoran kecil agar keluar dari paru-paru. Jika silia hilang maka
akan terjadi deskuamasi sehingga timbul pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka akan menimbulkan ulserasi bronkus dan menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia yang
selanjutnya akan menyebabkan Ca Paru (Nurarif & Kusuma, 2015).
Ca paru ada beberapa jenis yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel bronkoalveolar, dan
karsinoma sel besar. Setiap lokasi memiliki tanda dan gejala khas masing masing. Pada karsinoma sel
skuamosa, karsinoma bronkus akan menjadi berkembang sehingga batuk akan lebih sering terjadi yang akan
menimbulkan iritasi, ulserasi, dan pneumonia yang selanjutnya akan menimbulkan himoptosis. Pada
adenokarsinoma akan menyebabkan meningkatnya produksi mukus yang dapat mengakibatkan penyumbatan
jalan nafas. Sedangkan pada karsinoma sel bronkoalveolar sel akan membesar dan cepat sekali bermetastase
sehingga menimbulkan obstruksi bronkus dengan gejala dispnea ringan. Pada karsinoma sel besar akan terjadi
penyebaran neoplastik ke mediastinum sehingga timbul area pleuritik dan menyebabkan nyeri akut. Pada
stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker
paru dapat bermetastase ke struktur–struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium,
otak, tulang rangka (Nurarif & Kusuma, 2015).
Sedangkan pada Ca paru sekunder, paru-paru menjadi tempat berakhirnya sel kanker
yang ganas. Meskipun stadium penyakitnya masih awal, seolah-olah pasien menderita
penyakit kanker paru stadium akhir. Di bagian organ paru, sel kanker terus berkembang
dan bisa mematikan sel imunologi. Artinya, sel kanker bersifat imortal dan bisa
menghancurkan sel yang sehat supaya tidak berfungsi. Paru-paru itu adalah end organ
bagi sel kanker atau tempat berakhirnya sel kanker, yang sebelumnya dapat menyebar
di aera payudara, ovarium, usus, dan lain-lain (Stopler, 2010).
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis CA paru dengan lokasinya menurut Tan, 2017:
Adenokarsinoma Dan Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel kecil Karsinoma Sel besar
Bronkoalveolar
2) Pemeriksaan imunohistokimia untuk menentukan jenis (seperti TTF-1 dan lain-lain) dilakukan
apabila fasilitas tersedia.
3) Pemeriksaan Penanda molekuler yang telah tersedia diantaranya adalah mutasi EFGR hanya
dilakukan apabila fasilitas tersedia.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kanker paru ini adalah laboratorium. Pemeriksaan
laboratorium ditujukan untuk (Purba & Wibisono, 2015):
a. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru.
b. kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas.
c. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ lainnya.
d. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh baik oleh
karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.
a. Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru.
Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan
keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.
b. Sitologi
Merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi
yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat
menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Pemeriksaan sputum
adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik.
c. Bronkoskopi
Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk bronkoskopi. Dengan
menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul
atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor
yang letaknya di perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop. d. Biopsi Transtorakal Biopsi aspirasi jarum
halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. e.
Torakoskopi Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan histopatologik untuk
kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke
dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil sebagian jaringan
KOMPLIKASI
Hematorak.
Pneumotorak.
Endokarditis.
Abses paru.
Atelektasis.
PENATALAKSANAAN
BEDAH.
RADIOTERAPI.
KEMOTERAPI (Stadium terbatas, Stadium lanjut).
ASUHAN
KEPERAWATAN
CA PARU
PENGKAJIAN
Pemeriksaan fisik umum kanker
Inspeksi
Mengamati kondisi mental pasien, fisik dan status gizinya, untuk menentukan tingat pengaruh
tumor terhadap keseluruhan tubuhnya.
Inspeksi lokal harus dimulai dari kepala, muka, pancaindera, leher, dada, perut, punggung,
vertebrata, 4 anggota badan, anus dan organ reproduktif luar dan lain-lain.
Mengamati dari luas ukuran, bentuk dan penampilan abnormaal tumor, memahami situasi
setempat tumor. Jika tepinya terangkat, dasarnya ulkus bergelombang tak rata, umumnya
kanker kulit.
Oedema subkutis daerah kepala, muka, leher, dinding toraks, daerah kepala, muka leher,
dinding toraks, pelebaran hebat pembuluh vena leher dan dada atasm nafas memburu,
umumnya disebabkan tumor mediastinum mendesak vena kava superior dan trakea.
Palpasi
Ini adalah metode pemeriksaan penting untuk tumor permukaan tubuh dan bagian dalam. Setiap
tumor di kulit tubuh, jaringan lunak, tulang rangka, kelenjar limfatik, kelenjar liur, tiroid, mamae,
kavum oris, nasofaring, kanalis analis, rektum, uterus dan salping, vagina dan peritoneum dan
lain-lain, semua perlu dilakukan pemeriksaan palpasi atau bimanual. Palpasi dapat memberi
kepastian awal lokasi timbulnya tumor, kondisi permukaan, bentuk, batas, tingkat aktivitas,
konsistensi, ukuran, ada tidak undulasi, nyeri tekan, denyutan, suhu lokal apakah naik, kelenjar
limfatik lokal dan organ sekitar apakah terkena.
Perkusi
Biasanya untuk pemeriksaan organ rongga toraks dan abdomen. Ketika kanker paru disertai efusi
pleura, nada perkusi sisi sakit menjadi redup. Kanker menginvasi perikard, jantung, timbul efusi
perikard, perkusi jantung menemukan area redup bertambah lebar. Perkusi abdomen pekak
mungkin terdapat tumor padat, tapi bila diatas tumor terbentang usus maka nada perkusi terdengar
timpanik.
Auskultasi
Kanker laring merusak pita suara, kanker tiroid atau tumor mediastinum
mendesak searaf rekuren laringeus, timbul suara parau. Kanker paru
menimbulkan atelektasis, waktu asukultasi dapat dijumpai suara nafas melemah
atau lenyap. Kenkar kolon, rektum bila disertai ileus obstruktif, dari dinding
abdomen dapat terdengar bunyi hiperperistalsis usus dan bunyi gas melewati
cairan. Tumor yang kaya osteosarkoma, kanker tiroid, hepatoma, kanker
pankreas dan hemangioma rasemosa, aneurisma dan lain-lain, sering terdengar
bunyi getaran atau bruit yang keras.
PENGKAJIAN KANKER PARU
Muskuloskeleteal
Anamnesa : Klien mengeluh nyeri bahu/tangan (khususnya pada sel besar atau
adenomakarsinoma)
Inspeksi : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea
karena aktivitas. Kurus, atau penampilan kurang berotot (tahap lanjut).
Kardiovaskuler
Anamnesa : Klien mengeluh nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu ada
pada tahap lanjut) dimana dapat/tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi
Auskultasi : Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukan efusi), takikardi/disritmia.
Inspeksi : Edema wajah/leher, dada punggung (obstruksi vena kava), konjungtiva pucat, CRT : >
3 menit, JVD (obstruksi vena kava)
Perkusi : Pekak.
Gastrointestinal
Inspeksi : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil), penurunan berat badan
Anamnesa : Klien mengeluh nyeri abdomen (hilang timbul), tidak nafsu makan kesulitan
menelan.
Auskultasi : bising usus lebih dari 8x/menit
Perkusi : hipertymphani.
Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kanan atas.
Perkemihan
Anamnesa : Klien mengeluh sering kencing.
Inspeksi : Peningkatan frekuensi/jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)
Endokrin
Inspeksi : Wajah periorbital (ketidakesimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
Pernafasan
Anamnesa : Klien mengeluh batuk ringan atau perubahan pada batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum
Inspeksi : Nafas pendek, serak, paralysis pita suara, dispnea, meningkat dengan kerja, sputum
disertai darah, cupping hidung, penggunaan otot pernapasan tambahan, bentuk dada : barrel chest.
Palpasi : Peningkatan fremitus taktil (menunjukan konsolidasi)
Auskultasi : Krekels/wengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran darah), krekels/mengi
menetap; pertimbangan trakea (area yang mengalami lesi)
Perkusi : Pekak pada daerah tumor di lapang paru.
Integumen
Inspeksi : kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
Reproduksi
Anamnesa : klien amenore/impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
Inspeksi : Ginekomastia (perubahan hormon neoplastik, karsinoma sel besar).
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Preoperasi
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,
perubahan membran alveolus- kapiler (D.0003)
2) Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hyperplasia dinding jalan nafas;
hipersekresi jalan napas; sekresi yang tertahan (D.0001)
3) Ansietas berhubugan dengan krisis situasional; ancaman terhadap kematian, ancaman
terhadap konsep diri, kurang terpapar informasi (D.0080)
4) Defisit pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis berhubungan dengan kurang
terpapar informasi; kekeliruan mengikuti anjuran; kurang mampu mengingat, keterbatasan
kognitif , gangguan fungsi kognitif (D.0111)
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,
perubahan membran alveolus- kapiler (D.0003)
Definisi Tanda dan gejala SLKI (L.01003) SIKI Rasional
Kelebihan atau Tanda dan gejala mayor: Oksigenasi dan atau eliminasi Pemantauan respirasi (I.01014): - Dispnea merupakan mekanisme
kekurangan DS: dispnea karbondioksida pada membran 1) monitor frekuensi ,irama, kedalaman dan kompensasi adanya tahanan jalan nafas.
oksigenasi dan/ DO: alveolus-kapiler dalam batas upaya nafas, monitor pola nafas (seperti Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau
atau eliminasi 1) PCO2 meningkat/ menurun normal bradipnea, takipnea, hiperventilasi, tak ada pada area yang sakit. Krekels adalah
karbondioksida 2) PO2 menurun kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot) bukti peningkatan cairan dalam area jaringan
pada membran 3) Takikardi sebagai akibat peningkatan permeabilitas
alveolus-kapiler 4) pH arteri meningkat/ menurun 2) monitor adanya sputum dan sumbatan membrane alveolar-kapiler. Mengi adalah
5) Bunyi napas tambahan jalan napas bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan
3) monitor kemampuan batuk efektif nafas sehubungan dengan mukus atau edema
Tanda gejala minor: 4) palpasi kesimetrisan ekspansi paru serta tumor.
DS: pusing, penglihatan kabur 5) auskultasi bunyi napas
6) monitor saturasi oksigen - Melihat adanya tahanan/sumbatan di jalan
DO: 7) monitor nilai AGD (ph: 7,35-7,45, PaO2: napas
6) sianosis 70-100mmhg, PCO2; 35-45mmhg,
7) diaforesis HCO3: 22-26 meg/I) - melihat kemampuan pasien mengeluarkan
8) gelisah 8) atur interval pemantauan respirasi sesuai dahak
9) nafas cuping hidung kondisi - membandingkan pengembangan paru kanan
10) pola nafas abnormal 9) jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, dengan kiri
(cepat/lambat, reguler/ireguler, informasikan hasil pemantauan jika perlu - melihat kecukupan oksigen di perifer
dalam/dangkal) - sebagai dasar untuk menunjukan ventilasi
11) warna kulit abnormal dan oksigenasi
misal pucat/ kebiruan - memberi penjelasan dapat mengurangi
kesadaran menurun kecemasan dan memberi dan menciptakan
trust
2) BERSIHKAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF BERHUBUNGAN DENGAN
HYPERPLASIA DINDING JALAN NAFAS; HIPERSEKRESI JALAN NAPAS;
SEKRESI YANG TERTAHAN (D.0001)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional
Ketidakmampuan Mayor: Bersihan jalan napas efektif Manajemen jalan napas (I.01011) : - Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau
membersihkan DS: - Definisi: kemampuan 1) Monitor pola napas dan bunyi napas tak ada pada area yang sakit. Krekels adalah
sekret atau DO: membesihkan sekret atau 2) Monitor sputum (jumlah, warna) bukti peningkatan cairan dalam area jaringan
obstruksi jalan 1) batuk tidak efektif obstruksi jalan napas untuk sebagai akibat peningkatan permeabilitas
napas untuk 2) tidak mampu batuk mempertahankan jalan napas Pertahankan kepatenan jalan napas denagn membrane alveolar-kapiler
mempertahankan 3) sputum berlebih tetap paten head-till dan chin-lift (jaw-thrust jika trauma -membuka airway
jalan napas tetap 4) Mengi, wheezing dan atau ronkhi servikal) -memudahkan ekspansi paru.
paten kering 3) Posisikan semi fowler/fowler -membantu mengeluarkan mucus dan
5) Mekonium di jalan napas (pada 4) Berikan minum hangat membantu ekspansi paru, mencegah
neonatus) 5) Lakukan fisioterapi dada jika perlu etelektasis.
Minor: 6) Lakukan penghisapan lendir kurang dari -membantu melepaskan perlengketan mukus
DS: 15 detik pada saluran nafas.
6) Dispnea Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan -ekspansi dada terbatas atau tidak simetris
7) Sulit bicara endotrakea sehubungan dengan akumulasi cairan, edema,
8) ortopnea 7) Berikan oksigen jika perlu dan sekret dalam seksi lobus.
DO: 8) Ajarkan teknik batuk efektif -Oksigen adekuat
9) gelisah 9) Kolaborasi pemberian bronkodilator, -mempermudah pengeluaran sekret
10) sianosis ekspektoran, mukolitik jika perlu -obat diberikan untuk menghilangkan spasme
11) bunyi napas menurun bronkus, menurunkan viskositas sekret,
12) Frekuensi napas berubah memperbaiki ventilasi, dan memudahkan
13) Pola napas berubah pembuangan sekret. Memerlukan perubahan
dosis atau pilihan obat.
3) ANSIETAS BERHUBUGAN DENGAN KRISIS SITUASIONAL; ANCAMAN
TERHADAP KEMATIAN, ANCAMAN TERHADAP KONSEP DIRI, KURANG
TERPAPAR INFORMASI (D.0080)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional
Kondisi emosi dan Mayor: Tingkat ansietas menurun. Reduksi ansietas (I.09134) - Membantu pengenalan ansietas atau
pengalaman subyektif DS; (L.09093) Definisi: 1) identifikasi saat tingkat takut
individu terhadap objek 1) merasa bingung kondisi emosi dan ansietas berubah - mengidentifikasi tindakan yang dapat
yang tidak jelas dan 2) merasa khawatir dengan pengalaman subyektif 2) identifikasi kemampuan membantu untuk individu
spesifik akibat antisipasi akibat dari kondisi yang terhadap objek yang tidak mengambil keputusan
bahaya yang dihadapi jelas dan spesifik akibat 3) monitor tanda ansietas (verbal -Menurunnya ansietas dengan
memungkinkan individu 3) sulit berkonsentrasi antisipasi bahaya yang an nonverbal) meningkatkan relaksasi dan
melakukan tindakan DO: memungkinkan individu 4) ciptakan suasana terapeutik penghematan energi.
untuk menghadapi 4) tampak gelisah melakukan tindakan 5) temani pasien untuk - Langkah awal dalam mengatasi
ancaman 5) tampak tegang untuk menghadapi mengurangi kecemasan jika perasaan adalah terhadap identifikasi
6) sulit tidur ancaman memungkinkan dan ekspresi.
Minor: 6) pahami situasi yang membuat -Mendorong penerimaan situasi dan
DS: ansietas kemampuan diri untuk mengatasi.
7) mengeluh pusing 7) dengarkan dengan penuh
8) anoreksia perhatian, gunakan pendekatan
9) palpitasi yang tenang -menciptakan kenyamanan
10) merasa tidak berdaya 8) tempatkan barang pribadi yang
DO: memberi kenyamanan
11) frekuensi napas 9) jelaskan prosedur, termasuk
meningkat sensasi yang mugkin dialami
4) DEFISIT PENGETAHUAN MENGENAI KONDISI, TINDAKAN, PROGNOSIS BERHUBUNGAN DENGAN KURANG TERPAPAR INFORMASI;
KEKELIRUAN MENGIKUTI ANJURAN; KURANG MAMPU MENGINGAT, KETERBATASAN KOGNITIF , GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF (D.0111)
Ketiadaan atau Tanda dan gejala mayor: Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan (I.12383): - siap untuk menerima informasi yang
kurangnya informasi DS: menanyakan masalah yang membaik (L.12111) 1) identifikasi kesiapan dan kemampuan akan diberikan
kognitif yang berkaitan dihadapi Definisi: kecukupan menerima informasi - mengetahui kebutuhan pendidikan
dengan topik tertentu DO: informasi yang berkaitan 2) identifikasi faktor-faktor yang dapat yang diperlukan pasien
1) menunjukan perilaku tidak dengan topik tertentu meningkatkan dan menurunkan - materi yang akan diberikan siap dan
sesuai anjuran kebutuhan pengetahuan mengenai terarah
2) menunjukan persepsi yang penyakitnya - untuk meberikan kesempatan dan
keliru terhadap masalah 3) sediakan materi dan media pendidikan waktu yang tepat sehingga informasi
Tanda dan gejala minor: kesehatan diterima dengan baik.
DS: - 4) jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai -Pasien mampu memahami penyakitnya
DO: kesepakatan dan beri kesempatan dan resiko yang mempengaruhi
3) menjalani pemeriksaan yang bertanya kesehatannya.
tidak tepat 5) jelaskan faktor resiko yang dapat
4) menunjukan perilaku mempengarui kesehatan
berlebihan ( misal: apatis,
agitasi, histeria)
3) NYERI (AKUT) BERHUBUNGAN DENGAN AGEN PENCEDERA FISIK
(D.0077)
Definisi Tanda dan gejala SLKI SIKI Rasional
Pengalaman sensorik Mayor: Manajemen Nyeri ( I.08238): -Membantu mengurangi rasa nyeri.
atau emosional yang DS: mengeluh nyeri . 1) identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, -Meningkatkan relaksasi dan