Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN TUMOR PARU


Pada Pasien Tn. R . Ruangan Paru
RSUD dr. M. Haulussy Ambon

Nama Mahasiswa

: BAGUS INDRA IRAWAN

NPM

: 1420115027

Ruang Rawat

: Ruang Paru

Institusi

: STIKES MALUKU HUSADA

Prodi

: S1 Keperawatan

A. PENGERTIAN
Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal.
Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis
tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer )
dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma,
karsinoma sel besar )
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru
berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang
terkena kanker.
B. ETIOLOGI
Penyebab / faktor pendukung dari kanker paru, antara lain :
Merokok

Terpapar asap rokok


Paparan zat karsinogen ( asbestos, radiasi ion, radon arse )
Polusi udara
Genetik

C. TANDA DAN GEJALA KLINIS


Tanda dan gejala klinis pada penderita tumor paru yaitu :

1
2
3
4
5

Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan


Napas pendek dan suara parau
Batuk berdarah dan berdahak
Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam.
Hilang nafsu makan dan berat badan

D. Patofisiologi
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor
hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor.
Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang
merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama
dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.
Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan
bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan
selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya
neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai
tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat
tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ).
Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan
adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan
napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama
bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus
perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat
sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru
merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau
toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.

E. Penataksanaan Medik

Pembedahan memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik,namun hanya < 25% kasus


yang bisa dioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup
setelah 5 tahun. Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada

pneumonektomi.
Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa
dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya

menyembuhkan sedikit diantaranya.


Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri lokal
Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah
sesuai dengan histologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil

belum jelas.
Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat
memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang
signifikan.
Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid
membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.

PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data.
1. Keadaan umum

: lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada.

2. Kebutuhan dasar

Pola makan : Nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan
menelan (disfagia), penurunan berat badan.
Pola minum : Frekuensi minum meningkat ( rasa haus ).
Pola tidur
: Susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.
Pemeriksaan fisik
1. Sistem pernafasan
Sesak nafas, nyeri dada
Batuk produktif tak efektif
Suara nafas

: mengi pada inspirasi

Serak, paralysis pita suara.


2. Sistem kardiovaskuler
Tachycardia, disritmia
Menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
3. Sistem gastrointestinal
Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.
4. Sistem urinarius
Peningkatan frekuensi / jumlah urine.
5. Sistem neurologis
Perasaan takut/takut hasil pembedahan
Kegelisahan

B. PENGELOMPOKAN DATA
1. Data Subjektif

Perasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk, Serak, haus, Anoreksia,
disfalgia, berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah urine, Taku
2. Data Objektif
Batuk produktif, Tachycardia/disritmia,Menunjukkan efusi, Sianosis, pucat, Edema,
Demam, Gelisah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ganguan pola pernafasan.
Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder
karena invasi tumor.
Gangguan rasa nyaman nyeriberhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor
paru .
Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA

KEPERAWATAN
Gangguan Pola

TUJUAN

Nafas.
Tidak efektifnya
bersihan jalan
napas
berhubungan

dengan

Bersihan jalan
nafas efektif.
Menunjukan
potensi jalan
nafas.

INTERVENSI

Auskultasi dada

RASIONAL

untuk karakter
bunyi napas atau

Cairan sekret
mudah
dikeluarkan.

adanya sekreat.
Bentuk nafas
dalam efektif
anjurkan batuk

obstruksi.

dengan posisi

duduk.

Bunyi nafas jelas.


Whezing ( - )
berkurang

Observasi jumlah
dan karakter
sputum/aspirasi

Pernafasan
bising, ronki,
mengi
menunjukan
tertahannya
sekret/obstruksi
jalan nafas.
Posisi duduk
memungkinkan
ekspansi paru
maksinal, upaya
batuk untuk
membuang
sekret.
Perubahan sekret
menunjukan
progresifitas
penyakit.

sekret.

Penghisapan
dapat
merangsang
batuk efektif.

Hidrasio adekuat
untuk
mempertahankan
sekret
hilang/peningkat
an pengeluaran.

Memudahkan
pembuangan
sekret.

Memberikan
hidrasi
maksimal/pengen
ceran sekret
untuk
meningkatkan
pengeluaran.

Menghilangkan
spasme bronkus
untuk
memperbaiki
aliran udara.

Ekspektoiran
meningkatkan
produksi mu.kus
untuk
mengencerkan
sekret.

Lakukan
penghisapan
dengan
menggunakan
suction. Bila klien

tidak dapat batuk.


Dorong masukan
cairan/oral
sedikitnya 2500
CC/hari dalam
toleransi jantung.

Gunakan oksigen
humidifikasi/nebul
izer ultrasonik .
Berikan cairan
tambahan melalui
IV sesuai indikasi.

Berikan
bronkodilator,
ekspektoran, atau
analgetik sesuai
indikasi.

Jalan nafas
lengket/kolaps
menurunkan
jumlah alveoli
yang berfungsi
Secara negatif
mempengaruhi
pertukaran gas.

Meningkatkan
ekspansi dada
maksimal,memb
uat mudah
bernafas
meningkatkan
kenyamanan.

Kedalamam
pernafasan
bervariasi
tergantung
derajat gagal
nafas., ekspansi
pada terbatas
terjadi pada
atelektasis.

Perubahan bunyi
nafas
menunjukan
obstruksi
sekunder.

Kongesti alveolar
mengakibatkan
batuk
kering/iritatif

Meningktkan

banyaknya
sputum.

Memaksimalkan
pernafasan dan
menurunkan
kerja nafas.

Memberikan
kelembaban pada
membran
mukosa dan
membantu
pengenceran
sekret.

Memudahkan
upaya pernafasan
dalam.

Anda mungkin juga menyukai