PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses ( M Bouwhuizen,
1991 dalam Murwani, 2009). Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan
yang berupa mukosa kemerahan disebut dengan stoma. Kolostomi dapat
dibuat secara permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan
dengan kebutuhan klien ( Murwani 2009).
Tindakan kolostomi paling sering dilakukan karena adanya karsinoma
kolon dan rektum. Angka kejadian kasus kolostomi menurut WHO tahun
2013 sekitar 608.000 orang di dunia meninggal akibat kanker kolon dan
rektum setiap tahunnya. Sedangkan di indonesia sendiri setiap tahunnya
sekitar 1.666 orang meninggal akibat kanker kolon dan rektum.
Kolostomi biasanya disebabkan oleh kanker kolorektal, pecahnya
divertikulitis, perforasi usus, trauma usus atau penyakit kerusakan sumsum
tulang belakang sehingga tidak adanya kontrol dalam buang air besar. Dari
beberapa penyebab kolostomi, penyebab tersering menurut Indonesian
Ostomy Association (INOA) (2010) adalah kanker kolorektal. Kanker
kolorektal merupakan penyakit keganasan yang menyerang usus besar. Pasien
kolostomi harus diajarkan bagaimana cara mengelola kolostomi sejak awal
pembentukan yaitu ketika mereka masih di rumah sakit. Sehingga ketika
pasien sudah meninggalkan rumah sakit mereka sudah mampu melakukan
perawatan kolostomi secara mandiri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan kasus ini bertujuan untuk memperoleh gambaran,
pemahaman dan pengalaman tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan kolostomi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Kasus Kolostomi di Rumah Sakit
Umum Merauke.
b. Mampu menganalisa data yang ditemukan, menegakkan diagnosa
keperawatan serta menentukan prioritas masalah pada Kasus
Kolostomi di Rumah Sakit Umum Merauke.
c. Mampu membuat dan menyusun rencana asuhan keperawatan pada
Kasus Kolostomi di Rumah Sakit Umum Merauke.
d. Mampu melaksanakan implementasi sesuai perencanaan yang telah
disusun pada Kasus Kolostomi di Rumah Sakit Umum Merauke.
e. Mampu melakukan evaluasi dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan pada Kasus Kolostomi di Rumah Sakit Umum Merauke.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Merauke
Menjadikan standar penilaian dalam mengevaluasi kemampuan
mahasiswa dalam memahami ilmu yang telah diberikan oleh institusi.
2. Bagi Lahan Praktik Rumah Sakit Umum Merauke.
Sebagai masukan kepada tenaga keperawatan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kolostomi.
3. Bagi keluarga pasien di Ruang Bedah Wanita
Pasien dapat memperoleh perawatan yang terbaik, pengobatan
yang efektif dan melakukan perubahan pola hidup guna mencegah
komplikasi penyakit dan mendapatkan informasi mengenai penyebab,
gejala, dan proses penanganan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Bagi Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Merauke
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan menambah
keterampilan dalam pelaksanaan memberikan asuhan keperawatan,
khususnya pada pasien dengan kolostomi
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan untuk kasus ini adalah metode deskriptif
dalam bentuk studi kasus, yaitu:
1. Tinjauan Kepustakaan
Memperoleh data dengan menggunakan referensi yang ada kaitannya
dengan masalah yang diangkat penyusun.
2. Tinjauan Kasus
Untuk kasus asuhan keperawatan maka pendekatan yang digunakan
adalah proses keperawatan komperhensif yang meliputi :
a. Pengkajian data dan analisa data,
b. Penetapan diagnosa keperawatan,
c. Penyusunan perencanaan,
d. Pelaksanaan serta evaluasi.
b. Observasi
Dengan metode ini didapatkan data yang dapat menunjang dalam
pemantauan keadaan perkembangan pasien.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan seminar terdiri dari 5 bab, dimana tiap-tiap bab disesuaikan dengan
sub bab, antara lain:
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
Bab II : Tinjauan Teoritis
Menguraikan tentang teori yang mendasari penulisan seminar ini
yang terdiri dari anatomi dan fisiologi serta konsep dasar medis
yang meliputi: pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan. Sedangkan konsep dasar asuhan keperawatan
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan
rasional, evaluasi serta pathway.
Bab III : Tinjauan Kasus
Tinjauan kasus merupakan asuhan keperawatan yang meliputi:
pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV : Pembahasan
Terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, evaluasi, faktor pendukung dan faktor penghambat.
Bab V : Penutup
Terdiri dari simpulan dan saran.
Daftar pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi
1. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang merupakan
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap tubuh dengan
jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran)
dengan enzim dan zat cair dari mulai dari mulut (oris) sampai anus.
a. Mulut
Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan, terdiri
dari:
1) Bagian luar yang sempit atau festibula yaitu ruang diantara gusi,
gigi, bibir dan pipi.
2) Bagian rongga mulut bagian dalam, yang dibatasi sisinya oleh
tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, disebelah belakang
bersambung dengan faring.
Selaput lendir dimulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis,
dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir.
Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan memuat banyak ujung akhir
saraf sensoris.Levator anguli oris mengangkat dan depressor anguli
oris menekan ujung mulut.
Palatum, terdiri atas dua bagian yaitu :
1) Palatum durum (palatum keras) tersusun atas tajuk-tajuk palatum
dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri
dari 2 tulang palatum.
2) Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang merupakan
lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan
fibrosa dan selaput lendir.
Didalam rongga mulut terdapat :
1) Geligi, ada 2 (dua) macam yaitu:
a) Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan.
Lengkap pada umur 2½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga
gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah
gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi geraham
(premolare).
b) Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun
jumlahnya 32 buah terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws),
4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi geraham
(molare) dan 12 buah gigi geraham (premolare).
c. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan
lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk
kardiak dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan
selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar
sirkuler dan lapisan otot memanjang longitudinal.
Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang
punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke
dalam abdomen menyambung dengan lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian:
1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3) Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
h. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang
menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di
dasar pelvis bagian posterior dari peritoneum. Dindingnya diperkuat
oleh 3 otot sfingter yaitu:
1) Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut
kehendak.
2) Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
3) Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.
B. Konsep Dasar Medis
1. Colostomy
a. Definisi
Colostomy adalah tindakan pembedahan untuk membuka kolon
melalui dinding abdomendan dapat dilakukan pada salah satu segmen
intestinal. Dengan kolostomi bagian kolon yang berpenyakit dipotong
lalu dibuang dan bagian yang sehat dikeluarkan dari perut membentuk
stoma.
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu
hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding
perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya.
(llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomy adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses
(M. Bouwhuizen, 1991).
b. Etiologi
1) Hereditas
2) Masukan lemak
3) Penyakit inflamasi
4) Homo seksualitas
5) Polip kolon
Kriteria Hasil:
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri 1. Untuk mengetahui tingkat nyeri
Intervensi Rasional
1. Jelaskan pentingnya merawat luka 1. Meningkatkan pengetahuan pasien
pada pasien kolostomi tentang kondisinya dan tindakan
2. Observasi luka, catat karakteristik yang akan dilakukan
drainase 2. Perdarahan pasca operasi terjadi
3. Kosongkan irigasi dan bersihkan selama 48 jam pertama, dimana
kantong kolostomi secara ritun infeksi dapat terjadi
4. Kolaborasi pemberian antibiotic 3. Menghilangkan bakteri dan
mengurangi resiko infeksi
4. Mengurangi resiko infeksi
Rasional Intervensi
1. Catat perilaku menarik diri, 1. Dengan masalah pada penilaian
peningkatan ketergantungan, yang dapat memrlukan evaluasi
manipulasi atau tidak terlibat lebih lanjut dan terapi lebih dekat
dalam perawatan 2. Menyentuh stoma menyakinkan
2. Berikan kesempatan pada pasien pasien atau keluarga bahwa hal itu
atau orang terdekat untuk tidak mudah rusak dan gerakan pada
memandang atau menyentuh stoma merupakan peristaltic yang
stoma, gunakan kesempatan normal
untuk memberikan tanda positif 3. Ketergantungan pada perawatan diri
tentang penyembuhan membantu untuk memperbaiki
penampilan normal dsb. kepercayan diri dan penerimaan
Tingkatkan pasien bahwa situasi
penerimaan memerlukan waktu, 4. Meningkatkan rasa control dan
baik secara fisik dan emosi memberikan pesan pada pasien
3. Berikan kesempatan pasien bahwa ia dapat menangani masalah
menerima kolostomi melalui tersebut, meningkatkan harga diri
partisipasi perawatan diri
4. Jadwalkan aktivitas perawatan
dengan pasien
Intervensi Rasional
1. Jelaskan perlunya pengawasan 1. Pasien lebih dapat mentoleransi
fungsi usus dalam operasi awal gangguan dari staf bila ia
2. Berikan sistem kantong adekuat, memahami alasan atau
kosongkan kantong sebelum tidur, pentingnya perawatan
bila perlu pada jadwal yang teratur 2. Flatus atau feses berlebihan
3. Biarka pasien mengetahui bahwa terjadi meski diintervensi,
stoma tidak akan cedera bila tidur pengosongan pada jadwal teratur
4. Dukung kelanjutan kebiasaan ritual meminimalkan kebocoran
sebelum tidur 3. Pasien akan mampu beristirahat
5. Kolaborasi berikan analgesic, lebih baik bila merasa aman
sedative saat tidur tentang kolostomi stomanya
4. Nyeri mempengaruhi
kemampuan pasien untuk jatuh
atau tetap tidur.
5. Obat yang tepat waktu dapat
meningkatkan istirahat/tidur
selama periode awal pasca
operasi. Catat jaras nyeri pada
otak ada dipusat tidur dan dapat
memmpengaruhi pasien menjadi
terbangun
Intervensi Rasional
1. Jelaskan pentingnya gerakan atau 1. Gerakan mengurangi spasme otot
aktivitas bagi pasien akibat bedrest
2. Bantu dan latih pasien untuk 2. Meningkatkan rasa kepercayaan
melakukan aktivitas atau gerakan dan meminimal resiko decubitus
3. Ubah posisi secara periodic sesuai 3. Perubahan posisi menurunkan
kondisi pasien insiden komplikasi kulit
4. Motivasi pasien untuk tetap 4. Meningkatkan rasa percaya diri
melakukan latihan dan untuk semangat sembuh
Intervensi Rasional
1. Jelaskan pentingnya nutrisi pada 1. Nutrisi dapat mempercepat
pasien penyembuhan luka
2. Jelaskan makanan yang dianjurka 2. Mencegah kondisi yang buruk
dan yang dipantangkan pada pasien
3. Monitor makanan dalam porsi 3. Menurunkan resiko mual,
sedikit tapi sering muntah
4. Monitor makanan-makanan yang 4. Mencegah timbulnya keracunan
dikonsumsi makanan atau kondisi pasien
5. Penatalaksanaan dengan ahli gizi yang buruk
5. Membantu mengkaji kebutuhan
nutrisi pasien dalam perubahan
pencernaan dan funngsi usus