Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM PERSONAL HYGIENE


“Disusun untuk membuat laporan pendahuluan praktikum”

Dosen Pembimbing : Ns. Anindita P. Azuma, MMR

Disusun Oleh :

Nekha Nur Haliza (2020270035)


Resti Nur Poncowati (2020270007)
Rifqi Agung Jehian (2020270021)
Risna Nur Ducha (2020270025)
Sabrina Mayada (2020270011)
Safira Septiani (2020270048)
Silviana Salsabila (2020270023)

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiraat Tuhan Yang Mahsakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan laporan pekerjaan ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan pekerjaan ini yang berjudul Laporan Pendahuluan Praktikum Personal
Hygiene.

Laporan pekerjaan disusun guna memenuhi tugas dari Ns. Anindita P. Azuma, MMR pada
praktik laboraturium di Universitas Sains Al-Quran. Selain itu, kami juga berharap agar laporan ini
dapat menambah wawasannya.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Ns. Anindita P. Azuma, MMR
selaku pembimbing dari praktik laboraturium Personal Hygiene. Tugas laporan yang di berikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait praktikum Ns. Anindita P. Azuma, MMR. Kami
juga amengucapkan aterima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
pembuatan laporan ini. Kami menyadari masih kurang baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan laporan ini.

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
B. Konsep Dasar Personal Hygiene
C. Asuhan Keperawatan Pada Kebutuhan Personal Hygiene
D. Prosedur Tindakan Asuhan Keperawatan Personal Hygiene

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Praktikum merupakan suatu pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan tersendiri dengan
metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa langsung memperoleh pengalaman dan
keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu
maupun kelompok, siswa belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar
mempratekkan prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah.
Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan
secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata
(kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri (afektif), dan melatih penggunaan
instrumen tertentu (psikomotor). Salah satu kelebihan pembelajaran praktikum (laboratorium)
adalah mahasiswa dapat berlatih secara trial and error, dapat mengulang-ulang kegiatan atau
tindakan yang sama sampai benar-benar terampil.
Pratikum personal hygiene merupakan salah satu praktikum yang umum dilakukan oleh
mahasiswi kesehatan termasuk pada prodi S1 Keperawatan Universitas Sains Al-Quran Jawa
Tengah. Praktikum ini mempelajari tentang bagaimana tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Sebelum praktikum mahasiswa
diperintahkan untuk membuat laporan pendahuluan. Berikut ini merupakan laporan pendahuluan
praktikum personal hygiene yang dibuat oleh kelompok 2 praktikum laboratorium prodi S1
Keperawatan kelas 1.1 Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah.
2. Tujuan
a) Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah KDM (Kebutuhan Dasar Manusia)
b) Untuk mengetahui definisi personal hygiene
c) Untuk mengetahui anatomi fisiologi pada kebutuhan personal hygiene
d) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
e) Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam personal hygiene
f) Untuk mengetahui prosedur tindakan personal hygiene
3. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan personal hygiene?
b) Faktor apa saja yang mempengaruhi personal hygiene?
c) Bagaimana anatomi dan fisiologi pada personal hygiene?

4
d) Masalah apa saja yang timbul pada personal hygiene?
e) Bagaimana prosedur tindakan personal hygiene?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi


1. Mulut dan Gigi
Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses perncernaan
makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya
cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena
di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan
makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang memiliki jari ngan
seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Bagian-bagian gigi yaitu:
a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
b. Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal veolaris,
c. Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang ditutupi oleh gusi,
d. Email merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi mahkota,
e. Dentin lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
f. Sementum lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
g. Pulp jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
Fungsi gigi yaitu:
1. Mengunyah biasanya oleh gigi molar dan geraham
2. Memotong biasanya oleh gigi Insisivus (seri)
3. Merobek biasanya oleh gigi taring ( Caninus 1 premolar)
2. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual atau vegetatif yang
individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi seksual
atau generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan persatuan sel kelamin atau gamet
dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya.
a.) Genetalia Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar
tambahan dan penis.
1. Testis yaitu kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon
testosteron.
2. Saluran kelamin :

6
a. Vas aeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk
disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
b. Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter.
Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3
minggu).
c. Vas deferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini
berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian ujungnya
terdapat saluran ejakulasi.
3. Kelenjar Tambahan :
a. Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menyekresi
cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
b. Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian
pangkal saluran uretra.
c. Kelenjar cowper (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir kacang
yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
b.)Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang terletak
pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ
kelamin bagian luar.
Yang termasuk organ kelamin luar yaitu :
2. Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
3. Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
4. Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir kecil),
5. Uretra merupakan saluran kemih,
6. Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina, dan
7. Fundus merupakan bagian lipatan paha.
3. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan,
baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari.
 Lapisan pada kulit di antaranya :
a. Epidermis

7
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada perbedaan
dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari sel ini berfungsi untuk
mengganti sel yang mati.
b. Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan fiber – fiber
yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan dermal. Kelenjar
sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan odorous, hingga folikel rambut.
c. Hypodermis atau Subkutan
Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan
pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh.
Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan
tekanantanpa injury.
 Pada kulit terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda-benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
 Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan
 Masalah-masalah pada kulit
a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes
4. Mata

8
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling
sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata
yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata memiliki
berbagai organ seperti :

a. Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan mata
kita keatas.
b. Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c. Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru jika
orang Eropa.
d. Lensa adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada pembuluh
darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang masuk ke
mata.
f. Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g. Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h. Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i. Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j. Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola mata
kita.
k. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l. Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk mendapatkan
sinar yang masuk ke mata.
m. Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan
sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
5. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal suara dan juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu :

a. Telinga Luar, yang terdiri dari :


1.) Daun telinga (pinna), dan
2.) Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah yang terdiri dari :
1. Tulang landasan (incus),
2. Gendang telinga (membran timpani),

9
3. Malleus (tulang martil),
4. Tulang sanggurdi (stapes), dan
5. Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam yang terdiri dari :
1. Skala timpani,
2. Tingkap oval,
3. Tingkap bulat,
4. Rumah siput (koklea), dan
5. Labirin osea.
6. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau. Indra
pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan
lendir bagian atas. Fungsi hidung diantaranya adalah :

1. Menghangatkan udara
2. Sebagai penyaring udara yang masuk
3. Sebagai saluran udara pernapasan
4. Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir.
7. Kaki, Tangan, dan Kuku
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus untuk
mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada
kulit bagian atas, bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah
jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed, yang terletak di kulit pada nail groove, yang
disembunyikan oleh fold kulit, disebut cuticle, kuku juga memilki body nail, itu berbentuk area
putih, disebut lunula. Dibawah kuku terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal
dan sehat transparan, lembut, dan konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit
dapat memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit.
8. Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan
menjadi 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di kepala, alis,
bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel
rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.

10
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di seluruh
tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada di lapisan
dermis, dengan diameter rambut < 3mm. Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian
sebagai berikut:
a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi:
1. Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit.
2. Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami
pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah
yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam
pembentukan batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup
gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk makanan
kepada matriks rambut.
3. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang
rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri atas
lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan
pengaruh lain dari luar; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida
yang memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri
atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara.
Rambut velus tidak memiliki medula.
4. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal
dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut.Otot-
otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf dan berperan untuk menegakkan rambut bila
kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional.

B. Konsep Dasar Personal Hygiene


1. Pengertian Personal Hygiene
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, masalah
kebersihan biasanya kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi
kesehatan secara umum. Menurut Tarwoto personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

11
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan
kesehatan. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Personal higiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan
psikologis.
Kebutuhan personal hygiene diperlukan baik pada orang sehat maupu pada orang sakit.
Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis
tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene
pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah
tingkat kesembuhan pasien.
2. Tujuan perawatan personal hygiene
b. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
c. Memelihara kebersihan diri seseorang
d. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
e. Pencegahan penyakit
f. Meningkatkan percaya diri seseorang
g. Menciptakan keindahan
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Tarwoto, sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah
faktor antara lain
b. Citra tubuh
Citra Tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
c. Praktik Sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau air mengalir
hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan personal hygiene. Praktik
personal hygienepada lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika
mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya
yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena
mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.
d. Status Sosioekonomi

12
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo
dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
e. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup.
Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran
tentang penyakit atau kondisi yang mendorong individu untuk meningkatkan personal
hygiene. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus selalu menjaga kebersihan
kakinya.
f. Budaya
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene. Orang dari
latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Disebagian
masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan. Gender merupakan
sebuah atribut psikologis yang membentuk sebuah kontinum dari sangat maskulin sampai
sangat feminin. Seorang laki- laki mungkin memiliki karakteristik-karakteristik feminin
tertentu sama seperti halnya perempuan memiliki sifat-sifat maskulin. Cara berpikir gender
semacam ini jauh lebih canggih dibandingkan dengan pembagian dua arah yang
memandang semua laki-laki maskulin dan semua perempuan feminin, namun kelemahannya
bahwa cara berpikir ini mengasumsikan bahwa semua orang yang tinggi maskulinitasnya
pastilah juga rendah feminitasnya. Seseorang yang memiliki dua sifat maskulin dan feminin
semacam ini disebut “bersifat androgini”. Model gender semacam ini menghasilkan ruang
psikologis yang lebih kompleks yang orang dapat memetakan identitas gender orang lain.
g. Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan
perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.
h. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
1. Macam-macam personal hygiene
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal
hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia,

13
serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Menurut Potter dan Perry macam-macam personal
hygiene adalah:

a. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi, ekskresi, pengatur
temperatur, dan sensasi. Kulit memilki tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan
subkutan.
1. Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami
tahapan berbeda dari maturasi, melindungi jaringan yang berada di bawahnya
terhadap kehilangan cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah
masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit.
2. Dermis, merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen
dan serabut elastik untuk mendukung epidermis. Serabut saraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut bagian yang melalui lapisan
dermal. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, minyak, cairan odor, kedalam
folikelrambut. Sebum meminyaki kulit dan rambut untuk menjaga agar tetap lemas
dan liat.
3. Lapisan Subkutan terdiri dari pembuluh darah, saraf, limfe, dan jaringan
penyambung halus yang terisi dengan sel-sel lemak. Jaringan lemak berfungsi
sebagai insulator panas bagi tubuh. Kulit berfungsi sebagai pertukaran oksigen,
nutrisi, dan cairan dengan pembuluh darah yang berada dibawahnya, mensintesa sel
baru, dan mengeliminasi sel mati, sel yang tidak berfungsi. Sirkulasi yang adekuat
penting untuk memelihara kehidupan sel. Kulit sering kali merefleksikan perubahan
pada kondisi fisik dengan perubahan pada warna, ketebalan, tekstur, turgor,
temperatur. Selama kulit masih utuh dan sehat, fungsi fisiologisnya masih optimal
b. Mandi
Mandi adalah bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat dikategorikan sebagai
pembersihan atau terapeutik. Mandi di tempat tidur yang lengkap diperlukan bagi individu
dengan ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total. Keluasan mandi
individu dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik
individu dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan. Individu yang bergantung dalam
kebutuhan hygienenya sebagian atau individu yang terbaring di tempat tidur dengan
kecukupan diri yang tidak mampu mencapai semua bagian badan memperoleh mandi
sebagian di tempat tidur. Pada lansia, mandi biasanya dilakukan dua kali sehari atau lebih

14
sesuai selera dengan air dingin atau air hangat. Diusahakan agar satu kali mandi tidak
dibawah pancuran atau konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi yang akan
memberi kenikmatan, relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran tubuh. Penting juga
membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan alat kelamin (perineum). Gosokan
dimulai dari sisi alat kelamin kea rah dubur. Bagi wanita, puting payudara jangan lupa
dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Setelah selesai mandi keringkan badan, termasuk
rongga telinga, lipatan-lipatan kulit dan celah-celah jari kaki untuk menghindarkan
timbulnya infeksi jamur, juga pada semua lipatan-lipatan kulit lainnya.
c. Perawatan Mulut
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan
bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri,
memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang
tidak nyaman. Beberapa penyakit yang muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang
buruk adalah karies, radang gusi, dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa
sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Golongan lansia sering mengalami
tanggalnya gigi geligi. Salah satu sebab adalah karena proses penuaan dan penyebab lain
yang lebih sering adalah kurang baiknya perawatan gigi dan mulut. Osteoporosis dan
periodontitis pada lansia menyebabkan akar gigi agak longgar dan dicelah-celah ini sering
tersangkut sisa makanan. Inilah penyebab terjadinya peradangan. Karies timbul antara lain
akibat fermentasi sisa makanan yang menempel pada gigi oleh kuman yang lambat laun
mengakibatkan lobang pada enamel gigi dan bila tidak ditambal akan menyebabkan
radang dan kematian syaraf gigi karena infeksi. Setelah konsumsi makanan dan minuman
yang bersifat asam, gigi perlu dibersihkan yaitu kumur-kumur dengan air. Maka penting
untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dan sangatlah dianjurkan untuk
berkumur-kumur atau menggosok gigi setiap kali selepas makan.
d. Perawatan mata, hidung dan telinga
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk membersihkan
mata, hidung, dan telinga selama individu mandi. Secara normal tidak ada perawatan
khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata,
kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, telinga yang serumen
terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri atau dibantu oleh keluarga.
Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing
berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung

15
berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperatur dan kelembapan udara
yangdihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan.

e. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan
dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang
untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bershampo
adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi
indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik,
penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik
rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta
pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
Kerontokan rambut sering terjadi pada lansia. Jumlah rambut rata- rata adalah lebih
100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan sisanya 20% berada dalam stadium tidak
aktif. Rambut membutuhkan perawatan yang baik dan teratur, terutama pada wanita. Agar
tidak mengalami banyak kerontokan, antara lain karena kurangnya sanitasi atau adanya
infeksi jamur yang lazim disebut ketombe. Rata-rata 50- 100 helai rambut dapat rontok
dalam masa sehari. Oleh itu rambut sebaik-baiknya perlu dicuci dengan shampo yang
mengandung anti ketombe yang cocok. Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari
dan minimal sekali seminggu.
f. Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau,
dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku
sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh
melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Pada lansia,
proses penuaan memberi perubahan pada kuku yaitu pertumbuhan kuku menjadi lebih
lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi menjadi bergaris dan mudah pecah karena agak
keropos. Warnanya bisa berubah menjadi kuning atau opaque. Kuku bisa menjadi lembek
terutama kuku kaki akan menjadi lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan
kanan menusuk masuk ke jaringan disekitarnya (ungus incarnates). Pengguntingan

16
dilakukan setelah kuku direndam dalam air hangat selama 5-10 menit karena pemanasan
membuat kuku menjadi lembek dan mudah digunting.
h. Perawatan genetalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Seseorang yang paling
butuh perawatan genitalia yang teliti adalah yang beresiko terbesar memperoleh infeksi.
Seseorang yang tidak mampu melakukan perawatan diri dapat dibantu keluarga untuk
melakukan personal hygiene.
1. Manfaat perawatan personal hygiene, menurut Potter dan Perry :
a. Perawatan kulit
Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, dapat mempertahankan rentang gerak,
merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dan memahami metode perawatan
kulit.
b. Mandi
Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,
menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, membuat individu
merasa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra diri individu.
c. Perawatan mulut
Mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit
yang ditularkan melalui mulut misalnya tifus dan hepatitis, mencegah peyakit mulut dan
gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene
mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
d. Perawatan mata, hidung, dan telinga
Organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga akan bebas dari
infeksi, serta dapat berpartisipasi dan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan
telinga sehari-hari.
e. Perawatan rambut
Memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, untuk mencapai rasa nyaman
dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan perawatan rambut.
f. Perawatan kaki dan kuku
Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, merasa nyaman dan bersih, serta
dapat memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
g. Perawatan genitalia
Untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.

17
h. Perawatan rambut
Memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, untuk mencapai rasa nyaman
dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan perawatan rambut.
i. Perawatan kaki dan kuku
Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, merasa nyaman dan bersih, serta
dapat memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
j. Perawatan genetalia
Untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.
2. Tanda dan Gejala Personal Hygiene
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
b. Hidung kotor dan telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kulit panjang dan tidak terawatt
e. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
f. Badan kotor dan pakaian kotor
g. Penampilan tidak rapi
3. Dampak Personal Hygiene
Dampak yang akan timbul jika kurangnya personal hygiene adalah :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah munculnya
kuku pada rambut, gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telingan, dan ganguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
4. Masalah pada Personal Hygiene
1. Masalah pada kulit
a. Kulit kering disenanknan karena kurang cairan. Lebih terlihat pada kilit tangan, lengan,
kaki dan wajah.
b. Jerawat : inflamantory, erupsi kulit papulopostular.

18
c. Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan terutama pada
wanita.
d. Ruam kulit (erithema) : terjadi karena paparan matahari berlebihan, pelembab atau
reaksi alergi.
e. Dermatitis :kontakinflamasi kulit ditandai dengan letusan eritema pruritis, nyeri dan lesi
bersisik.
f. Abrasi : lapisan epidermis yang hancur/ terpotog sehingga terjadi perdarahan local dan
mengeluarkan cairan serosa.
2. Masalah pada kaki dan kuku
a. Kalus : bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan kerototik. Terjadi
pada area permukaan kaki atau telapak.
b. Katimumul : disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi. Terjadi dia rea jari kaki dan
penonjolam tulang. Biasanya berbentuk bulat, lonjong/kerucut.
c. Plantar wart : luka menjamur pada tumit kaki karena virus papiloma.
d. Fisura : sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang kering dan pecah-
pecah.
e. Tinea pedis : disebabkan jamur pada kaki, keretakan kulit antara jari kaki dengan
tumit.f.Ingrown toenail : disebabkan karena salah pemotongan kuku dapat
menimbulkan nyeri.
3. Masalah pada mulut
a. Karies gigi : tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang berhubungan
dengan kekurangn kalsium.
b. Plak : plak, transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi asam normal; dan
netralisasi karena asam akan merusak gigi.
c. Penyakit periodontal : merupakan penyakit jaringan sekitar gigi. Penyakit seperti deficit
kalkulus, gingival bengkak, peradangan dan alveolar hancur.
d. Halitosis : sidebut juga bau nafas yang disebabkan oleh intake makanan tertentu dan
infeksi. Halitosis juga disebabkan karena kondisi sistemik karena penyakit liver dan
diabetes.
e. Keilosis : timbulnya bibir retak. Disebabkan salvias berlebih, nafas mulut dan
defisiendi riboflavin.
f. Stomatitis/sariawan: disebabkan oleh tembakau, defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau
virus dan kemoterapi.Glositis/peradangan lidah : disebabkan oleh infeksi/cedera, luka
bakar/gigitan.

19
g. Gingginvitis/peradangan gusi : defisiensi vitamin dan personal hygiene yang buruk.
4. Masalah pada rambut
a. Ketombe : pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal. Dapat disebabkan karena
bersampo yang tidak teratur.
b. Alpoesia / kehilangan rambut : dapat disebabkan penggunaan alat pelurus rambut,
pengikat rambut dan pemakaian produk pembersih rambut yang tidak cocok. Alopesia
terlihat dibagian perifer tumbuhnya rambut.
c. Pediculosis capitis / kutu pada rambut.: kutu ini menghisap darah dan meninggalkan
telurnya. Penderita akan merasa gatal sekali saat kutu menghisap dan akan timbul bintik
hemoragik.
d. Pediculosis sorporis : yaitu kutu pada badan, seperti diketiak.Pediculosis pubis : yaitu
kutu pada daerah genitali
9. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
1. Amati kondisi rambut.
2. Keadan rambut yang mudah rontok.
3. Keadaan rambut yang kusam.
4. Tekstur rambut.
b. Kepala
1. Amati dengan benar kebersihan kulit kepala
2. Normosepal
3. Ketombe
4. Berkutu
5. Kebersihan
6. Apakah ada nyeri tekan
c. Mata
1. Apakah mata kanan dan kiri simetris
2. Konjungtiva ananemis
3. Sclera aninterik
4. Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung
1. Apakah pilek
2. Apakah ada perubahan penciuman
3. Kebersihan hidung

20
4. Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi
e. Mulut
1. Keadaan mukosa mulut
2. Kelembapan
3. Adanya lesi
4. Kebersihan
f. Gigi
1. Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
2. Apakah ada karang gigi
3. Apakah ada carries
4. Kebersihan.
g. Telinga
1. Amati telinga kanan kiri apa simetris
2. Apakah ada lesi
3. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
1. Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban)
2. Apakah ada lesi
3. Apakah ada luka.
i. Kuku, Kaki, dan Tangan
1. Amati kebersihan kuku
2. Perhatikan adanya luka
j. Tubuh Secara Umum
1. Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
2. Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien.

C. Asuhan Keperawatan pada Kebutuhan Personal Hygiene


1. Pengakajian
1. Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal
MRS, No registrasi, dll.
2. Keluhan utama
3. Riwayat keperawatan
a. Faktor yang mempengaruhi personal hygine
b. Pola kebersihan tubuh

21
c. Kebiasaan personal hygine (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki, perawatan
rambut, mata, hidung dan telinga.
4. Pemeriksaan fisik
b. Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga,
kuku, kaki, dan rambut akibat terapi.
c. Lakukan insfeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
d. Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,kaki, dan rambut
: warna, tekstur, turgon.
1. Data
DS ( data subyektif) :
a.   Malas  beraktivitas
b.   Intraksi kurang
c.   Kegiatan kurang
d.   Pasien merasa lemah.
DO ( data obyektif) :
a. Badan dan pakaian kotor
b. Rambut kotor
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku kotor
2. Diagnoasa keperawatan
Menurut NANDA 2013, diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan masalah personal
hygiene adalah defisit perawatan diri. Diagnosa tersebut dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Defisit perawatan diri : makan
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Ketidaknyamanan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan menagmbil makanan dan memasukan kemulut
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menelan makanan

22
b. Defisit perawatan diri : mandi
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Nyeri
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan untuk mengakses ke kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
3) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
2) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Hambatan memilih pakaian
d. Defisit perawatan diri : eleminasi
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
3) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode
3. Rencana Keperawatan

23
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene harus
meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – halyang disukai klien, kesehatan klien serta
keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang tepat
untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan motivasi ditandai dengan penampilan
tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak mampu
ke toilet sendiri
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal ditandai
dengan badan kotor dan bau
4. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan makanan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di
susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien
terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk
klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian
hari.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene berdasarkan
kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
b. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
c. Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
d. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan
menyediakan perlengkapan mandi
e. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu
D. Prosedur Tindakan Asuhan Keperawatan
A. Prosedur Memandikan Pasien di Atas Tempat Tidur
1. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi memenuhi kebutuhan personal
hygene dengan memandikan pasien.
2. Indikasi
Pasien dengan masalah imobilitas fisik.

24
3. Tujuan
Memenuhi personal hygiene dengan memandikan pasien.
4. Alat dan Bahan
1. 2 baskom berisi air hangat.
2. 3 kantong pencuci.
3. 2 handuk.
4. Alas meja.
5. Sabun dalam tempatnya,
6. Kamfer spiritus dan dedak/talk.
7. Peralatan untuk menggosok gigi.
8. Pakaian bersih.
9. Sisir.
10. Botol berisi air untuk membilas sesudah BAB/BAK.
11. Kertas kloset.
12. Selimut mandi.
13. Tempat pakaian kotor
5. Cara Kerja
1) Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2) Menutup pintu dan jendela, memasang tabir dan tirai.
3) Mencuci tangan
4) Menutup selimut pada bagian kaki tempat tidur.
5) Membantu pasien menyikat gigi.
6) Menawaarkan paien untuk BAB dan BAK.
7) Mencuci muka pasien ;
 Handuk di bagian atas dibentangkan di bawah kepala.
 Membersihkan mata pasien tanpa menggunakan sabun.
 Mencuci muka dan telinga dengan waslap, mengeringkan dengan handuk atas.
8) Mencuci lengan ;
 Pakaian bagian atas ditanggalkan.
 Handuk atas dibentangkan memanjang di sisi kanan dan handuk bawah di sisi kiri
sehingga menutup bagian depan dan kedua lengan di atas handuk.
 Mencuci lengan dan ketiak membilas minimum 3 x.
 Mengeringkan dengan handuk atas.

25
9) Mencuci dada dan perut
 Kedua lengan dikeataskan dan diletakkan di samping kepala.
 Merubah letak kedua handuk sehingga leher, dada dan perut dapat dicuci.
 Mencuci leher, dada dan perut kemudian mengeringkannya dengan handuk atas.
 Memberi bedak tipis-tipis pada leher, dada ketiak dan perut.
10) Mencuci punggung
 Menutup bagian depan dengan handuk bawah.
 Menanggalkan celana dalam.
 Menganjurkan pasien miring ke kiri.
 Membentangkan handuk atas memanjang di bawah punggung. Mencuci
punggung dengan waslap.
 Mencuci paha dan bokong dengan waslap.
 Mengeringkan punggung dengan handuk atas, paha dan bokong dengan handuk
bawah.
 Menggosok kamfer spiritus dan memberi bedak tipis-tipis.
 Mengenakan pakaian bagian atas.
11) Mencuci paha dan kaki.
 Membentangkan handuk atas menutupi bagian bawah.
 Handuk bawah memanjang di bawah kaki.
 Mencuci dengan kantong pencuci atas.
 Mengeringkan dengan handuk bawah.
12) Mencuci bagian bawah depan.
 Menanggalkan pakaian bagian bawah.
 Handuk bawah melintang di bawah bokong separuh menutupi bagian atas.
 Mencuci bagian bawah dengan waslap.
 Mengeringkan dengan handuk bawah
 Memberi bedak tipis-tipis.
 Mengenakan pakaian bawah.
13) Menyisir rambut.
14) Membereskan peralatan.
15) Mencuci tangan.

B. Perawatan Kaki dan Kuku

26
1. Pengertian
Membersihkan kuku tangan dan kaki yang meliputi perendaman,pemotongan,dan
pengikiran untuk mempertahankan kesehatan kuku tangan ataupun kaki.
2. Tujuan
1. Mencegah infeksi
2. Mencegah bau kaki
3. Mencegah cidera pada jaringan lunak
3. Indikasi
1. Pada pasien anak-anak sampai dewasa
2. Pada pasien dengan masalah kuku tangan dan kaki
3. Pada lansia
4. Pada pasien diabetes
4. Alat dan Bahan
1. Baskom cuci
2. Gunting/pemotong kuku.
3. Pengikir kuku
4. Losion
5. Waslap
6. Keset mandi sekali pakai
7. Sarung tangan sekali pakai
8. Handuk mandi
5. Cara Kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Dapatkan perintah dokter bila kebijakan pelayanan memerlukannya
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
4. Atur peralatan pada meja tempat tidur, tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu
ruangan
5. Bantu klien duduk di samping tempat tidur, tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup
pintu ruangan
6. Isi baskom isi dengan air 43ºc atau 44°c
7. Tempatkan baskom di atas keset mandi dan bantu klien menempatkan kakinya
kedalam baskom
8. Atur meja tempat tidur pada posisi rendah dan tempatkan pada pangkuan klien
9. Tempatkan baskom yang sudah berisi air tadi pada handuk kertas di meja tempat tidur

27
10. Instruksikan klien untuk menempatkan jari-jarinya dengan lengannya dalam posisi
nyaman
11. Biarkan jari tangan dan jari kaki pasien terendam selama 10-20 menit dan hangatkan
ulang air dalam 10 menit
12. Bersihkan dengan perlahan di bawah jari kuku
13. Gunakan gunting kuku dan mulailah menggunting kuku dengan melintang dan rata
pada bagian atas jari. Bentuk kuku dengan mengikir kuku
14. Singkirkan meja tempat tidur menjauhi klien
15. Gunakan sarung tangan dan sikat area kalus kaki klien dengan menggunakan waslap
16. Bersihkan dengan perlahan bagian bawah kuku jari klien dengan tongkat, angkat kaki
dari baskom dan keringkan
17. Bersihkan dan gunting sedikit kuku jari, jangan mengikir sudut kaki jari kaki pasien
18. Berikan lotion pada kaki klien agar lembab
19. Bersihkan dan kembalikan peralatan pada tempatnya
20. Cuci tangan hingga bersih
21. catat prosedur dalam catatan perawatan dan laporkan setiap observasi khusus.
C. Prosedur Perawatan Rambut (Mengeramasi Rambut Klien di Tempat Tidur)
1. Pengertian
Mencuci rambut dengan shampo sampai dalam keadaan bersih
2. Tujuan
a.Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala
b.Membantu meningkatkan sirkulasi darah pada kulit kepala
c.Memberi kenyamanan pada pasien
d.Mencegah adanya gangguan pada kulit kepala dan rambut.
3. Indikasi
Semua pasien rawat inap yang tidak dapat melakukan personal hygiene sendiri.
4. Alat dan Bahan
1. Satu buah baskom berisi air hangat 40°C

2. Satu buah handuk ukuran sedang

3. Satu buah sarung tangan

4. Satu buah pengalas

5. Talang karet (perlak dan handuk yang dibuat sebagai talang)

28
6. Kom kecil

7. Shampo

8. Gayung air

9. Kain kassa dan kapas bulat pada tempatnya

10. Ember kosong 1 buah

11. Kain pel

5. Cara Kerja
1. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera 

2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian tempat kerja yang nyaman

3. Cek alat-alat yang akan digunakan

4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien

5. Posisikan pasien senyaman mungkin

6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan

7. Bantal diangkat

8. Pasang pengalas dan handuk dibawah kepala pasien

9. Pasang ujung handuk diatas bahu pasien

10. Kepala pasien diatur dan berada disisi pinggir tempat tidur

11. Pasang talang dibawah kepala pasien dan ujung talang dimasukkan kedalam ember
kosong, ember dialasi dengan kain pel

12. Sisir rambut pasien

13. Tutup lubang telinga dengan kapas dan jika perlu perlu tutup mata pasien dengan kassa

14. Siram/basahi rambut dari mulai dan pangkal keujung rambut dengan air hangat

15. Pangkal rambut digosok dengan kain kassa yang sudah diberi shampo secara merata

16. Lakukan massage kepala

17. Bilas rambut dengan air hangat hingga bersih

18. Angkat tutup mata, telinga

19. Angkat talang karet, perlak dimasukkan ke ember, sedangkan handuk diangkat

29
20. Rambut dikeringkan dengan handuk dan dibungkus

21. Sisir rambut, biarkan hingga kering

22. Letakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk kering

23. Rapikan pasien ke posisi semula

24. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai dilakukan

25. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan lepas sarung tangan

26. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela

27. Kaji respon pasien 

28. Berikan reinforcement positif pada pasien

29. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

30. Akhiri kegiatan dengan baik

31. Mengembalikan peralatan ke nurse station dan mencuci tangan

D. Prosedur Memasang Pakaian Klien


1. Pengertian : Membantu pasien untuk mengganti pakaian agar tetap nyaman.
2. Tujuan : Sebagai acuan petugas ruangan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan
bagi pasien saat mengganti pakaian
3. Prosedur mengganti pakaian klien :
1. Persiapan Alat :
a. Pakaian pasien yang bersih.
b. Tempat baju kotor
c. Tempat sampah non medis
2. Persiapan Persiapan pasien :
b. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga.
c. Menjaga privasi pasien.
1. Pelaksanaan:
a. Perawat mencuci tangan.
b. Melakukan komunikasi dengan pasien selama prosedur dilakukan.
c. Memberitahu pasien bahwa selama perawatan sebaiknya mengenakan pakaian
yang telah disediakan.
d. Memastikan pakaian sesuai dengan keadaan pasien atau klien.

30
e. Melepaskan baju mulai dari bagian yang tidak terganggu infusan, kemudian bagian
yang terganggu.
f. Memasang baju yang bersih mulai dari sisi yang terganggu infusan.
g. Merapikan peralatan yang telah digunakan serta memasukan pakaian kotor pada
ember kotor yang telah disiapkan.
h. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin setelah prosedur selesai.
i. Meninggalkan tempat kerja dalam keadaan tetap rapi dan bersih.
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Potter and Perry. 2005. Fundamental of Nursing. USA : Mosby

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika

Ns Kasiati,Ni Wayan Dwi Rosmalawati.2016.“Praktikum


Kebutuhan Dasar Manusia 1”. Jakarta: Kemenkes RI

NsKasiati & Ni Wayan Dwi Rosmalawati.2016.Kebutuhan Dasar Manusia I Jakarta: Kemenkes RI


 
A.Azis Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah.2014. “Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2”.
Jakarta : Salemba medika

32

Anda mungkin juga menyukai