PERSONAL HYGIENE
NIM : 16010026
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Perawatan diri (personal hygiene) dan lingkungan merupakan bagian dari
kebutuhanhidup kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnyakita sebagai manusia
untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari
berbagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini
adalah pasien,baik dirumah sakit,keluarga maupun dimasyarakat(Depkes 2000)
Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan kebersihan diri (Depkes, 2000).
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.
Hal-hal yang sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan serta tingkat perkembangan. Jika seseorang
sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadii karena kita
menganggap masalah kesehatan dan kebersihan adalah masalah yang sepele, padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum(Tarwoto,Watonah,2006:78)
Kebersihan lingkungan adalah kegiatan menciptakan atau menjadikan lingkungan
yang bersih, indah, asri, nyaman, hijau dan enak dipandang mata. Kebersihan lingkungan
tentu tidak satu tempat saja, misalanya saja kebersihan kotor yaitu kebersihan lingkungan
tempat kerja, kebersihan sekolah, dan kebersihan rumah sakit terutama dan sebagainya.
Kesehatan lingkunga yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
manangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis(Depkes, 2000:59)
Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia, ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan kenyamanan
diri dan lingkungan dalam memberikan suasana dalam memenuhi kebutuhan tersebut
bukan berarti perawat harus memberikan lingkungan, tetapi bagaimana perawat tersebut
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien(Depkes:2000:20)
Kebutuhan diri dan lingkungan sangat penting karena berdampak pada proses
penyembuhan, hal ini dapat dilihat pada klien tersebut merasakan kedamaian yang
nyaman, tenang, makan proses penyembuhan dan pemulihan tubuh akan lebih cepat
dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang tidak normal(Nurjanah :2004,79)
1. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan,
baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan
utama, yaitu epidermis yang tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn,
stratumgranulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang terdiri dari kelenjar
keringat, Kelenjar minyak,rambut, Jaringan lemak,ujung saraf dan kapiler darah. Pada kulit
terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin
b. Rasa Panas
c. Rasa Raba
d. Rasa Tekan
e. Rasa Nyeri
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi.
e. Pengatur keseimbangan
Masalah-masalah pada kulit
a. Kulit Kering
b. Acne(jerawat)
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rusher
2. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal suara dan juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu
a. TelingaLuar
1. Daun telinga (pinna), dan
2. Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah
1. Tulang landasan (incus),
2. Gendang telinga (membran timpani),
3. Malleus (tulang martil),
4. Tulang sanggurdi (stapes), dan
5. Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam
1. Skala timpani
2. Tingkap oval
3. Tingkap bulat
4. Rumah siput (koklea), dan
5. Labirin osea.
3. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling
sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata
yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata memiliki
berbagai organ seperti:
a. Superior rectusmuscle otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan mata kita
keatas.
b. Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c. Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru
jika orang Eropa.
d. Lensa adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada
pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang
masuk ke mata.
f. Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g. Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h. Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i. Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j. Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola
mata kita.
k. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l. Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m. Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan
sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
4. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau.
Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada
lapisan lendir bagian atas.
Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir
5. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual atau vegetatif yang
individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi seksual
atau generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan persatuan sel kelamin atau
gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya.
1. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar
tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil
sperma dan hormon testosteron.
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu baru dari individu atau
organisme yang sebelumnya. Organisme berproduksi melalui 2 cara yaitu:
a. Reproduksi aseksual/vegetative yang individunya terbentuk tanpa melakukan
peleburan sel kelamin
b. Reproduksi sesual/generative yang individunya terbentuk karena melibatkan
persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya
a. Saluran kelamin
1. Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk ke
epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
2. Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter. Saluran
berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3 minggu).
3. Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini
berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian ujungnya
terdapat saluran ejakulasi.
b. Kelenjar tambahan
1. Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menyekresi
cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
2. Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian
pangkal saluran uretra.
3. Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir kacang
yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
2. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang terletak
pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ
kelamin bagian luar.
a. Organ kelamin luar
1. Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
2. Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
3. Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir kecil),
4. Uretra merupakan saluran kemih,
5. Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina,
6. Fundus merupakan bagian lipatan paha.
Personal Hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin
dilakukan oleh perawat setiap dirumah sakit (Depkes RI< 1987).
Tindakan tersebut meliputi :
a) Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
b) Perawatan mata.
c) Perawatan hidung.
d) Perawatan telinga.
e) Perawatan gigi dan mulut.
f) Perawatan kuku tangan dan kaki.
g) Perawatan genetalia.
h) Perawatan tubuh (mandi).
b. Praktik sosial
d. Pengetahuan
Menurut Potter & Perry (2005), setiap pasien memiliki keinginan akan pilihan
untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita
penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan
gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi
yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius
dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan
personal hygiene total.
1.4 MASALAH/DIAGNOSA MEDIS
TUBERCOLOSIS PARU
1. Definisi
b. Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain
paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB
Paru:
4.Tipe Pasien
Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.
Ada beberapa tipe pasien yaitu:
1. Kasus baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
2. Kasus kambuh (Relaps) adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).
3. Kasus setelah putus berobat (Default )adalah pasien yang telah berobat dan
putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
4. Kasus setelah gagal (failure) adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya
tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan.
5. Kasus Pindahan (Transfer In) adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang
memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya.
6. Kasus lain adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam
kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan
masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
3. Etiologi
b. Tuberkolosis Sekunder
2) Batuk darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembulu darah berat dan
ringannya batuk darah yang timbul, tergantung besal kecilnya
pembulu darah yang pecah, batuk darah tidak selalu timbul akibat
pecahnya aneurisma pada dinding kavitas, juga dapat terjadi karena
ulserasi pada mukosa bronkhus, batukdarah inilah yang paling sering
membawa penderita berobat kedokter.
3) Sesak nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan
kerusakakn paru yang cukup luas. Pada awal pemyakit gejala ini
tidak pernah ditemukan.
4) Nyeri dada
Gejala ini timbul apabila sistem persyarafan yang terdapat
dipleura, terkena, gejala ini dapat bersifat lokal atau pleuritik
[CITATION San081 \p 108 \l 1057 ].
5. Patofisiologi
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveoli biasanya dinhalasi sebagai
suatu unit yang terdiri dari satu dsampai tiga basil karena gumpalan yang lebih
besar cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak menyebabkan penyakit.
Setelah berada dalam ruang alveolus (biasanya di bagian bawah lobus atas atau
bagian atas lubus bawah) basil tuberkulosis ini membangkitkan reaksi peradangan.
Lekosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri
tetapi tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka lekosit
diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan
timbul gejala-gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat berjalan terus
dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar
melalui kelenjar limfe regional. Makrofag yang mengalami infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya berlangsung selama 10-20 hari.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat seperti keju,
lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis
kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang teridir dari sel epiteloid dan
fibroblas menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa,
membentuk jaringan parut yang akhirnya membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru disebut fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
limfe regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon yang mengalami
perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan menjalani
pemeriksaan radiogram rutin. Respon lain yang terjadi pada daerah nekrosis adalah
pencairan dimana bahan cair lepas ke dalam bronkus dan menimbulkan kavitas.
Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke percabangan
trakeobronkial. Proses ini dapat terulang kembali pada bagian lain dari paru atau
basil dapat terbawa ke laring, telingan tengahatau usus. Kvitas kecil dapat menutup
sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila
peradangan mereda lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan
parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus. Bahan perkekejuan dapat
mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip
dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan
gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan
menjadi tempat peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe
atau pembuluh darah (limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelnjar limfe
akan mencapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang
dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain (ekstrapulmoner). Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan
tuberkulosis milier. Ini terjadi bila fokus nekrotik merusak pembuluh darah
sehingga banyak organisme masuk ke dalam sistem vaskuler dan tersebar ke dalam
sistem vaskuler ke organ-organ tubuh [CITATION NsA371 \p 138 \l 1033 ].
6. Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO 1991 TB dibagi dalam 4 kategori yaitu : [CITATION Kus15 \p
48 \l 1057 ]
a. Kategori 1, ditunjukan terhadap :
1) Kasus batu dengan sputum positif.
2) Kasus baru dengan bentuk TB berat.
b. Kategori 2, ditujukan terhadap :
1) Kasus kambuh
2) Kasus gagal dengan sputum BTA positif
c. Kategori 3, ditujukan terhadap :
1) Kasus BTA negative dengan kelainan paru yang luas.
2) Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori
d. Kategori 4, ditujukan terhadap : TB kronik
7. Kompilkasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB Paru :
a. Komplikasi Dini
Perluasan fokus primer ke jaringan paru (parenkim) lainnya sehingga
terbentuk suatu infiltrat yang luas, yang disebut parenkim matous type atau
tubercolosis neumonia. Bial fokus primer berada dekat dengan cabang v.
Pulmpnalis maka kuman akan masuk dalam sirkulasi darah dan
menyebabkan penyebaran hematogen ke organ-organ dalam tubuh dan
mengakibatkan terjadinya TBC miliar. Bila masuk ke dalam cabang-cabang
bronkus akan terjadi penyebaran bronkogen ke jaringan paru lainnya. Bila
dekat fokus primer dekat dengan pleura, akan menyebabkan pleuritis TBC.
Pada tahap kronik akan ditemukan nemfisema paru dan atelektasis. [CITATION
Nix163 \p 47 \l 1057 ]
b. Komplikasi lanjut
1) Kerusakan tulang dan sendi
Nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi bisa terjadi ketika infeksi
kuman TB menyebbar dari paru-paru ke jaringan tulang. Dalam banyak
kasus, tulang iga juga bisa terinfeksi dan memicu nyeri di bagian.
2) Kerusakan otak
Kuman TB yang menyebar hingga ke otak bisa menyebabkan meningitis
atau peradangan pada selaput otak. Radang tersebut memicu
pengbengkakan pada membran yang menyelimuti otak dan seringkali
fatal atau mematikan.
3) Kerusakan hati dan ginjal
Hati dan ginjal membantu menyaring pengotor yang ada di aliran darah.
Fungsi ini akan mengalami kegagalan apabila kedua organ tersebut
terinfeksi oleh kuman TB.
4) Kerusakan jantung
Jaringan di sekitar jantung uga bisa terinfeksi oleh kuman TB. Akibatnya
bisa terjadi cardiac tamponade, atau peradangan dan penumpukan cairan
yang membuat jantung jadi tidak efektif dalam memompa darah dan
akibatnya bisa sangat fatal.
5) Gangguan mata
Ciri-ciri mata yang sudah terinfeksi TB adalah berwarna kemerahan,
mengalami iritasi dan membengkak di retina atau bagian lain.
6) Resitensi kuman
Pengobatan dalam jangka panjang seringkali membuat pasien tidak
disiplin, bahkan ada yang putus obat karena bosan. Pengobatan yang
tidak tuntas atau tidak disiplin akan membuat kuman menjadi resitensi
atau kebal, sehingga harus diganti dengan obat lain yang lebih kuat efek
samping yang tentunya lebih berat [CITATION Nix48 \p 48 \l 1057 ]
8. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC di Indonesia sesuai program nasional menggunakan panduan OAT
yang diberikan dalam bentuk kombipak, sebagai berikut : [CITATION San12 \p 112 \l
1057 ]
Penatalaksanaan tuberkolosis paru
a. Diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
b. Pemberian obat-obatan :
1) OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
2) Bronkodilator
3) Ekspektoran
4) Obat batuk hitam (OBH)
5) Vitamin
a. Isoniazid
b. Rifampisin
c. Pirazinamid
d. Streptomisin
e. Ethambutol
Cara pemberian (kombinasi pemberian)
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, dan Cahyati. 2007. KDM. Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Jakarta : EGC
NANDA definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 penerbit buku kedokteran : EGC