Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAULUAN (KONSEP KDM)

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PERSONAL HYGIENE

RSUD Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO

NAMA : Moh Agil Hidayah

NIM : 16010026

PRODI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL

2018
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN

1.1 PENGERTIAN
Perawatan diri (personal hygiene) dan lingkungan merupakan bagian dari
kebutuhanhidup kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnyakita sebagai manusia
untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari
berbagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini
adalah pasien,baik dirumah sakit,keluarga maupun dimasyarakat(Depkes 2000)
Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan kebersihan diri (Depkes, 2000).
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.
Hal-hal yang sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan serta tingkat perkembangan. Jika seseorang
sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadii karena kita
menganggap masalah kesehatan dan kebersihan adalah masalah yang sepele, padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum(Tarwoto,Watonah,2006:78)
Kebersihan lingkungan adalah kegiatan menciptakan atau menjadikan lingkungan
yang bersih, indah, asri, nyaman, hijau dan enak dipandang mata. Kebersihan lingkungan
tentu tidak satu tempat saja, misalanya saja kebersihan kotor yaitu kebersihan lingkungan
tempat kerja, kebersihan sekolah, dan kebersihan rumah sakit terutama dan sebagainya.
Kesehatan lingkunga yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
manangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis(Depkes, 2000:59)
Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia, ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan kenyamanan
diri dan lingkungan dalam memberikan suasana dalam memenuhi kebutuhan tersebut
bukan berarti perawat harus memberikan lingkungan, tetapi bagaimana perawat tersebut
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien(Depkes:2000:20)
Kebutuhan diri dan lingkungan sangat penting karena berdampak pada proses
penyembuhan, hal ini dapat dilihat pada klien tersebut merasakan kedamaian yang
nyaman, tenang, makan proses penyembuhan dan pemulihan tubuh akan lebih cepat
dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang tidak normal(Nurjanah :2004,79)

1.2 KEBUTUHAN FISIOLOGIS

1. Kulit

Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan,
baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan
utama, yaitu epidermis yang tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn,
stratumgranulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang terdiri dari kelenjar
keringat, Kelenjar minyak,rambut, Jaringan lemak,ujung saraf dan kapiler darah. Pada kulit
terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin   
b. Rasa Panas   
c. Rasa Raba    
d. Rasa Tekan  
e. Rasa Nyeri   
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi.
e. Pengatur keseimbangan
Masalah-masalah pada kulit
a. Kulit Kering
b. Acne(jerawat)
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rusher

2. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal suara dan juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu
a. TelingaLuar
1. Daun telinga (pinna), dan
2. Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah
1. Tulang landasan (incus),
2. Gendang telinga (membran timpani),
3. Malleus (tulang martil),
4. Tulang sanggurdi (stapes), dan
5. Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam
1. Skala timpani
2. Tingkap oval
3. Tingkap bulat
4. Rumah siput (koklea), dan
5. Labirin osea.
3. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling
sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata
yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata memiliki
berbagai organ seperti:
a. Superior rectusmuscle otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan mata kita
keatas.
b. Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c. Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru
jika orang Eropa.
d. Lensa adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada
pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang
masuk ke mata.
f. Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g. Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h. Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i. Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j. Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola
mata kita.
k. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l. Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m. Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan
sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.

4. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau.
Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada
lapisan lendir bagian atas.
Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir

5. Mulut dan gigi


Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses perncernaan
makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya
cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena
di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan
makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang memiliki jari ngan
seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. 
Bagian-bagian gigi yaitu:
a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
b. Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal veolaris,
c. Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang ditutupi oleh gusi
d. Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi mahkota,
e. Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
f. Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
g. Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
Fungsi gigi yaitu:
a. Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham
b. Memotong : Gigi Insisivus(seri)
c. Merobek : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)

5. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual atau vegetatif yang
individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi seksual
atau generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan persatuan sel kelamin atau
gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya.

1. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar
tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil
sperma dan hormon testosteron.
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu baru dari individu atau
organisme yang sebelumnya. Organisme berproduksi melalui 2 cara yaitu:
a. Reproduksi aseksual/vegetative yang individunya terbentuk tanpa melakukan
peleburan sel kelamin
b. Reproduksi sesual/generative yang individunya terbentuk karena melibatkan
persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya
a. Saluran kelamin
1. Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk ke
epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
2. Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter. Saluran
berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3 minggu).
3. Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini
berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian ujungnya
terdapat saluran ejakulasi.
b. Kelenjar tambahan
1. Vesika seminaris merupakan  kantong semen (mani) yang dindingnya menyekresi
cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
2. Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian
pangkal saluran uretra.
3. Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir kacang
yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
2. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang terletak
pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ
kelamin bagian luar.
a. Organ kelamin luar
1. Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
2. Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
3. Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir kecil),
4. Uretra merupakan saluran kemih,
5. Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina,
6. Fundus merupakan bagian lipatan paha.
Personal Hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin
dilakukan oleh perawat setiap dirumah sakit (Depkes RI< 1987).
Tindakan tersebut meliputi :
a) Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
b) Perawatan mata.
c) Perawatan hidung.
d) Perawatan telinga.
e) Perawatan gigi dan mulut.
f) Perawatan kuku tangan dan kaki.
g) Perawatan genetalia.
h) Perawatan tubuh (mandi).

Tujuan personal hygiene :


1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan dan memberikan rasa nyaman
6. Meningkatkan rasa percaya diri

1.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH


Menurut potter dan perry, 2005. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene antara lain:

a. Citra tubuh (Body Image)

Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya Personal hygiene


pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap
peningkatan citra tubuh individu. Body image seseorang berpengaruhi dalam
pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan dapat


mempengaruhi pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. Pada anak-anak
selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola
personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi

pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk


menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang
hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang
mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk melakukan
Personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti
kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (misalnya:
sabun, sikat gigi, sampo, dan lain-lain)

d. Pengetahuan

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan


yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan tentang pentingnya
hygiene dan implikasinya bagi kesehatan akan mempengaruhi praktik hygiene.
Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus
termotivasi untuk memelihara personal hygiene sebab individu dengan pengetahuan
tentang pentingnya personal hygiene dan memiliki motivasi akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah diri dari keadaan sakit

e. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang

Menurut Potter & Perry (2005), setiap pasien memiliki keinginan akan pilihan
untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita
penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan
gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi
yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius
dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan
personal hygiene total.
1.4 MASALAH/DIAGNOSA MEDIS
TUBERCOLOSIS PARU
1. Definisi

Tuberculosis atau TB adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang


parenkim paru. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh basil Mikrobacterium tuberkulosis yang merupakan salah satu penyakit
saluran pernapasan bagian bawah yang sebagian besar hasil tuberkulosis masuk ke
dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses
yang dikenal sebagai focus primer dari ghon. TBC adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman (Mycrobacterium Tuberculosis) yang
menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat
masuk melalui pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada
kulit. Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya. Tubercolosis. Mycobacterium tubercolosis merupakan kuman aerob
yang dapat hidup terutama diparu/berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan
parsial tinggi. Penyakit tubercolosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat
menyebar hampir ke seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang,
nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan.
Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidak
efektifan respon imun B. [CITATION NsA371 \l 1057 ]

2. KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN

Menurut Depkes (2006), klasifikasi penyakit TB dan tipe pasien digolongkan:

1.Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:

a. Tuberkulosis paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang


jaringan (parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada
hilus.

b. Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain
paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB
Paru:

a. Tuberkulosis paru BTA positif.

1. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.


2. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis.
3. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif.
4. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.
c. Tuberkulosis paru BTA negatif
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif.

Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:

1. Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif


2. Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
3. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
4. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan.

3.Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit

1. TB paru BTA negatif foto toraks positif dibagi berdasarkan tingkat


keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila
gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas
(misalnya proses “far advanced”), dan atau keadaan umum pasien buruk.
2. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya,
yaitu:
3. TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa
unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
4. TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis,
peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus,
TB saluran kemih dan alat kelamin.

4.Tipe Pasien
Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.
Ada beberapa tipe pasien yaitu:

1. Kasus baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
2. Kasus kambuh (Relaps) adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).
3.  Kasus setelah putus berobat (Default )adalah pasien yang telah berobat dan
putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
4. Kasus setelah gagal (failure) adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya
tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan.
5. Kasus Pindahan (Transfer In) adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang
memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya.
6. Kasus lain adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam
kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan
masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.

3. Etiologi

Penyebab terjadinya TBC oleh Mycrobacterium tubercolosis yang


merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap
panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi
adalah M. Bovis dan M.Avium. [CITATION Ari73 \p 73 \l 1057 ]

Tuberkolosis digolongkan dua jenis yaitu :


a. Tuberkolosis Primer

Tuberkolosis primer adalah infeksi bakteri TB dari penderita yang


belum mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB . bila bakteri TB
terhirup dari udara melalui saluran pernapasan dan mencapai alveoli atau
bagian terminal saluran pernapasan, maka bakteri akan ditangkap dan
dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini
ditangkap oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan berkembang biak
dalam tubuh makrofag yang lemah itudan menghancurkan makrofag. Dari
proses ini, dihasilkan bahan kemotaksit yang menarik monisit (makrofag)
dari aliran darah membentuk tuberkel. Sebelum menhancurkan bakteri,
makrofag harus diaktifkan terlebih dahulu oleh limfokin yang dihasilkan
limfosit T. [CITATION Ari73 \p 73 \l 1057 ]

b. Tuberkolosis Sekunder

Setelah terjadi revolusi dari infeksi primer, sejumlah kecil bakteri


TB masih hidup dalam keadaan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90% di
antaranya tidak mengalami kekambuhan. Reaktivasi penyakit TB (TB pasca
primer /TB sekunder) terjadi bila daya tahan tubuh menurun, alkoholisme,
keganasan, silikosis, diabetes melitus, dan AIDS. [CITATION Ari742 \p 74 \l
1057 ]

Berbeda dengan TB primer, pada TB sekunder kelenjar limfe


regional dan prgan lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas dan
terlokalisasi. Reaksi imunologis terjadi dengan adanya pembentukan
granuloma, mirip dengan yang terjadi pada TB primer. Tetapi, nekrosis
jaringan lebih menyolok dan menghasilkan lesi kaseosa (perkijuan) yang
luas dan disebut tuberkuloma. Protease yang dikeluarkan oleh makrofag
aktif akan menyebabkan pelunakan bahan kaseosa. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa terbentuknya kavitas dan manifestasi lainnya dari TB
sekunder adalah akibat dari reaksi nekrotik yang dikenal sebagai
hipersensitivitas seluler (delayed hipersensivity) [CITATION Ari742 \p 74 \t \l
1057 ]

Tubercolosis disebabkan oleh bakteri tumbuh-lambat yang disebjt


Mycrobacterium tubercolosis, yang menyerang orang dengan faktor resiko :
1) Pasien dengan kelainan yang melemah sistem kekebalan.
2) Orang yang memiliki kontak dekat dengan penderita TB aktif.
3) Orang yang hidup atau bekerja di daerah padat penduduk.
4) Mereka yang memiliki sedikit akses hingga tidak mempunyai akses
sama sekali terhadap pelayanan kesehatan yang memadai.
5) Penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol.
Orang yang bepergian ke daerah dimana kasus TB mewabah [CITATION
Ari742 \p 74 \t \l 1057 ]
4. Tanda dan Gejala
Pada stadium awal penyakit TB paru tidak menunjukan tanda dan
gejala yang spesifik. Namun seiiring perjalanan penyakit akan menambah
jaringan parunya mengalami kerusakan, sehingga dapat meningkatkan dapat
meningkatkan produksi sputum yang ditunjukan dengan seringnya klien batuk
sebagai bentuk kompensasi pengeluaran dahak [CITATION Nix162 \p 47 \t \l
1057 ].
Selain itu, klien dapat merasa letih, lemah berkeringat pada malam hari
dan mengalami penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci tanda dan
gejala TB paru ini dapat dibagi atas 2 (dua) golongan yaitu gejala sistemik dan
gejala respiratorik [CITATION San061 \p 106 \t \l 1057 ]
a. Gejala sistemik adalah
1) Demam
Demam merupakan gejala pertama dari tuberkolosis paru,
biasanya timbul pada sore dan malam hari disertai dengan keringat
mirip demam influenza yang segera mereda. Tergantung dari daya
tahan tubuh dan virulensi kuman, serangan demam yang berikut dapat
terjadi setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan. Demam. Demam dapat
mencapai suhu tinggi yaitu 40ᵒ-41℃.
2) Malaise
Kerena tuberkolosis bersifat radang menahun, maka dapat
terjadi rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang ,
badan makin kurus, sakit kepala, mudah lelah dan pada wanita
kadang-kadang dapat terjadi gangguan siklus haid. [CITATION San072 \p
107 \t \l 1057 ]
b. Gejala respiratorik adalah
1) Batuk
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan
bronkhus. Batuk mula-mula terjadi oleh karna iritasi bronkhus; batuk
akan menjadi produktif. Batuk akan menjadi produktif ini berguna
untuk membuang produktif. Batuk produktif ini berguna untuk
membuang produk-produk ekskresi peradangan. Dahak dapat bersifat
mukoid atau purulen.

2) Batuk darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembulu darah berat dan
ringannya batuk darah yang timbul, tergantung besal kecilnya
pembulu darah yang pecah, batuk darah tidak selalu timbul akibat
pecahnya aneurisma pada dinding kavitas, juga dapat terjadi karena
ulserasi pada mukosa bronkhus, batukdarah inilah yang paling sering
membawa penderita berobat kedokter.
3) Sesak nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan
kerusakakn paru yang cukup luas. Pada awal pemyakit gejala ini
tidak pernah ditemukan.
4) Nyeri dada
Gejala ini timbul apabila sistem persyarafan yang terdapat
dipleura, terkena, gejala ini dapat bersifat lokal atau pleuritik
[CITATION San081 \p 108 \l 1057 ].
5. Patofisiologi
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveoli biasanya dinhalasi sebagai
suatu unit yang terdiri dari satu dsampai tiga basil karena gumpalan yang lebih
besar cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak menyebabkan penyakit.
Setelah berada dalam ruang alveolus (biasanya di bagian bawah lobus atas atau
bagian atas lubus bawah) basil tuberkulosis ini membangkitkan reaksi peradangan.
Lekosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri
tetapi tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka lekosit
diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan
timbul gejala-gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat berjalan terus
dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar
melalui kelenjar limfe regional. Makrofag yang mengalami infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya berlangsung selama 10-20 hari.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat seperti keju,
lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis
kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang teridir dari sel epiteloid dan
fibroblas menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa,
membentuk jaringan parut yang akhirnya membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.

Lesi primer paru-paru disebut fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
limfe regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon yang mengalami
perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan menjalani
pemeriksaan radiogram rutin. Respon lain yang terjadi pada daerah nekrosis adalah
pencairan dimana bahan cair lepas ke dalam bronkus dan menimbulkan kavitas.
Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke percabangan
trakeobronkial. Proses ini dapat terulang kembali pada bagian lain dari paru atau
basil dapat terbawa ke laring, telingan tengahatau usus. Kvitas kecil dapat menutup
sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila
peradangan mereda lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan
parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus. Bahan perkekejuan dapat
mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip
dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan
gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan
menjadi tempat peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe
atau pembuluh darah (limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelnjar limfe
akan mencapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang
dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain (ekstrapulmoner). Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan
tuberkulosis milier. Ini terjadi bila fokus nekrotik merusak pembuluh darah
sehingga banyak organisme masuk ke dalam sistem vaskuler dan tersebar ke dalam
sistem vaskuler ke organ-organ tubuh [CITATION NsA371 \p 138 \l 1033 ].

6. Klasifikasi

Klasifikasi tuberkolosis dari system lama :


a. Pembagian secara patologis
1) Tuberkolosis primer (childhood tuberkolosis)
Bila penyakit terjadi infeksi pertama kali. Umumnya TBC primer dapat
sembuh tanpa meninggalkan cacat dan ada juga sembuh dengan sedikit bekas
berupa garis-garis fibrotik tetapi ada kemungkinan dikemudian hari dapat
mengalami kekambuhan.
2) Tuberkolosis post-primer (adult tuberkulosis)
Bila penyakit timbul setelah beberapa waktu sesorang terkenan infeksi
primer menyembuh dan sering didapatkan kuman dalam sputum merupakan
sumber penularan. Dikenal dua golongan TBC pasca-primer yaitu TBC
sekunder dan tertier. TBC sekunder berjalan akut manifestasi alergi lebih
berat, sedangkan TBC tertier berjalan kronik dan produktif. Penularan TB
paru erjadi karena kuman dibatukkan atau dibersihkan keluar menjadi droplet
nuclei dalam udara (airbone), partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama satu-dua jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang baik dan kelembapan. Dalam udara suasana lembab dan gelap
kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel
infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan napas atau
paru-paru, setelah mengalami berbagai hambatan sepanjang saluran nafas
bagian atas dan bawah implantasi kuman terjadi pada “Respiratory Broncial
atau Alveoli”. [CITATION Kus15 \p 47 \l 1057 ]
Klasifikasi menurut American Thoracic Society :
a. Kategori 0 : tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak negativ,
tes tuberculin negative.
b. Kategori 1 : terpajan tuberkolosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Disini riwayat
kontak positif, tes tuberculin negative.
c. Kategori 2 : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberculin positif,
radiologis dan sputum negative.
d. Kategori 3 : terinfeksi tuberculosis dan sakit. [CITATION Kus15 \p 48 \l 1057 ]
Klasifikasi diindonesia dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologis, dan makro
biologis :
a. Tuberkulosisi Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim)
paru. Tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
b. Bekas Tuberkulosis Paru ( Tuberkulosis ekstra paru) adalah tuberkulosis yang
menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput
jantung (perikardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal,
saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
c. Tuberkulosisi Paru tersangka, yang terbagi dalam :
1) TB tersangka yang diobati : sputum BTA(-), tetapi tanda-tanda lain
positif.
2) TB tersangka yang tidak diobati : spurum BTA (-) dan tanda-tanda lain
juga meragukan. [CITATION Kus15 \p 48 \l 1057 ]

Klasifikasi menurut WHO 1991 TB dibagi dalam 4 kategori yaitu : [CITATION Kus15 \p
48 \l 1057 ]
a. Kategori 1, ditunjukan terhadap :
1) Kasus batu dengan sputum positif.
2) Kasus baru dengan bentuk TB berat.
b. Kategori 2, ditujukan terhadap :
1) Kasus kambuh
2) Kasus gagal dengan sputum BTA positif
c. Kategori 3, ditujukan terhadap :
1) Kasus BTA negative dengan kelainan paru yang luas.
2) Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori
d. Kategori 4, ditujukan terhadap : TB kronik

7. Kompilkasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB Paru :
a. Komplikasi Dini
Perluasan fokus primer ke jaringan paru (parenkim) lainnya sehingga
terbentuk suatu infiltrat yang luas, yang disebut parenkim matous type atau
tubercolosis neumonia. Bial fokus primer berada dekat dengan cabang v.
Pulmpnalis maka kuman akan masuk dalam sirkulasi darah dan
menyebabkan penyebaran hematogen ke organ-organ dalam tubuh dan
mengakibatkan terjadinya TBC miliar. Bila masuk ke dalam cabang-cabang
bronkus akan terjadi penyebaran bronkogen ke jaringan paru lainnya. Bila
dekat fokus primer dekat dengan pleura, akan menyebabkan pleuritis TBC.
Pada tahap kronik akan ditemukan nemfisema paru dan atelektasis. [CITATION
Nix163 \p 47 \l 1057 ]
b. Komplikasi lanjut
1) Kerusakan tulang dan sendi
Nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi bisa terjadi ketika infeksi
kuman TB menyebbar dari paru-paru ke jaringan tulang. Dalam banyak
kasus, tulang iga juga bisa terinfeksi dan memicu nyeri di bagian.
2) Kerusakan otak
Kuman TB yang menyebar hingga ke otak bisa menyebabkan meningitis
atau peradangan pada selaput otak. Radang tersebut memicu
pengbengkakan pada membran yang menyelimuti otak dan seringkali
fatal atau mematikan.
3) Kerusakan hati dan ginjal
Hati dan ginjal membantu menyaring pengotor yang ada di aliran darah.
Fungsi ini akan mengalami kegagalan apabila kedua organ tersebut
terinfeksi oleh kuman TB.
4) Kerusakan jantung
Jaringan di sekitar jantung uga bisa terinfeksi oleh kuman TB. Akibatnya
bisa terjadi cardiac tamponade, atau peradangan dan penumpukan cairan
yang membuat jantung jadi tidak efektif dalam memompa darah dan
akibatnya bisa sangat fatal.
5) Gangguan mata
Ciri-ciri mata yang sudah terinfeksi TB adalah berwarna kemerahan,
mengalami iritasi dan membengkak di retina atau bagian lain.
6) Resitensi kuman
Pengobatan dalam jangka panjang seringkali membuat pasien tidak
disiplin, bahkan ada yang putus obat karena bosan. Pengobatan yang
tidak tuntas atau tidak disiplin akan membuat kuman menjadi resitensi
atau kebal, sehingga harus diganti dengan obat lain yang lebih kuat efek
samping yang tentunya lebih berat [CITATION Nix48 \p 48 \l 1057 ]
8. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC di Indonesia sesuai program nasional menggunakan panduan OAT
yang diberikan dalam bentuk kombipak, sebagai berikut : [CITATION San12 \p 112 \l
1057 ]
Penatalaksanaan tuberkolosis paru
a. Diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
b. Pemberian obat-obatan :
1) OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
2) Bronkodilator
3) Ekspektoran
4) Obat batuk hitam (OBH)
5) Vitamin

Pengobatan yang teratur :

a. Isoniazid
b. Rifampisin
c. Pirazinamid
d. Streptomisin
e. Ethambutol
Cara pemberian (kombinasi pemberian)

Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3. Dalam kategori jenis pertama ini penderita selama


2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari
(tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali
dalam seminggu (tahap lanjutan). Pemberian obat TBC ini diberikan kepada
pasien baru TBC paru dengan hasil BTA positif, penderita TBC ekstra paru (TBC
di luar paru-paru) yang berat.

Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3. PengobatanDiberikan kepada penderita yang


kambuh. Pasien yng mengalami gagal terapi dan juga kepada penderita dengan
pengobatan setelah lalai minum obat.

Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3. Pengobatan Tuberkulosis kategori ketiga ini


diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

INH 5 – 15 mg/kg BB/hari (maks.300 mg/hari)


Streptomisin 15-30 mg/kg BB/hari (maks 1 g/hari)
) Rifampisin 10-15 mg/kg BB/hari (maks 600 mg/hari)
Pirazinamid 25-35 mg/kg BB/hari (maks 2 g/hari)
diberikan 1 atau 2x
Etambutol 15-20 mg/kg BB/hari (maks 2,5 g/hari)

1.5 KONSEP KEPERAWATAN


1.5.1 PENGKAJIAN
1. Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan,
tanggal MRS, No registrasi, dll.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda Vital
c. Kesadaran
1. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
 Keadaan kesuburan rambut
 Keadaan yang rambut yang mudah rontok
 Keadaan rambut yang kusam
 Keadaan tektur
b. Kepala
Botak atau alopesia, ketombe, berkutu, adanya edema, dan kebersihan
kulit kepala.
c. Mata
 Apakah sclera ikterik
 Apakah konjungtiva pucat
 Kebersihan mata
 Apakah mata gatal/kemerahan
d. Hidung
 Apakah ada pilek/flu
 Apakah adakah alergi
 Apakah ada perubahan pada penciuman
 Kebersihan lubang hidung
 Keadaan membrane mukosa
e. Mulut
Keadaan mukosa mulut, kelembapan, adanya lesi, adanya stomach
f. Gigi
 Adakah karang gigi
 Adakah karies gigi
 Pertumbuhan gigi
 Kelengkapan gigi
 Apakah ada yang berlubang
 Kebersihan
g. Telinga
 Adanya kotoran
 Adanya lesi
 Bentuk
 Adanya infeksi
h. Kulit
 Adanya lesi kulit
 Keadaan turgor kulit
 Warna kulit
 Suhu pada kulit
 Tekstur
 Pertumbuhan bulu dikulit
i. Kuku
 Bentuk kuku
 Warna kuku
 Adanya lesi dikuku
j. Genetalia
 Kebersihan
 Persebaran bulu
 Keadaan lubang uretra
 Adanya bagian eksterna maupun yang interna

1.5.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit perawatan diri: mandi
2. Gangguan citra tubuh
1.5.3 KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI

NOC dan SA dan ST Rencana tindakan (NIC)


Tujuan : Bsntuan perawatan diri: mandi (1804)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Aktivitas:
2x24 jam defisit perawatan diri: mandi eratasi 1. Monitoring integritas kulit
Kriteria hasil: 2. Monitoring keadaan dari personal
Perawatan diri : kebersihan hygiene terutama oral hygiene
Kode Indikator SA ST 3. Menyediakan kebutuhan pasien
Mempertahakan dalam personal hygiene (seperti
030506 4 5
kebersihan sabun, handuk, pasta gigi, sikat
030508 Mengkramas rambut 2 5
Mempertahankan gigi, deodorant, sampo, lotion)
030509 3 5
kebersihan tubuh 4. Sediakan lingkungan yang aman
Keterangan: dan nyaman bagi pasien
1 : sangat mengganggu 5. Memfasilitasi pasien untuk
2 : banyak mengganggu menggosok gigi dan mandi
3 : cukup terganggu 6. Berkolaborasi dengan keluarga
4 : sedikit terganggu pasien untuk menjaga personal
5 :tidak terganggu hygiene pasien

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Saputra,Lyndon.2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia

Jakarta : Linampo Afsara

Potter and Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses dan

Praktek. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC

Mubarok, dan Cahyati. 2007. KDM. Teori dan Aplikasi dalam Praktik

Jakarta : EGC

NANDA definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 penerbit buku kedokteran : EGC

Nursing Outcames Classification (NOC) edisi ke lima

Nursing Interventions Classification (NIC) edisi ke enam

Anda mungkin juga menyukai