RATNA WAHYUNINGTYAS
NIM : 16.02.11.41
2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan
diri misalnya, karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak perduli dengan kebersihannya.
2. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status ekonomi-sosial
Persobnal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk penyediaan.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
5. Budaya
Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang sebagai
contoh pada orang Eropa umumnya mandi sekali seminggu.
Karena cuaca di Eropa yang memang dingin dan perempuan
didesa yang biasanya mandi di sungai sehingga tergolong yang
memiliki personal hygiene buruk.
6. Kebiasaan seseorang
Tiap individu memiliki kebiasaan tersendiri kapan mereka
ingin memotong rambut, menggunting kuku, atau bahkan
keinginan untuk mandi 2 kali atau tidak mandi.
7. Kondisi fisik
Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan
personal hygiene dan perlu hati-hati pada seseorang dengan
luka terbuka.
C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene
Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang
sakit. Selain itu fasilitas yang kurang, yaitu kurangnya
pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi
yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu
akan mengalami difisit personal hygiene. Apabila difisit
personal hygiene terganggu maka akan menimbulkan dampak
baik dari segi fisik maupun psikologis.
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan seseorang
dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut. Infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku.
2. Dampak Psikologis
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan di cintai dan mencintai kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
( Warkonah, 2006 ).
Klasifikasi Personal Hygiene :
Tanda-tanda :
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor dan mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri
c. Merasa rendah diri
3. Sosial
a. Interaksi berkurang
b. Tidak mampu berperilaku sesuai dengan normal
D. Penatalaksanaan
1. Perawatan Rambut
a. Menyisir rambut
b. Memasang kap kutu
c. Keramas
2. Perawatan kuku, kaki dan tangan
a. Memelihara dan memotong kuku
3. Perawatan gigi dan mulut
a. Menyikat gigi dan mulut
b. Membersihkan mulut ( Oral hygiene)
c. Memelihara gigi palsu
4. Memandikan klien dewasa diatas tempat tidur
a. Membasuh muka
b. Membasuh lengan
c. Membasuh dada dan perut
d. Membasuh punggung
e. Membasuh daerah lipatan paha dan genetalia
5. Perawatan daerah gentalia dan pariental
a. Vulva hygiene
Perawatan daerah genetalia dan pariental wanita
b. Penis hygiene
Perawatan daerah gentalia dan pariental pria
( Kusyati,2003).
B. DIAGNOSA
C. INTERVENSI
Kriteria hasil :
Indikator :
Intervensi umum
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan
diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti
bersih dan tanda- tanda bersih.
3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali
pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan
dengan kebersihan diri.
5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan
tujuan memelihara kebersihan diri.
6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu
mengungkapkan arti kebersihan diri.
7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri
seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi
minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum
tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku
jika panjang.
D. EVALUASI
1. Diagnosa 1 : klien tampak bersih dan
segar
2. Diagnosa 2 : klien mempunyai motivasi untuk
merawat diri.
DAFTAR PUSTAKA