Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

Dibuat Oleh

Joy santi tiip

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2023
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN

KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

1. Konsep Dasar Personal Hygiene

1.1 Definisi

Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psikis (Wartonah, 2004)

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).

Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit

merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan

implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk

melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter &

Perry, 2005).

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan

kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang

dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga

kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata,

hidung, dan telinga,kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan

kerapihan pakaiannya.
1.2 Manifestasi Klinis

Menurut Depkes (2010), manifestasi klien dengan gangguan perawatan diri

adalah sebagai berikut :

1) Fisik

 Kulit kepala kotor, rambut kusam dan acak-acakan.

 Hidung dan telinga kotor.

 Gigi kotor disertai mulut bau.

 Kulit kusam dan tidak terawat

 Kuku panjang dan tidak terawat

 Badan kotor, bau dan pakaian kotor.

 Penampilan tidak rapi

2) Psikologi

 Malas, tidak ada inisiatif.

 Menarik diri, isolasi diri.

 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

3) Sosial

 Interaksi kurang.

 Kegiatan kurang.

 Tidak mampu berprilaku sesuai norma.

 Cara makan tidak teratur.

 BAB/BAK disembarangan tempat.


1.3 Etiologi

1.3.1 Faktor predisposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan insiatif terganggu

2) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri secara mandiri

3) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihankemampuan

dalam perawatan diri.

1.3.2 Faktor Presipitasi

1) Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga

individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

2) Praktik sosial

Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status sosial-ekonomi.

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan yang semuanya

mmemerlukan uang untuk menyediakannya.

4) Pengetahuan

Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningktakan kesehatan.


1.4 Fisioligi Sistem

Sistem yang berperan dalam kebersihan dan perawatan diri adalah sebagai

berikut :

1) Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari

berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi,

sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya.

Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau

badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan

sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.

2) Mandi

Memandikan pasien merupakan perawatan diri total. Mandi dapat

dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang

lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan

personal higiene total.

3) Hygiene mulut

Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut secara

mandiri, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan

menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkatakibat penyakit atau

medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari

dan bergantung terhadap keadaan.Tujuan perawatan mulut pasien adalah pasien

akan memiliki mukosa mulut yang terhidrasi dengan baik serta untuk mencegah

penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut.


4) Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara

penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan

mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Tujuan

perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala

yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri,dan

pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatanrambut.

5) Kuku

Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan

personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui

kuku. Oleh sebab itu, kukuseharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.

Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.

Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan

permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih.

6) Genitalia

Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang

paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah pasien yang beresiko

terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk

mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,

meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene

1.5 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem

1) Hambatan pemeliharaan rumah

2) Defisit perawatan diri : mandi

3) Defisit perawatan diri : berpakaian

4) Defisit perawatan diri : makan


5) Defisit perawatan diri : eliminasi

6) Kesiapan perawatan diri

2. Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian

Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan kebersihan adalah sebagai

berikut:

2.1.1 Riwayat keperawatan

Kebiasaan personal hygiene (mandi, oral care, perawatan kuku dan

kaki, perawatan rambut, mata, hidung, telinga, dan perineal care)

1) Faktor yang mempengaruhi personal hygiene

2) Riwayat masalah membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,

kaki, rambut dan perineal

3) Pola kebersihan tubuh

4) Perlengkapan personal hygiene yang dipakai

2.1.2 Pemeriksaan Fisik :

1) Rambut

 Amati kondisi rambut.

 Keadan rambut yang mudah rontok.

 Keadaan rambut yang kusam.

 Tekstur rambut.

2) Kepala

 Amati dengan benar kebersihan kulit kepala.

 Normosepal.

 Ketombe.

 Berkutu.
 Kebersihan.

 Apakah ada nyeri tekan.

3) Mata

 Kesimetrisan

 Konjungtiva ananemis.

 Sclera aninterik.

 Seklera pada kelopak mata.

4) Hidung

 Perubahan penciuman.

 Kebersihan hidung.

 Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi.

5) Mulut

 Keadaan mukosa mulut.

 Kelembapan.

 Adanya lesi.

 Kebersihan.

6) Gigi

 Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut.

 Apakah ada karang gigi.

 Apakah ada carries.

 Kebersihan.

7) Telinga

 Amati telinga kanan kiri apa simetris.

 Apakah ada lesi.

 Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.


8) Kulit

 Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban).

 Apakah ada lesi.

 Apakah ada luka.

9) Kuku, Tangan, dan Kaki

 Amati kebersihan kuku

 Perhatikan adanya luka.

10) Tubuh secara umum

 Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.

Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien

2.1.3 Pemeriksaan penunjang

Mengkaji Kaji tingkat kemampuan klien melakukan self care:

 0 = mandiri

 1 = membutuhkan bantuan alat

 2 = membutuhkan bantuan orang lain

 3 = membutuhkan bantuan alat dan orang lain

 4 = tergantung total
2.2 PHATWHAY

2.3 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1: Defisit Perawatan Diri : Mandi

1) Definisi : ketidakmampuan melakukan pembersihan diri seksama secara

mandiri

2) Batasan karakteristik

 Ketidakmampuan mengakses kamar mandi

 Ketidakmampuan menjangkau sumber air

 Ketidakmampuan mengeringkan tubuh

 Ketidakmampuan mengambil perleengkapan mandi

 Ketidakmampuan mengatur air mandi


 Ketidakmampuan membasuh tubuh

1) Faktor yang berhubungan

 Ansietas

 Penurunan motivasi

 Kendala lingkungan

 Nyeri

 kelemahan

Diagnosa 2: Defisit perawatan diri : Makan

1) Definisi : ketidakmampuan makan secara mandiri

2) Batasan karakteristik

 Ketidakmampuan memasukkan makanan kedalam mulut

 Ketidakmampuan mengunyah makanan

 Ketidakmampuan menempatkan makanan ke alat makan

 Ketidakmampuan memegang alat makan

 Ketidakmampuan memanipulasi makanan di dalam mulut

 Ketidakmampuan membuka wadah makanan

 Ketidakmampuan mengambil cangkir

 Ketidakmampuan meyiapkan makanan

 Ketidakmampuan menghabiskan makanan secara mandiri

 Ketidakmampuan memakan makanan dalam cara yang dapat diterima

 Ketidakmampuan menelam makanan

 Ketidakmampuan menggunakan alat bantu

2) Faktor yang berhubungan

 Ansitas

 Penurunan motivasi
 Kendala lingkungan

 Ketidaknyamanan

 Keletihan

 Nyeri

 Kelemahan

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang
dimiliki, serta factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor
pendukung maupun factor pencetus.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas
sampai bawah. Catat perubahan-perubahan pada area membrane mukosa, kulit,
mulut, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan, dan rabut akibat terapi. Lakukan
inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi. Observasi kondisi membrane
mukosa kulit, mulut, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan dan rambut (warna,
tekstur)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit perawatan diri : makan
Kemungkinan berhubungan
dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Ketidaknyamanan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan kemulut
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menelan makanan
b. Defisit perawatan diri :
berpakaian/berhias Kemungkinan
berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
2) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Hambatan memilih pakaian

c. Defisit perawatan diri : eliminasi


Kemungkinan berhubungan
dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
3) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode

3. Rencana Keperawatan
Diagnosa yang dapat
diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan motivasi ditandai dengan
penampilan tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak
mampu ke toilet sendiri.
3. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan makanan

4. Implementasi Keperawatan
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan pasien
berdasarkan intervensi-intervensi yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene berdasarkan
kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a) Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b) Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c) Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu
Daftar
Pustaka

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta

Bulechek G.M., Buthcer H.K., Dochterman J.M., Wagner C.M. (2013)


Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam.
Yogyakarta: Mocomedia

Hidayat, A.A & Musrifatul U. (2015). Pengantar Kebutuhan dasar Manusia .


Jakarta: SalembaMedika.

Herdman T.H., Kamitsuru S. (2018) NANDA-I Diagnosis Keperawatan


Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta: EGC

Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013) Nursing


Outcome Classification (NOC) Edisi Kelima.Yogyakarta:
Mocomedia

Anda mungkin juga menyukai