Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN PERSONAL HAND HYGIENE DI RUANG PERAWATAN

MAMMINASI BAJI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

INDRI FEBRIANTI

23.04.022

CI LAHAN CI INSTITUSI

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI PROFESI NERS MAKASSAR
2023
A. Konsep Kebutuhan Personal Hygiene

1. Definisi

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Kasiati & Rosmalawati Ni

Wayan Dwi, 2016). Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur yang

dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan kehidupan dan

kesehatan salah satunya adalah personal hygiene. Kebutuhan personal

hygiene merupakan kebutuhan perawatan diri sendiri atau perorangan

yang dilakukan perorangan untuk mempertahankan kesehatan fisik

maupun psikologis (Kasiati & Rosmalawati Ni Wayan Dwi, 2016).

2. Epidemiologi

Pemenuhan kebutuhan personal hygine biasanya menyangkut tentang

kebutuhan untuk kebersihan diri secara mandiri. Gangguan pada personal

hygine dapat terjadi pada semua tingkat umur. Pasien yang tidak bisa

bangun sendiri atau hanya tidur dirumah sakit biasanya yang mengalami

gangguan personal hygine.

3. Etiologi

a. Gangguan kognitif

b. Penurunan motivasi

c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)

d. Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial

e. Ansietas
f. Kelemahan

4. Faktor Predisposisis

Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal

hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

a. Citra Tubuh

Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene

pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif

seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering

berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.

b. Praktik social.

Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat

mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak,

kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.

c. Status sosio-ekonomi

Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat

praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan

apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti

deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus

menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian

dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.

d. Pengetahuan

Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi

kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,


pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi

untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang

penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.

Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan

dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk

memenuhi perawatan yang perlu.

e. Variable Kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi

perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda

mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia

kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.

f. Pilihan pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan

untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien

memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan

pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

g. Kondisi Fisik.

Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut)

atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau

ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

5. Patofisiologis

Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkat kualitas seseorang

sehingga permasalahan – permasalahan yang tadinya terjadi dapat


berangsur-angsur berkurang.

6. Tanda dan Gejala

Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan

b. Hidung kotor dan telinga juga kotor

c. Gigi kotor disertai mulut bau

d. Kulit panjang dan tidak terawat

e. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat

f. Badan kotor dan pakaian kotor

g. Penampilan tidak rapi

7. Pemeriksaan Fisik

a. Rambut

1) Amati kondisi rambut.

2) Keadan rambut yang mudah rontok.

3) Keadaan rambut yang kusam.

4) Tekstur rambut.

b. Kepala

1) Amati dengan benar kebersihan kulit kepala

2) Normosepal

3) Ketombe

4) Berkutu

5) Kebersihan

6) Apakah ada nyeri tekan


c. Mata

1) Apakah mata kanan dan kiri simetris

2) Konjungtiva ananemi

3) Sclera aninteri

4) Seklera pada kelopak mata.

d. Hidung

1) Apakah pilek

2) Apakah ada perubahan penciuman

3) Kebersihan hidung

4) Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi

e. Mulut

1) Keadaan mukosa mulut

2) Kelembapan

3) Adanya lesi

4) Kebersihan

f. Gigi

1) Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut

2) Apakah ada karang gigi

3) Apakah ada carries

4) Kebersihan.

g. Telinga

1) Amati telinga kanan kiri apa simetris

2) Apakah ada lesi


3) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.

h. Kulit

1) Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban)

2) Apakah ada lesi

3) Apakah ada luka.

i. Kuku, Tangan, dan Kaki

1) Amati kebersihan kuku

2) Perhatikan adanya luka

j. Tubuh secara umum

1) Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.

2) Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien.

8. Prognosis

Rentan terhadap penyakit karena kuman – kuman menumpuk dibadan

yang merupakan sumber penyakit. Kurang percaya diri akibat timbul bau

badan yang menyengat dari metabolisme kuman.

9. Terapi

a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.

b. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

c. Sikap keluarga

d. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.

10. Penatalaksanaan

Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang

mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut


khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan

tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan

lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara

mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman

yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau

ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran

darah di bawah kulit. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara

membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan

perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah

gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga

kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak

mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga

kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat

garukan dari kuku.

A. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan

1. Pengakajian

a. Riwayat keperawatan

1) Faktor yang mempengaruhi personal hygine

2) Pola kebersihan tubuh

b. Riwayat penyakit terdahulu

Sebulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri

c. Riwayat penyakit sekarang

Seluruh badan terlihat kotor dan lengket, pemenuhan perawatan


dirinya tidak terpenuhi.

2. Diagnosis Keperawatan

1. Gangguan Rasa Nyaman ( D.0074 )

a. Definisi

Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,

psikospiritual, lingkungan, dan sosial.

b. Batasan Karakteristrik

Mayor

Subjektif

1) Mengeluh tidak nyaman

Objektif

1) Gelisah

Minor

Subjektif

1) Mengeluh sulit tidur

2) Mengeluh kedinginan/kepanasan

Objektif

1) Pola eliminasi berubah


3. Perencanaan

Dx TUJUAN DAN
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Gangguan Dukungan Tidur


Tujuan :
Rasa Nyaman ( I.09265 )
Setelah
( D.0074 ) dilakukan Observasi :
tindakan
1. Identifikasi pola
keperawatan
aktivitas dan tidur
3x24 jam
diharapkan 2. Identifikasi faktor
perawatan diri
penganggu tidur
meningkat
3. Identifikasi makanan
dengan

Kriteria Hasil : dan minuman yang

1. Rasa nyaman menganggu tidur

meningkat 4. Identifikasi obat tidur

2. Pola tidur meningkat yang dikomsumsi

3. Tingkat keletihan Terapeutik :


menurun
1. Modifikasi lingkungan

2. Batasi tidur siang, jika

perlu

3. Fasilitiasi

menghilangkan stress

sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal rutin

tidur.

5. Lakukan prosedur

untuk meningkatkan

kenyamanan

Edukasi :

1. Jelaskan pentingnya

tidur cukup selama

sakit

2. Anjurkan menepati

kebiasaan waktu tidur

Gangguan Integritas Perawatan Integritas


Integritas Kulit dan
Kulit/Jaringan Jaringan (L.14125) Kulit (I.11353)

(D.0129) Tujuan : Observasi :

Mayor Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab


tindakan keperawatan
Subjektif : gangguan integritas
selama 3x24 jam
- diharapkan integritas kulit (mis.perubahan

Objektif : kulit dan jaringan sirkulasi, perubahan


meningkat dengan
1. Kerusakan status nutrisi,
Kriteria Hasil :
jaringan penurunan
1. Elastisitas
dan/atau lapisan kelembaban, suhu
meningkat
kulit lingkungan ektrem,
2. Hidrasi meningkat
Minor penurunan mobilitas)
3. Kerusakan lapisan
Subjektif : Terapeutik :
kulit menurun
- 1. Ubah posisi tiap 2 jam
4. Nyeri menurun
Objektif : 5. Tekstur cukup jika tirah baring

1. Nyeri membaik 2. Lakukan pemijatan

2. Perdarahan pada area penonjolan

3. Kemerahan tula, jika perlu

4. Hematoma 3. Bersihkan perineal

dengan air hangat,

teruutama selama

periode diare

4. Gunakan produk

berbahan petroleum

atau minyak pada kulit

kering

5. Gunakan produk

berbahan ringan/alami

dan hipoalergik pada

kulit sensitive

6. Hindari produk

berbahan dasar alcohol

pada kulit kering

Edukasi :

1. Anjurkan
menggunakan

pelembab (mis.lotion,

serum)

2. Anjurkan minu air

yang cukup

3. Anjurkan

meningkatkan asupan

nutrisi

4. Anjutkan

meningkatkan asupan

buah dan sayur

5. Anjurkan menghindari

terpapar suhu ekstrem

Anda mungkin juga menyukai