Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

LAPORAN
GANGGUAN PERSONAL HYGIENE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Praktek Kebutuhan Dasar Manusia
Dosen Pengampu: Julaindi,S.Pd,S.Kep,Ns,M.Kes

Nama:Isabenna Alviera Tamu Ina


Kelas:2B- D4 keperawatan
Nim :P07520219062

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEsPERAWATAN
 
PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIENE
 
A.KONSEP DASAR PENYAKIT
 
1.Definisi Personal Hygiene
 
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah
salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes
2000).Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal
Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan.
Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik
terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan
diri.
 
2.Epidemologi
 
Pemenuhan kebutuhan personal hygine biasanya menyangkut tentang kebutuhan untuk
kebersihan diri secara mandiri. Gangguan pada personal hygine dapat terjadi pada semua
tingkat umur. Pasien yang tidak bisa bangun sendiri atau hanya tidur dirumah sakit  biasanya
yang mengalami gangguan personal hygine.
 
3.Etiologi
 a.Gangguan kognitif 
b.Penurunan motivasi
c.Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d.Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial
e.Ansietas
f.Kelemahan
 
4.Faktor Predisposisis
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain:
a.Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra
tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini
dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene
b.Praktik sosial
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi  praktik
hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka.
c.Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan  jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh
kelompok social klien.
d.Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi
praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau
kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang
diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.
e.Variable Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari
latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda  pula. Di asia
kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.
f.Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,  bercukur,
dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo,
deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g.Kondisi Fisik. 
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi
sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
5.Patofisiologis
Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkat kualitas seseorang sehingga
permasalahan -permasalahan yang tadinya terjadi dapat berangsur-angsur berkurang.
 
6.Tanda dan Gejala
 Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
a.Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
b.Hidung kotor dan telinga juga kotor 
c.Gigi kotor disertai mulut bau
d.Kulit panjang dan tidak terawatt
e.Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
f. Badan kotor dan pakaian kotor Penampilan tidak rapi

7.Pemeriksaan Fisik 

a. Rambut

1)Amati kondisi rambut.

2)Keadan rambut yang mudah rontok.

3)Keadaan rambut yang kusam.


 
4)Tekstur rambut.
 
b.Kepala
 1)Amati dengan benar kebersihan kulit kepala
 2)Normosepal
 3)Ketombe
 
4)Berkutu
5)Kebersihan
6)Apakah ada nyeri tekan
 
c.Mata
 1)Apakah mata kanan dan kiri simetris
 2)Konjungtiva ananemis
 3)Sclera aninterik 
 4)Seklera pada kelopak mata.
 
d.Hidung
 1)Apakah pilek 
 2)Apakah ada perubahan penciuman
 3)Kebersihan hidung
 4)Keadaan membrana mukosa apakah ada septum devias

e.Mulut
1)Keadaan mukosa mulut
2)Kelembapan
3)Adanya lesi
4)Kebersihan
 
f.Gigi
 1)Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
2)Apakah ada karang gigi
3)Apakah ada carries
4)Kebersihan.
 
g.Telinga
 1)Amati telinga kanan kiri apa simetris
2)Apakah ada lesi
3)Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
 
h.Kulit
 
1)Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban)
2)Apakah ada lesi
3)Apakah ada luka.
 
i.Kuku, Tangan, dan Kaki
 1)Amati kebersihan kuku
 2)Perhatikan adanya luka

 j.Tubuh secara umum


 1)Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
 2)Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien

8.Prognosis
 Rentan terhadap penyakit karena kuman  –  kuman menumpuk dibadan yang merupakan
sumber penyakit. Kurang percaya diri akibat timbul bau badan yang menyengat dari
metabolisme kuman.
9.Terapi
a.Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.
b.Ciptakan lingkungan yang mendukung.
c.Sikap keluarga.
d.Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.
 
10.Penatalaksanaan
 
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami atau  beresiko
terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami tekanan
(tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan
lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa
nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem
peredaran darah di bawah kulit. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan
dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut
akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada  pasien yang tidak mampu merawat
kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka
atau infeksi akibat garukan dari kuku.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


 
A.Pengkajian
1.Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal
MRS, No registrasi, dll.
2. Keluhan utama
3.Riwayat keperawatan
a. Faktor yang mempengaruhi personal hygine
b. Pola kebersihan tubuh
c. Kebiasaan personal hygine (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki, perawatan rambut,
mata, hidung dan telinga.
4.Pemeriksaan fisik 
a. Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,
kaki, dan rambut akibat terapi.
b. Lakukan insfeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
c. Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,kaki, dan rambut :
warna, tekstur, turgon.
5.DataDS ( data subyektif) :
a.Malas beraktivitas
 b. Intraksi kurang
c. Kegiatan kurang
d. Pasien merasa lemah.
 
A.DO ( data obyektif) :
a.Badan dan pakaian kotor 
b.Rambut kotor 
c.Mulut dan gigi bau
d.Kulit kusam dan kotor 
e.Kuku kotor 
 
B.Diagnosa Keperawatan yang mungkin akan muncul
1.Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi berhubungan dengan kelemahan fisik

C.Intervensi
 
Hari/tgl No dx Tujuan & KH intervensi Rasional - 1. Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama…..x….. jam
diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan yang dapat ditoleransi dengan
Kriteria hasil : -pasien koperatif dalam  perawatan diri. 1. kaji factor  penyebab terjadinya
defisit/ kelemahan 2. kaji kemampuan klien untuk menggunakan alat bantu 1.mengetahui
penyebab faktor defisit  perawatan diri  pada klien dan menentukan intervensi selanjutnya .
2.mengetahui kemampuan
-kebutuhan perawatan diri terpenuhi - aktivitas terpenuhi tanpa  bantu atau dengan mandiri 3.
bantu klien dalam kebersihan  badan misalnya kebersihan mulut , mandi , dan rambut. 4. atur
posisi  pasien setiap 3 jam 5. anjurkan  pasien untuk  beraktifitas 6. ajarkan keluarga  pasien
untuk melakukan  perawatan diri untuk merawat seperti: mandi , keramas dan gosok gigi . 7.
kalaborasi dengan ahli fisioterapi dalam  pemberian terapi kepada  pasien klien dalam
melakukan  personal hygiene tanpa alat bantu 3. untuk memberikan rasa nyaman  pada pasien
4.meminimalisir terjadinya dekubitus pada  pasien 5. memberikan kemampuan untuk
mengeluarkan energi 6. mengajarkan kepada keluarga  pasien dirumah. 7. menentukan terapi
yang cocok diberikan ke pasien .
 
D.Implementasi
 
Implementasi sesuai dengan intervensi
 
E.Evaluasi
 
1.Pasien koperatif dalam perawatan diri.
 
2.Kebutuhan perawatan diri terpenuhi.
 
3.Aktivitas terpenuhi tanpa bantu atau dengan mandiri.
 

Anda mungkin juga menyukai