2. Epidemologi
Pemenuhan kebutuhan personal hygine biasanya menyangkut tentang kebutuhan
untuk kebersihan diri secara mandiri. Gangguan pada personal hygine dapat terjadi pada
semua tingkat umur. Pasien yang tidak bisa bangun sendiri atau hanya tidur dirumah sakit
biasanya yang mengalami gangguan personal hygine.
3. Etiologi
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial
e. Ansietas
f. Kelemahan
4. Faktor Predisposisis
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh
ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
b. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik
hygiene dari orang tua mereka.
c. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan
jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang
dipraktikkan oleh kelompok social klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi
praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau
kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang
diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi
seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
e. Variable Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda
pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis.
Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi
sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
5. Patofisiologis
Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkat kualitas seseorang sehingga
permasalahan – permasalahan yang tadinya terjadi dapat berangsur-angsur berkurang.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
1)Amati kondisi rambut.
2)Keadan rambut yang mudah rontok.
3)Keadaan rambut yang kusam.
4)Tekstur rambut.
b. Kepala
1)Amati dengan benar kebersihan kulit kepala
2)Normosepal
3)Ketombe
4)Berkutu
5)Kebersihan
6)Apakah ada nyeri tekan
c. Mata
1) Apakah mata kanan dan kiri simetris
2) Konjungtiva ananemis
3) Sclera aninterik
4) Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung
1)Apakah pilek
2)Apakah ada perubahan penciuman
3)Kebersihan hidung
4)Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi
e. Mulut
1) Keadaan mukosa mulut
2) Kelembapan
3) Adanya lesi
4) Kebersihan
f. Gigi
1) Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
2) Apakah ada karang gigi
3) Apakah ada carries
4) Kebersihan.
g. Telinga
1) Amati telinga kanan kiri apa simetris
2) Apakah ada lesi
3) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
1)Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban)
2)Apakah ada lesi
3)Apakah ada luka.
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
1)Amati kebersihan kuku
2)Perhatikan adanya luka
j. Tubuh secara umum
1)Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
2)Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien.
8. Prognosis
Rentan terhadap penyakit karena kuman – kuman menumpuk dibadan yang
merupakan sumber penyakit. Kurang percaya diri akibat timbul bau badan yang menyengat
dari metabolisme kuman.
9. Terapi
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.
b. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
c. Sikap keluarga.
d. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.
10. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami atau
beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami
tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat
tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan
menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala,
menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan
memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit. Tindakan keperawatan pada pasien
dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini
mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada
pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga
kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
D. Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi
E. Evaluasi
1. Pasien koperatif dalam perawatan diri.
2. Kebutuhan perawatan diri terpenuhi.
3. Aktivitas terpenuhi tanpa bantu atau dengan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA