Oleh :
SUSANTI AZIS
P003200190096
JURUSAN DIII-KEPERAWATAN
TAHUN 2022
i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
5. Agama : Islam
B. Pendidikan
v
MOTTO
Jangan membenci siapapun, tak peduli seberapa banyak keselahan yang mereka
lakukan terhadapmu. Hiduplah dengan rendah hati, tak peduli seberapa banyak
kekayaanmu. Berpikir positif, tak peduli seberapa keras kehidupan yang kita
dengan orang orang yang telah melupakanmu, maafkanlah orang yang berbuat
salah padamu, dan jangan berhenti mendoakan yang terbaik untuk orang yang kau
sayangi.
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah serta inayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian studi ini
dengan judul “Asuhan keperawatan pada Tn.S dengan diagnosa kolik abdomen
pelaksanaan hingga penulisan peneltian ini, tidak akan terlaksanakan dan berjalan
dengan baik tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih
kepada:
Kemenkes Kendari.
Keperawatan..
S.Kep., Ns., M.Sc selaku penguji III yang telah membantu dan
4. Direktur Rumah Sakit Aliyah 3 kota Kendari yang telah memberikan izin
penelitian.
viii
5. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik
dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat kepeda penulis
selama kuliah.
6. Kepada kedua orang tua saya tercinta ibu saya Jumiati Cingga dan ayah
saya Alm.Azis yang turut serta memberikan dukungan, semangat dan doa
7. Kepada temanku grup bismillah (lury, husnul, nopi, elma, susan) yang
selalu sabar dan saling membantu dalam pembuatan proposal ini dan
Susanti Azis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KEASLIAN TULISAN.................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... v
MOTO .............................................................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan penulisan .................................................................................. 5
D. Manfaat ................................................................................................ 5
x
G. Cara pengumpulan data ........................................................................ 26
H. Etika penelitian .................................................................................... 27
A. Kesimpulan ......................................................................................... 57
B. Saran .................................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................... 60
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baru dan asing. Misalnya kecemasan yang dialami seseorang saat pertama kali
1
Masalah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada klien yaitu
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari rekam medik Rumah Sakit
menjalani rawat inap adalah penyakit kolik abdomen sebanyak 207 orang,
GEA sebanyak 126 orang, dan penyakit Dispepsia sebanyak 163 orang.
Penelitian oleh Peni Marta Tri Atmaja (2017) diketahui bahwa umumnya
kolik abdomen, penderita dyspepsia juga merasakan hal yang sama. Penelitian
oleh Dea Luzyana (2021) diketahui bahwa pasien dyspepsia mengalami nyeri
nyaman juga dialami oleh pasien GEA yang telah dibuktikan oleh penelitian
2
perawat berfokus pada asuhan keperawatan yang dilakukan secara akurat dan
hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien dan
frekuensi nyeri.
lain : Gangguan rasa nyaman, Nyeri akut dan Nyeri kronis(Tim Pokja SDKI
pendukung antara lain : edukasi teknik napas, kompres air hangat dan terapi
3
Intervensi utama terdapat intervensi pendukung yang dapat dilakukan pada
pasien dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman yaitu dengan terapi
relaksasi otot dalam yang memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti. Pada
tehnik relaksasi otot progresif ini seseorang akan memusatkan perhatian pada
relaks (Astuti & Oktariani, 2020). Tindakan teknik relaksasi nafas dalam
2021).
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Kota Kendari.
Kota Kendari.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
5
dengan diagnosa kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman.
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa
rasa nyaman.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kolik Abdomen
1. Pengertian Kolik Abdomen
Colik abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus sepanjang
traktus intestinal.Obstruksi terjadi apabila ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan namun peristaltiknya
normal.
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut bersifat hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari
yaitu infeksi pada organ didalam perut (mencret,radang kandung
empedu,batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilang rasa
sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan diantara dada dan region
inguinalis.Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala
dari suatu penyakit.Nyeri akut abdomen juga bisa didefinisikan sebagai
serangan nyeri perut berat perisisten, yang terjadi tiba-tiba serta
membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya.Appley
mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang
berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun 1
tahun terakhir dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Etiologi
a. Mekanis
1) Adhesi/perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik)
2) Karsinoma
3) Volvulus
4) Intususepsi
5) Obstipasi
6) Polip
7) Struktur
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik
7
2) Lesi medulla spinalis
3) Enteritis regional
4) Ketidakseimbangan eletrolit
5) Uremia
c. Etiologi yang lain yaitu :
1) Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, openditis,
diverticulitis, pankreanitis,kolesistitis
2) Kelainan mukosa visceral : tukak peptic, inflammatory bowel
disease,kulitis injeksi,esophagitis
3) Obstruksi visceral : ileus obstruksi, kolik billier atau renal karena
batu.
4) Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis
5) Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal.
6) Gangguan motilitis : irritable bowel syndrome, dyspepsia
fungsional
3. Gejala lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen
Anoreksia nausea dan muntah konstipasi atau diare yang sering
menyertai abdomen namun bukan merupakan gejala yang spesifik
sehingga tidak memiliki nilai diagnostik tinggi.
a. Muntah
Saat distumulasi oleh serat aferen viseral sekunder, the medullary
vomiting centers mengaktivasi serat eferen yang menginduksi reflek
muntah. Oleh karena itu, nyeri abdomen akut biasanya terdapat muntah
yang juga berlaku sebaliknya
b. Konstipasi
Reflek ileus sering diinduksi oleh serat eferen visceral yang
merangsang serat eferen saraf simpatis untuk menurunkan peristaltik
usus.Konstipasi adalah indicator absolute abstruksi usus.Namun
obtipasi (tidak adanya pasase feses dan flatus) diperkiran kuat sebagai
obstruksi usus mekanik jika ada distensi abdomen dengan nyeri
progresif atau muntah yang berulang.
8
c. Diare
Watery diare merupakan karakteristik dari gastrointestinal dan
penyebab lain akut abdomen. Diare darah diperkirakan oleh ulseratif,
crohn disease,basilar atau disentri amuba.
4. Patofisologi
Patofisiologi rasasakit perut, baik mendadak berulang, yang biasanya
selalu bersumber pula
a. Visera perut
b. Organ lain diluar perut
c. Lesi pada susunan saraf spinal
d. Gangguan metabolic
5. Klasifikasi
Secara garis besar sakit perut dapat dibagi menurut datangmya
serangan dan lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang),
kemudian dibagi lagi atas bedah dan non bedah (pediatrik). Dan
selanjutnya dibagi lagi berdasarkan umur penderita, yang dibawah 2 tahun
dan diastase 2 tahun, yang dimana masing-masing dikelompokkan menjadi
penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal
a. Colic Abdomen viseral berasal dari organ dalam .viseral dimana
intervasi berasal dari saraf memiliki respon trauma terhadap distensi
dan kontraksi otot , bukan karena iritasi lokal , robekan atau luka
karakteristik nyeri viseral diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, sumar,
dan cenderung beralih ke area dengan struktue embrional yang sama.
b. Colic Abdomen adalah nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri
akibat perjalaran serabut saraf (Reeves, 2011).
6. Komplikasi
a. Kolik ureter (tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus)
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (obstruksi usus lewatnya isi usus yang terhalang)
9
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik: Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen: lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rektal
d. Laboratorium: leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan didalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmen yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
dan peningkatan kadar serum amylase karena iritasi pankreas oleh
lipatan khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolic
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Colic Abdomen secara Non farmakologi yaitu:
a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
b. Impementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis.
c. Hiperalimentasi untuk mengkoreksi defesiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi.
d. Reaksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
e. Ostomi barel ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu
berisiko.
f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedu
10
B. Konsep Kebutuhan Rasa Nyaman
1. Kebutuhan kebutuhan rasa nyaman
manusia, seperti unsur alam seperti cahaya, suara, suhu, warna, dll.
2. Konsep nyeri
a. Pengertian nyeri
berikut.
11
1) Mike. Coffery (1979) mendefinisikan nyeri sebagai suatu kondisi
b. Fisiologi nyeri
saraf yang sangat bebas dengan sedikit atau tanpa selubung mielin
12
Mekanisme nyeri didasarkan pada beberapa proses, yaitu
persepsi.
serabut saraf terlibat dalam proses ini, yaitu serabut A-beta, A-delta
inflamasi.
dengan rasa sakit. Proses ini terjadi terutama di kornu dorsalis medula
13
opioid seperti mu, kappa dan delta dapat ditemukan di kornu
yang bertindak sebagai reseptor rasa sakit adalah ujung saraf bebas di
c. Klasifikasi nyeri
dalam nyeri kronis ini adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis,
14
Perbedaan nyeri akut dan kronis
d. Teori nyeri
15
1) Teori Spesifisitas (Specivity Theory)
sakit.
16
melalui “pintu” (door). Input akan ditimbang berdasarkan sinyal
1) Emosi
2) Status mobilisasi
4) Keadaan imunitas
17
5) Tingkat kesadaran
sebelumnya
9) Status nutrisi
10) Usia
18
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
Pengkajian lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang
2. Diagnosa keperawatan
19
1) Nyeri akut ( D.0077)
a. Definisi
kurang 3 bulan.
sulit tidur
3. Intervensi keperawatan
2017):
20
1) Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi
nyeri
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
21
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan.
22
BAB III
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
1. Waktu
2. Tempat penelitian
Kota Kendari
C. Subjek Penelitian
Sample adalah sebagian atau yang mewakili dari populasi yang diteliti
23
D. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami
E. Definisi Operasional
kebutuhan dasar manusia dalam hal ini hilangnya atau menurunnya rasa
menjadi menurun.
fisiologis (inflamasi).
24
c) Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
2017):
25
d) Implementasi keperawatandilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang telah dibuat. Setelah melakukan tindakan
keperawatan peneliti melakukan observasi ulang terhadap tindakan
yang telah diberikan apakah mengalami perubahan sebelum dilakukan
tindakan atau tidak mengalami perubahan.
e) Evaluasi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti setelah
dilakukannya tindakan keprawatan, dengan kriteria hasil yang
diharapkan oleh peneliti sebagai berikut :
- Keluhan nyeri dari meningkat menjadi menurun
- Meringis dari meningkat menjadi menurun
- Sikap protektif dari meningkat menjadi menurun
- Gelisah dari meningkat menjadi menurun
- Kesulitan tidur dari meningkat menjadi menurun
- Frekuensi nadi dari memburuk menjadi membaik
- Tekanan darah dari memburuk menjadi membaik
F. Instrument
26
lain yang terkait, seperti data demografi, riwayat kesehatan, tingkat nyeri
yang di raakan.
2. Pemeriksaan fisik
Dalam metode pemeriksaan fisik ini, peneliti melakukan pemeriksaan
meliputi: keadaan umum partisipan dan pengukuran tekanan darah, suhu,
nadi, tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.
3. Pengukuran
Alat ukur pemeriksaan fisik seperti: melakukan pengukuran suhu, tekanan
darah, menghitung frekuensi nafas dan menghitung frekuensi nadi.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dapat berupa rekam medik hasil rumah sakit, kartu status
pasien serta data penunjang maupun hasil labor yang berkaitan dengan
kondisi pasien.Dengan dokumentasi berupa hasil labor, rontgen dan
pemberian obat.
H. Etika Penelitian
27
d. Veracity berkaitan dengan kewajiban untuk mengatakan sesuatu dengan
benar tidak berbohong apalagi menipu, dalam hal ini peneliti harus
menjelaskan tentang proses dalam penelitiannya dengan benar dan jujur.
e. Justice berkaitan dengan kewajiban berlaku adil kepada semua orang,
dalam hal ini keputusan yang diambil tidak akan berdampak buruk bagi
semua pihak.
f. Fidelity berkaitan dengan kewajiban untuk setia atau loyal dengan
kesepakatan atau tanggung jawab yang diemban.
g. Konfidensialitas yaitu berkaitan dengan rahasia, dalam penelitian ini
maka peneliti harus merahasiakan identitas responden dan data-data yang
didapatkan dari responden hanya diperlukan untuk penelitian saja.
28
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Aliyah 3 Kota Kendari.Pada tanggal
22 – 24 Juni di ruang Marwah. Pasien subjek studi kasus ini adalah Tn.SM dengan
dignosa medis kolik abdomen. Selanjutnya akan diuraikan hasil studi dan
pembahasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman di Ruang Marwah RS Aliyah 3 Kota Kendari.
29
2) Bila pernah dirawat di RS, sakit apa : klien mengatakan
perna masuk RS dengan penyakit yang sama namun tidak sampai
di rawat
3) Perna mengalami pembedaan : ya/tidak
4) Riwayat alergi : ya/tidak
Minuman/makanan : Tidak ada alegi
makanan
5) Kebiasaan/ketergantungan terhadap zat
a) Merokok (berapa batang sehari) : Tidak
b) Minum alcohol : Tidak
c) Minum kopi : Tidak
d) Minum obat-obatan : Tidak
e. Riwayat Keluarga/Genogram
1) Genogram
5
5
20
th
Keterangan
: pria : Tinggal satu rumah
: Wanita
20 : pasien
th
: meninggal
30
2) Riwayat kesehatan anggota keluarga : Klien mengatakan tidak ada
keluarga yang penyakit sama dengan dia, klien mengatakan ibunya
mengalami penyakit hipertensi
f. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 140/80 mmHg
b) Pernafasan : 16x/menit
c) Nadi : 76x/menit
d) Suhu badan : 36,5 °C
2) Berat badan dan tinggi badan
a) Berat badan : 60 kg
b) Tinggi badan : 170 cm
c) IMT : 20.8
3) Kepala
a) Bentuk kepala : Normocephal
b) Keadaan kulit kepala : Bersih, benjolan(-), lesi (-)
c) Nyeri kepala/pusing : Klien mengatakan tidak pusing
d) Distribusi rambut : Keadaan baik
e) Rambut mudah tercabut : Rambut tidak mudah rontok
4) Mata
a) Kesemetrisan : Simetris
b) Edema kelopak mata : Tidak ada edema
c) Ptosis : Tidak ada kelainan
d) Sclera : Sklera mata klien terlihat putih
e) Konjungtiva : Berwarna merah mudah, anemis (-)
f) Ketajaman penglihatan : keadaan baik
g) Pergerakaan bola mata : Normal, simetris
h) Lapang pandang : Baik
i) Reflex kornea : Baik
j) Nyeri : Klien mengatakan tidak ada nyeri
pada bagian mata
31
5) Telinga
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Secret : Terlihat tidak ada sekret yang
abnormal
c) Serumen : Terlihat serumen pada telinga
normal
d) Ketajaman pendengaran : Pendengaran normal
e) Nyeri : Klien mengatakan tidak ada nyeri
bagian telinga
6) Hidung
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Perdarahan : Terlihat tidak ada perdarahan pada
bagian hidung bagian luar dan bagian dalam
c) Sekresi : Tidak ada sekresi yang abnormal
d) Fungsi penciuman : Fungsi penciuman klien baik
e) Nyeri : Klien mengatakan tidak ada nyeri
pada bagian hidung
7) Mulut
a) Fungsi berbicara : Klien berbicara dengan normal
b) Kelembaban bibir : Bibir klien terlihat lembab
c) Posisi ovula : Posisi ovula berada ditengah
d) Mukosa : Mukosa terlihat normal, tidak ada
perdangan
e) Keadaan tonsil : Terlihat tidak ada peradangan
f) Stomatitis : Terlihat tidak ada stomatitis
g) Warna lidah : berwarna merah mudah
h) Tremor pada lidah : Tidak ada tremor lidah
i) Kebersihan lidah : Bagian lidah klien terlihat bersih
j) Kelengkapan gigi : Gigi klien lengkap (32 buah)
k) Suara parau : Terdengar suara klien normal
l) Kesulitan menelan : Klien terlihat mampu makan
dengan baik
32
m) Nyeri menelan : Klien mengatakan tidak nyeri saat
menelan
n) Kemampuan mengunyah : Klien mengunyah dengan baik
o) Fungsi mengecap : Klien mengatakan bisa
membedakan rasa
8) Leher
a) Mobilitas leher : pergerakan leher normal
b) Pembesaran kel.Tiroid : Tidak ada pembesaran kel.Tiroid
c) Pembesaran kel.limfe : Tidak ada pembesaran kel.limfe
d) Trakhea : Normal
9) Thoraks
Paru – paru
a) Bentuk dada : Bentuk dada klien normal
b) Pengembangan dada : Simetris
c) Retraksi dinding dada : Terlihat klien bernafas dengan
normal
d) Tanda jejas : Tidak ada
e) Taktil Fremitus : Normal
f) Massa : Tidak ada massa pada bagian dada
g) Dyspnea : Klien terlihat bernafas normal,
sesak (-)
h) Ortopnea : Klien mengatakan tidak sesak saat
berbaring
i) Suara nafas : Suara nafas normal, tidak ada suara
tambahan
j) Nyeri dada : Klien mengatakan tidak ada nyeri
pada bagian dada
Jantung
33
c) Palpitasi : Tidak ada palpitasi
d) Bunyi jantung : Normal
10) Abdomen
a) Warna kulit : Warna kulit sawo matang
b) Distensi abdomen : Tidak ada distensi
c) Tanda jejas : Tidak ada jejas
d) Peristaltik : 6x/m
e) Perkusi abdomen : Normal
f) Massa : Tidak ada massa
g) Nyeri tekan : Klien mengatakan nyeri saat
ditekan bagian perut kanan bawah
11) Pengkajian sistem saraf
a) Tingkat kesadaran : Composmentis, GCS : 15
b) Koordinasi : Baik
c) Memori : Baik, Klien dapat mengingat
keadaan dimasa lalu
d) Orientasi : Baik
e) Konfusi : Baik
f) Keseimbangan : Normal
g) Kelumpuhan : Klien tidak mengalami lumpuh
h) Gangguan sensasi : Klien tidak mengalami gangguan
sensasi
i) Reflex : Biseps (+), Trisep (+), Lutut (+),
Achiles (+)
12) Pengkajian Kebutuhan Dasar
a) Kebutuhan oksigenasi
(1) Batuk : Klien tidak mengalami batuk
(2) Dispnea : Klien tidak sesak
(3) Otot bantu pernafasan : Klien bernafas dengan normal, dan
tidak menggunakan otot bantu pernafasan
(4) Sianosis : Klien tidak mengalami sianosis
34
b) Kebutuhan nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
35
Buang Air Besar (BAB)
36
f) Kebutuhan aktivitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Kegiatan rutin Kuliah, organisasi Main HP
kampus, nongkrong
sama teman
Waktu senggang Tidur, jalan jalan Tidak ada kegiatan
sama teman
Kemampuan Baik Baik
berjalan
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
merubah posisi merubah posisi saat merubah posisi saat
saat berbaring berbaring berbaring
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
berubah posisi : merubah posisi merubah posisi
berbaring ke baring ke duduk baring ke duduk tapi
duduk perlahan lahan
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
mempertahankan mempertahankan mempertahankan
posisi duduk psisi duduk psisi duduk
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
berubah posisi : merubah posisi merubah posisi
duduk ke berdiri duduk ke berdiri duduk ke berdiri
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
mempertahankan mempertahankan mempertahankan
posisi berdiri posisi berdiri posisi berdiri
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
berjalan berjalan berjalan
Penggunaaan alat Klien tidak Klien tidak
bantu dalam menggunakan alat menggunakan alat
pergerakan bantu jalan bantu jalan
Dispnea setelah Klien tidak Klien tidak
beraktivitas mengalami sesak mengalami sesak
saat beraktivitas saat beraktivitas
g) Kebutuhan perawatan diri
37
13) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
(1) Cek darah rutin
Table 4.1 Hasil cek darah rutin
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
38
Leukosit Negative Negative
PH 6.0 4.8-7.4
39
2. Klasifikasi Data
Tabel 4.3 klasifikasi data Tn.S
40
3. Analisa Data
Tabel 4.4 analisa data Tn.S
Do :
Nyeri akut
- klien terlihat meringis
- klien terlihat takut saat bergerak
- klien tampak gelisah
- Ada nyeri tekan pada bagian abdomen kiri
- TD : 140/80 mmHg
- N : 76x/m
- P : 16x/m
- S : 36,5 °C
41
4. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis (inflmasi),
yang ditandai dengan :
Data subjektif :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian abdomen kiri bawah
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan timbul secara tiba tiba
- Klien mengatakan lama nyeri terjadi selama 10-15 menit.
- Klien mengatakan skala nyeri 5 (sedang)
- Klien mengatakan sulit tidur dimalam hari dan selalu terbangun
jika nyeri perut muncul.
Data objektif :
- klien terlihat meringis
- klien terlihat takut saat bergerak
- klien tampak gelisah
- Ada nyeri tekan pada bagian abdomen kiri
- TD : 140/80 mmHg
- N : 76x/m
- P : 16x/m
- S : 36,5 °C
42
5. Intervensi keperawatan
Tabel 4.5 intervensi keperawatan Tn.S
43
nyeri perut muncul. 8) Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
9) Jelaskan strategi meredakan nyeri
Data objektif : 10) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- klien terlihat meringis 11) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- klien terlihat takut saat 12) Ajarkan teknik non farmakologis untuk
bergerak mengurangi rasa nyeri
- klien tampak gelisah Kolaborasi
- Ada nyeri tekan pada
bagian abdomen kiri 13) Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
- TD : 140/80 mmHg
- N : 76x/m
- P : 16x/m
- S : 36,5 °C
44
6. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.6 implementasi dan evaluasi Tn.S
No Hari/ Diagnosa Jam Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Tanggal keperawatan
1. Rabu, Nyeri akut 09:30 S:
22 juni berhubungan 1) Mengidentifikasi - Klien mengeluh nyeri perut kanan
2022 dengan agen lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi, bawah
pencedera kualitas,intensitas nyeri - klien mengatakan skala nyeri 5
fisiologis Hasil : (sedang)
(inflmasi) - klien mengatakan lokasi nyeri - klien mengatakan sulit tidur dan
yang dirasakan pada bagian selalu terjaga di malam hari ini
abdomen kiri bawah karena nyeri perut
- klien mengatakan nyeri yang O :
dirasakan terus menerus - klien tampak meringis
- klien mengatakan lama nyeri - klien tampak gelisah
menyerang 10-15 menit - klien tampak berhati-hati saat
- klien mengatakan nyeri yang bergerak
dirasakan perutnya seperti diiris- - klien terlihat mampu melakukan
iris secara mandiri terapi relaksasi nafas
- klien mengatakan skala nyeri 5 dalam yang diajarkan
09:35 (nyeri sedang) - TD : 140/80 mmHg
2) Mengidentifikasi skala nyeri - N : 82x/m
Hasil : skala nyeri 5 (nyeri sedang)
45
09:40 3) Mengidentifikasi respon nyeri non - P : 16x/m
verbal - S : 36,5 °C
Hasil : klien tampak meringis, klien
terlihat gelisah , klien tampak berhati
hati saat bergerak
09:45 4) Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri : Klien mengatakan nyeri perut
yang dirasakan ringan saat klien
duduk, dan nyeri akan berat saat
baring terlentang dan saat menekuk
kakinya
5) Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
09:50 nyeri (mis.Teknik relaksasi nafas
dalam)
Hasil : klien terlihat mampu
melakukan secara mandiri terapi
relaksasi nafas dalam yang diajarkan
09:55 6) Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
Hasil : karena klien mengeluh sulit
tidur dan selalu terjaga di malam
46
hari karena nyeri perut, agar klien
lebih nyaman istiraha atur suhu AC
10:00 :klien menjadi lebih nyaman,
7) Fasilitasi istirahat dan tidur
Hasil : mematikan TV : agar pasien
bisa istirahat klien lebih nyaman
untuk tidur
10:05
8) Menjelaskan penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
Hasil : Klien dapat mengetahui
penyebab nyeri yang dirasakan,
periode nyeri dan pemicu nyeri yang
dirasakan.
11:30 9) Melakukan observasi tanda tanda
vital
Hasil :
- TD : 140/80 mmHg
- N : 82x/m
13:00 - P : 16x/m
- S : 36,5 °C
10) Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Injc, etorolac 1amp/8jam/IV,
Inj.omeprazol
2. kamis, Nyeri akut 09:30 S:
1) Mengidentifikasi skala nyeri
47
23 juni berhubungan Hasil : skala nyeri : 3, Klien - Klien mengatakan perutnya masih
2022 dengan agen mengatakan perutnya masih nyeri nyeri tetapi tidak begitu nyeri seperti
pencedera tetapi tidak begitu nyeri seperti kemarin/ keluhan nyeri menurun
fisiologis kemarin. - Klien mengatakan skala nyeri 3
(inflmasi) 09:35 2) Mengidentifikasi respon nyeri non (ringan)
verbal - Klien mengatakan sulit tidur saat
Hasil : Klien tampak sesekali malam cukup menurun karena klien
meringis saat dari tidur ke duduk. tidur ±8 jam
Tampak gelisah sudah cukup
menurun, tampak sikap hati-hati O :
saat bergerak cukup menurun - Klien tampak sesekali meringis
3) Mengulang teknik non farmakologis - Klien tampak gelisah cukup menurun
09:40
yang telah di ajarkan yaitu Teknik - Klien nampak sikap hati-hati saat
relaksasi nafas dalam bergerak cukup menurun
Hasil :klien tampak bisa mandiri - TTV : TD : 130/80 mmHg, N :
melakukan terapi relaksasi nafas 76x/m, P: 18x/m, S : 36,2 °C
dalam tanpa di ajar lagi.
09:45 4) Identifikasi istirahat dan tidur
Hasil : klien mengatakan terbangun
jam 3 pagi karena nyeri perut,
namun klien sudah merasa tidur
dengan cukup dan klien istirahat di
jam 9 pagi dengan mematikan HP
dan TV agar tidurnya maksimal
48
09:50 5) Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
Hasil : klien mengatakan sekarang
dia bisa tahu apa yang bisa dia
lakukan saat nyeri menyerang yaitu
dengan cara melakukan terapi
relaksasi nafas dalam.
09:55
6) Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Hasil : klien dapat memprediksi
aktivitas yang dia lakukan agar tidak
memicu nyeri.
11:30
7) Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Hasil : klien sudah dapat melakukan
secara mandiri terapi relaksasi nafas
dalam jika klien merasakan nyeri
12:30 8) Observasi TTV
Hasil : TD : 130/80 mmHg, N :
76x/m, P: 18x/m, S : 36,2 °C
13:00 9) Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Injc, etorolac 1amp/8jam/IV,
Inj.omeprazol
49
3. Jum’at, Nyeri akut 14:00 S:
24 juni berhubungan (1) Mengidentifikasi skala nyeri - Klien mengatakan perutnya sudah
2022 dengan agen Hasil : Klien mengatakan perutnya tidak tidak nyeri, skala nyeri 1
pencedera sudah tidak nyeri, tetapi masih - Klien mengatakan tidur semalam
fisiologis merasakan tidak nyaman pada sudah tidak bangun-bangun
(inflmasi) bagian perut, klien mengatakan skala
nyeri 1 (ringan). O:
14:10
(2) Mengidentifikasi respon nyeri non
- Klien tampak lebih baik
verbal
- Nampak tidak ada lagi ringisan
Hasil : Klien tampak lebih baik, dan
- Klien terlihat tidak gelisah
tidak ada ringisan lagi, klien terlihat
- Nampak sikap protektif sudah tidak
sudah tidak gelisah, sikap protektif
ada lagi
sudah tidak lagi
- Pemeriksaan TTV : TD : 120/80
14:20 (3) Mengidentifikasi istirahat dan tidur
mmHg, N : 69x/m, P : 20x/m, S :
Hasil : klien mengatakan tidur
36,2 °C
semalam sudah tidak bangun-bangun
-
17:30
(4) Melakukan observasi tanda tanda
vital
Hasil :
- TD : 120/80 mmHg
- N : 69x/m
- P : 20x/m
- S : 36,2 °C
(5) Kolaborasi pemberian analgetik
50
Hasil : Injc, etorolac 1amp/8jam/IV,
Inj.omeprazol
51
B. Pembahasan
Pada bab sebelumnya, peneliti telah menjabarkan permasalahan yang
terjadi pada kasus kolik abdomen khususnya pada pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman, yaitu rasa nyeri pada perut bersifat hilang timbul yang dirasakan
diantara dada dan region inguinalis. Tujuan kasus diperoleh melalui studi
langsung pada pasien Tn.SM dengan kasus kolik abdomen pada tanggal 22
sampai 24 juni 2022 di ruang Marwah RS Aliyah 3 Kota Kendari.
Untuk memudahkan dalam mengetahui apakah terdapat kesenjangan
seperti yang dimaksudkan di atas, maka peneliti membahas dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Selama peneliti melakukan
asuhan keperawatan pada pasien tersebut, peneliti mengacu pada pendekatan
keperawatan yang meliputi : pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan,
intervensi,implementasi dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langlah pertama dari proses keperawatan melalui
kegiatan pengumpulan data yang akurat guna mengetahui berbagai
permasalahan yang ada, fase proses keperawatan ini terdiri dari dua
bagian, yaitu data primer (data yang didapatkan dari pasie), dan data
sekunder (data yang didapatkan dari keluarga pasien dan tenaga
kesehatan).
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut bersifat hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari
yaitu infeksi pada organ didalam perut (mencret,radang kandung
empedu,batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilang rasa
sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat.
Pengkajian nyeri dilakukan dengan menggunakan teknik PQRST.
Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada pasien tersebut, yaitu peneliti
melakukan pengkajia dengan menggunakan format pengkajian yaitu
tentang biodata pasien (nama, jenis kelamin, umur/tanggal lahir, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, No RM, tanggal
MRS), identitas penanggung (nama, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan
dengan klien, alamat), menanyakan keluhan utama yang dirasakan, riwayat
52
terjadinya penyakit kolik abdomen sehingga menyebabkan nyeri perut,
melakukan pengukuran skala nyeri dengan menggunakan skala nyeri
deskriptif, menanyakan riwayat kesehatan masa lalu ( apakah klien perna
menderita penyakit yang sama, riwayat pembedahan, riwayat alergi dan
kebiasaan klien). Pada saat dilakukan pengkajian, diperoleh data pasien
mengeluh nyeri pada bagin abdomen kiri bawah, klien mengatakan nyeri
yang dirasakan timbul secara tiba-tiba saat bangun dipagi hari. Skala nyeri
pasien 5 (sedang), dengan kualitas nyeri seperti diiris-iris dan dirasakan
terus menerus,klien mengatakan sulit tidur dimalam hari dan selalu
terbangun jika jika nyeri perut muncul. Data objektif yang diperoleh yaitu
klien terlihat meringis,klien terlihat gelisah, klien terlihat takut saat
bergerak, saat palpasi ada nyeri tekan pada bagian abdomen kiri. Tekanan
darah 140/80 mmHg, Nadi 76x/menit, Pernafasan 16x/menit, Suhu 36,5
°C
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh atmaja,2017
dengan judul penelitian asuhan keperawatan pada an.M dengan kolik
abdomen di RSUD RAA Soeawondo pati, diketahui bahwa pasien kolik
abdomen mengalami gejala pada subjek penelitian ini. Adapun gejala yang
ditemukan pada penelitian Atmaja adalah keluhan nyeri pada perut bagian
kanan bawah dengan skala nyeri 6.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan
objektif yang telah diperoleh melalui pengkajian. Diagnosa keperawatan
digunakan sebagai keputuhan klinik yang mencakup respon pasien,
keluarga dan komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai masalah
kesehatan. diagnose keperawatan yang bisa ditegakkan pada penderita
kolik abdomen dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yaitu
nyeri akut, nyeri kronis, gangguan rasa nyaman.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilkaukan dapat dirumuskan
diagnosa yang muncul pada pasien kolik abdomen yang berkaitan dengan
53
keluhan yang timbul (nyeri ) yaitu : nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (inflamasi).
Pada dignosa keperawatan di atas sependapat dengan penelitian yang
dilakukan oleh atmaja,2017 dengan judul penelitian asuhan keperawatan
pada an.M dengan kolik abdomen di RSUD RAA Soeawondo pati yang
menyatakan bahwa pasien kolik abdomen yang menjadi subjek
penelitiannya juga mengalami masalah keperawatan yang sama yaitu nyeri
akut.
3. Intervensi Keperawatan
Luaran yang menjadi target peneliti berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia yaitu status tingkat nyeri dan kontrol nyeri.
Dengan kriteria hasil keluhan nyeri dari meningkat menjadi menurun,
meringis dari meningkat menjadi menurun, gelisah dari meningkat
menjadi menurun, sikap protektif dari meningkat menjadi menurun,
tekanan darah dari memburuk menjadi membaik, Kemampuan
menggunakan teknik non-farmakologis dari menurun menjadi meningkat
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan untuk perilaku
spesifik dari tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Intervensi yang
digunakan berdasarkan teori yaitu :manajemen nyeri.Pada observasi
dilakukan :identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respon nyeri non
verbal, identfikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. Pada
tindakan terapeutik dilakukan : berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (terapi relaksasi nafas dalam), kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan), fasilitasi istirahat dan tidur. Dan pada tindakan edukasi
dilakukan :jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri, jelaskan strategi
meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, anjurkan
menggunakan analgetik secara tepat, anjarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri. Pada tindakan kolaborasi dilakukan
pemberian analgetik.
54
Pada penelitiabn sebelumnya oleh (Atmaja,2017), pada pasien kolik
abdomen diketahui bahwa tindakan nonfarmakologi yang diberikan pada
pasien kolik abdomen salah satunya adalah teknik relaksasi nafas dalam.
Hal ini sejalan dengan luaran dan intervensi keperawatan yang disusun
oleh peneliti.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
kepada pasien sesuai dengan intervensi keperawatan yang ditetapkan.
Implementasi keperawatan dilakukan selama 3 hari sejak tanggal 22
sampai 24 – 26 juni 2022, yang dimana tindakan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilakukan yaitu melakukan pengajaran menggunakan teknik relaksasi
nafas dalam yang dilakukan selama 3 hari, disertai pengukuran vital sign.
Pada teori dijelaskan bahwa biasanya, untuk nyeri skala yang ringan
tindakan non farmakologis merupakan tindakan intervensi yang paling
utama dan efektif. Sedangkan untuk mengantisipasi perkembangan nyeri
dapat digunakan tindakan farmakologis. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh atmaja,2017 dengan judul penelitian asuhan
keperawatan pada an.M dengan kolik abdomen di RSUD RAA
Soeawondo pati yang juga melakukan implementasi 3 hari dan
mendapatkan hasil penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi skala
2.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan yang dilakukan mulai hari rabu 22 juni – juma’t
24 juni 2022 diperoleh perubahan skala nyeri pada pasien, yaitu pada hari
pertama sebelum dilakukan tindakan terapi relaksasi nafas dalam pasien
mengeluh nyeri dengan skala nyeri 5 (sedang), setelah dilakukan tindakan
nafas dalam sampai dua hari, nyeri pasien menurun menjadi skala 3.
Nampak meringis pasien berkurang.Kemudian pada hari ketiga skala nyeri
pasien mengalami penurunan secara berangsungr-angsur hingga mencapai
skala nyeri 1, klien tampak tidak meringis lagi, klien tampak gelisah
menurun, Nampak sikap protektif klien menurun.Penurunan skala nyeri
55
dibuktikan dengan tekanan darah pasien yang berangsur-angsur mulai
turun dengan pemberian terapi dan kemampuan penggunaan nafas dalam
yang baik.Dan juga pasien melakukan melakukan secara mandiri katika
merasa nyeri.Dari hasil studi kasus dapat dilihat bahwa penurunan skala
nyeri dengan menggunakan teknik terapi relaksasi nafas dalam, dan
adanya penurunan tekanan darah.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode
manajemen nyeri non farmakologi yang efektif untuk menurunkan nyeri.
Dibuktikan oleh peneliti sebelumnya oleh Atmaja, 2017 dari penelitian
yang dilakukan didapatkan bahwasanya teknik relaksasi nafas dalam dapat
menurunkan skala nyeri yang dibuktikan pada hari terakhir skala nyeri
pasien menurun yang semula 6 menjadi 2.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan secara khusus dari hasil studi kasus ini yaitu :
1. Pengkajian yang ditemukan pada kasus ini yaitu, pasien mengeluh nyeri
pada bagian abdomen kiri bawah, skala nyeri 5 (sedang), klien
mengatakan nyeri yang dirasakan timbul secara tiba-tiba.
2. Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen pencendera fisiologis (inflamasi), diagnosa didukung oleh
data yang ditemukan dari hasil pengkajian.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu manajemen nyeri dan terapi
relaksasi nafas dalam yang bertujuan menurunkan skala nyeri yang
dirasakan, dari skala 5 (sedang) menjadi skala nyeri 1. Tindakan ini
dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
dan kolaborasi pemberian terapi sesuai anjuran dokter
4. Impelementasi keperawatan dilakukan tidak hanya menggunakan terapi
relaksasi nafas dalam, tetapi juga dengan menggabungkan tindakan
kolaboratif dan pemberian edukasi pada pasien. Tindakan tersebut
dilakukan selama 3 hari.
5. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan menggunakan memantau skala
nyeri yang berangsur-angsur menurun.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan Rumah Sakit dapat dijadikan sebagai dasar untuk
memberikan dan meningkatkan pelayanan pemberian asuhan
keperawatan serta sarana dan prasarana yang berkualitas untuk
penyembuhan klien kolik abdomen.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan serta
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan
57
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien kolik abdomen.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu contoh hasil dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman serta dapat saling berkolaborasi antar profesi
medis lainnya dan kepada keluarga klien dengan tujuan bersama untuk
membantu proses penyembuhan klien khususnya pada pasien kolik
abdomen.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk melakukan
penelitian berikutnya.
58
DAFTAR PUSTAKA
59
Lampiran 1 Pengkajian keperawatan pada Tn.S
60
61
62
63
64
65
Lampiran 2 Informed consent
66
Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur (SOP)
A. Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi
ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya
stimulasi nyeri. Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
B. Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri
Indikasi: Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut
C. Prosedur pelaksanaan:
1. Tahap prainteraksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privasi pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
67
h. Usahakan agar tetap konsentrasi
i. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
j. Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi hari pukul 09.00
dan siang hari pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam
dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga
68
Lampiran 4 Dokumentasi tindakan
69
Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Administrasi
70
Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pustaka
71
Lampiran 7 Izin Pengambilan Data
72
Lampiran 8 Permohonan izin penelitian
73
Lampiran 9 Izin penelitian
74
Lampiran 10 Surat keterangan telah melakukan penelitian
75