Anda di halaman 1dari 88

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN DIAGNOSA KOLIK


ABDOMEN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN
DI RUANG MARWAH RSU ALIYAH 3
KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu peryaratan menyelesaikam pedidikan program


Diploma III Keperawatan

Oleh :

SUSANTI AZIS
P003200190096

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN DIII-KEPERAWATAN

TAHUN 2022

i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama : Susanti Azis

2. Tempat Tanggal Lahir : Makassar,26 Juli 2000

3. Suku/Bangsa : Bugis Makassar

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jl H.E.A Mokodompit.Lorong Torikale 1

B. Pendidikan

1. Sekolah dasar : SD Inpres Bakung II Makassar

2. Sekolah Menegah Pertama : SMP Negeri 14 Makassar

3. Sekolah Menegah Umum : SMK Keperawatan Dr Wahidin Makassar

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Masuk Tahun 2019

v
MOTTO

Jangan membenci siapapun, tak peduli seberapa banyak keselahan yang mereka

lakukan terhadapmu. Hiduplah dengan rendah hati, tak peduli seberapa banyak

kekayaanmu. Berpikir positif, tak peduli seberapa keras kehidupan yang kita

jalani. Berikan banyak, meskipun menerima sedikit. Tetaplah menjalin hubungan

dengan orang orang yang telah melupakanmu, maafkanlah orang yang berbuat

salah padamu, dan jangan berhenti mendoakan yang terbaik untuk orang yang kau

sayangi.

Ali bin Abi Thalib

vi
ABSTRAK

Susanti Azis, 2022. Asuhan Keperawatan Pada TN.S Dengan Diagnposa


Kolik Abdomen Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nyaman Di RSU Aliyah 3
Kota Kendari. Dibimbing oleh Sitti Muhsina, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB
dan Dewi Sartiya Rini, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB

Kebutuhan rasa nyaman merupakan merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan


dasar manusia yaitu kebutuhan ,dan transenden.Masalah gangguan rasa nyaman
yang banyak di keluhkan oleh klien adalah nyeri.Nyeri adalah pengalaman
sensorik danemosional yang tidak menyenangkan.Penyakit kolik abdomen
merupakan salah satu penyakit yang gejalanya timbul rasa nyeri pada perut
bersifat hilang timbul.Tujuan penelitian melaksanakan asuhan keperawatan pada
Tn.S dengan diagnosa kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
di RSU Aliyah 3 Kota Kendari. Metode yang digunakan pada studi kasus ini
adalah deskriptif yaitu melakukan asuhan mulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi,implementasi dan evaluasi keperawatan. Subjek studi kasus dalam
penelitian ini adalah Tn.S dengan dignosa kolik abdomen yang sedang menjalani
perawat di ruang Marwah Rumah Sakit Umum Aliyah 3 Kota Kendari, yang
dilaksanakan pada tanggal 22-24 Juni 2022. Hasil yang didapatkan setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keluhan nyeri
menurun. Setelah intervensi dilakukan hal tersebut dibuktikan pada hari terkhir
skala nyeri pasien menurun yang semula 5 menjadi 1.

Kata kunci : Asuhan keperawatan,kolik abdomen, Gangguan rasa nyaman, nyeri

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, karena berkat rahmat,

hidayah serta inayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian studi ini

dengan judul “Asuhan keperawatan pada Tn.S dengan diagnosa kolik abdomen

dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RSU Aliyah 3 Kota Kendari ”.

Dalam penyelesaian studi kasus ini penulis menyadari bahwa dalam

pelaksanaan hingga penulisan peneltian ini, tidak akan terlaksanakan dan berjalan

dengan baik tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sitti Muhsina,

S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB selaku pembimbing I dan Ibu Dewi Sartiya Rini,

S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMBselaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya, memberikan arahan dan bimbingan, sehingga penyusunan studi kasus

ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM, MPPM Selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Kendari.

2. Bapak Abd, Syukur Bau, S.Kep., Ns., MM Selaku Ketua Jurusan

Keperawatan..

3. Bapak Samsuddin,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji I, ibu Fitri

Wijayati,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji II, dan ibu Dwi Yanti,

S.Kep., Ns., M.Sc selaku penguji III yang telah membantu dan

mengarahkan penulis dalam ujian proposal sebelumnya.

4. Direktur Rumah Sakit Aliyah 3 kota Kendari yang telah memberikan izin

penelitian.

viii
5. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan

dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat kepeda penulis

selama kuliah.

6. Kepada kedua orang tua saya tercinta ibu saya Jumiati Cingga dan ayah

saya Alm.Azis yang turut serta memberikan dukungan, semangat dan doa

yang begitu tulus bagi penulis.

7. Kepada temanku grup bismillah (lury, husnul, nopi, elma, susan) yang

selalu sabar dan saling membantu dalam pembuatan proposal ini dan

teman–teman D3 Keperawatan angkatan 2019 yang telah saling berbagi

ilmu serta memberikan masukkan selama proses pembuatan proposal

hingga penelitian ini.

Penulis menyadari studi kasus ini masih banyak terdapat

kekurangan.Oleh karena itu saran, kiritik dan pendapat yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan.Semoga nantinya dapat membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Kendari, 29 Juni 2022

Susanti Azis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KEASLIAN TULISAN.................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... v
MOTO .............................................................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan penulisan .................................................................................. 5
D. Manfaat ................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7

A. Konsep kolik abdomen......................................................................... 7


B. Konsep kebutuhan rasa nyaman ........................................................... 11
C. Konsep asuhan keperawatan ............................................................... 19

BAB III METODE STUDI KASUS ................................................................ 23

A. Desain penelitian .................................................................................. 23


B. Waktu dan tempat penelitian ............................................................... 23
C. Subjek penelitian ................................................................................. 23
D. Fokus studi kasus ................................................................................. 23
E. Definisi operasional ............................................................................. 24
F. Instrument ........................................................................................... 26

x
G. Cara pengumpulan data ........................................................................ 26
H. Etika penelitian .................................................................................... 27

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN .............................. 29

A. Hasil studi kasus ................................................................................... 29


B. Pembahasan ......................................................................................... 52
C. Keterbatasan studi kasus ...................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 57

A. Kesimpulan ......................................................................................... 57
B. Saran .................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN .................................................................................................... 60

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 perbedaan nyeri akut dan kronis

Tabel 3.1 intervensi nyeri

Table 4.1 Hasil cek darah rutin

Table 4.2 Hasil cek urine rutin

Tabel 4.3 klasifikasi data Tn.S

Tabel 4.4 analisa data Tn.S

Tabel 4.5 intervensi keperawatan Tn.S

Tabel 4.6 implementasi dan evaluasi Tn.S

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengkajian keperawatan pada Tn.S

Lampiran 2 Informed consent

Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Lampiran 4 Dokumentasi tindakan

Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Administrasi

Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 7 Izin Pengambilan Data

Lampiran 8 Permohonan izin penelitian

Lampiran 9 Izin penelitian

Lampiran 10 Surat keterangan telah melakukan penelitian

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebutuhan fisiologis menurut Abraham Maslow merupakan kebutuhan

yang paling mendasar dan memiliki prioritas tertinggi.Kebutuhan fisiologis

merupakan hal-hal yang harus dipenuhi oleh manusia untuk kelangsungan

hidupnya. Kebutuhan tersebut meliputi pemenuhan oksigen dan pertukaran

gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi (makanan), ekskresi, istirahat dan

tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual, dan

kebutuhan kedua adalah kebutuhan rasa aman dan perlindungan. Terbagi

menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.Perlindungan fisik

meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh atau jiwa, seperti

penyakit, kecelakaan, bahaya lingkungan, dan lain-lain, sedangkan

perlindungan psikologis adalah perlindungan dari ancaman dari pengalaman

baru dan asing. Misalnya kecemasan yang dialami seseorang saat pertama kali

masuk sekolah karena merasa terancam karena harus berinteraksi dengan

orang lain (Kasiati & Rosmalawti, 2016).

Kebutuhan rasa nyaman merupakan merupakan keadaan terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang dapat

meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah

terpenuhi), dan transenden (Zulaikha, 2019).

Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan

kurang senang, kurang lega, kurang sempurna dalam dimensi fisik,

psikospritual, lingkungan serta sosial pada diri (PPNI, 2015).

1
Masalah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada klien yaitu

nyeri.Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau

yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.Nyeri adalah suatu

pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda

dalam intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar,

tajam), durasi (transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau

dalam, terlokalisir atau difus) (Meliala,2004) dalam (Bahrudin, 2018).

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari rekam medik Rumah Sakit

Umum Aliyah 3 Tahun 2021 terkait prevalensi penyakit terbanyak yang

menjalani rawat inap adalah penyakit kolik abdomen sebanyak 207 orang,

GEA sebanyak 126 orang, dan penyakit Dispepsia sebanyak 163 orang.

Penelitian oleh Peni Marta Tri Atmaja (2017) diketahui bahwa umumnya

kolik abdomen menimbulkan rasa nyeri dan penderita biasanya mengeluhkan

lemas, mual, muntah, dan rasa ketidaknyamanan yang mengganggu. Selain

kolik abdomen, penderita dyspepsia juga merasakan hal yang sama. Penelitian

oleh Dea Luzyana (2021) diketahui bahwa pasien dyspepsia mengalami nyeri

ulu hati yang biasanya menjalar ke perut bagian bawah.Gangguan rasa

nyaman juga dialami oleh pasien GEA yang telah dibuktikan oleh penelitian

sebelumnya oleh Winda Ayu Wulan (2013).Penelitian tersebut menunjukkan

bahwa pasien dengan Gastroenteritis Akut mengalami nyeri abdomen disertai

mual dan muntah.

Gangguan rasa nyaman yaitu nyeri tentunya membutuhkan penanganan

segera oleh tenaga Kesehatan, salah satunya perawat.Penanganan nyeri oleh

2
perawat berfokus pada asuhan keperawatan yang dilakukan secara akurat dan

sistematis. Asuhan keperawatan dilakukan mulai dari pengkajian, penentuan

diagnosis, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, serta pengevaluasian

hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien dan

berorientasi pada tujuan (Ficy Yuliana Sari, 2018).

Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik PQRST : P (Paliatif) : merupakan faktor yang menyebabkan berat

ringannya nyeri, Q (Quality): menanyakan rasa nyeri, apakah nyerinya seperti

rasa tajam, tumpul atau tersayat, R (Region) : daerah/lokasi terjadinya nyeri, S

(Severity) : tingkat keparahan nyeri, T (Time) : lamanya serangan atau

frekuensi nyeri.

Diagnosa yang muncul pada pasien dalam pemenuhan kebutuhan rasa

aman nyaman berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia antara

lain : Gangguan rasa nyaman, Nyeri akut dan Nyeri kronis(Tim Pokja SDKI

DPP PPNI, 2017).

Menegakkan diagnosa keperawatan kemudian perawat merumuskan

perencanaan keperawatan yang terdiri dari tujuan (luaran keperawatan) dan

intervensi. Adapun luaran yang menjadi target perawat berdasarkan Standar

Luaran Keperawatan Indonesia adalah status kenyamanan dan tingkat nyeri.

Adapun intervensi utama yang dapat dilakukan oleh perawat adalah

manajemen nyeri, terapi relaksasi, pengaturan posisi. ada juga intervensi

pendukung antara lain : edukasi teknik napas, kompres air hangat dan terapi

musik (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017).

3
Intervensi utama terdapat intervensi pendukung yang dapat dilakukan pada

pasien dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman yaitu dengan terapi

relaksasi otot progresif.Teknik relaksasi otot progresif merupakan tehnik

relaksasi otot dalam yang memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti. Pada

tehnik relaksasi otot progresif ini seseorang akan memusatkan perhatian pada

suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot tegang kemudian

menurunkan ketegangan dengan tehnik relaksasi untuk mendapatkan perasaan

relaks (Astuti & Oktariani, 2020). Tindakan teknik relaksasi nafas dalam

merupakan tindakan non farmakologi yang dapat mempengaruhi tubuh untuk

meningkatkan komponen saraf parasimpatik, hal ini menyebabkan terjadinya

penurunan kadar hormon kortisol dan adrenalin sehingga pasien merasa

tenang, tidak stres dan mampu berkonsentrasi dalam mengatur ritme

pernafasan (Smeltzer, 2012 Dalam (Musta’in, Weri Veranita, Setianingsih,

2021).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Diagnosa Kolik

Abdomen Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Di RSU

Aliyah 3 Kota Kendari”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada Tn.S dengan diagnosa kolik

abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RS Aliyah 3 Kota

Kendari Tahun 2022

4
C. Tujuan

1. Tujuan umum:

Menerapkan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan diagnosa kolik

abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RSU Aliyah 3 Kota

Kendari Tujuan khusus :

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada Tn.s dengan diagnosa kolik

abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RSU Aliyah 3

Kota Kendari.

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn.s dengan

diagnosa kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di

RSU Aliyah 3 Kota Kendari.

c. Mampu membuat intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

keperawatan pada Tn.s dengan diagnosa kolik abdomen dalam

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RSU Aliyah 3 Kota Kendari.

d. Mampu melakukan implementasi pada Tn.s dengan diagnosa kolik

abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RSU Aliyah 3

Kota Kendari.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Tn.s dengan diagnosa

kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RSU

Aliyah 3 Kota Kendari.

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Menambah keilmuan sehingga meningkatkan ilmu pengetahuan,

menambah wawasan dalam mencari pemecahan masalah pada pasien

5
dengan diagnosa kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman.

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien dengan diagnosa kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan

rasa nyaman.

b. Bagi institusi pendidikan

Hasil studi ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran terutama

tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa kolik

abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

c. Bagi institusi rumah sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperoleh dalam

pelaksanaan praktik keperawatan yang tepat khususnya untuk

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa kolik

abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat digunakan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya dengan

masalah dan tema berbeda.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kolik Abdomen
1. Pengertian Kolik Abdomen
Colik abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus sepanjang
traktus intestinal.Obstruksi terjadi apabila ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan namun peristaltiknya
normal.
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut bersifat hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari
yaitu infeksi pada organ didalam perut (mencret,radang kandung
empedu,batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilang rasa
sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan diantara dada dan region
inguinalis.Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala
dari suatu penyakit.Nyeri akut abdomen juga bisa didefinisikan sebagai
serangan nyeri perut berat perisisten, yang terjadi tiba-tiba serta
membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya.Appley
mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang
berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun 1
tahun terakhir dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Etiologi
a. Mekanis
1) Adhesi/perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik)
2) Karsinoma
3) Volvulus
4) Intususepsi
5) Obstipasi
6) Polip
7) Struktur
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik

7
2) Lesi medulla spinalis
3) Enteritis regional
4) Ketidakseimbangan eletrolit
5) Uremia
c. Etiologi yang lain yaitu :
1) Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, openditis,
diverticulitis, pankreanitis,kolesistitis
2) Kelainan mukosa visceral : tukak peptic, inflammatory bowel
disease,kulitis injeksi,esophagitis
3) Obstruksi visceral : ileus obstruksi, kolik billier atau renal karena
batu.
4) Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis
5) Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal.
6) Gangguan motilitis : irritable bowel syndrome, dyspepsia
fungsional
3. Gejala lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen
Anoreksia nausea dan muntah konstipasi atau diare yang sering
menyertai abdomen namun bukan merupakan gejala yang spesifik
sehingga tidak memiliki nilai diagnostik tinggi.
a. Muntah
Saat distumulasi oleh serat aferen viseral sekunder, the medullary
vomiting centers mengaktivasi serat eferen yang menginduksi reflek
muntah. Oleh karena itu, nyeri abdomen akut biasanya terdapat muntah
yang juga berlaku sebaliknya
b. Konstipasi
Reflek ileus sering diinduksi oleh serat eferen visceral yang
merangsang serat eferen saraf simpatis untuk menurunkan peristaltik
usus.Konstipasi adalah indicator absolute abstruksi usus.Namun
obtipasi (tidak adanya pasase feses dan flatus) diperkiran kuat sebagai
obstruksi usus mekanik jika ada distensi abdomen dengan nyeri
progresif atau muntah yang berulang.

8
c. Diare
Watery diare merupakan karakteristik dari gastrointestinal dan
penyebab lain akut abdomen. Diare darah diperkirakan oleh ulseratif,
crohn disease,basilar atau disentri amuba.

4. Patofisologi
Patofisiologi rasasakit perut, baik mendadak berulang, yang biasanya
selalu bersumber pula
a. Visera perut
b. Organ lain diluar perut
c. Lesi pada susunan saraf spinal
d. Gangguan metabolic
5. Klasifikasi
Secara garis besar sakit perut dapat dibagi menurut datangmya
serangan dan lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang),
kemudian dibagi lagi atas bedah dan non bedah (pediatrik). Dan
selanjutnya dibagi lagi berdasarkan umur penderita, yang dibawah 2 tahun
dan diastase 2 tahun, yang dimana masing-masing dikelompokkan menjadi
penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal
a. Colic Abdomen viseral berasal dari organ dalam .viseral dimana
intervasi berasal dari saraf memiliki respon trauma terhadap distensi
dan kontraksi otot , bukan karena iritasi lokal , robekan atau luka
karakteristik nyeri viseral diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, sumar,
dan cenderung beralih ke area dengan struktue embrional yang sama.
b. Colic Abdomen adalah nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri
akibat perjalaran serabut saraf (Reeves, 2011).
6. Komplikasi
a. Kolik ureter (tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus)
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (obstruksi usus lewatnya isi usus yang terhalang)

9
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik: Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen: lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rektal
d. Laboratorium: leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan didalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmen yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
dan peningkatan kadar serum amylase karena iritasi pankreas oleh
lipatan khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolic
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Colic Abdomen secara Non farmakologi yaitu:
a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
b. Impementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis.
c. Hiperalimentasi untuk mengkoreksi defesiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi.
d. Reaksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
e. Ostomi barel ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu
berisiko.
f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedu

10
B. Konsep Kebutuhan Rasa Nyaman
1. Kebutuhan kebutuhan rasa nyaman

Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) mengungkapkan bahwa

kenyamanan adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar

manusia, yaitu kedamaian (satisfaction to improve everyday appearance),

liberation (kebutuhan terpenuhi), dan transendence (kepuasan melampaui

masalah atau rasa sakit). Kenyamanan harus dilihat secara keseluruhan,

meliputi empat aspek, yaitu:

a. Fisik, berkaitan dengan sensasi tubuh.

b. Sosial, berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.

c. Spiritual, berkaitan dengan kesadaran batin seseorang, termasuk harga

diri, jenis kelamin, dan makna hidup).

d. Lingkungan, yang berkaitan dengan konteks pengalaman eksternal

manusia, seperti unsur alam seperti cahaya, suara, suhu, warna, dll.

2. Konsep nyeri

a. Pengertian nyeri

Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak hanya berupa sensasi

tunggal yang disebabkan oleh suatu stimulus tertentu.Nyeri

merupakan kondisi yang sangat subjektif berupa sensasi yang tidak

menyenangkan, dan karena sensasi nyeri setiap orang berbeda dalam

skala atau tingkatannya, maka hanya orang tersebut yang dapat

menginterpretasikan atau mengevaluasi nyeri yang

dialaminya.Menurut beberapa ahli, nyeri didefinisikan sebagai

berikut.

11
1) Mike. Coffery (1979) mendefinisikan nyeri sebagai suatu kondisi

yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya tidak dapat

diketahui sampai orang tersebut mengalaminya. Wofl Weitzel

Fuerst (1974) menyatakan bahwa nyeri adalah perasaan sakit fisik

dan mental atau perasaan yang dapat menimbulkan ketegangan.

2) Arthur C Curton (1983) menyatakan bahwa nyeri adalah suatu

mekanisme produksi tubuh yang terjadi ketika jaringan

mengalami kerusakan dan menyebabkan individu berespon untuk

menghilangkan rangsang nyeri.

3) Scrum, yang mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang

tidak menyenangkan akibat rangsangan fisik atau dari serabut

saraf dalam tubuh ke otak, yang diikuti oleh respon fisik,

fisiologis, dan emosional.

b. Fisiologi nyeri

Terjadinya nyeri erat kaitannya dengan adanya reseptor dan

rangsang.Nosiseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung

saraf yang sangat bebas dengan sedikit atau tanpa selubung mielin

yang tersebar di kulit dan selaput lendir, terutama di organ dalam,

sendi, dinding arteri, hati, dan kandung empedu.Reseptor nyeri dapat

memberikan respon karena adanya stimulus atau

rangsangan.Rangsangan dapat berupa zat kimia seperti bradikinin,

histamin, prostaglandin, dan berbagai asam, yang dilepaskan ketika

jaringan rusak karena kekurangan oksigen. Rangsangan lain dapat

berupa termal, listrik atau mekanik.

12
Mekanisme nyeri didasarkan pada beberapa proses, yaitu

nosiseptif, sensitisasi perifer, perubahan fenotipik, sensitisasi sentral,

eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi.

Antara stimulus kerusakan jaringan dan pengalaman subjektif nyeri,

ada empat proses yang berbeda: transduksi, transmisi, modulasi, dan

persepsi.

Transduksi adalah proses dimana ujung saraf aferen mengubah

rangsangan, seperti akupunktur, menjadi impuls nosiseptif. Tiga jenis

serabut saraf terlibat dalam proses ini, yaitu serabut A-beta, A-delta

dan C. Serabut yang paling banyak merespon rangsangan yang tidak

berbahaya diklasifikasikan sebagai serabut penghantar nyeri atau

nosiseptor. Serat ini adalah A-delta dan C. Nociceptors diam, juga

terlibat dalam proses transduksi, adalah serabut saraf aferen yang

tidak merespon rangsangan eksternal tanpa adanya mediator

inflamasi.

Transmisi adalah proses transmisi impuls ke tanduk dorsal

sumsum tulang belakang dan kemudian sepanjang saluran sensorik ke

otak. Neuron aferen primer adalah pengirim dan penerima sinyal

listrik dan kimia yang aktif.Aksonnya berakhir di tanduk dorsal

sumsum tulang belakang dan kemudian berkomunikasi dengan

banyak neuron tulang belakang.

Modulasi adalah proses penguatan sinyal saraf yang terkait

dengan rasa sakit. Proses ini terjadi terutama di kornu dorsalis medula

spinalis, tetapi dapat juga terjadi di segmen lain. Berbagai reseptor

13
opioid seperti mu, kappa dan delta dapat ditemukan di kornu

dorsalis.Sistem nosiseptif juga memiliki jalur menurun dari korteks

frontal, hipotalamus, dan daerah otak lainnya ke otak tengah dan

medula, dan kemudian ke sumsum tulang belakang. Hasil dari proses

penghambatan menurun ini memperkuat, dan bahkan menekan, sinyal

nosiseptif di kornu dorsalis.

Persepsi merupakan hasil interaksi transduksi, transmisi,

modulasi, aspek psikologis dan proses karakteristik individu lainnya.

Reseptor nyeri adalah organ yang menerima rangsang nyeri.Organ

yang bertindak sebagai reseptor rasa sakit adalah ujung saraf bebas di

kulit yang hanya merespons rangsangan yang kuat dan berpotensi

merusak.Reseptor nyeri disebut juga nosiseptor. Secara anatomis,

saraf aferen memiliki reseptor nyeri (nosiseptor) yang bermielin dan

tidak bermielin(Bahrudin, 2018).

c. Klasifikasi nyeri

Secara umum nyeri dibedakan menjadi 2 yakni: nyeri akut dan

nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara

mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan

ditandai adanya peningkatan tegangan otot.Nyeri kronis adalah nyeri

yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam

waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.Yang termasuk

dalam nyeri kronis ini adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis,

dan nyeri psikosomatis.Bila ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dibagi

menjadi nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.

14
Perbedaan nyeri akut dan kronis

Tabel 2.1 perbedaan nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis

Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status


eksistensi

Sumber Sebab Tidak diketahui atau


eksternal/penyakit pengobatan yang terlalu
dari dalam lama

Serangan Mendadak Bisa


mendadak,berkembang
dan terselubung

Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6bulan


sampai bertahun-tahun

Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak Daerh nyeri sulit


diketahui dengan dibedakan intensitasnya,
pasti sehingga sulit dievaluasi

Gejala klinis Pola respons yang Pola respons yang


khas dengan gejala bervariasi dengan
yang lebih jelas dengan sedikit gejala
(adaptasi)

Pola Terbatas Berlangsung terus,


dapat bervariasi

Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat


setelah beberapa saat setelah beberapa saat

d. Teori nyeri

Beberapa teori telah mencoba untuk menggambarkan bagaimana

nosiseptor menghasilkan rangsangan yang menyakitkan.Sejauh ini,

ada berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana rasa sakit

muncul, tetapi teori gerbang kendali rasa sakit dianggap paling

relevan. (Hartwig & Wilson, 2005) dalam (Bahrudin, 2018).

15
1) Teori Spesifisitas (Specivity Theory)

Teori yang dijelaskan oleh Descartes pada abad ke-17 ini

didasarkan pada keyakinan bahwa ada organ dalam tubuh

manusia yang mengkhususkan diri dalam menyalurkan rasa sakit.

Saraf ini dianggap menerima rangsangan nyeri dan

mengirimkannya melalui terminal dorsal dan gelatin ke thalamus,

yang pada akhirnya akan melakukan perjalanan ke daerah yang

lebih tinggi, menimbulkan respon nyeri. Teori tersebut tidak

menjelaskan bagaimana faktor multidimensi mempengaruhi rasa

sakit.

2) Teori Pola (Pattern Theory)

Teori tersebut menjelaskan bahwa ada dua jenis serabut nyeri,

yaitu yang menyampaikan rangsang dengan cepat dan yang

menyampaikan rangsang secara perlahan. Kedua serabut saraf ini

membentuk sinapsis di sumsum tulang belakang dan

mengirimkan informasi ke otak tentang kekuatan dan jenis input

sensorik nyeri, menjelaskan karakteristik dan sifat nyeri.

3) Teori Gerbang Kendali Nyeri ( Gate Control Theory ) Tahun

1959 Milzack dan Wall menjelaskan teori gating nyeri,

menunjukkan bahwa ada gerbang yang memfasilitasi transmisi

sinyal nyeri. Teori gating adalah model regulasi nyeri yang

populer. Teori tersebut menyatakan bahwa terdapat kemampuan

endogen untuk mengurangi dan meningkatkan tingkat sensasi

nyeri dengan memodulasi impuls untuk memasuki kornu dorsalis

16
melalui “pintu” (door). Input akan ditimbang berdasarkan sinyal

dari sistem ascending dan descending. Integrasi semua input dari

neuron sensorik, yaitu pada tingkat tulang belakang yang sesuai,

dan penentuan apakah gerbang tertutup atau terbuka, akan

menambah atau mengurangi intensitas nyeri asenden. Teori

gating ini mengakomodasi variabel psikologis dalam persepsi

nyeri, termasuk motivasi untuk menghilangkan rasa sakit, dan

peran pikiran, emosi, dan respons stres dalam meningkatkan atau

menurunkan persepsi nyeri. Melalui model ini, dapat dimengerti

bahwa nyeri dapat dikontrol oleh manipulasi farmakologis

maupun intervensi psikologis (Bahrudin, 2018).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

1) Emosi

Emosi seperti kecemasan, depresi, dan kemarahan rentan terjadi,

yang mempengaruhi rasa aman dan nyaman.

2) Status mobilisasi

Mobilitas terbatas, kelumpuhan, kelemahan otot, dan penurunan

kesadaran meningkatkan risiko cedera.

3) Gangguan persepsi sensori

Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan berbahaya, seperti

gangguan penciuman dan penglihatan.

4) Keadaan imunitas

Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah,

sehingga lebih mudah sakit.

17
5) Tingkat kesadaran

Pada pasien koma, ada penurunan respon terhadap rangsangan,

kelumpuhan, disorientasi, dan kurang tidur.

6) Informasi atau komunikasi

Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca

dapat menimbulkan kecelakaan.

7) Gangguan tingkat pengetahuan

Kesadaran keamanan dan gangguan keamanan dapat diprediksi

sebelumnya

8) Penggunaan antibiotik yang tidak rasional

Antibiotik dapat menyebabkan resistensi dan syok anafilaksis

9) Status nutrisi

Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan

mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat

berisiko terhadap penyakit tertentu.

10) Usia

Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok

usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.

11) Jenis kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna

dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.

12) Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan

mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat

kenyaman yang mereka punyai.

18
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan

dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

Pengkajian lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang

ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

respon individu (Budiono, 2016)

2. Diagnosa keperawatan

Menurut PPNI, 2017 Diagnosa Keperawatan merupakan suatu

penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun

potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi

respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang

berkaitan dengan kesehatan.

Setelah didapatkan data dari pengkajian yang dilakukan secara

menyeluruh, maka dibuatlah analisa data dan membuat kesimpulan

diagnosis keperawatan. Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul

bagi klien dengan pemenuhan kebutuhan aman nyaman dengan

menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dalam

SDKI PPNI 2017 (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017):

19
1) Nyeri akut ( D.0077)

a. Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional berkaitan dengan kerusakan

jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lamat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung

kurang 3 bulan.

b. Gejala dan tanda mayor

1. Subjektif : ( tidak tersedia)

2. Objektif : tampak meringis, Bersikap protektif ( mis.waspada,

posisi menghindari nyeri ), gelisah, frekuensi nadi meningkat,

sulit tidur

c. Gejala dan tanda minor

1. Subjektif : (tidak bersedia)

2. Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu

makan berubah, proses berpikir berubah, menarik diri,

berfokus pada diri sendiri, diaforesis

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan

oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis

untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (menurut PPNI,2017).

uraian intervensi yang bisa timbul bagi klien dengan pemenuhan

kebutuhan aman nyaman dengan menggunakan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (SIKI) dalam SIKI PPNI 2017 (SIKI PPNI,

2017):

20
1) Manajemen nyeri (I.08238)

Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas

nyeri

- Identifikasi skala nyeri

- Identifikasi response nyeri non verbal

- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

- Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(mis. terapi musik,kompres hangat/dingin)

- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan)

- Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

- Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

- Anjarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu

21
4. Implementasi keperawatan

Implementasi dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan

keamanan klien.Sedangkan pada kenyamanan, implementasi dilakukan

untuk mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya

ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir

yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan.

Evaluasi Formatif Hasil observasi dan analisa perawat terhadap

respon pasien segera pada saat setelah dilakukan tindakan

keperawatan.Ditulis pada catatan perawatan, dilakukan setiap selesai

melakukan tindakan keperawatan.

Evaluasi Sumatif SOAP Rekapitulasi dan kesimpulan dari

observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan.Ditulis

pada catatan perkembangan yang merupakan rekapan akhir secara

paripurna, catatan naratif, penderita pulang atau pindah.

22
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien dalam pemenuhan

kebutuhan aman nyaman di RS Aliya 3 Kota Kendari .Pendekatan yang

digunakan adalah asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 22 juni – 24 juni 2022

2. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di ruang perawatan Marwah RSU Aliyah 3

Kota Kendari

C. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang mengalami masalah

gangguan dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang menjalani rawat

inap di RS Aliyah 3 Kota Kendari tahun 2022.

Sample adalah sebagian atau yang mewakili dari populasi yang diteliti

(randa,2016). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang responden

yang mengalami gangguan kebutuhan rasa nyaman yang menjalani rawat

inap di RS Aliyah 3 Kota Kendari tahun 2022.

23
D. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami

Gangguan Rasa Nyaman di ruang rawat inap RS Aliyah 3 Kendari meliputi

tahapan proses asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evalusi keperawatan.

E. Definisi Operasional

1) Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan atau telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia dalam hal ini hilangnya atau menurunnya rasa

nyeri yang disebabkan oleh penyakit yang diderita. yang diukur

menggunakan skala nyeri dengan kriteria hasil nyeri dari meningkat

menjadi menurun.

2) Asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan

evaluasi, dengan uraian sebagai berikut:

a) Pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

dilakukan pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik PQRST : P (pemicu) : merupakan factor yang

menyebabkan berat ringannya nyeri, Q (Quality): menanyakan rasa

nyeri, apakah nyerinya seperti rasa tajam, tumpul atau tersayat, R

(Region) : daerah/lokasi terjadinya nyeri, S (Severity) : tingkat

keparahan nyeri, T (Time) : lamanya serangan atau frekuensi nyeri

b) Diagnosa keperawatan pada penelitian ini peneliti mengangkat

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera

fisiologis (inflamasi).

24
c) Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh

perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk

mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (menurut PPNI,2017).

uraian intervensi yang bisa timbul bagi klien dengan pemenuhan

kebutuhan aman nyaman dengan menggunakan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (SIKI) dalam SIKI PPNI 2017 (SIKI PPNI,

2017):

Tabel 3.1 intervensi nyeri


Luaran keperawatan Intervensi keperawatan

Setelah dilakukan Manajemen nyeri


intervensi Observasi
keperawatan selama - Identifikasi
3x24 jam, maka lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualit
tingkat nyeri as,intensitas nyeri
menurun, dengan
- Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil : - Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identfikasi faktor yang memperberat dan
Keluhan nyeri dari memperingan nyeri
meningkat menjadi
menurun Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
Meringis dari mengurangi rasa nyeri (mis. terapi
meningkat menjadi musik,kompres hangat/dingin)
menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis.suhu ruangan,
Sikap protektif dari pencahayaan, kebisingan)
meningkat menjadi - Fasilitasi istirahat dan tidur
menurun
Edukasi
Frekuensi nadi dari - Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu
memburuk menjadi nyeri
membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Tekanan darah dari - Anjurkan menggunakan analgetik secara
memburuk menjadi tepat
membaik - Anjarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu

25
d) Implementasi keperawatandilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang telah dibuat. Setelah melakukan tindakan
keperawatan peneliti melakukan observasi ulang terhadap tindakan
yang telah diberikan apakah mengalami perubahan sebelum dilakukan
tindakan atau tidak mengalami perubahan.
e) Evaluasi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti setelah
dilakukannya tindakan keprawatan, dengan kriteria hasil yang
diharapkan oleh peneliti sebagai berikut :
- Keluhan nyeri dari meningkat menjadi menurun
- Meringis dari meningkat menjadi menurun
- Sikap protektif dari meningkat menjadi menurun
- Gelisah dari meningkat menjadi menurun
- Kesulitan tidur dari meningkat menjadi menurun
- Frekuensi nadi dari memburuk menjadi membaik
- Tekanan darah dari memburuk menjadi membaik

F. Instrument

Instrumenn pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan


format pengkajian asuhan keperawatan dan informed consent pada klien
dalam pemenuhan kebutuhan nyaman.

G. Cara Pengumulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan multi sumber bukti yaitu teknik


pengumpulan data bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data yang telah ada. Penelitian dalam pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, pengukuran, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi (Setiadi, 2019).
1. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan yaitu wawancara berupa format
pengkajian keperawatan.wawancara dalam asuhan keperawatan ini
tentang data dan keluhan yang di rasakan pada responden, tentang data

26
lain yang terkait, seperti data demografi, riwayat kesehatan, tingkat nyeri
yang di raakan.
2. Pemeriksaan fisik
Dalam metode pemeriksaan fisik ini, peneliti melakukan pemeriksaan
meliputi: keadaan umum partisipan dan pengukuran tekanan darah, suhu,
nadi, tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.
3. Pengukuran
Alat ukur pemeriksaan fisik seperti: melakukan pengukuran suhu, tekanan
darah, menghitung frekuensi nafas dan menghitung frekuensi nadi.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dapat berupa rekam medik hasil rumah sakit, kartu status
pasien serta data penunjang maupun hasil labor yang berkaitan dengan
kondisi pasien.Dengan dokumentasi berupa hasil labor, rontgen dan
pemberian obat.

H. Etika Penelitian

Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan dengan memenuhi


prinsip-prinsip:.(Hidayat,2009).
a. Autonomy yang berhubungan dengan hak dari responden untuk membuat
keputusan bagi dirinya, dalam hal ini penelitian harus menghormati hak
responden untuk menentukan apakah dia bersedia atau tidak menjadi
bagian dari penelitian dan sewaktu-waktu boleh berhenti dari proses
penelitian.
b. Nonmaleficience yaitu berkaitan dengan kewajiban untuk tidak
menimbulkan kerugian atau cedera bagi orang lain, dalam hal ini peneliti
harus membuat kesepakatan bahwa keputusan yang diambil tidak akan
merugikan klien dan keluarganya.
c. Beneficience berkaitan dengan kewajiban melakukan yang terbaik dalam
memberikan suatu tindakan. Bila terjadi sesuatu akibat intervensi yang
dilakukan dalam penelitian ini, maka harus mencari solusi yang terbaik
untuk mengembalikan status kesehatan responden kembali pada kondisi
semula.

27
d. Veracity berkaitan dengan kewajiban untuk mengatakan sesuatu dengan
benar tidak berbohong apalagi menipu, dalam hal ini peneliti harus
menjelaskan tentang proses dalam penelitiannya dengan benar dan jujur.
e. Justice berkaitan dengan kewajiban berlaku adil kepada semua orang,
dalam hal ini keputusan yang diambil tidak akan berdampak buruk bagi
semua pihak.
f. Fidelity berkaitan dengan kewajiban untuk setia atau loyal dengan
kesepakatan atau tanggung jawab yang diemban.
g. Konfidensialitas yaitu berkaitan dengan rahasia, dalam penelitian ini
maka peneliti harus merahasiakan identitas responden dan data-data yang
didapatkan dari responden hanya diperlukan untuk penelitian saja.

28
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Aliyah 3 Kota Kendari.Pada tanggal
22 – 24 Juni di ruang Marwah. Pasien subjek studi kasus ini adalah Tn.SM dengan
dignosa medis kolik abdomen. Selanjutnya akan diuraikan hasil studi dan
pembahasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman di Ruang Marwah RS Aliyah 3 Kota Kendari.

A. Hasil Studi Kasus


1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Tn.SM berusia 20 tahun, berjenis kelamin laki-laki, masuk ke rumah
sakit pada tanggal 21 Juni 2022 dengan nomor RM 00 39 02, dan
dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Juni 2022 dengan diagnosa
medis Kolik Abdomen.
c. Keluhan
1) Keluhan utama : Nyeri pada perut kanan bawah
2) Riwayat keluhan : Klien mengatakan nyeri pada perut kanan
bawah, klien mengatakan tidak mengetahui penyebab nyeri yang
dirasakan,tiba-tiba bangun di pagi hari langsung merasakan nyeri
pada perut kanan bawah lalu klien dibawah ke Rumah Sakit oleh
keluarga pada tanggal 21 Juni 2022. Dan dirawat di ruang IGD lalu
dibawah ke ruang Marwah. Klien mengatakan nyeri hebat pada
perut kanan bawah yang di rasakan pada saat pertama masuk
rumah sakit. P : klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah, Q
: klien mengatakan nyeri yang di rasakan seperti teriris-iris, R :
klien mengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah, S : skala
nyeri 5 (sedang), T : nyeri yang di rasakan terus menerus
d. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Apakah pernah menderita penyakit yang sama: Iya, Klien
mengatakan pernah masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama

29
2) Bila pernah dirawat di RS, sakit apa : klien mengatakan
perna masuk RS dengan penyakit yang sama namun tidak sampai
di rawat
3) Perna mengalami pembedaan : ya/tidak
4) Riwayat alergi : ya/tidak
Minuman/makanan : Tidak ada alegi
makanan
5) Kebiasaan/ketergantungan terhadap zat
a) Merokok (berapa batang sehari) : Tidak
b) Minum alcohol : Tidak
c) Minum kopi : Tidak
d) Minum obat-obatan : Tidak
e. Riwayat Keluarga/Genogram
1) Genogram

5
5

20
th

Keterangan
: pria : Tinggal satu rumah

: Wanita

20 : pasien
th

: meninggal

30
2) Riwayat kesehatan anggota keluarga : Klien mengatakan tidak ada
keluarga yang penyakit sama dengan dia, klien mengatakan ibunya
mengalami penyakit hipertensi
f. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 140/80 mmHg
b) Pernafasan : 16x/menit
c) Nadi : 76x/menit
d) Suhu badan : 36,5 °C
2) Berat badan dan tinggi badan
a) Berat badan : 60 kg
b) Tinggi badan : 170 cm
c) IMT : 20.8
3) Kepala
a) Bentuk kepala : Normocephal
b) Keadaan kulit kepala : Bersih, benjolan(-), lesi (-)
c) Nyeri kepala/pusing : Klien mengatakan tidak pusing
d) Distribusi rambut : Keadaan baik
e) Rambut mudah tercabut : Rambut tidak mudah rontok
4) Mata
a) Kesemetrisan : Simetris
b) Edema kelopak mata : Tidak ada edema
c) Ptosis : Tidak ada kelainan
d) Sclera : Sklera mata klien terlihat putih
e) Konjungtiva : Berwarna merah mudah, anemis (-)
f) Ketajaman penglihatan : keadaan baik
g) Pergerakaan bola mata : Normal, simetris
h) Lapang pandang : Baik
i) Reflex kornea : Baik
j) Nyeri : Klien mengatakan tidak ada nyeri
pada bagian mata

31
5) Telinga
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Secret : Terlihat tidak ada sekret yang
abnormal
c) Serumen : Terlihat serumen pada telinga
normal
d) Ketajaman pendengaran : Pendengaran normal
e) Nyeri : Klien mengatakan tidak ada nyeri
bagian telinga
6) Hidung
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Perdarahan : Terlihat tidak ada perdarahan pada
bagian hidung bagian luar dan bagian dalam
c) Sekresi : Tidak ada sekresi yang abnormal
d) Fungsi penciuman : Fungsi penciuman klien baik
e) Nyeri : Klien mengatakan tidak ada nyeri
pada bagian hidung
7) Mulut
a) Fungsi berbicara : Klien berbicara dengan normal
b) Kelembaban bibir : Bibir klien terlihat lembab
c) Posisi ovula : Posisi ovula berada ditengah
d) Mukosa : Mukosa terlihat normal, tidak ada
perdangan
e) Keadaan tonsil : Terlihat tidak ada peradangan
f) Stomatitis : Terlihat tidak ada stomatitis
g) Warna lidah : berwarna merah mudah
h) Tremor pada lidah : Tidak ada tremor lidah
i) Kebersihan lidah : Bagian lidah klien terlihat bersih
j) Kelengkapan gigi : Gigi klien lengkap (32 buah)
k) Suara parau : Terdengar suara klien normal
l) Kesulitan menelan : Klien terlihat mampu makan
dengan baik

32
m) Nyeri menelan : Klien mengatakan tidak nyeri saat
menelan
n) Kemampuan mengunyah : Klien mengunyah dengan baik
o) Fungsi mengecap : Klien mengatakan bisa
membedakan rasa
8) Leher
a) Mobilitas leher : pergerakan leher normal
b) Pembesaran kel.Tiroid : Tidak ada pembesaran kel.Tiroid
c) Pembesaran kel.limfe : Tidak ada pembesaran kel.limfe
d) Trakhea : Normal
9) Thoraks
Paru – paru
a) Bentuk dada : Bentuk dada klien normal
b) Pengembangan dada : Simetris
c) Retraksi dinding dada : Terlihat klien bernafas dengan
normal
d) Tanda jejas : Tidak ada
e) Taktil Fremitus : Normal
f) Massa : Tidak ada massa pada bagian dada
g) Dyspnea : Klien terlihat bernafas normal,
sesak (-)
h) Ortopnea : Klien mengatakan tidak sesak saat
berbaring
i) Suara nafas : Suara nafas normal, tidak ada suara
tambahan
j) Nyeri dada : Klien mengatakan tidak ada nyeri
pada bagian dada

Jantung

a) Ikterus kordis : Normal


b) Nyeri dada : Klien mengatakan tidak ada nyeri
dada

33
c) Palpitasi : Tidak ada palpitasi
d) Bunyi jantung : Normal
10) Abdomen
a) Warna kulit : Warna kulit sawo matang
b) Distensi abdomen : Tidak ada distensi
c) Tanda jejas : Tidak ada jejas
d) Peristaltik : 6x/m
e) Perkusi abdomen : Normal
f) Massa : Tidak ada massa
g) Nyeri tekan : Klien mengatakan nyeri saat
ditekan bagian perut kanan bawah
11) Pengkajian sistem saraf
a) Tingkat kesadaran : Composmentis, GCS : 15
b) Koordinasi : Baik
c) Memori : Baik, Klien dapat mengingat
keadaan dimasa lalu
d) Orientasi : Baik
e) Konfusi : Baik
f) Keseimbangan : Normal
g) Kelumpuhan : Klien tidak mengalami lumpuh
h) Gangguan sensasi : Klien tidak mengalami gangguan
sensasi
i) Reflex : Biseps (+), Trisep (+), Lutut (+),
Achiles (+)
12) Pengkajian Kebutuhan Dasar
a) Kebutuhan oksigenasi
(1) Batuk : Klien tidak mengalami batuk
(2) Dispnea : Klien tidak sesak
(3) Otot bantu pernafasan : Klien bernafas dengan normal, dan
tidak menggunakan otot bantu pernafasan
(4) Sianosis : Klien tidak mengalami sianosis

34
b) Kebutuhan nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit

Frekuensi makan 3-5x/sehari 2-3x/sehari


sehari
Waktu makan Pagi,siang,sore,mala Pagi,siang,malam
m, terkadang tengah
malam
Porsi makan yang Selalu dihabiskan dihabiskan
dihabiskan
Jenis makan yang Tidak ada Makan siap saji,
dibatasi pembatasan makanan pedas,
makanan asin

Perasaan Tidak ada Ada perasaan mual


mual/muntah setelah makan

c) Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit

Frekuensi minum 8-9 gelas/hari 8-9 gelas/hari


sehari
Jumlah minum ±2 liter/hari ±2 liter/hari
yang dikomsumsi
jenis minuman Minuman kaleng Air putih
yang disukai
Jenis minuman Tidak ada Minuman soda
yang tidak disukai
d) Kebutuhan Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit

Frekuensi BAK 3-5x/hari 3-5x/sehari

Perasaan penuh Ada perasaan penuh Ada perasaan penuh


pada kandung pada kandung kemih pada kandung kemih
kemih
Perasaan setelah Klien mengatakan Klien mengatakan
BAK merasa lega merasa lega

Kesulitan Klien mengatakan Klien mengatakan


memulai tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan
berkemih

35
Buang Air Besar (BAB)

Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit

Frekuensi 1x/hari Klien mengatakan


belum pernah BAB
selama dia dirawat.
(2hari)

Konsistensi Padat Padat

Nyeri saat Klien mengatakan Klien mengatakan


defekasi tidak ada nyeri selama sakit (2 hari)
belum BAB

Kemampuan Klien mengatakan Klien belum BAB


menahan defekasi dapat menahan sehingga belum
defekasi dikaji kemampuan
menahan defekasi

e) Kebutuhan istirahat dan tidur


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit

Jumlah tidur siang 1-3 jam 30 menit-1 jam

Jumlah tidur 7-8 jam/hari 5-6 jam/hari


malam
Kebiasaan Klien mengatakan Klien mengatakan
komsumsi obat tidak perna tidak pernah
tidur mengkomsumsi obat mengkomsumsi obat
tidur tidur

Perasaan waktu Klien mengatakan Klien mengatakan


bangun tidur merasa segar cukup merasa segar

Mudah terbangun Klien mengatakan Klien mengatakan


tidak mudah bangun selalu bangun saat
merasa nyeri perut
datang

36
f) Kebutuhan aktivitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Kegiatan rutin Kuliah, organisasi Main HP
kampus, nongkrong
sama teman
Waktu senggang Tidur, jalan jalan Tidak ada kegiatan
sama teman
Kemampuan Baik Baik
berjalan
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
merubah posisi merubah posisi saat merubah posisi saat
saat berbaring berbaring berbaring
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
berubah posisi : merubah posisi merubah posisi
berbaring ke baring ke duduk baring ke duduk tapi
duduk perlahan lahan
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
mempertahankan mempertahankan mempertahankan
posisi duduk psisi duduk psisi duduk
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
berubah posisi : merubah posisi merubah posisi
duduk ke berdiri duduk ke berdiri duduk ke berdiri
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
mempertahankan mempertahankan mempertahankan
posisi berdiri posisi berdiri posisi berdiri
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
berjalan berjalan berjalan
Penggunaaan alat Klien tidak Klien tidak
bantu dalam menggunakan alat menggunakan alat
pergerakan bantu jalan bantu jalan
Dispnea setelah Klien tidak Klien tidak
beraktivitas mengalami sesak mengalami sesak
saat beraktivitas saat beraktivitas
g) Kebutuhan perawatan diri

Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit


Motivasi dalam Merasa bersih,segar, Merasa bersih,segar,
perawatan diri dan percaya diri dan percaya diri
mandi, mencuci
rambut dan
kebersihan kuku
Frekwensi mandi 1-2x/hari 1x/hari
Frekwensi Setiap hari Belum perna
mencuci rambut keramas
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
mengakses kamar mengakses kamar mengakses kamar
mandi mandi mandi

37
13) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
(1) Cek darah rutin
Table 4.1 Hasil cek darah rutin
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

WBC 15.1 x 10…UL 4.0-10

Lymp 9.5 % 20.0-40.0

Midh 11.5 % 3.0-14.0

Grand 79.0 % 50.0-70.0

HGB 16.3 g/Dl 12-16

RBC 5.23 x 10…UL 4.20-5.50

HCT 44.5 % 37.0-43.0

MCV 85.1 Fl 80.0-100.0

MCV 31.1 pg 27.0-34.0

MCHC 36.5 g/dL 32.0-36.0

RDW-CV 14.2 % 11.0-16.0

RDW-SD 45.0 fl 35.0-56.0

PLT 221 x 10…UL 150-400

MPV 6.6 6.5-12

PDW 13.1 9.0-17.0

PCT 0.145 % 0.108-0.282

(2) Cek urine rutin

Table 4.2 Hasil cek urine rutin

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujuan

Warna Coklat Kuning mudah

Kekeruhan Keruh Jernih

38
Leukosit Negative Negative

Nitrite Negative Negative

Urobilinogen Negative mg/dL <1

Protein ++ mg/dL < 10

PH 6.0 4.8-7.4

Eritrosit +++ Negative

Berat jenis 1.030 1.003-1.029

Keton Negative Negative

Bilirubin Negative Negative

Glucose Negative mg/dL < 30

14) Tindakan pengobatan


a) IVFD RL 20 Tpm
b) Inj.cetorolac 1amp/8jam/IV
c) Inj.omeprazol

39
2. Klasifikasi Data
Tabel 4.3 klasifikasi data Tn.S

Data Subjektif Data Objektif

- Klien mengeluh nyeri pada - klien terlihat meringis


bagian abdomen kiri bawah - klien terlihat takut saat
- Klien mengatakan nyeri bergerak
yang dirasakan timbul - klien tampak gelisah
secara tiba tiba - Ada nyeri tekan pada
- Klien mengatakan lama bagian abdomen kiri
nyeri terjadi selama 10-15 - TD : 140/80 mmHg
menit. - N : 76x/m
- Klien mengatakan skala - P : 16x/m
nyeri 5 (sedang) - S : 36,5 °C
- Klien mengatakan sulit
tidur dimalam hari dan
selalu terbangun jika nyeri
perut muncul.

40
3. Analisa Data
Tabel 4.4 analisa data Tn.S

No Data Etiologi Masalah


1 Peradangan Nyeri akut
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian
abdomen kiri bawah Peningkatan regangan/tarikan,
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
timbul secara tiba tiba organ kontaksi berlebih
- Klien mengatakan lama nyeri terjadi
selama 10-15 menit.
- Klien mengatakan skala nyeri 5 (sedang) Peritoneum viseral
- Klien mengatakan sulit tidur dimalam
hari dan selalu terbangun jika nyeri perut
muncul. Respon nyeri

Do :
Nyeri akut
- klien terlihat meringis
- klien terlihat takut saat bergerak
- klien tampak gelisah
- Ada nyeri tekan pada bagian abdomen kiri
- TD : 140/80 mmHg
- N : 76x/m
- P : 16x/m
- S : 36,5 °C

41
4. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis (inflmasi),
yang ditandai dengan :
Data subjektif :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian abdomen kiri bawah
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan timbul secara tiba tiba
- Klien mengatakan lama nyeri terjadi selama 10-15 menit.
- Klien mengatakan skala nyeri 5 (sedang)
- Klien mengatakan sulit tidur dimalam hari dan selalu terbangun
jika nyeri perut muncul.

Data objektif :
- klien terlihat meringis
- klien terlihat takut saat bergerak
- klien tampak gelisah
- Ada nyeri tekan pada bagian abdomen kiri
- TD : 140/80 mmHg
- N : 76x/m
- P : 16x/m
- S : 36,5 °C

42
5. Intervensi keperawatan
Tabel 4.5 intervensi keperawatan Tn.S

No Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri


dengan agen pencendera keperawatan selama 3x24 jam, maka Observasi
fisiologis (inflmasi), yang tingkat nyeri menurun dan kontrol 1) Identifikasi
ditandai dengan : nyeri meningkat , dengan kriteria lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,inten
hasil : sitas nyeri
Data subjektif : - Keluhan nyeri dari meningkat 2) Identifikasi skala nyeri
- Klien mengeluh nyeri menjadi menurun 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
pada bagian abdomen - Meringis dari meningkat menjadi 4) Identfikasi faktor yang memperberat dan
kiri bawah menurun memperingan nyeri
- Klien mengatakan nyeri - Gelisah dari meningkat menjadi
yang dirasakan timbul menurun Terapeutik
secara tiba tiba - Sikap protektif dari meningkat
- Klien mengatakan lama 5) Berikan teknik non farmakologis untuk
menjadi menurun
nyeri terjadi selama 10- mengurangi rasa nyeri (mis.Teknik relaksasi nafas
- Kesulitan tidur dari meningkat
15 menit. dalam)
menjadi menurun
- Klien mengatakan skala 6) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Tekanan darah dari memburuk
nyeri 5 (sedang) (mis.suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
menjadi membaik
- Klien mengatakan sulit 7) Fasilitasi istirahat dan tidur
- Kemampuan menggunakan teknik
tidur dimalam hari dan non-farmakologis dari menurun Edukasi
selalu terbangun jika menjadi meningkat

43
nyeri perut muncul. 8) Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
9) Jelaskan strategi meredakan nyeri
Data objektif : 10) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- klien terlihat meringis 11) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- klien terlihat takut saat 12) Ajarkan teknik non farmakologis untuk
bergerak mengurangi rasa nyeri
- klien tampak gelisah Kolaborasi
- Ada nyeri tekan pada
bagian abdomen kiri 13) Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
- TD : 140/80 mmHg
- N : 76x/m
- P : 16x/m
- S : 36,5 °C

44
6. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.6 implementasi dan evaluasi Tn.S
No Hari/ Diagnosa Jam Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Tanggal keperawatan
1. Rabu, Nyeri akut 09:30 S:
22 juni berhubungan 1) Mengidentifikasi - Klien mengeluh nyeri perut kanan
2022 dengan agen lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi, bawah
pencedera kualitas,intensitas nyeri - klien mengatakan skala nyeri 5
fisiologis Hasil : (sedang)
(inflmasi) - klien mengatakan lokasi nyeri - klien mengatakan sulit tidur dan
yang dirasakan pada bagian selalu terjaga di malam hari ini
abdomen kiri bawah karena nyeri perut
- klien mengatakan nyeri yang O :
dirasakan terus menerus - klien tampak meringis
- klien mengatakan lama nyeri - klien tampak gelisah
menyerang 10-15 menit - klien tampak berhati-hati saat
- klien mengatakan nyeri yang bergerak
dirasakan perutnya seperti diiris- - klien terlihat mampu melakukan
iris secara mandiri terapi relaksasi nafas
- klien mengatakan skala nyeri 5 dalam yang diajarkan
09:35 (nyeri sedang) - TD : 140/80 mmHg
2) Mengidentifikasi skala nyeri - N : 82x/m
Hasil : skala nyeri 5 (nyeri sedang)

45
09:40 3) Mengidentifikasi respon nyeri non - P : 16x/m
verbal - S : 36,5 °C
Hasil : klien tampak meringis, klien
terlihat gelisah , klien tampak berhati
hati saat bergerak
09:45 4) Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri : Klien mengatakan nyeri perut
yang dirasakan ringan saat klien
duduk, dan nyeri akan berat saat
baring terlentang dan saat menekuk
kakinya
5) Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
09:50 nyeri (mis.Teknik relaksasi nafas
dalam)
Hasil : klien terlihat mampu
melakukan secara mandiri terapi
relaksasi nafas dalam yang diajarkan
09:55 6) Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
Hasil : karena klien mengeluh sulit
tidur dan selalu terjaga di malam

46
hari karena nyeri perut, agar klien
lebih nyaman istiraha atur suhu AC
10:00 :klien menjadi lebih nyaman,
7) Fasilitasi istirahat dan tidur
Hasil : mematikan TV : agar pasien
bisa istirahat klien lebih nyaman
untuk tidur
10:05
8) Menjelaskan penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
Hasil : Klien dapat mengetahui
penyebab nyeri yang dirasakan,
periode nyeri dan pemicu nyeri yang
dirasakan.
11:30 9) Melakukan observasi tanda tanda
vital
Hasil :
- TD : 140/80 mmHg
- N : 82x/m
13:00 - P : 16x/m
- S : 36,5 °C
10) Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Injc, etorolac 1amp/8jam/IV,
Inj.omeprazol
2. kamis, Nyeri akut 09:30 S:
1) Mengidentifikasi skala nyeri

47
23 juni berhubungan Hasil : skala nyeri : 3, Klien - Klien mengatakan perutnya masih
2022 dengan agen mengatakan perutnya masih nyeri nyeri tetapi tidak begitu nyeri seperti
pencedera tetapi tidak begitu nyeri seperti kemarin/ keluhan nyeri menurun
fisiologis kemarin. - Klien mengatakan skala nyeri 3
(inflmasi) 09:35 2) Mengidentifikasi respon nyeri non (ringan)
verbal - Klien mengatakan sulit tidur saat
Hasil : Klien tampak sesekali malam cukup menurun karena klien
meringis saat dari tidur ke duduk. tidur ±8 jam
Tampak gelisah sudah cukup
menurun, tampak sikap hati-hati O :
saat bergerak cukup menurun - Klien tampak sesekali meringis
3) Mengulang teknik non farmakologis - Klien tampak gelisah cukup menurun
09:40
yang telah di ajarkan yaitu Teknik - Klien nampak sikap hati-hati saat
relaksasi nafas dalam bergerak cukup menurun
Hasil :klien tampak bisa mandiri - TTV : TD : 130/80 mmHg, N :
melakukan terapi relaksasi nafas 76x/m, P: 18x/m, S : 36,2 °C
dalam tanpa di ajar lagi.
09:45 4) Identifikasi istirahat dan tidur
Hasil : klien mengatakan terbangun
jam 3 pagi karena nyeri perut,
namun klien sudah merasa tidur
dengan cukup dan klien istirahat di
jam 9 pagi dengan mematikan HP
dan TV agar tidurnya maksimal

48
09:50 5) Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
Hasil : klien mengatakan sekarang
dia bisa tahu apa yang bisa dia
lakukan saat nyeri menyerang yaitu
dengan cara melakukan terapi
relaksasi nafas dalam.
09:55
6) Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Hasil : klien dapat memprediksi
aktivitas yang dia lakukan agar tidak
memicu nyeri.
11:30
7) Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Hasil : klien sudah dapat melakukan
secara mandiri terapi relaksasi nafas
dalam jika klien merasakan nyeri
12:30 8) Observasi TTV
Hasil : TD : 130/80 mmHg, N :
76x/m, P: 18x/m, S : 36,2 °C
13:00 9) Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Injc, etorolac 1amp/8jam/IV,
Inj.omeprazol

49
3. Jum’at, Nyeri akut 14:00 S:
24 juni berhubungan (1) Mengidentifikasi skala nyeri - Klien mengatakan perutnya sudah
2022 dengan agen Hasil : Klien mengatakan perutnya tidak tidak nyeri, skala nyeri 1
pencedera sudah tidak nyeri, tetapi masih - Klien mengatakan tidur semalam
fisiologis merasakan tidak nyaman pada sudah tidak bangun-bangun
(inflmasi) bagian perut, klien mengatakan skala
nyeri 1 (ringan). O:
14:10
(2) Mengidentifikasi respon nyeri non
- Klien tampak lebih baik
verbal
- Nampak tidak ada lagi ringisan
Hasil : Klien tampak lebih baik, dan
- Klien terlihat tidak gelisah
tidak ada ringisan lagi, klien terlihat
- Nampak sikap protektif sudah tidak
sudah tidak gelisah, sikap protektif
ada lagi
sudah tidak lagi
- Pemeriksaan TTV : TD : 120/80
14:20 (3) Mengidentifikasi istirahat dan tidur
mmHg, N : 69x/m, P : 20x/m, S :
Hasil : klien mengatakan tidur
36,2 °C
semalam sudah tidak bangun-bangun
-
17:30
(4) Melakukan observasi tanda tanda
vital
Hasil :
- TD : 120/80 mmHg
- N : 69x/m
- P : 20x/m
- S : 36,2 °C
(5) Kolaborasi pemberian analgetik

50
Hasil : Injc, etorolac 1amp/8jam/IV,
Inj.omeprazol

18:00 (6) Hasil visite dokter : klien boleh


pulang

51
B. Pembahasan
Pada bab sebelumnya, peneliti telah menjabarkan permasalahan yang
terjadi pada kasus kolik abdomen khususnya pada pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman, yaitu rasa nyeri pada perut bersifat hilang timbul yang dirasakan
diantara dada dan region inguinalis. Tujuan kasus diperoleh melalui studi
langsung pada pasien Tn.SM dengan kasus kolik abdomen pada tanggal 22
sampai 24 juni 2022 di ruang Marwah RS Aliyah 3 Kota Kendari.
Untuk memudahkan dalam mengetahui apakah terdapat kesenjangan
seperti yang dimaksudkan di atas, maka peneliti membahas dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Selama peneliti melakukan
asuhan keperawatan pada pasien tersebut, peneliti mengacu pada pendekatan
keperawatan yang meliputi : pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan,
intervensi,implementasi dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langlah pertama dari proses keperawatan melalui
kegiatan pengumpulan data yang akurat guna mengetahui berbagai
permasalahan yang ada, fase proses keperawatan ini terdiri dari dua
bagian, yaitu data primer (data yang didapatkan dari pasie), dan data
sekunder (data yang didapatkan dari keluarga pasien dan tenaga
kesehatan).
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut bersifat hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari
yaitu infeksi pada organ didalam perut (mencret,radang kandung
empedu,batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilang rasa
sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat.
Pengkajian nyeri dilakukan dengan menggunakan teknik PQRST.
Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada pasien tersebut, yaitu peneliti
melakukan pengkajia dengan menggunakan format pengkajian yaitu
tentang biodata pasien (nama, jenis kelamin, umur/tanggal lahir, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, No RM, tanggal
MRS), identitas penanggung (nama, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan
dengan klien, alamat), menanyakan keluhan utama yang dirasakan, riwayat

52
terjadinya penyakit kolik abdomen sehingga menyebabkan nyeri perut,
melakukan pengukuran skala nyeri dengan menggunakan skala nyeri
deskriptif, menanyakan riwayat kesehatan masa lalu ( apakah klien perna
menderita penyakit yang sama, riwayat pembedahan, riwayat alergi dan
kebiasaan klien). Pada saat dilakukan pengkajian, diperoleh data pasien
mengeluh nyeri pada bagin abdomen kiri bawah, klien mengatakan nyeri
yang dirasakan timbul secara tiba-tiba saat bangun dipagi hari. Skala nyeri
pasien 5 (sedang), dengan kualitas nyeri seperti diiris-iris dan dirasakan
terus menerus,klien mengatakan sulit tidur dimalam hari dan selalu
terbangun jika jika nyeri perut muncul. Data objektif yang diperoleh yaitu
klien terlihat meringis,klien terlihat gelisah, klien terlihat takut saat
bergerak, saat palpasi ada nyeri tekan pada bagian abdomen kiri. Tekanan
darah 140/80 mmHg, Nadi 76x/menit, Pernafasan 16x/menit, Suhu 36,5
°C
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh atmaja,2017
dengan judul penelitian asuhan keperawatan pada an.M dengan kolik
abdomen di RSUD RAA Soeawondo pati, diketahui bahwa pasien kolik
abdomen mengalami gejala pada subjek penelitian ini. Adapun gejala yang
ditemukan pada penelitian Atmaja adalah keluhan nyeri pada perut bagian
kanan bawah dengan skala nyeri 6.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan
objektif yang telah diperoleh melalui pengkajian. Diagnosa keperawatan
digunakan sebagai keputuhan klinik yang mencakup respon pasien,
keluarga dan komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai masalah
kesehatan. diagnose keperawatan yang bisa ditegakkan pada penderita
kolik abdomen dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yaitu
nyeri akut, nyeri kronis, gangguan rasa nyaman.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilkaukan dapat dirumuskan
diagnosa yang muncul pada pasien kolik abdomen yang berkaitan dengan

53
keluhan yang timbul (nyeri ) yaitu : nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (inflamasi).
Pada dignosa keperawatan di atas sependapat dengan penelitian yang
dilakukan oleh atmaja,2017 dengan judul penelitian asuhan keperawatan
pada an.M dengan kolik abdomen di RSUD RAA Soeawondo pati yang
menyatakan bahwa pasien kolik abdomen yang menjadi subjek
penelitiannya juga mengalami masalah keperawatan yang sama yaitu nyeri
akut.
3. Intervensi Keperawatan
Luaran yang menjadi target peneliti berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia yaitu status tingkat nyeri dan kontrol nyeri.
Dengan kriteria hasil keluhan nyeri dari meningkat menjadi menurun,
meringis dari meningkat menjadi menurun, gelisah dari meningkat
menjadi menurun, sikap protektif dari meningkat menjadi menurun,
tekanan darah dari memburuk menjadi membaik, Kemampuan
menggunakan teknik non-farmakologis dari menurun menjadi meningkat
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan untuk perilaku
spesifik dari tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Intervensi yang
digunakan berdasarkan teori yaitu :manajemen nyeri.Pada observasi
dilakukan :identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respon nyeri non
verbal, identfikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. Pada
tindakan terapeutik dilakukan : berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (terapi relaksasi nafas dalam), kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan), fasilitasi istirahat dan tidur. Dan pada tindakan edukasi
dilakukan :jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri, jelaskan strategi
meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, anjurkan
menggunakan analgetik secara tepat, anjarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri. Pada tindakan kolaborasi dilakukan
pemberian analgetik.

54
Pada penelitiabn sebelumnya oleh (Atmaja,2017), pada pasien kolik
abdomen diketahui bahwa tindakan nonfarmakologi yang diberikan pada
pasien kolik abdomen salah satunya adalah teknik relaksasi nafas dalam.
Hal ini sejalan dengan luaran dan intervensi keperawatan yang disusun
oleh peneliti.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
kepada pasien sesuai dengan intervensi keperawatan yang ditetapkan.
Implementasi keperawatan dilakukan selama 3 hari sejak tanggal 22
sampai 24 – 26 juni 2022, yang dimana tindakan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilakukan yaitu melakukan pengajaran menggunakan teknik relaksasi
nafas dalam yang dilakukan selama 3 hari, disertai pengukuran vital sign.
Pada teori dijelaskan bahwa biasanya, untuk nyeri skala yang ringan
tindakan non farmakologis merupakan tindakan intervensi yang paling
utama dan efektif. Sedangkan untuk mengantisipasi perkembangan nyeri
dapat digunakan tindakan farmakologis. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh atmaja,2017 dengan judul penelitian asuhan
keperawatan pada an.M dengan kolik abdomen di RSUD RAA
Soeawondo pati yang juga melakukan implementasi 3 hari dan
mendapatkan hasil penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi skala
2.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan yang dilakukan mulai hari rabu 22 juni – juma’t
24 juni 2022 diperoleh perubahan skala nyeri pada pasien, yaitu pada hari
pertama sebelum dilakukan tindakan terapi relaksasi nafas dalam pasien
mengeluh nyeri dengan skala nyeri 5 (sedang), setelah dilakukan tindakan
nafas dalam sampai dua hari, nyeri pasien menurun menjadi skala 3.
Nampak meringis pasien berkurang.Kemudian pada hari ketiga skala nyeri
pasien mengalami penurunan secara berangsungr-angsur hingga mencapai
skala nyeri 1, klien tampak tidak meringis lagi, klien tampak gelisah
menurun, Nampak sikap protektif klien menurun.Penurunan skala nyeri

55
dibuktikan dengan tekanan darah pasien yang berangsur-angsur mulai
turun dengan pemberian terapi dan kemampuan penggunaan nafas dalam
yang baik.Dan juga pasien melakukan melakukan secara mandiri katika
merasa nyeri.Dari hasil studi kasus dapat dilihat bahwa penurunan skala
nyeri dengan menggunakan teknik terapi relaksasi nafas dalam, dan
adanya penurunan tekanan darah.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode
manajemen nyeri non farmakologi yang efektif untuk menurunkan nyeri.
Dibuktikan oleh peneliti sebelumnya oleh Atmaja, 2017 dari penelitian
yang dilakukan didapatkan bahwasanya teknik relaksasi nafas dalam dapat
menurunkan skala nyeri yang dibuktikan pada hari terakhir skala nyeri
pasien menurun yang semula 6 menjadi 2.

C. Keterbatasan Studi Kasus


1. Keterbatasan studi kasus yang dilakukan selama 5 hari di Ruang Marwah
3, diantaranya dari segi sumber referensi atau informasi yang diperoleh
dari buku, dimana buku yang tersedia mengenai penyakit kolik abdomen
dan nyeri ini memiliki tahun terbit yang sudah hamper tidak dapat
digunakan sebagai referensi KTI, sehingga teori teori yang dijelaskan
dalam studi kasus ini pun masih sangat terbatas, dan juga sumber referensi
diperoleh dari jurnal jurnal terdahulu.
2. Keterbatasan yang kedua yaitu lamanya waktu melakukan studi kasus

56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan secara khusus dari hasil studi kasus ini yaitu :
1. Pengkajian yang ditemukan pada kasus ini yaitu, pasien mengeluh nyeri
pada bagian abdomen kiri bawah, skala nyeri 5 (sedang), klien
mengatakan nyeri yang dirasakan timbul secara tiba-tiba.
2. Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen pencendera fisiologis (inflamasi), diagnosa didukung oleh
data yang ditemukan dari hasil pengkajian.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu manajemen nyeri dan terapi
relaksasi nafas dalam yang bertujuan menurunkan skala nyeri yang
dirasakan, dari skala 5 (sedang) menjadi skala nyeri 1. Tindakan ini
dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
dan kolaborasi pemberian terapi sesuai anjuran dokter
4. Impelementasi keperawatan dilakukan tidak hanya menggunakan terapi
relaksasi nafas dalam, tetapi juga dengan menggabungkan tindakan
kolaboratif dan pemberian edukasi pada pasien. Tindakan tersebut
dilakukan selama 3 hari.
5. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan menggunakan memantau skala
nyeri yang berangsur-angsur menurun.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan Rumah Sakit dapat dijadikan sebagai dasar untuk
memberikan dan meningkatkan pelayanan pemberian asuhan
keperawatan serta sarana dan prasarana yang berkualitas untuk
penyembuhan klien kolik abdomen.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan serta
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan

57
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien kolik abdomen.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu contoh hasil dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman serta dapat saling berkolaborasi antar profesi
medis lainnya dan kepada keluarga klien dengan tujuan bersama untuk
membantu proses penyembuhan klien khususnya pada pasien kolik
abdomen.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk melakukan
penelitian berikutnya.

58
DAFTAR PUSTAKA

(Alma Purba, 2021)


Alma Purba, Revian, ‘Penerapan Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Nyeri Pada
Pasien Kolik Abdomen Dan Dispepsia Di Rsud Jend. Ahmad Yani Kota
Metro.’, Jurnal Cendikia Muda, 2 (2021), 497–505
<https://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/view/377/23
8>
(Atmaja;, 2017)
Bahrudin, Mochamad, ‘Patofisiologi Nyeri (Pain)’, Saintika Medika, 13.1 (2018),
7 https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449
(Brunner & Sudart, 2013)
Ficy Yuliana Sari, ‘Analisis Penerapan Proses Asuhan Keperawatan Terkait
Manajemen Nyeri Terhadap Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura’, Journal of Chemical Information and Modeling, 8.9 (2018),
1–58 <file:///C:/Users/A C E R/Downloads/33513-75676603418-1-PB.pdf>
(Ilmiah & Keperawatan, 2018)
Kasiati, and Ni Wayan Dwi Rosmalawti, ‘Kebutuhan Dasar Manusia I’, Pusdik
SDM Kesehatan, 202–1), 2016( ‫ثق ثقثقثق‬.‫ث ققثق‬
(Kurnia, 2018)
(Muslihat, 2015)
Musta’in, Weri Veranita, Setianingsih, Danisa Putri Aydi, ‘Dyah Restuning
Prihati’, Jurnal Keperawatan, 13.1 (2021), 213–26
PPNI, ‘Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman’, Repository.poltekkes-
Denpasar.ac.id, 53.9 (2015), 1689–99
(Sulistyo, 2013)
(Syamsyah & Muslihat, 2015)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2017
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2017
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, 2017
‘World Health Organization’, International Organization, 1.3 (1947), 535–37
<https://doi.org/10.1017/S0020818300005336>
Zulaikha, Fatma, ‘Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 1’, Afnuhazi, R. (2019).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asam Urat Pada Lansia
(45 – 70 Tahun). Human Care Journal., 2019, 213

59
Lampiran 1 Pengkajian keperawatan pada Tn.S

60
61
62
63
64
65
Lampiran 2 Informed consent

66
Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TEKNIK MENGATASI NYERI ATAU RELAKSASI NAPAS DALAM

A. Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi
ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya
stimulasi nyeri. Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang

B. Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri
Indikasi: Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut

C. Prosedur pelaksanaan:
1. Tahap prainteraksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privasi pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

67
h. Usahakan agar tetap konsentrasi
i. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
j. Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi hari pukul 09.00
dan siang hari pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam
dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga

68
Lampiran 4 Dokumentasi tindakan

69
Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Administrasi

70
Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pustaka

71
Lampiran 7 Izin Pengambilan Data

72
Lampiran 8 Permohonan izin penelitian

73
Lampiran 9 Izin penelitian

74
Lampiran 10 Surat keterangan telah melakukan penelitian

75

Anda mungkin juga menyukai