Anda di halaman 1dari 106

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

D DENGAN POST PARTUM


NORMAL DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT
DAN TIDUR DI RUANG AZALEA RSUD KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan

OLEH:

CYNDI CHANTIKA NUR


P00320019009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
Lampiran Keaslian Penelitian

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.INDENTITAS
1.Nama Lengkap : Cyndi Chantika Nur
2.Tempat/ Tanggal Lahir : Kendari, 25 maret 2001
3.Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Jawa, Indonesia
6. Alamat : Jl.Chairil Anwar, Lrg. Durian, Sauna
7.No. Telp/ Hp 0822 7909 2580

B. PENDIDIKAN

1. TK Tunas Makarti
2. SDN 5 Baruga, Tamat 2013
3. SMP 4 Kendari, Tamat2016
4. SMK Kesehatan Kendari, Tamat 2019
5. Poltekkes Kemenkes Kendari 2019 - 2022

v
MOTTO

Angin tidak berhembus untuk

menggoyangkan pepohonan, melainkan

menguji kekuatan akarnya

orang hebat adalah orang yang memiliki

kemampuan menyembunyikan kesusahan,

sehingga orang lain mengira bahwa ia

selalu senang, apapun yang menjadi

takdirmu akan mencari jalannya

menemukanmu

Cyndi Chantika Nur

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas berkat

rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis penelitian ini dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan Post Partum Normal Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Di Ruang Azalea RSUD Kota

Kendari”. Penelitian ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari ibu Lena

Atoy, SST., MPH selaku pembimbing satu dan bapak Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes

selaku pembimbing dua yang telah senantiasa memberikan bimbingan dan masukan

dalam proses pembuatan karya tulis penelitian ini. Serta bantuan dari berbagai pihak

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis pada kesempatan ini

menyampaina ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM.,MPPM Selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Kendari.

2. Bapak Abd. Syukur Bau,S.Kep.,Ns.,MM selaku Ketua Jurusan D-III

Keperawatan.

3. Ibu Fitri Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Sekretaris Jurusan D-III

Keperawatan

4. Kepada Ibu Lena Atoy, SST., MPH sebagai pembimbing I dan Bapak Taamu,

A.Kep., SPd., M.Kes sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunankarya

tulis ilmiah ini

5. Ibu Sitti Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kes, Ibu Fitri Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kep,

Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep., Sp. KMB Selaku Dosen - Dosen

vii
Penguji yang telah memberikan arahan dan masukan masukan sehingga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik- baiknya.

6. Kepada Direktur Rumah Sakit RSUD Kota Kendari yang telah memberi izin

untuk melakukan pengambilan data awal dan penelitian

7. Kepada Kepala Ruangan Azalea RSUD Kota Kendari dan seluruh Perawat

RSUD Kota Kendari yang telah membantu saya sampai menyelesaikan

penelitian saya di rumah sakit

8. Semua dosen program studi D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

dan seluruh Civitas Akademik Poltekkes Kendari yang telah memberikan

bimbingan dengan sabar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat.

9. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta ayah Masnur dan ibu Misnawati,

S.Pd yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada saya

10. Kepada Farhan Ashidiq yang telah membantu saya dan memberi semangat agar

cepat menyelesaikan karya tulis ilmiah saya

11. Kepada teman teman saya yang selalu mendukung saya dan memberi saya

semangat dan motivasi dan semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa

disebutkan satu persatu

Serta semua pihak yang telah membantu saya dan tidak bisa saya sebutkan satu

persatu, akhir kata, penulis berharap tuhan yang maha esa berkenan membalas

segala semua pihak yang telah membantu.

Kendari, 30 Juni 2022

Cyndi Chantika Nur

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ...............................................................iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
ABSTRAK .........................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................3
C. Tujuan Studi Kasus..................................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus ...............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Post Partum ................................................................................6
B. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur .......................................15
C. Konsep Terapi Relaksasi Nafas Dalam ...................................................18
D. Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Istirahat Tidur .......................................................................19
BAB III METODE KASUS
A. Rancangan Studi Kasus ...........................................................................39
B. Subyek Studi Kasus .................................................................................39
C. Fokus Studi Kasus ...................................................................................39
D. Definisi Operasional ................................................................................39
E. Instrumen Studi Kasus.............................................................................41
F. Metode Pengumpulan Data .....................................................................41
ix
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus................................................................43
H. Analisis Data dan Penyajian Data ...........................................................43
I. Etika Studi Kasus ....................................................................................43
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus ....................................................................................45


B. Pembahasan .............................................................................................67
C. Keterbatasan Studi Kasus .........................................................................73
BAB V
A. Kesimpulan..............................................................................................74
B. Saran ........................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................77
LAMPIRAN ............................................................................................... 79

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan ................................................................. 31


Tabel 2.2 Analisa Data .................................................................................. 56
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan ................................................................. 58
Tabel 2.4 Implementasi Keperawatan ........................................................... 60

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1……………………………………………………………… 79
Lampiran 2……………………………………………………………… 80

Lampiran 3……………………………………………………………… 81
Lampiran 4……………………………………………………………… 82

Lampiran 5……………………………………………………………… 83
Lampiran 6……………………………………………………………… 84

Lampiran 7……………………………………………………………… 85
Lampiran 8……………………………………………………………… 86

Lampiran 9……………………………………………………………… 87

Lampiran 10…………………………………………………………….. 88

Lampiran 11…………………………………………………………….. 90

Lampiran 12…………………………………………………………….. 91

xii
ABSTRAK
Cyndi Chantika Nur, NIM: P00320019009 “Asuhan Keperawatan Pada Ny.D
Dengan Post Partum Normal Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Di Ruang Azalea RSUD Kota Kendari. DIII Keperawatan Poltekes Kemenkes
Kendari Dibimbing Oleh Lena Atoy, SST., MPH dan Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes

Kebutuhan istirahat dan tidur adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan status Kesehatan yang optimal. selain itu, proses tidur dapat
memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pada masa post partum, Istirahat dan tidur
penting untuk ibu dalam memulihkan keadaannya setelah hamil dan melahirkan.
Post Partum atau masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. penelitian ini bertujuan untuk
melakukan asuhan keperawatan pada Ny. D dengan post partum normal dalam
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang Azalea RSUD Kota Kendari.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan subyek studi kasus pasien post
partum normal dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang Azalea
RSUD Kota Kendari. Fokus studi pada penelitian ini yaitu asuhan keperawatan pada
pasien post partum normal dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang
Azalea RSUD Kota Kendari. Teknik pengumpulan data menggunakan pengkajian
dan observasi. Hasil penelitian pada pengkajian didapatkan pasien mengalami sulit
tidur, gampang terbangun dan jam tidur yang tidak teratur. Masalah keperawatan
yang didapatkan pada pasien adalah gangguan pola tidur dengan intervensi Teknik
relaksasi yang dilakukan selama 3 hari teratasi dan membaik dengan melakukan
Teknik relaksasi napas dalam. Kesimpulan masalah keperawatan gangguan pola
tidur pada pasien post partum dapat mengalami perubahan pada pola tidur setelah
dilakukan intervensi selama 3 hari
Kata Kunci: Kebutuhan Istirahat dan Tidur, Asuhan Keperawatan, RSUD
Kota Kendari.

xiii
ABSTRACT

Cyndi Chantika Nur, NIM: P00320019009 “ Nursing Care For Mrs. D With
Normal Post Partum in Fulfilling Rest and Sleep Needs in the Azalea Room
of Kendari City Hospital. DIII Nursing Department of Health Polytechnic of
Kendari Ministry of Health. Supervised By Lena Atoy, SST., MPH and
Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes
The need for rest and sleep is a need that must be met to maintain optimal health
status. In addition, the sleep process can repair various cells in the body. During the
postpartum period, rest and sleep are important for mothers in recovering their
condition after pregnancy and childbirth. Postpartum or puerperium is the period
from a few hours after the birth of the placenta to 6 weeks after delivery. This study
aims to provide nursing care to Mrs. D with normal postpartum in fulfilling the need
for rest and sleep in the Azalea room of the Kendari City Hospital. This type of
research is descriptive research with case study subjects of normal postpartum
patients in fulfilling the need for rest and sleep in the Azalea room of the Kendari
City Hospital. The focus of the study in this research is nursing care for normal
postpartum patients in fulfilling the need for rest and sleep in the Azalea room of
the Kendari City Hospital. Data collection techniques using assessment and
observation. The result of the study in the study found that patients had difficulty
sleeping, easily woken up and irregular sleeping hours. The nursing problem found
in the patient was sleep pattern disturbance with the relaxation technique
intervention which was carried out for 3 days and was resolved and improved by
doing deep breathing relaxation techniques. Conclusion: nursing problems with
sleep pattern disorders in postpartum patients can experience changes in sleep
patterns after 3 days of intervention.
Keywords: need for rest and sleep, nursing care, Kendari city hospital

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Post Partum atau masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam

sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas

(puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil)

yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu (ayu putri, 2019).

Pada masa post partum, ibu membutuhkan istirahat dan tidur yang

cukup. Istirahat penting untuk ibu, serta dalam memulihkan keadaannya

setelah hamil dan melahirkan. Kebutuhan istirahat ibu setelah melahirkan

minimal 8 jam sehari, dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan siang.

Penyebab ibu post partum mengalami gangguan tidur yaitu akibat nyeri

pasca melahirkan membuat ibu merasa tidak nyaman, kelelahan, atau bayi

yang rewel. Kurang istirahat/tidur pada ibu post partum dapat

mengakibatkan kurangnya suplai ASI, memperlambat proses involusi

uterus, menyebabkan ketidakmampuan merawat bayi serta depresi.

(Fatmawati, R., & Hidayah, 2019).

Di Indonesia, belum diketahui angka pastinya namun prevelensi pada

orang dewasa mencapai 20%. Orang yang bersangkutan mungkin tidak

dapat tidur atau mudah terbangun dan kemudian tidak dapat tidur lagi.

Menurut data Riskesdas 2013, Tahun 2014 sekitar 20%-49% populasi

dewasa pernah mengalami gejala gangguan tidur. Di perkirakan tiap tahun

1
20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya

mengalami masalah serius. Prevalansi gangguan tidur setiap tahun

cenderung meningkat (Akhir, 2017).

Data kasus post partum diberbagai negara menunjukkan bahwa lebih

dari setengah (54 %) ibu post partum memiliki kualitas tidur yang buruk,

dengan rentang 50,9% di Malaysia hingga 77,8% di Jepang dan 85,7% ibu

post partum memiliki masalah tidur yang buruk akibat rasa nyaman yang

terganggu pasca melahirkan (Fatmawati, R., & Hidayah, 2019). Data kasus

post partum di Indonesia prevalensi pertolongan post partum oleh tenaga

kesehatan sebesar 90,80%. Data dinas kesehatan jumlah post partum yang

diberikan pertolongan sebesar 99,61% dengan jumlah ibu post partum

normal sebanyak 15.047 prevalensi post partum normal yang cukup tinggi

pada tahun 2016 yaitu 90,88%. Di Sulawesi tenggara prevalensi mencapai

53%. (Oktavina, 2020)

Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan di RSUD Kota

Kendari prevalensi post partum normal pada tahun 2018 sebanyak 410

kasus, kemudian terjadi penaikan pada tahun 2019 sebanyak 526 kasus dan

pada tahun 2020 mengalami penurunan dengan 475 kasus dan di tahun 2021

sebanyak 400 kasus. (Rekam medik RSUD Kota Kendari)

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur penting dilakukan karena

dapat memulihkan energi dan mengistirahatkan fisik. Dengan istirahat dan

tidur yang cukup, tubuh dapat berfungsi secara optimal (Akhir, 2017). Bagi

pasien post partum masalah kebutuhan tidur sangat penting karena

tidak hanya untuk pemulihan kondisi pasien tetapi untuk memaksimalkan

2
perawatan pasien, kegiatan perawatan seperti mobilisasi dini, perawatan

payudara, dan pemberian asi pada bayi (Fitri et al., 2018)

Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur yaitu

untuk memenuhi kebutuhan istirahat tidur pada pasien post partum, dengan

cara menggunakan proses keperawatan yaitu pengkajian keperawatan,

merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun intervensi keperawatan,

melakukan implementasi keperawatan, dan melakukan evaluasi

keperawatan. Berdasarkan buku standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.

masalah keperawatan yang sering muncul diantaranya yaitu gangguan pola

tidur dan ketidaknyamanan pasca partum.(PPNI DPP SDKI, 2017)

Berdasarkan uraian latar belakang yang diberikan, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Asuhan keperawatan

pada pasien post partum dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di

ruang Azalea RSUD Kota Kendari “.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada pasien post

partum pada pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang Azalea

RSUD Kota Kendari ?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien post partum pada

pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang azalea RSUD Kota

Kendari.

3
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien post

partum dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang

Azalea RSUD Kota Kendari.

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien post partum

dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang Azalea

RSUD Kota Kendari.

c. Mampu melakukan intervensi keperawatan dengan berikan Teknik

relaksasi pada pasien post partum dalam pemenuhan kebutuhan

istirahat dan tidur di ruang Azalea RSUD Kota Kendari.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan dengan

melaksanakan Teknik relaksasi nafas dalam pada pasien post partum

dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang Azalea

RSUD Kota Kendari.

e. Mampu mengevaluasi keperawatan pada pasien post partum dalam

pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruang Azalea RSUD

Kota Kendari.

D. Manfaat studi kasus

1. Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini dapat digunakan acuan dalam melakukan

tindakan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan istirahat

tidur bagi pasien post partum

2. Bagi pasien/masyarakat

Dapat meningkatkan pengetahuan pasien maupun masyarakat


4
mengenai pasien post partum dalam pemenuhan kebutuhan istirahat

tidur

3. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan

dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan

istirahat tidur pada pasien post partum.

4. Bagi penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan intervensi

keperawatan, khususnya pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada

pasien post partum.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep post partum

1. Definisi

Post Partum atau masa nifas adalah masa dimulainya beberapa

jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan semula (sebelum hamil) yang berlangsung selama kira- kira

6 minggu. (ayu putri, 2019)

2. Klasifikasi Masa Nifas

Menurut (ayu putri, 2019), tahap masa nifas di bagi menjadi 3 :

a. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini

yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan.

Dianggap telah bersih dan boleh melakukan hubungan suami

istri apabila setelah 40 hari.

b. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum.

Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6 minggu

c. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah

waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam

bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna biasanya

berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.


6
3. Tanda dan Gejala

Menurut (ayu putri, 2019), tanda dan gejala masa post partum

adalah sebagai berikut:

a. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum

kehamilan.

b. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama

kehamilan berbalik (kerumitan).

c. Masa menyusui anak dimulai.

d. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di

asumsikan sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh

bayinya.

4. Etiologi

Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah

cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

atau jalan lain dengan bantuan (Lazuarti, 2020)

a). Menurut (Lazuarti, 2020) partus dibagi menjadi 4 kala :

1). Kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan

nol sampai pembukaan lengkap.

2). Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan

interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.

Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah

pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan

mengejan.

7
3). Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10

menit. Dengan lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan

plasenta.

4). Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi

b). Menurut (Lazuarti, 2020) faktor penyebab ruptur perineum

diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, dan faktor persalinan

pervaginan

c). Faktor Ibu

1). Paritas : Jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin

hidup di luar rahim (lebih dari 28 minggu).

2). Meneran : Proses persalinan normal berlangsung, ibu akan

mengejan dan mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan

perineumnya akan mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal

ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan pada vaginadan

perineum yang dapat menyebabkan perdarahan

pascapersalinan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki bagian

yang robek tersebut, dengan melakukan penjahitan. Selain

robekan alami akibat proses mengejan, jahitan pasca

melahirkan normal.

d). Faktor Janin

1). Berat Badan Bayi Baru lahir : Berat janin pada waktu

lahir lebih dari 4000 gram. Makrosomia disertai dengan

meningkatnya resiko trauma persalinan melalui vagina

seperti distosia bahu, kerusakan fleksus brakialis, patah

8
tulang klavikula, dan kerusakan jaringan lunak pada ibu

seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada perineum.

2). Presentasi : Letak hubungan sumbu memanjang janin dengan

sumbu memanjang panggul ibu.

3). Embriotomi : Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan

melakukan pengurangan volume dengan tujuan untuk

memberi peluang yang lebih besar untuk melahirkan

keseluruhan tubuh bayi tersebut

4). Persalinan Presipitatus : Persalinan yang berlangsung sangat

cepat, berlangsung kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh

abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat.

5. Patofisiologi

a. Adaptasi Fisiologi

1). Infolusi uterus adalah Proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai segera

setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah,

kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus

bersandar pada promontorium sakralis. Pada masa pasca partum

penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis,

perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.

Sel-sel tambahan yang terbentuk

selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus

sedikit lebih besar setelah hamil (Lazuarti, 2020).

9
2). Kontraksi intensitas meningkat secara bermakna segera setelah

bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan

volume intrauterin yang sangat besar. Hormon oksigen yang

dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur

kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu

hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas

kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk

mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara

intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta

lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan

membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena

isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin

(Lazuarti, 2020).

b. Adaptasi psikologis

Menurut (Lazuarti, 2020) adaptasi psikologis ibu post partum

dibagi menjadi 3 fase yaitu :

1). Fase taking in / ketergantungan

Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelahmelahirkan

dimana ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan.

2). Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan


Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan

berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari

ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar

tentang semu hal baru. Selama fase ini sistem pendukung

menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan


10
sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat

istirahat dengan baik

3). Fase letting go / saling ketergantungan

Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah

kelahiran. Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan

anggotanya yang baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan

rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnyatelah

dilakukan kembali.

6. Manifestasi klinik

Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai

organ-organ reproduksi kembali ke keadaan norma sebelum hamil.

Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester

keempat kehamilan (Lazuarti, 2020).

a. Sistem reproduksi

1). Proses involusi : Proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai segera

setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos

uterus.

2) Kontraksi :Kontraksi uterus meningkat secara bermakna

segera setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari

kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,

mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis.

3) Tempat plasenta : Segera setelah plasenta dan ketuban

dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus menurunkan

11
tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul

tidak teratur.

4) Lochea : Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris

trofoblastik. Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum,

leukosit dan denrus jaringan. Lochea alba mengandung

leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea

alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.

5) Serviks : Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap

edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu

melahirkan.

6) Vagina : Vagina yang semula sangat teregang akan kembali

secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah

bayi lahir.

b. Sistem endokrin

1) Hormon plasenta : Penurunan hormon human plasental

lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental enzyme

insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga

kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa

puerperium.

2) Hormon hipofisis : Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi

pada wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar

prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya

berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follikel

stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan

12
tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap

stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat

3) Abdomen : Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah

melahirkan, abdomenya akan menonjol dan membuat wanita

tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6

minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum

hamil

4) Sistem urinarius : Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu

satu bulan setelah wanita melahirkan.

5) Sistem cerna : Nafsu makan, Mortilitas, Defekasi

6) Payudara : Konsentrasi hormon yang menstimulasai

perkembangan payudara selama wanita hamil (esterogen,

progesteron, human chorionik gonadotropin, prolaktin,

krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.

a. Ibu tidak menyusui : Kadar prolaktin akan menurun dengan

cepat pada wanita yang tidak menyusui

b. Ibu yang menyusui : Sebelum laktasi dimulai, payudara

teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum.

7. Komplikasi

a. Perdarahan Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran

kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda

sebagai berikut:

1). Kehilangan darah lebih dai 500 cc

13
2). Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30

mmHg

3). Hb turun sampai 3 gram %.tiga penyebap utama

8. Tanda – Tanda Bahaya Post Partum

Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan

kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut

berasal dari perlukaan jalan lahir (Lazuarti, 2020). Tanda-tanda yang

mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :

1). Kulit perineum mulai melebar dan tegang

2). Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.

3). Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi

robekan pada mukosa vagina

9. Penatalaksanaan

Menurut (ayu putri, 2019), penatalaksanan yang diperlukan untuk

klien dengan post partum adalah sebagai berikut:

a. Memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.

b. Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam

memberikan makanan pada bayi dan mempromosikan

perkembangan hubungan baikantara ibu dan anak.

c. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan

memungkinkannya mingisi peran barunya sebagai seorang Ibu,

baik dengan orang, keluarga baru, maupun budaya tertentu.

B. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur

1. Definisi
14
a. Pengertian Istirahat

Kebutuhan istirahat adalah keadaan relaks tanpa adanya

tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak

beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.

kata isitirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan diri

dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan

menjengkelkan (Alimul Hidayat, 2013).

b. Pengertian Tidur

Tidur adalah kondisi tidak sadar di mana individu dapat

dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai atau juga

dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang

relative, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa

kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang

berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki

kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis,

dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar

(Alimul Hidayat, 2013).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Istirahat Tidur

Menurut (Wolla, 2019), beberapa faktor yang mempengaruhi

istirahat tidur

a. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur

15
lebih banyak dari normal namun demikian keadaan sakit

menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.

b. Ibu post partum atau nifas

Pasien masa post partum atau masa nifas kebutuhan tidurnya

terganggu akibat nyeri dan kenyamanan terganggu atau bayi

rewel pasca melahirkan

c. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan

nyaman kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka

akan menghambat tidurnya

d. Kelelahan

Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode

pertama dari tahap REM

e. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf

simpatis sehingga mengganggu tidurnya

f. Stress psikologi

Kondisi psikologi dapat terjadi pada seseorang akibat

ketegangan jiwa, hal tersebut terlihat ketika seseorang yang

memiliki masalah psikologi mengalami kegelisahan sehingga

sulit untuk tidur

3. Tanda Dan Gejala

Menurut (Wolla, 2019), beberapa tanda dan gejala istirahat tidur

a. Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari

16
b. Perubahan mood

c. Mengantuk sepanjang hari

d. Gangguan kenyamanan yang dirasakan

4. Penatalaksanaan

Menurut (Wolla, 2019), ada beberapa penatalaksanaan istirahat

tidur

a. Terapi Nonfarmakologis

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan

karena penggunaan obat-obatan bisa memberikan efek

keterbatasan.

1) Terapi relaksasi

2) Terapi pemijatan

3) Pengaturan posisi
4) Manajemen lingkungan

5) Terapi musik

6) Pengurangan kecemasan

7) Terapi farmakologi

C. Konsep terapi relaksasi nafas dalam

1. Definisi

Teknik relaksasi nafas dalam adalah suatu bentuk asuhan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien

bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan

17
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas

secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik

relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan

meningkatkan oksigenasi darah. (Utami, 2016)

2. Tujuan dan manfaat

Tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk

meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, men

cegah atelektasi paru,

meningkatkan efisiensi batuk mengurangi stress baik stress fisik

maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan

menurunkan kecemasan, Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan

oleh klien setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah

dapat menghilangkan nyeri, ketenteraman hati, dan berkurangnya

rasa cemas. (Utami, 2016)

3. Prosedur teknik relaksasi nafas dalam

Menurut (Utami, 2016), adapun langkah-langkah teknik

relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

a. Atur posisi yang nyaman dan lingkungan yang tenang

b. Usahakan rileks dan tenang.

c. Menarik nafas dalam memalui hidung dengan hitungan 1,2,3

kemudian tahan sekitar 5-10 detik.

d. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan sambal

membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan betapa

nyaman hal tersebut.

18
D. Konsep asuhan keperawatan post partum dalam pemenuhan

kebutuhan istirahat tidur

1. Pengkajian

Asuhan post partum adalah penatalaksanaan asuhan yang

diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai

dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau

mendekati keadaan sebelum hamil. Pengumpulan data pada pasien

dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik

dan melalui pemeriksaan penunjang (hasil laboratorium). (ayu putri,

2019)

a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dengan cara mengumpulkan data-data

tentang respons pasien terhadap kelahiran bayinya serta penyesuaian

selama masa post partum. Pengkajian awal mulai dengan review

prenatal dan intranatal meliputi :

1) Lamanya proses persalinan

2) Lamanya ketuban pecah dini

3) Adanya episiotomi dan laserasi

4) Respon janin pada saat persalinan dan kondisi bayi baru lahir

(nilai APGAR)

5) Pemberian anestesi selama proses persalinan dan kelahiran

6) Medikasi lain yang diterima selama persalinan atau periode

immediate post partum

7) Komplikasi yang terjadi pada periode immediate post partum

seperti atoniauteri, retensi plasenta.


19
Pengkajian ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor resiko yang

signifikan yang merupakan faktor presdisposisi terjadinya

komplikasi post partum.

b. Pengkajian status fisiologis maternal

Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam

pengkajian post partum, banyak perawat menggunakan istilah

BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara), Uterus (rahim),

Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia),

Episiotomy (episiotomi/perinium), Lower Extremity

(ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi).

c. Pengkajian fisik

1) . Tanda-tanda vital

Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada Ibu.

Periksa tanda tanda vital tersebut setiap 15 menit selama satu

jam pertama setelah melahirkan atau sampai stabil, kemudian

periksa setiap 30 menit untuk jam-jamberikutnya. Nadi dan

suhu diatas normal dapat menunjukan kemungkinan adanya

infeksi. Tekanan darah mungkin sedikit meningkat karena

upaya untuk persalinan dan keletihan. Tekanan darah yang

menurun perlu diwaspadai kemungkinan adanya perdarahan

post partum.

a) Tekanan darah, normal yaitu < 120/80 mmHg. Tekanan

darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-

3 hari post partum. Setelah persalinan sebagian besar

20
wanita mengalami peningkatan tekananan darah

sementara waktu. Keadaan ini akan kembali normal

selama beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah

menunjukkan adanya perdarahan post partum.

Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan

petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa

timbul pada masa nifas. Namun hal ini seperti itu jarang

terjadi.

b) Suhu, suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38 C. Pada

hari ke 4 setelah persalinan suhu Ibu bisa naik sedikit

kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara. Bila

kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua

sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya

infeksi atau sepsis nifas.

c) Nadi, nadi normal pada Ibu nifas adalah 60-100. Denyut

Nadi Ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni

pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan

istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu

pertama post partum. Pada ibu yang nervus nadinya bisa

cepat, kira-kira 110x/mnt. Bisa juga terjadi gejala shock

karena infeksi khususnya bila disertai peningkatan suhu

tubuh.

d) Pernafasan, pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.

Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal.

21
Mengapa demikian, tidak lain karena Ibu dalam keadaan

pemulihan atau dalam kondisi istirahat.Bila ada respirasi

cepat post partum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya

ikutan dari tanda-tanda syok.

2. Kepala dan wajah

a) Rambut, melihat kebersihan rambut, warna rambut, dan

kerontokan rambut.

b) Wajah, adanya edema pada wajah atau tidak. Kaji

adanya flek hitam.

c) Mata, konjungtiva yang anemis menunjukan adanya

anemia kerena perdarahan saat persalinan.

d) Hidung, kaji dan tanyakan pada ibu, apakah ibu

menderita pilek atau sinusitis. Infeksi pada ibu

postpartum dapat meningkatkan kebutuhan energi.

e) Mulut dan gigi, tanyakan pada ibu apakah ibu

mengalami stomatitis, atau gigi yang berlubang. Gigi

yang berlubang dapat menjadi pintu masuk bagi

mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik.

f) Leher, kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan

pembesaran kelenjar tiroid. Kelenjar limfe yang

membesar dapat menunjukan adanya infeksi, ditunjang

dengan adanya data yang lain seperti hipertermi, nyeri

dan bengkak.

g) Telinga, kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada

22
peradangan pada telinga.

3. Pemeriksaan thorak

Kaji ukuran dan bentuk tidak berpengaruh terhadap produksi

asi, perlu diperhatikan bila ada kelainan, seperti pembesaran

masif, gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi kontur

atau permukaan. Kaji kondisi permukaan, permukaan yang tidak

rata seperti adanya depresi,retraksi atau ada luka pada kulit

payudara perlu dipikirkan kemungkinan adanya tumor. Warna

kulit, kaji adanya kemerahan pada kulit yang dapat

menunjukanadanya peradangan.

2). Palpasi Payudara

Pengkajian payudara selama masa post partum meliputi

inspeksi ukuran, bentuk, warna dan kesimetrisan serta palpasi

apakah ada nyeri tekan guna menentukan status laktasi. Pada 1

sampai 2 hari pertama post partum, payudara tidak banyak

berubah kecil kecuali sekresi kolostrum yang banyak. Ketika

menyusui, perawat mengamati perubahan payudara,

menginspeksi puting dan areola apakah ada tanda tanda

kemerahan dan pecah, serta menanyakan ke ibu apakah ada nyeri

tekan. Payudara yang penuh dan bengkak akan menjadi lembut

dan lebih nyaman setelah menyusui.

4. Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi Abdomen

23
1) Kaji adakah striae dan linea alba.

2) Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras.

Abdomen yang keras menunjukan kontraksi uterus bagus

sehingga perdarahan dapat diminimalkan. Abdomen yang

lembek menunjukan sebaliknya dan dapat dimasase untuk

merangsang kontraksi.

b. Palpasi Abdomen

1) Fundus uteri Tinggi : Segera setelah persalinan TFU 2 cm

dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat

dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari.

Hari kedua post partum TFU 1 cm dibawah pusat

Hari ke 3 - 4 post partum TFU 2 cm dibawah pusat

Hari ke 5 - 7 post partum TFU pertengahan pusat-symfisis

Hari ke 10 post partum TFU tidak teraba lagi.

2) Kontraksi, kontraksi lemah atau perut teraba lunak

menunjukan konteraksi uterus kurang maksimal sehingga

memungkinkan terjadinya perdarahan.

3) Posisi, posisi fundus apakah sentral atau lateral. Posisi lateral

biasanya terdorong oleh bladder yang penuh.

4) Uterus, setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa

jaringan yang hampir padat. Dinding belakang dan depan

uterus yang tebal saling menutup, yang menyebabkan rongga

bagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap sama selama

2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian secara

24
cepat ukurannya berkurang oleh involusi.

5) Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot rektus

abdominis akibat pembesaran uterus jika dipalpasi

"regangan ini menyerupai belah memanjang dari prosessus

xiphoideus ke umbilikus sehingga dapat diukur panjang dan

lebarnya. Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali seperti

sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan memotivasi ibu

untuk melakukan senam nifas. Cara memeriksa diastasis

rektus abdominis adalah dengan meminta ibu untuk tidur

terlentang tanpa bantal dan mengangkat kepala, tidak

diganjal kemudian palpasi abdomen dari bawah prosessus

xipoideus ke umbilikus kemudian ukur panjang dan lebar

diastasis.

5. Keadaan kandung kemih

Kaji dengan palpasi kandungan urine di kandung kemih. Kandung

kemih yang bulat dan lembut menunjukan jumlah urine yang

tertapung banyak dan hal ini dapat mengganggu involusi uteri,

sehingga harus dikeluarkan.

6. Ekstremitas atas dan bawah

a. Varises, melihat apakah ibu mengalami varises atau tidak.

Pemeriksaan varises sangat penting karena ibu setelah melahirkan

mempunyai kecenderungan untuk mengalami varises pada

25
beberapa pembuluh darahnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan

hormonal.

b. Edema, Tanda homan positif menunjukan adanya tromboflebitis

sehingga dapat menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara

memeriksa tanda human adalah memposisikan ibu terlentang

dengan tungkai ekstensi, kemudian didorsofleksikan dan

tanyakan apakah ibu mengalami nyeri pada betis, jika nyeri

maka tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk

mobilisasi dini agar sirkulasi lancar. Refleks patella mintalah ibu

duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang

akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan

menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian depan.

Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila

reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan

vitamin B1. Bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini

mungkin merupakan tanda preeklamsi.

c. Perineum, kebersihan Perhatikan kebersihan perineum ibu.

Kebersihan perineum menunjang penyembuhan luka. Serta

adanya hemoroid derajat 1 normal untuk ibu hamil dan pasca

persalinan.

1) REEDA. REEDA adalah singkatan yang sering digunakan

untuk menilai kondisi episiotomi atau laserasi perinium.

REEDA singkatan (Redness / kemerahan, Edema,

26
Ecchymosisekimosis, Discharge/keluaran, dan

Approximate/ perlekatan) pada luka episiotomy. Kemerahan

dianggap normal pada episiotomi dan luka namun jika ada

rasa sakit yang signifikan, diperlukan pengkajian lebih

lanjut. Selanjutnya, edema berlebihan dapat memperlambat

penyembuhan luka. Penggunaan kompres es (icepacks)

selama periode pasca melahirkan umumnya disarankan.

2) Lochia

Kaji jumlah, warna, konsistensi dan bau lokhia pada ibu post

partum. Perubahan warna harus sesuai. Misalnya Ibu

postpartum hari ke tujuhharus memiliki lokhia yang sudah

berwarna merah muda atau keputihan. Jika warna lokhia

masih merah maka ibu mengalami komplikasi postpartum.

Lokhia yang berbau busuk yang dinamankan Lokhia

purulenta menunjukan adanya infeksi disaluran reproduksi

dan harus segera ditangani.

3) Varises

Perhatikan apakah terjadinya varises di dalam vagina dan

vulva. Jika ada yang membuat perdarahan yang sangat hebat

7. Pengkajian status nutrisi

Pengkajian awal status nutrisi pada periode post partum

didasarkan pada data ibu saat sebelum hamil dan berat badan saat

27
hamil, bukti simpanan besi yang memadai (misal : konjungtiva) dan

riwayat diet yang adekuat atau penampilan. Perawat juga perlu

mengkaji beberapa faktor komplikasi yang memperburuk status

nutrisi, seperti kehilangan darah yang berlebih saat persalinan.

8. Pengkajian tingkat energi dan kualitas istirahat

Perawat harus mengkaji jumlah istirahat dan tidur, dan

menanyakan apa yang dapat dilakukan ibu untuk membantunya

meningkatkan istirahat selama ibu di rumah sakit. Ibu mungkin

tidak bisa mengantisipasi kesulitan tidur setelah persalinan.

9. Emosi

Emosi merupakan elemen penting dari penilaian post partum.

Pasien post partum biasanya menunjukkan gejala dari ”baby blues”

atau “postpartum blues” ditunjukan oleh gejala menangis, lekas

marah, dan kadang-kadang insomnia. Postpartum blues disebabkan

oleh banyak faktor, termasuk fluktuasi hormonal, kelelahan fisik,

dan penyesuaian peran ibu. Ini adalah bagian normal dari

pengalaman post partum. Namun, jika gejala ini berlangsung lebih

lama dari beberapa minggu atau jika pasien post partum menjadi

nonfungsional atau mengungkapkan keinginan untuk menyakiti

bayinya atau diri sendiri, pasien harus diajari untuk segera

melaporkan hal ini pada perawat, bidan atau dokter.

10. Riwayat obstetri dan genekologi

a. Riwayat Menstruasi :

Menarche : umur Siklus : teratur ( ) tidak ( )

28
Banyaknya : Lamanya:

Keluhan :

HPHT :

b. Riwayat pernikahan :

Menikah : kali Lama : tahun

c. Riwayat Kehamilan Saat ini:

Status Obstetrikus :

G....P....A........ UK : minggu

TP :

ANC kehamilan ini: (Tuliskan riwayat ANC nya)

d. Riwayat Keluarga Berencana :

Akseptor KB : jenis Lama :

Masalah : (tuliskan riwayat penggunaan kontrasepsi)

e. Riwayat Penyakit Klien dan Keluarga:

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada pasien post

partum dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

a. Gangguan pola tidur

Faktor penyebab

1. Hambatan lingkungan

2. Kurang kontrol tidur

3. Kurang privasi

29
4. Restraint fisik

5. Ketiadaan teman tidur

6. Tidak familiar dengan peralatan tidur

Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

1. Mengeluh sulit tidur

2. Mengeluh sering terjaga

3. Mengeluh tidak puas tidur


4. Mengeluh pola tidur berubah

5. Mengeluh istirahat tidak cukup

Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor

Subjektif:

1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

Objektif: tidak tersedia

Kondisi klinis terkait

1. Nyeri/kolik

2. Hipertiroidisme

3. Kecemasan

4. Penyakit paru obstruktif kronis

5. Kehamilan

6. Periode pasca partum

7. Kondisi pasca operasi

b. Ketidaknyamanan pasca partum

Faktor penyebab
30
1. Trauma perineum selama persalinan dan kelahiran

2. Involusi uterus, proses pengambilan ukuran Rahim ke

ukuran semula

3. Pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI

4. Kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga Kesehatan

5. Ketidaktepatan posisi duduk

6. Faktor budaya
Gejala dan tanda mayor

Subjektif:

1. Mengeluh tidak nyaman

Objektif:

1. Tampak meringis

2. Terdapat kontraksi uterus

3. Luka episiotomi

4. Payudara bengkak

Gejala dan tanda minor

Subjektif: tidak tersedia

Objektif:

1. Tekanan darah meningkat

2. Frekuensi nadi meningkat

3. Berkeringat berlebihan

4. Menangis/merintih

5. Haemorroid

Kondisi klinis terkait

1. Kondisi pasca persalinan


31
3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses

keperawatan dan dari diagnosa yang telah diangkat maka perawat

dapat membuat rencana tindakan dalam memenuhi kebutuhan

istirahat tidur dengan identifikasi faktor yang mempengaruhi

masalah istirahat tidur. (ayu putri, 2019). Menurut SIKI (PPNI,

2018) dan luaran menurut SLKI (PPNI, 2019). Intervensi yang dapat

diberikan pada pasien post partum dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur adalah:

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Luaran Intervensi keperawatan


keperawatan

32
1. Gangguan pola Setelah Terapi relaksasi
tidur dilakukan
Observasi
Tindakan
keperawata - Identifikasi
n selama penurunan tingkat
…x24 jam energi,
maka pola ketidakmampuan
tidur berkonsentrasi,
membaik atau gejala lain
dengan yang mengganggu
kriteria kemampuan
hasil: kognitif
-Keluhan - Identifikasi Teknik
sulit tidur relaksasi yang
dari pernah digunakan
menjrun
- Identifikasi
menjadi
kesediaan,
meningkat
kemampuan, dan
-keluhan penggunaan teknik
tidak puas sebelumnya
tidur dari
- Periksa ketegangan
menurun
otot, frekuensi
menjadi
nadi, tekanan
meningkat
darah, dan suhu
-keluhan sebelum dan
istirahat sesudah Latihan
tidak cukup
- Monitor respons
dari terhadap terapi
menurun relaksasi
menjadi
Terapeutik
meningkat
- Ciptakan
-
lingkungan tenang
dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan

33
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur Teknik
relaksasi

- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
Tindakan medis
lain, jika sesuai
Edukasi

- Jelaskan tujuan,
manfaat, Batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis
music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot

34
progresif)

- Jelaskan secararinci
intervensi relaksasi
yang dipilih

- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih Teknik
yang dipilih

- Demonstrasikan
dan latih Teknik
relaksasi (mis
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)

2. Ketidaknyamana Setelah Perawatan pasca


n pasca partum dilakukan
melahirkan
Tindakan
keperawata Observasi
n selama
- Monitor tanda
…x24 jam
tanda vital
maka status
kenyamana - Monitor keadaan
n pasca lokia
partum
- Periksa perineum
menjadi
atau robekan
meningkat
dengan - Monitor nyeri
kriteria
- Monitor status
hasil:
pencernaan
-keluhan
35
tidak - Monitor tanda
nyaman dari human
menurun
- Identifikasi
menjadi
kemampuan ibu
meningkat
merawat bayi
-Meringis
- Identifikasi adanya
dari
masalah adaptasi
menurun
psikologi ibu post
menjadi
partum
meningkat
Terapeutik
-payudara
bengkak - Kosongkan
dari kandung kemih
meningkat sebelum
menjadi pemeriksaan
menurun
- Masase fundus
-tekanan sampai kontraksi
darah dari kuat
meningkat
- Dukung ibu untuk
menjadi
melakukan
menurun
ambulasi dini
-frekuensi
- Berikan
nadi dari
kenyamanan pada
meningkat
ibu
menjadi
menurun - Fasilitasi ibu
berkemih secara
normal

- Fasilitasi ikatan tali


kasih ibu dan bayi
secara optimal
- Diskusikan
kebutuhan aktivitas
dan istirahat selama
masa post partum
- Diskusikan tentang
perubahan fisik dan
psikologi ibu post
36
partum

- Diskusikan
seksualitas masa
post partum

- Diskusikan
penggunaan alat
kontrasepsi
Edukasi

- Jelaskan tanda dan


bahaya nifas pada
ibu dan keluarga
- Jelaskan
pemeriksaan pada
ibu dan bayi secara
rutin

- Ajarkan cara
perawatan
perineum yang
tepat

- Ajarkan ibu
mengatasi nyeri
secara
nonfarmakologis

- Ajarkan ibu
mengurangi
masalah trombosis
vena
Kolaborasi
- Rujuk ke konseler
laktasi

4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dalam proses

keperawatan dimana tahap ini perawat melakukan serangkain

kegiatan atau Tindakan yang dilakukan kepada pasien. Tindakan


37
keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakanatau

intervensi keperawatan yang telah ditetapkan atau dibuat. Melalui

intervensi keperawatan perawat melakukan atau melaksanakan

terapi relaksasi nafas dalam (ayu putri, 2019).

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan

dari tindakan yang sudah dibuat dapat kita evaluasi dengan cara

melakukan identifikasi dimana tujuan dari rencana keperawatan

tercapai atau tidak tercapai, Setelah melakukan terapi relaksasi nafas

dalam selanjutnya dapat dievaluasi Kembali:

Menurut (ayu putri, 2019), tujuan evaluasi sebagai berikut:

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam

mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan

hubungan dengan klien. Format evaluasi menggunakan :

S. :Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan

pandangannya terhadap data tersebut

O. :Data objektif, yaitu data yang di dapat dari hasil observasi

perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan

dengan penyakit pasien (meliputi data fisiologis, dan informasi dan

pemeriksaan tenaga kesehatan).

A. :Analisa adalah analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif

dan objektif.

P. :Planning adalah pengembangan rencana segera atau yang akan

datang

38
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan desain deskriptif.

Deskriptif merupakan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena

atau kenyataan sosial.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek penelitian pada studi kasus ini adalah pasien post partum dalam

pemenuhan kebutuhan istirahat tidur di ruang Azalea RSUD Kota Kendari

C. Fokus Studi Kasus

1. Pasien post partum di ruang Azalea RSUD Kota Kendari

2. Asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

D. Definisi Operasional

1. Post partum merupakan masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya

plasenta dan dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali

yang memerlukan waktu hingga organ reproduksi Kembali dalam

keadaan normal seperti sebelum hamil

2. Kebutuhan istirahat tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang

harus dipenuhi untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan

terutama pada pasien post partum untuk memulihkan kembali

kesehatannya pasca melahirkan


39
3. Asuhan keperawatan pada pasien post partum dalam pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur adalah proses kegiatan pelaksanaan

keperawatan yang diberikan kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan

istirahat dan tidurnya melalui tahapan asuhan keperawatan terdiri dari

pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi

a. Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses

keperawatan dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar

pasien yang meliputi pengumpulan data, pengelompokan data,

dan menganalisa data khususnya pada pasien post partum dengan

masalah utama gangguan istirahat dan tidur

b. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis terhadap masalah

kesehatan yang dialaminya baik yang berlangsung actual

maupun pontesial khususnya pada pasien post partum dengan

masalah utama gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur

c. Intervensi keperawatan adalah pencatatan rencana keperawatan

dan menentukan pendekatan yang digunakan yaitu berikan

dukungan tidur untuk memecahkan masalah khususnya pada

pasien post partum dengan masalah utama gangguan pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur

d. Implementasi keperawatan adalah aktivitas atau perilaku

spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk

mengimplementasikan perencanaan keperawatan khususnya

pada pasien post partum dengan masalah utama gangguan


40
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

e. Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses

keperawatan yang merupakan pengukuran keberhasilan dari

seluruh tindakan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan

pasien post partum khususnya pada pasien post partum dengan

masalah utama gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur

E. Instrument Studi Kasus

Instrument studi kasus yang digunakan pada penelitian ini yaitu

format pengkajian asuhan keperawatan maternitas.

F. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder seperti:

1. Data Primer

a. Wawancara

Wawancara adalah pembuktian terhadap informasi atau keterangan

yang dapat diperoleh sebelumnya. Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan data subjektif dengan menggunakan pertanyaan

terbuka atau tertutup, penulis bertanya langsung kepada pasien post

partum dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur. Dengan

demikian akan memudahkan penulis untuk mengetahui masalah

keperawatan pasien.

41
b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah teknik pengumpulan data dan melakukan

pemeriksaan mulai dari inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.

untuk mendapatkan data fisik pasien secara keseluruhan

c. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan untuk melakukan secara

langsung seperti pengukuran, pengamatan dengan menggunakan

indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan.

2. Data sekunder

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik dengan mempelajari buku laporan,

catatan medis serta hasil pemeriksaan. Penulis mempelajari buku

laporan, catatan yang mengenai data-data pasiendengan pasien post

partum dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

b. Studi kepustakaan adalah teknik yang diperoleh dengan mengambil

data atau dikumpulkan oleh orang dari ilmu pengetahuan yang ada

sebelumnya.

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang Azalea RSUD Kota Kendari

42
2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan setelah ujian proposal

H. Analisis Data dan Penyajian Data

Penyajian Analisa data dilakukan setelah melakukan pengkajian data

yang didapatkan data kesehatan dan data keperawatan kemudian semua data

diolah dalam bentuk data subjektif dan data objektif. setelah itu dilakukan

analisa data untuk mendapatkan masalah keperawatan yang pasien alami,

setelah semua masalah keperawatan ditemukan maka masalah diangkat dan

dijadikan diagnosa keperawatan kemudian melakukan perencanaan,

pelaksanaan, serta evaluasi dari tindakan yang dilakukan.

I. Etika Studi Kasus

Peneliti memandang perlu adanya rekomendasi pihak institusi atas

pihak lain dalam melakukan penelitian dengan mengajukan permohonan

izin kepada instansi tempat penelitian. Etika penelitian yang dimaksud

adalah:

1. Informed concent (surat persetujuan)

Informed concent diberikan kepada responden yang akan diteliti

disertai judul penelitian,

2. Anominity (tanpa nama)

Peneliti melindungi hak-hak dan privasi responden serta menjaga

kerahasiaan responden,

3. Confidentiality (kerahasian)
43
Semua informasi yang diberikan responden kepada peneliti akan

dirahasiakan.

4. Beneficience

Peneliti melindungi responden agar terhindar dari bahaya serta

ketidaknyamanan fisik.

5. Full disclosure

Peneliti memberikan kepada responden untuk membuat keputusan

secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini.

44
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil studi kasus

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama: Ny. D

Umur: 27 tahun

Suku/Bangsa: Jawa

Agama: Islam

Pendidikan terakhir: SLTA

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Status perkawinan : Menikah

Alamat: Desa padang mekar

b. Identitas penanggung jawab

Nama: Tn. T

Umur: 27 tahun

Suku/bangsa: Tolaki

Agama: Islam

Pendidikan terakhir: SLTA


45
Pekerjaan: Wiraswasta

Status perkawinan: Menikah

Alamat: Desa padang mekar

2. Data Biologis / Fisiologis

a. Keluhan utama: pasien mengatakan sulit tidur

b. Riwayat persalinan sekarang:

Tanggal persalinan: 20 juni 2021, pukul: 02:30 AM

Jenis persalinan: Normal

Lamanya persalinan:

1) Kala I: 17:00 ( dari pukul 17:00 s/d 02:00 )

2) Kala II: 02:00 ( dari pukul 02:00 s/d 02:30 )

3) Kala III: 02:30 ( dari pukul 02:30 s/d 02:35 )

4) Kala IV: 02:35 ( dari pukul 02:35 s/d 06:00 )

Pengobatan yang telah diberikan: Infus RL + oxytocin

Penyulit persalinan: Tidak ada

Jenis kelamin bayi: Perempuan

1) Berat badan: 3100 gr

2) Panjang badan: 49 cm

Apgar score

46
1) Setelah 1 menit bayi lahir: 8

2) Setelah 5 menit bayi lahir: 10

c. Riwayat kehamilan terakhir

G: 1 P: 0 A: 0

Haid terakhir: 3 november 2021

Berapa kali ANC: 4 kali

Imunisasi TT: 2 kali

d. Pola reproduksi

Menarche umur: Pasien mengatakan pertama kali menstruasi

diumur 14 tahun

Siklus haid: Pasien mengatakan teratur

Lamanya haid: 1 minggu

Dysmenorrhea: Pasien mengatakan kadang timbul nyeri haid

e. Riwayat kesehatan

Riwayat penyakit yang pernah dialami terutama terhadap

kehamilan: tidak ada

Riwayat operasi yang pernah dialami: Tidak ada

Riwayat keluarga:

1) Genogram

47
27 27

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Pasien

2) Penyakit lainnya: Tidak ada riwayat penyakit keluarga

3) Kehamilan kembar: Tidak ada

f. Pola kesehatan sehari-hari

Nutrisi:

1) Jenis makanan: Karbohidrat seperti nasi dan jagung, ikan,

daging, sayur-sayuran serta buah-buahan

48
2) Frekuensi makan/hari: 3x/hari

3) Nafsu makan: Baik

4) Makanan pantang: Tidak ada makanan pantang tetapi

mengkonsumsi dengan porsi yang seimbang

5) Banyaknya minum/hari: 7-8 gelas/hari

Eliminasi:

1) Buang air besar (BAB)

Frekuensi: 3-4x/minggu

Konsistensi: Padat

2) Buang air kecil (BAK)

Frekuensi: 2-3x/hari

Istirahat dan tidur

1) Sebelum berada di rumah sakit:

Tidur malam: Jam 22:00 s/d 05:00

Tidur siang: Jam 13:30 s/d 15:00

2) Setelah berada di rumah sakit:

Tidur malam: Jam 24:00 s/d 02:00

Tidur siang: Pasien mengatakan tidak bisa tidur siang

Kebersihan diri

1) Penampilan: Tampak lesuh akibat kurang tidur

2) Mandi/hari: 1-2x/hari dengan membasuh badan dengan kain

3) Sikat gigi/hari: 2x/hari

4) Cuci rambut: selama dirawat pasien tidak pernah mencuci

49
rambut

5) Ganti pakaian dalam dan luar sehari: 2x/hari

Rekreasi/olahraga atau hobby: Tidak ada

Ketergantungan

1) Obat: Tidak ada

2) Rokok: Tidak ada

3) Alkohol/minuman keras: Tidak ada

Hubungan seksual/keluhan: Tidak ada keluhan

Riwayat keluarga berencana:

1) Mengerti tentang KB: Pasien mengatakan mengerti

2) Setuju tentang KB: Pasien mengatakan setuju

3) Pernah menjadi akseptornya: Pasien mengatakan belum dan

akan segera KB

4) Drop out KB: Tidak pernah

g. Pemeriksaan fisik

Tanda vital

1) Tekanan darah: 100/60 mmhg

2) Pernapasan: 20x/m

3) Nadi: 96x/m

4) Suhu: 37,2 C

Berat badan: 65 kg

Tinggi badan: 155 cm

Cara berjalan: Pasien tampak berjalan perlahan-lah dan lambat


Kesadaran umum: Compos mentis

Inspeksi
50
1) Kepala

Rambut: Rambut tidak mudah tercabut, keadaan kulit kepala

bersih, tidak mengalami alopesia

2) Muka

Pucat: Tampak pucat

Sianosis: Tidak ada sianosis

Kloasma gravidarum: Tampak bintik bercak kecoklatan

Udema: Tidak ada

3) Mata

Kelopak mata: Ada edema pada kelopak mata bawah dan

menghitam

Konjungtiva: Tidak anemis

Sklera mata: Tidak ikterik

4) Mulut dan gigi

Berbau: Tidak berbau

Caries: Tidak ada caries

Jumlah gigi: Normal

Stomatitis: Tidak ada

5) Leher

Pembesaran kelenjar: Tidak ada pembesaran kelenjar

6) Buah dada

Konsistensi: Lembut dan tidak keras


ASI/colostrum: Baik

Kelainan: Tidak ada kelainan

Produksi ASI kurang: Produksi ASI normal


51
Terdapat luka/lecet pada putting: Terdapat luka lecet

Putting: Normal

Kebersihan: Baik

7) Uterus

Kontraksi/konsistensi: Baik

Tinggi/rendah uteri: Normal

Posisi: Normal

8) Vulva

Bagaimana luka perineum: Terdapat luka robekan di perineum

Apakah ada edema: Tidak ada

Apakah ada tanda-tanda infeksi: Tidak ada

Apakah ada varices: Tidak ada

9) Haemorhoid: Tidak ada

10) Ekstermitas atas/bawah

Edema: terdapat edema pada bagian kaki

Adakah nyeri, panas, merah: Tidak ada

Varices: Tidak ada

11) Ambulasi: pasien mampu ambulasi secara perlahan

3. Data psikologis

a. Pola interaksi: Baik

b. Apakah senang menerima bayinya: Pasien mengatakan senang

dengan kelahiran bayinya

c. Bagaimana perasaan selama dirawat: Pasien mengatakan senang

terhadap pelayanan yang diberikan

52
d. Perasaan tentang pelayanan yang diberikan: Pasien mengatakan

pelayanan yang diberikan baik

e. Bantuan yang diharapkan: Pasien berharap cepat pulih seperti biasa

4. Data sosial

a. Bagaimana hubungan dengan:

Keluarga: Baik

Tetangga/lingkungan: Baik

Sesama pasien di rumah sakit: Baik

Perawat/bidan/dokter: Baik

Siapa yang paling berarti/penting: Pasien mengatakan yang paling

penting baginya adalah keluarga

b. Self care

Perawatan buah dada: Pasien mengatakan selalu memijat

payudaranya

Perawatan perineum: Pasien mengatakan melakukan perawatan

rutin

Perawatan bayinya: Perawatan dibantu oleh keluarga

Latihan senam nifas: Pasien mengatakan akan melakukannya nanti

5. Data spiritual

a. Keyakinan kepada tuhan yang maha esa: Ibu mengatakan selalu

bershalawat dan percaya kepada tuhan yang maha esa

b. Ketaatan dalam menjalankan ibadah: Baik

c. Bagaimana kepercayaan pasien menurut agama yang dianut

terhadap keluarga berencana: Selalu percaya kepada tuhan yang

53
maha esa

d. Kegiatan keagamaan yang diikuti: pasien mengatakan mengikuti

pengkajian

6. Pengkajian keadaan umum bayi:

a. BB Bayi: 3100 gr

b. PB Bayi: 49 cm

c. Kondisi bayi saat menyusui

1) Apakah bayi mau mendekat pada payudara: Iya

2) Apakah bayi menangis setelah 1 jam disusui? Iya

3) Defikasi ade kuat:Iya

4) Keadaan urine bayi: Baik

7. Terapi medis

a. Bledstop / 8 jam

b. Nonemi /24 jam

54
Klasifikasi data

Data subjektif:

1. Pasien mengatakan sulit tidur

2. Pasien mengatakan jam tidur malamnya tidak cukup dan gampang

terbangun

3. Pasien mengatakan ia tidak pernah tidur siang selama di rumah sakit

4. Pasien mengatakan tidak bisa istirahat dan tidur dengan tenang karena ribut

dan tidak nyaman

Data objektif:

1. Pasien nampak lemas

2. Nampak edema pada kelopak mata bagian bawah dan menghitam

3. Tanda tanda vital

TD: 100/60 mmhg N: 96x/m P: 20x/m S: 37,2 C

55
ANALISA DATA

Tabel 2.2 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS: Hambatan Gangguan pola


lingkungan tidur
5. Pasien
mengatakan
sulit tidur
6. Pasien
mengatakan
jam tidur
malamnya
tidak cukup
dan gampang
terbangun
7. Pasien
mengatakan ia
tidak pernah
tidur siang
selama di
rumah sakit
8. Pasien
mengatakan
tidak bisa
istirahat dan
tidur dengan
tenang karena
ribut dan tidak
nyaman
DO:

4. Pasien
nampak lemas

5. Nampak
edema pada
kelopak mata
bagian bawah
56
dan
menghitam
6. Tanda tanda
vital
TD: 100/60
mmhg

N: 96x/m
P: 20x/m
S: 37,2 C

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan

ditandai dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga,

mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh

istirahat tidak cukup.

DS:

1. Pasien mengatakan sulit tidur

2. Pasien mengatakan jam tidur malamnya tidak cukup dan

gampang terbangun

3. Pasien mengatakan ia tidak pernah tidur siang selama di rumah

sakit

4. Pasien mengatakan tidak bisa istirahat dan tidur dengan tenang

karena ribut dan tidak nyaman

57
DO:

1. Pasien nampak lemas

2. Nampak edema pada kelopak mata bagian bawah

3. Tanda tanda vital

TD: 100/60 mmhg

N: 96x/m

P: 20x/m

S: 37,2 C

INTERVENSI KEPERAWATAN

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Gangguan pola Setelah Terapi relaksasi
tidur berhubungan dilakukan
Observasi
dengan hambatan Tindakan
lingkungan keperawatan - Periksa,
selama 3x24 frekuensi nadi,
jam maka tekanan darah,
pola tidur dan suhu
membaik sebelum dan
dengan sesudah
kriteria hasil: Latihan
-Keluhan - Monitor
sulit tidur respons
dari menurun terhadap terapi
menjadi relaksasi
meningkat
Terapeutik

58
-keluhan
- Ciptakan
tidak puas
lingkungan
tidur dari
tenang dan
menurun
tanpa gangguan
menjadi
dengan
meningkat
pencahayaan
-keluhan dan suhu ruang
istirahat tidak nyaman, jika
cukup dari memungkinkan
menurun
- Gunakan
menjadi
pakaian
meningkat
longgar

- Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
Edukasi
- Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih

- Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
- Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi
relaksasi

- Anjurkan
sering
mengulangi
atau melatih
Teknik yang
dipilih

59
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Table 2.4 Implementasi Keperawatan

N HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI


/
KEPERAWATAN KEPERAWATA
O
JAM N

1. Senin, 20 1. Memeriksa S:
juni frekuensi nadi, 1. Pasien
tekanan darah, mengataka
10:00
dan suhu n merasa
sebelum dan lebih
sesudah Latihan nyaman
Hasil: dari
sebelumny
TD: 100/60
a
mmhg
N: 96x/m 2. Pasien
mengataka
10:15 S: 37,2 C n mulai
2. Memonitor merasa
respons terhadap mengantuk
terapi relaksasi
3. Pasien
Hasil: teknik mengataka
relaksasi yang n tidur
digunakan adalah malamnya
teknik relaksasi hanya 3
nafas dalam, jam saja
pasien dan
mengatakan mau terbangun
mengikuti teknik sebanyak 4
relaksasi nafas kali dan
10: 20 dalam pada siang
hari pasien
3. Menciptakan
tidak bisa
lingkungan
tidur
tenang dan tanpa
gangguan O:
dengan
1. Pasien
60
pencahayaan dan nampak
suhu ruang menguap
nyaman, jika beberapaka
memungkinkan li
Hasil: untuk 2. Pasien
melakukan Nampak
teknik relaksasi Lemas
nafas dalam
3. Nampak
pengunjung
mata pasien
diberitahu untuk
sayup
keluar dari
ruangan serta 4. Nampak
10: 30
menyalakan mata pasien
kipas angin agar memerah
suhu ruangan dan berair
tetap nyaman
5. Tanda
4. Menggunakan tanda vital
pakaian longgar
TD: 100/60
10:35 Hasil: pasien mmhg
mengatakan telah
N: 96x/m
memakai pakaian
longgar S: 37,2 C
5. Menggunakan P: 20x/m
nada suara
A: masalah belum
lembut dengan
teratasi
irama lambat dan
berirama
Hasil: pasien P: intervensi
diajarkan secara dilanjutkan
lembut dan
perlahan-lahan
10:40
agar pasien
memahami
teknik relaksasi
nafas dalam

6. Menjelaskan
secara rinci
intervensi

61
relaksasi yang
dipilih

Hasil: pasien
memahami
11:10
tentang teknik
relaksasi yang
akan dilakukan
yaitu teknik
relaksasi nafas
dalam
7. Menganjurkan
11: 15
mengambil
posisi nyaman

Hasil: pasien
mengikuti
anjuran untuk
mengambil
posisi nyaman

8. Menganjurkan
11: 40
rileks dan
merasakan
sensasi relaksasi

Hasil: pasien
mengatakan
merasa rileks dan
tenang
9. Menganjurkan
sering
mengulangi atau
melatih Teknik
yang dipilih
Hasil: pasien
mengatakan akan
mengulangi
teknik relaksasi
nafas dalam

62
2 Selasa 21 1. Memeriksa S:
juni frekuensi nadi, 1. Pasien
tekanan darah, mengataka
08:00
dan suhu n sebelum
sebelum dan hendak
sesudah Latihan tidur pasien
Hasil: melakukan
Teknik
TD: 110/60
relaksasi
mmhg
nafas
N: 88x/m dalam agar
09:00 S: 37,2 C merasa
lebih
2. Memonitor
nyaman
respons terhadap
terapi relaksasi 2. Pasien
mengataka
Hasil: teknik
n Ketika
relaksasi yang
sudah
digunakan adalah
melakukan
teknik relaksasi
Teknik
nafas dalam,
relaksasi
pasien
nafas
mengatakan
dalam
09:20 mulai menyukai
pasien
terapi teknik
mulai
relaksasi nafas
merasa
dalam
mengantuk
3. Menciptakan dan
lingkungan nyaman
tenang dan tanpa
3. Pasien
gangguan
mengataka
dengan
n tidur
pencahayaan dan
malamnya
suhu ruang
dari hanya
nyaman, jika
2-3 jam
memungkinkan
saja
Hasil: pasien sekarang
menyuruh menjadi 5
keluarganya agar jam, di
tidak ribut serta waktu

63
09:40 menyalakan malam
kipas angin agar pasien tidur
suhu ruangan di jam
tetap nyaman 23:30-
04:30,
4. Menggunakan
pasien
pakaian longgar
10:00 mengataka
Hasil: pasien n sempat
telah memakai terbangun
pakaian longgar sebnyak 3
kali dan di
5. Menjelaskan
waktu
secara rinci
siang
intervensi
pasien
relaksasi yang
tidak dapat
dipilih
tidur
Hasil: pasien
O:
memahami
10:30 tentang teknik 1. Pasien
relaksasi yang nampak
akan dilakukan menguap
yaitu teknik beberapaka
relaksasi nafas li
dalam
2. Pasien
6. Menganjurkan Nampak
11:00 mengambil Lemas
posisi nyaman
3. Nampak
Hasil: pasien mata pasien
mengikuti sayup
anjuran untuk
4. Tanda
mengambil
tanda vital
posisi nyaman
11:30 TD: 110/60
7. Menganjurkan
mmhg
rileks dan
merasakan N: 88x/m
sensasi relaksasi
S: 37,2 C
Hasil: pasien
P: 20x/m
mengatakan
merasa rileks dan A: masalah belum

64
tenang teratasi

8. Menganjurkan
sering
P: intervensi
mengulangi atau
dilanjutkan
melatih Teknik
yang dipilih
Hasil: pasien
mengatakan
sering
mengulangi
teknik relaksasi
nafas dalam jika
hendak akan
tidur

3. Rabu 22 1. Memeriksa S:
juni frekuensi nadi, 1. Pasien
tekanan darah, mengataka
09:00
dan suhu n sebelum
sebelum dan hendak
sesudah Latihan tidur pasien
Hasil: melakukan
teknik
TD: 120/80
relaksasi
mmhg
nafas
N: 80x/m dalam agar
S: 37,2 C merasa
lebih
09:30 2. Memonitor
nyaman
respons terhadap
terapi relaksasi 2. Pasien
mengataka
Hasil: teknik
n Ketika
relaksasi yang
sudah
digunakan adalah
melakukan
teknik relaksasi
teknik
nafas dalam,
relaksasi
pasien
nafas
mengatakan
dalam
menyukai terapi
pasien
teknik relaksasi
mulai

65
09:40 nafas dalam merasa
mengantuk
3. Menciptakan
dan
lingkungan
nyaman
tenang dan tanpa
gangguan 3. Pasien
dengan mengataka
pencahayaan dan n tidur
suhu ruang malamnya
nyaman, jika kemarin
memungkinkan dari hanya
5 jam saja
Hasil: pasien
sekarang
menyuruh
menjadi 7
keluarganya agar
jam dan
tidak ribut serta
sesekali
10:00 menyalakan
tertidur
kipas angin agar
pada siang
suhu ruangan
hari, pada
tetap nyaman
malam hari
4. Menggunakan pasien tidur
pakaian longgar di jam
10:10
22:00-
Hasil: pasien
04:00 pada
telah memakai
siang hari
pakaian longgar
pasien
5. Menjelaskan tertidur 30
secara rinci menit di
intervensi jam 13:30
relaksasi yang kemudian
dipilih terbangun
dan tertidur
Hasil: pasien
Kembali di
memahami
jam 13:50,
10:40 teknik relaksasi
pasien
yang akan
mengataka
dilakukan yaitu
n terbangun
teknik relaksasi
Kembali
nafas dalam
pada jam
6. Menganjurkan 14:12.dan
mengambil

66
10:50 posisi nyaman tidak dapat
tertidur
Hasil: pasien Kembali,
mengikuti Total
anjuran untuk pasien tidur
mengambil pada hari
posisi nyaman ini 7 jam
7. Menganjurkan O:
11:20
rileks dan
1. Pasien
merasakan
Nampak
sensasi relaksasi
lebih fresh
Hasil: pasien
5. Tanda
mengatakan
tanda vital
merasa rileks dan
tenang TD: 120/80
mmhg
8. Menganjurkan
sering N: 80x/m
mengulangi atau
S: 37,2 C
melatih Teknik
yang dipilih P: 20x/m
Hasil: pasien A: masalah teratasi
mengatakan
sering
mengulangi P: intervensi
teknik relaksasi dihentikan

B. Pembahasan

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada pasien yaitu penulis

melakukan pengkajian dengan menggunakan format pengkajian

keperawatan maternitas yaitu terdiri dari format pengkajian fisik dan

format pengkajian kebutuhan dasar.

67
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 20 juni 2022 pada

jam 08:30 WITA dengan cara wawancara, observasi langsung serta

pemeriksaan fisik. Hasil yang didapatkan dari pengkajian yaitu pasien

mengatakan sulit tidur akibat lingkungan yang bising dan merasa gerah,

pasien juga mengatakan merasa tidak nyaman, keadaan umum pasien

lemas, kesadaran composmentis, setelah dilakukan pemeriksaantanda-

tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 96x/m,

pernapasan 20x/m, suhu 37,2 C.

Setelah dilakukan pemeriksaan diatas bahwa keluhan yang

dirasakan pada pasien post partum yaitu sulit tidur, lemas, kelelahan.

Tidur diperlukan ibu post partum untuk pembentukan sel-sel tubuh yang

baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh

untuk istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme

tubuh.

Hasil pengkajian Riwayat persalinan anak pertama pasien yaitu

tanggal 20 juni 2021 pukul 02:30 pagi, pasien melakukan persalinan

secara normal, jenis kelamin bayi perempuan dengan berat badan 3100

gr dan Panjang badan 49cm, apgar score setelah 1 menit bayi lahir 8 dan

setalah 5 menit bayi lahir 10. Pada Riwayat kehamilan terakhir

menunjukkan G1P0A0 bahwa pasien mengatakan ini adalah kehamilan

pertamanya, menstruasi terakhir pasien pada tanggal 3 november 2021

dengan 4 kali ANC dan imunisasi TT sebanyak 2 kali. Pada pola

reproduksi pasien mengatakan pertama kali menstruasi di umur 14 tahun

denan siklus menstruasi teratur selama 1 minggu dan kadang timbul

68
nyeri menstruasi. tidak ada Riwayat penyakir di keluarga.

Hasil pengkajian fisik didapatkan pasien tampak lemas, pada

pemeriksaan mata terdapat edema pada bagian kelopak mata bawah,

wajah tampak pucat, pada bagian vulva bagimana luka pada perineum:

terdapat luka robekan di perineum

Dari hasil pengkajian yang dilakukan, peneliti menemukan data

yang ada pada teori tidak semua ditemukan pada pasien, tetapi kondisi

atau keluhan pasien saat pengkajian semuanya masuk pada teori.

2. Diangnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon

pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun resiko.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan dapat dirumuskan

diagnosa keperawatan yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan

hambatan lingkungan. Hal ini ditandai dengan adanya keluhan sulit

tidur, jam tidur tidak teratur, lemas, dan kelelahan.

Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu

tidur akibat faktor eksternal. Batasan karakteristik gangguan pola tidur

adalah mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak

puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup

(PPNI, 2016).

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan penulis pada BAB

II. Dimana pada ibu post partum yang dalam pemenuhan istirahat tidur,

diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah gangguan pola

69
tidur.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala bentuk terapi yang diberikan

oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis

untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan

individu, keluarga dan komunitas.

Pada tahap intervensi ditetapkan tujuan dan kriteria hasil yang akan

dicapai selama melakukan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan

disusun berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan dari hasil

pengkajian keperawatan pada ibu post partum dalam pemenuhan

istirahat dan tidurnya.

Tujuan intervensi keperawatan terhadap diagnosa gangguan pola

tidur yaitu setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam

maka pola tidur membaik dengan kriteria hasil berdasarkan standar

luaran keperawatan Indonesia (SLKI) Keluhan sulit tidur dari menurun

menjadi meningkat, keluhan tidak puas tidur dari menurun menjadi

meningkat, keluhan istirahat tidak cukup dari menurun menjadi

meningkat (PPNI,2019).

Berdasarkan tujuan dari kriteria hasil tersebut kemudian penulis

menyusun intervensi keperawatan berdasarkan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu teknik relaksasi terutama fokus

intervensi teknik relaksasi nafas dalam. Periksa, frekuensi nadi, tekanan

darah, dan suhu sebelum dan sesudah, LatihanMonitor respons terhadap

terapi relaksasi, Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan

70
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman jika

memungkinkan, Gunakan pakaian longgar, Gunakan nada suara lembut

dengan irama lambat dan beriram, Jelaskan secara rinci intervensi

relaksasi yang dipilih, Anjurkan mengambil posisi nyaman, Anjurkan

rileks dan merasakan sensasi relaksasi, Anjurkan sering mengulangi

atau melatih Teknik yang dipilih.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan proses keperawatan dimana tahap ini

perawat melakukan serangkain kegiatan atau Tindakan yang dilakukan

kepada pasien. Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada

intervensi keperawatan yang telah ditetapkan atau dibuat. Pelaksanaan

tindakan keperawatan yang dilakukan meliputi : tindakan observasi,

tindakan terapeutik, tindakan yang bersifat edukatif dan kolaboratif (ayu

putri, 2019)

Implementasi keperawatan dilaksanakan selama 3 hari dimulai

tanggal 18-20 Juni. Dimana semua tindakan yang dilakukan selalu

berorientasi pada rencana yang telah dibuat berdasarkan standar

intervensi keperawatan indonesia sehingga dapat tercapai sesuai dengan

tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan.

Dalam studi kasus ini tindakan keperawatan yang diberikan pada

pasien selama 3x24 jam yaitu pada tanggal 20,21 dan 23 Juni adalah,

Memeriksa frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan

sesudah, Memonitor respons terhadap terapi relaksasi, Menciptakan

lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu

71
ruang nyaman, jika memungkinkan, Menggunakan pakaian longgar,

Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih,

Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi, Menganjurkan

sering mengulangi atau melatih Teknik yang dipilih

Pada saat mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam, penulis

melakukan latihan sebanyak 1 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari.

Penulis mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam berdasarkan

standar operasional prosedure,

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan terus menerus dilakukan

untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana

rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan

rencana keperawatan

Evaluasi keperawatan pada Ny.D dilakukan dengan metode SOAP

(subyektif, obyektif, analisis, dan planning), metode ini digunakan

untuk mengetahui keefektifan dari tindakan keperawatan yang

dilakukan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.

Evaluasi keperawatan pada hari pertama Senin 20 Juni 2022 yaitu

pasien masih mengeluh, Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dari

sebelumnya, Pasien mengatakan mulai merasa mengantuk, Pasien

nampak menguap beberapakali, Pasien Nampak Lemas, Nampak mata

pasien sayup, Nampak mata pasien memerah dan berair, Tanda tanda

vital TD: 100/60 mmhg N: 96x/m S: 37,2 C P: 20x/m

Evaluasi hari kedua pada tanggal 21 Juni 2022 yaitu pasien

72
mengatakan

Pasien mengatakan sebelum hendak tidur pasien melakukan Teknik

relaksasi nafas dalam agar merasa lebih nyaman, Pasien mengatakan

Ketika sudah melakukan Teknik relaksasi nafas dalam pasien mulai

merasa mengantuk dan nyaman, Pasien mengatakan tidur malamnya

dari hanya 3-4 jam saja sekarang menjadi 6 jam, Pasien nampak

menguap beberapakali, Pasien Nampak Lemas, Nampak mata pasien

sayup, Tanda tanda vital TD: 110/60 mmhg N: 88x/m S: 37,2 C P: 20x/m

Evaluasi hari ketiga pada tanggal 22 juni 2022 yaitu Pasien

mengatakan sebelum hendak tidur pasien melakukan teknik relaksasi

nafas dalam agar merasa lebih nyaman, pasien mengatakan Ketika sudah

melakukan teknik relaksasi nafas dalam pasien mulai merasa mengantuk

dan nyaman, Pasien mengatakan tidur malamnya kemarin dari hanya 6

jam saja sekarang menjadi 7 jam dan sesekali tertidur pada siang hari,

Pasien Nampak lebih fresh, Tanda tanda vital TD: 120/80 mmhg N:

80x/m S: 37,2 C P: 20x/m

C. Keterbatasan studi kasus

Dalam melakukan implementasi keperawatan selama 3 hari, pasien

hanya mau dilakukan intervensi pada pagi hari sehingga pemantauan

pasien tidak dapat dilakukan 24 jam. Dan untuk pengambilan foto

dokumentasi pasien mau di awal intervensi tetapi seterusnya pasien

tidak setuju

73
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan keperawatan dengan Studi Kasus,

melalui pendekatan proses keperawatan selama 3x24 jam di Ruang Azalea

RSUD Kota Kendari pada tanggal 20 – 23 Juni 2022 di dapatkan dengan

melakukan penerapan asuhan keperawatan pada Ny. D dalam pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur dapat dilakukan berdasarkan teori SDKI,

SLKI, SIKI yang dibuat sesuai dengan kondisi pasien dan berdasarkan

tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi dengan uraian sebagai berikut:

1. Pada pengkajian keperawatan Ny. D ditemukan fokus masalahnya ada

pada gangguan pola tidurnya yang ditandai dengan adanya keluhan sulit

tidur, jam tidur yang tidak teratur, kondisi lingkungan yang bising dan

tidak nyaman. Hasil pengkajian fisik TTV didapatkan TD: 100/60

mmHg N: 96x/m P:20x/m S:37,2C

2. Diagnosa keperawatan utama pada Ny. D adalah gangguan pola tidur

berhubungan dengan hambatan lingkungan, Ditegakkan berdasarkan

data-data yang didapatkan pada pasien dan disesuaikan dengan kondisi

dan keadaan yang dialami pasien dan berdasarkan pada teori yang ada,

kemudian diprioritaskan berdasarkan masalah yang dialami pasien.

3. Intervensi keperawatan pada Ny. D selama 3x24 jam dengan fokus

74
luaran yaitu pola tidur dan intervensinya Teknik relaksasi yaitu Teknik

relaksasi nafas dalam

4. Implementasi keperawatan pada Ny. D dilakukan selama 3 hari (3x24

jam) yaitu melakukan Teknik relaksasi nafas dalam

5. Pada tahap evaluasi, setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

selama 3 hari (3x24 jam) maka terjadi perubahan pada gangguan pola

tidur, dengan uraian hari pertama pola tidur dan istirahat memburuk ,

hari kedua pola tidur dan istirahat mulai membaik, dan kemudian

dievaluasi akhir pada tanggal 22 Juni 2022 dengan hasil pola tidur dan

istirahat teratasi.

B. Saran

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan

proses keperawatan pada pasien post partum dalam pemenuhan kebutuhan

istirahat dan tidur, peneliti menyarankan bahwa :

a. Bagi Kepala Rumah Sakit / Kepala Ruangan

Bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari diharapkan

mampu memberikan pelayanan yang komprehensif. Serta petugas

kesehatan kususnya perawat agar selalu menerapkan konsep asuhan

keperawatan yang komprehensif dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien post partum.

b. Bagi Klien / Masyarakat

Penelitian ini sebagai informasi dalam memberikan pertolongan dengan

75
memanfaatkan penerapan Teknik relaksasi yaitu Teknik relaksasi nafas

dalam terhadap pola tidur pada pasien post partum

c. Bagi Institusi Pendidikan / Pengembangan Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai bacaan di perpustakaan serta untuk menambah

wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan secaraprofessional dan

sebagai bahan referensi tentang pasien post partum dalam pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur

d. Bagi Peneliti

Semoga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan

dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas dan dapat

dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk menambah

pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien post partum dalam pemenuhan kebutuhan

istirahat dan tidur, sehingga dapat membandingkan kesenjangan antara

teori dan kasus nyata tentang masalah istirahat dan tidur pada pasien

post partum.

76
DAFTAR PUSTAKA
Akhir, T. (2017). Upaya pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada ibu post
partum.

Alimul Hidayat, A. A. (2013). KEBUTUHAN DASAR MANUSA (D. D.


SJABANA (ed.)). SALEMBA MEDIKA.

ayu putri, F. (2019). Oleh : Firyunda Ayu Putri. 8. http://repository.poltekkes-


kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf

Fatmawati, R., & Hidayah, N. (2019). (2019). Gambaran Pola Tidur Ibu Nifas.
Journal Infokes, 9(2), 44–47.

Fitri, M., Trisyani, M., & Maryati, I. (2012). Hubungan Intensitas Nyeri Luka
Sectio Caesarea Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Post Partum Hari Ke-2
Di Ruang Rawat Inap Rsud Sumedang. Milla Fitri Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM,
21, 1–14.

Lazuarti, S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Partum Dengan


Ketuban Pecah Dini Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. In Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents.

Oktavina, S. M. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa


Medis Persalinan Normal Di Ruang Vk Rsud Bangil Pasuruan. 123.
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/193/1/KTI VINA .pdf

PPNI DPP SDKI, T. P. (2017). standar diagnosis keperawatan indonesia-definisi


dan indikator diagnostik.

Utami, S. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi. Universitas Riau, 4(1), 64–
67.

Wolla, E. M. (2019). PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

77
PADA Ny. C. L YANG MENDERITA TUMOR PARU DI RUANG
TERATAI RSUD. Prof. Dr. W. Z. JOHANNES KUPANG MEI 2019.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang, 91(5), 1–224.
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1043/1/MENSI WOLA.pdf

78
Lampiran 1
SURAT LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

79
Lampiran 2
SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL

80
Lampiran 3

SURAT KETERANGAN PENGANTAR PENGAMBILAN DATA

81
Lampiran 4
SURAT KETERANGAN PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

82
Lampiran 5
SURAT KETERANGAN PENGANTAR PENELITIAN

83
Lampiran 6
SURAT KETERANGAN BALITBANG

84
Lampiran 7
SURAT KETERANGAN TELAH SELESAI PENELITIAN

85
Lampiran 8
SURAT KETERANGAN BEBAS PUSTAKA

86
Lampiran 9
SURAT KETERANGAN BEBAS ADMINISTRASI

Lampiran lembar observasi waktu istirahat dan tidur Ny. D

87
Hari Jam Jam Frekuensi Kuantitas
rawat tidur tidur terbangun tidur
keterangan
malam siang dari tidur

1 23:00- Tidak >4x 3 jam Ny. D tidur pada malam hari di


01:00 tidur jam 23:00 dan terbangun pada
pukul 01:00 Ny.D terbangun
sebanyak 4x karena gelisah dan
Ny. D mengatakan tidak bisa
tidur kembali karena suhu
ruangan yang panas dan Ny. D
mengeluh keluarga pasien yang
ribut dan rasa tidak nyaman
pada perineumnya.

2 23:30- Tidak >3x 5 jam Ny.D tidur pada malam hari di


04:30 tidur jam 23:30 dan terbangun pada
pukul 04:30 Ny.D terbangun
sebanyak 3x dan Ny.D
mengatakan tidak bisa tidur
Kembali karena merasa tidak
nyaman

3 22:00- 13:30- >1x 7 jam Ny. D tidur pada malam hari di


04:00 14:20 jam 22:00 dan terbangun di jam
04:00, Ny.D terbangun
sebanyak 1x pada siang hari.
Ny.D mengatakan merasa
tidurnya tercukupi dan mulai
terbiasa untuk melatih Teknik
relaksasi nafas dalam sebelum ia
tidur agar terasa rileks

88
Lampiran SOP Teknik Relaksasi Nafas Dalam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Definisi
Metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan relaksas pada
pasien yang mengalami nyeri. Selain itu latihan nafas dalam merupakan cara
bernafas yang efektif melalui inspirasi dan ekspirasi untuk memperoleh
nafas yang lambat, dalam, dan rileks. Rileks sempurna yang dapat
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan perasaan cemas sehingga
mencegah stimulasi nyeri.
Ada tiga faktor yang utama dalam teknik nafas dalam:
1. Berikan posisi dengan tepat sehingga pasien merasa nyaman
2. Biarkan pasien memikirkan untuk beristirahat
3. Lingkungan yang santai/ tenang
B. Tujuan
1. Meningkatkan aliran udara dan oksigen dalam darah
2. Mengurangi rasa nyeri
3. Membantu dan meningkatkan relaksasi
4. Meningkatkan kualitas tidur
5. Menmbantu mengeluarkan gas anastesi tersisa didalam jalan nafas.
C. Indikasi
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut atau nyeri kronis
D. Cara melakukan
1. Tahap pra interaksi
a. Membaca mengenai status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
d. Tahap orientasi
e. Mengucapkan salam teraupetik kepada pasien
f. Validasi kondisi pasien saat ini

89
g. Menjaga keamanan privasi pasien
h. Menjelaskan tujuan & prosedure yang akan dilakukan terhadap
pasien & keluarga
2. Tahap kerja
a. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada
sesuatu yang kurang dipahami/ jelas
b. Atur posisi agar klien rileks tanpa adanya beban fisik, baik duduk
maupun berdiri. Apabila pasien memilih duduk, maka bantu pasien
duduk di tepi tempat tidur atau posisi duduk tegak di kursi. Posisi
juga bisa semifowler, berbaring di tempat tidur dengan punggung
tersangga bantal.
c. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam sehingga
rongga paru berisi udara
d. Instruksikan pasien dengan cara perlahan dan hembuskan udara
membiarkannya ke luar dari setiap bagian anggota tubuh, pada saat
bersamaan minta klien untuk memusatkan perhatiannya pada
sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa nikmat rasanya
e. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa
saat (1-2 menit)
f. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian
menghembuskan dengan cara perlahan dan merasakan saat ini udara
mulai mengalir dari tanggan, kaki, menuju keparu-paru dan
seterusnya udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
g. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan,
udara yang mengalir dan merasakan ke luar dari ujung-ujung jari
tangan dan kaki kemudian rasakan kehangatanya
h. Instruksikan pasien untuk mengulangi teknik-teknik ini apabila rasa
nyeri kembali lagi
i. Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, minta pasien untuk
melakukan secara mandiri
j. Ulangi latihan nafas dalam ini sebanyak 3 sampai 5 kali
3. Tahap terminasi

90
a. Evaluasi hasil Gerakan
b. Lakukan kontrak untuk melakukan kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
4. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga

91
Lampiran Dokumentasi penelitian

Gambar.1 pasien sedang menandatangani informed consent

Gambar 2. Kegiatan mengontrol TTV pasien

Gambar 3. Kegiatan melakukan Teknik relaksasi nafas dalam

92

Anda mungkin juga menyukai