Oleh:
ERNI OKTAVIANI ANJELIKA : 171114401698
Oleh
ERNI OKTAVIANI ANJELIKA
NIM. 171114401698
i
Karya Tulis Ilmiah Berjudul
Oleh
Pembimbing Utama :
Pembimbing Pendamping
ii
Telah diujikan pada tanggal 02 Juni 2020
Dan disetujui untuk disusun sebagai Karya Tulis Ilmiah dengan
Judul :
Ketua Penguji:
Anggota Penguji I:
Mengetahui,
Ketua STIKES Dirgahayu Samarinda
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
kepada:
iv
4. Ns. Imelda Feneranda S. Tambi, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing
6. Ns. Rufina Hurai, S.Kep., M.Kep, selaku anggota penguji yang telah
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak
dari semua pihak, penulis berharap karya tulis ilmiah ini bermanfaat
Penulis,
v
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
vi
2. Pengertian ....................................................................... 20
3. Etiologi ............................................................................. 21
4. Patofisiologi ..................................................................... 24
7. Penatalaksanaan Medis.................................................... 28
9. Komplikasi ........................................................................ 30
1. Pengkajian ....................................................................... 31
2. Diagnosa Keperawatan..................................................... 34
5. Evaluasi ........................................................................... 52
C. Subjek Penelitian…………………………………….…………... 55
D. Pengumpulan Data……………………………….……………… 55
E. Analisa Data……………………………………….……………… 57
F. Alur Penelitian……………………………………….…………… 58
G. Etika Penelitian……………………………………….………….. 61
vii
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ……………………………………………………………. 64
3. Pengkajian …………………………………………………. 65
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………..130
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.19 Implementasi Keperawatan Risiko Defisit Nutrisi ……………… 108
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SKEMA
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atas, nyeri kronis, dapat berulang, dapat disertai mual dan nyeri di ulu
2010, pada urutan ke-5 dengan angka kejadian kasus sebesar 9.594
kasus pada pria dan 15.122 kasus pada wanita. Dispepsia pada tahun
2011 berada pada urutan ke-6 dengan angka kejadian kasus sebesar
34.981 kasus pada pria dan 53.618 kasus pada wanita, jumlah kasus
biaya pengobatan.
mengatur dan mengubah pola hidup yang baik seperti, makan tepat
2
yang baik dan pola hidup sehat untuk membantu meningkatkan
B. Batasan masalah
Dirgahayu Samarinda.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Dispepsia.
Dispepsia.
3
e. Melakukan tindakan keperawatan gangguan kebutuhan dasar
pada Dispepsia.
pada Dispepsia
E. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
menelan dan menyerap zat cair yang terdapat mulai dari mulut
besar turun), kolon sigmoid, rektum, dan anus (dubur). Organ yang
6
1) Mulut
2) Tenggorokan (Faring)
7
perantara yang disebut koana. Sementara itu, tekak atau anak
2012).
3) Kerongkongan (esofagus)
8
otot rangka, bagian tengah bagian ini merupakan campuran
4) Lambung
9
diagfragma, di depan pankreas, dan limpa menempel pada
5) Usus halus
10
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(ileum).
Usus dua belas jari adalah bagian dari usus halus yang
11
c) Usus Penyerapan (Ileum)
6) Usus besar
12
Gambar 2.7 Usus Besar dan Rektum (Mashudi, 2011).
(Mardalena, 2018).
b. Fisiologi
13
1) Pergerakan makanan : Gerakan mencampur, mengaduk, dan
(mukus).
14
a) Mulut
dicerna oleh air liur. Enzim dalam air liur disebut amilase,
lebih sederhana.
15
terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung
(Haryono, 2012).
b) Tenggorkan (Faring)
c) Kerongkongan (Esofagus)
16
menuruni esofagus dengan jarak sekitar 20-25 cm (Mardalena,
2018).
d) Lambung
kim.
asam lambungnya.
17
mikrobial yang mampu membunuh bakteri, kuman bibit
menjadi kasein.
18
f) Usus besar
keluar.
19
2. Pengertian Dispepsia
yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang
(Mardalena, 2018).
atas, nyeri kronis, dapat berulang, dapat disertai mual dan nyeri di
yang berpusat pada perut bagian atas, yang dapat disertai keluhan-
sedikit dari pada porsi biasanya (early satiety); dan cepat tidak
20
3. Etiologi
2018).
a. Dispepsia organik
berikut:
makan/perut kosong.
perut kanan atas atau ulu hati yang menjalar ke bahu kanan
dan punggung.
5) Karsinoma
21
anoreksia, adenopati servikal, dan cegukan setelah
makan.
tubuh.
22
b. Dispepsia fungsional
menimbulkan nyeri.
klan vaskularisasi.
23
4. Patofisiologi
(Bayupurnama, 2019).
24
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang
tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi
(Haryono, 2012).
5. Manifestasi Klinis
f. Perut kembung
25
6. Pemeriksaan Diagnostik
darah yang lengkap atau HDL tes ini juga sering di sebut tes
2012).
b. Radiologi
26
menurun terutama di bagian distal tampak anti-peristaltik di
gambar yang disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak yang
c. Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)
d. USG (Ultrasonografi)
27
7. Penatalaksanaan Medis
a. Antasida
b. Antagonis reseptor
famotidine.
28
lambug. Obat-obat yang termasuk golongan PPI (proton pump
d. Sitoprotrektif
bagian atas.
e. Golongan prokinetik
(acid clearance).
29
8. Penatalaksanaan Keperawatan
c. Mengatur pola makan yang baik dan teratur, pilih makanan yang
9. Komplikasi
30
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
c. Keluhan utama
h. Pengkajian Fisik
31
2) Data sistemik
lain-lain.
lain-lain.
32
i) Sistem reproduksi: infertile, masalah menstruasi,
3) Data penunjang
33
2. Diagnosis keperawatan
34
b. Komponen-komponen dalam pernyataan diagnosis
1) Masalah (Problem)
2) Penyebab (Etiology)
status kesehatan.
35
c. Diagnosa keperawatan menurut Haryono (2012) di uraikan
(inflamasi).
3. Rencana Tindakan
diharapkan.
36
b. Klasifikasi intervensi keperawatan
1) Fisiologis
oksigen.
37
f) Reproduksi dan seksualitas, yang memebuat kelompok
seksualitas.
2) Psikologis
meningkatkan kenyamanan.
emosional.
3) Perilaku
terdiri atas:
38
b) Penyuluhan dan pembelajaran, yang memuat kelompok
4) Relasional
terdiri atas:
lainnya.
5) Lingkungan
dan eksternal.
39
kecenderungan yang paling dominan pada salah satu
kategori/subkategori.
sebagai berikut:
1) Label
intervensi keperawatan.
2) Definisi
40
3) Tindakan
a) Tindakan Observasi
b) Tindakan terapeutik
41
c) Tindakan edukasi
d) Tindakan kolaborasi
atau ‘konsultasikan’.
42
d. Intervensi keperawatan (PPNI, 2018)
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan dengan diagonsa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan Agen
pencedera fisiologis
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri:
keperawatan selama … maka
Definisi : Tingkat Nyeri Menurun dengan Observasi
Pengalaman sensorik atau kriteria hasil: 1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
emosional yang berkaitan Indikator 1 2 3 4 5 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
dengan kerusakan jaringan Keluhan nyeri 2 Identifikasi skala nyeri
aktual atau fungsional, Meringis 3 Identifikasi respon nyeri non verbal
dengan onset mendadak Sikap protektif 4 Identifikasi faktor yang memperberat
atau lambat dan dan memperingan nyeri
Gelisah
berintensitas ringan hingga 5 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Kesulitan tidur
berat yang berlangsung tentang nyeri
Frekuensi nadi
kurang dari 3 bulan. 6 Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Penyebab : Pola napas respon nyeri
1. Agen pencedera Ket. Skala: 7 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
fisiologis (mis. Inflamasi, 1. Meningkat nyeri
iskemia, neoplasma) 2. Cukup meningkat 8 Monitor efek samping penggunaan
2. Agen pencedera 3. Sedang analgetik
kimiawi (mis. Terbakar, 4. Cukup menurun
bahan kimia iritan) 5. Menurun Terapeutik
3. Agen pencedera fisik 9 Berikan teknik nonfamakologis untuk
(mis. Abses, amputasi, mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
terbakar, terpotong, hypnosis, akupresur, terapi music,
mengangkat berat, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
43
prosdur operasi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
trauma, latihan fisik hangat/dingin, terapi bermain)
berlebihan) 10 Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
11 Fasilitas istirahat dan tidur
12 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
13 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
14 Jelaskan strategi meredakan nyeri
15 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
16 Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
17 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
18 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
44
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan dengan diagnosa keperawatan Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan atau mencerna makanan
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Selasa, Risiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi:
25 keperawatan selama 2x24 jam
Febuari Definisi : maka Status Nutrisi Membaik Observasi
2020 Berisiko mengalami dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi status nutrisi
asupan nutrisi tidak cukup 2 Identifikasi alergi dan intoleransi
untuk memenuhi Indikator 1 2 3 4 5 makanan
kebutuhan metabolisme. Porsi makanan 3 Identifikasi maknan yang disukai Erni
Faktor Risiko: yang dihabiskan 4 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
1. Ketidakmampuan Ket. Skala: nutrien
menelan makanan 1 = Menurun 5 Monitor asupan makanan
2. Ketidakmampuan 2 = Cukup Menurun 6 Monitor berat badan
mencerna makanan 3 = Sedang 7 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3. Ketidakmampuan 4 = Cukup Meningkat
mengabsorbsi nutrient 5 = Meningkat Terapeutik
4. Peningkatan kebutuhan Indikator 1 2 3 4 5 8 Lakukan oral hygiene sebelum makan,
metabolism Berat Badan jika perlu
5. Faktor ekonomi (mis. Frekuensi 9 Fasilitasi menentukan pedoman diet Erni
finansial tidak Makan (mis. Piramida makanan)
mencukup) Indeks masa 10 Sajikan makanan secara menarik dan
6. Faktor psikologis (mis. tubuh (IMT) suhu yang sesuai
stress, keenggenan Nafsu makan 11 Berikan makanan tinggi serat untuk
untuk makan) Membran mencegah konstipasi
Mukosa 12 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
45
Ket. Skala: protein
1. Meningkat,Memburuk 13 Berikan suplemen makanan, jika perlu
2. Cukup meningkat, Cukup
Memburuk Edukasi: Erni
3. Sedang 14 Anjurkan posisi duduk, Jika mampu
4. Cukup menurun, Cukup 15 Ajarkan diet yang diprogramkan
Membaik
5. Menurun, Membaik Kolaborasi
16 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan.
46
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan dengan diagnosa keperawatan Risiko ketidakseimbangan Elektrolit
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Risiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Mual:
Elektrolit keperawatan selama … maka
Tingkat Nausea Menurun dengan Observasi
Definisi : kriteria hasil: 1 Identifikasi pengalaman mual
Berisiko mengalami Indikator 1 2 3 4 5 2 Identifikasi dampak mual terhadap
perubahan kadar serum Keluhan mual kualitas hidup (mis. Nafsu makan,
elektrolit. Perasaan ingin aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran,
Faktor Risiko : muntah dan tidur)
1. Ketidakseimbangan Frekuensi 3 Identifikasi faktor penyebab mual (mis.
cairan (mis. Dehidrasi menelan Pengobatan dan prosedur)
dan intoksikasi air) 4 Identifikasi antiemetic untuk mencegah
2. Kelebihan volume Ket. Skala: mual (kecuali mual pada kehamilan)
cairan 1. Meningkat 5 Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi,
3. Gangguan mekanisme 2. Cukup Meningkat dan tingkat keparahan)
regulasi (mis. Diabetes) 3. Sedang 6 Monitor asupan nutrisi dan kalori
4. Efek samping prosedur 4. Cukup Menurun
(mis. Pembedahan) 5. Menurun Terapeutik
5. Diare 7 Kendalikan faktor lingkungan penyebab
6. Muntah mual (mis. Bau tak sedap, suara, dan
7. Disfungsi ginjal rangsangan visual yang tidak
8. Disfungsi regulasi menyenangkan)
endokrin 8 Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
47
9 Berikan makanan dalam jumlah kecil
dan menarik
Edukasi:
10 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
11 Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
12 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
13 Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(mis. Biofeedback, hypnosis, relaksasi,
14 terapi music, akupresur)
Kolaborasi
15 Kolaborasi pemberian antiemetic, jika
perlu
48
Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan dengan diagonsa keperawatan Ansietas berhubungan dengan Kurang terpapar
informasi
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Ansietas Setelah dilakukan intervensi Reduksi Ansietasn:
keperawatan selama … maka
Definisi : Tingkat Ansietas Menurun dengan Observasi
Kondisi emosi dan kriteria hasil: 1 Identifikasi saat tingkat ansietas
pengalaman subyektif Indikator 1 2 3 4 5 berubah (mis. Kondisi, waktu, stresor)
individu terhadap objek Verbalisasi 2 Identifikasi kemampuan mengambil
yang tidak jelas dan kebingungan keputusan
spesifik akibat antisipasi Verbalisasi 3 Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
bahaya yang khawatir akibat dan nonverbal)
memungkinkan individu kondisi yang
melakukan tindakan untuk dihadapi Terapeutik
menghadapi ancaman Perilaku gelisah 4 Ciptakan suasana terapeutik untuk
Penyebab : menumbuhkan kepercayaan
Perilaku tegang
1. Krisis situasional 5 Pahami situasi yang membuat ansietas
Frekuensi
2. Kebutuhan tidak 6 Dengarkan dengan penuh perhatian
pernapasan
terpenuhi 7 Gunakan pendekatan yang tenang dan
3. Krisis maturasional Frekuensi nadi meyakinkan
4. Ancaman terhadap Tekanan darah 8 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
konsep diri Ket. Skala: memicu kecemasan
5. Ancaman terhadap 1. Meningkat 9 Diskusikan perencanaan realistis
kematian 2. Cukup meningkat tentang peristiwa yang akan dating
6. Kekhawatiran 3. Sedang
49
mengalami 4. Cukup menurun
kegagalan 5. Menurun Edukasi:
7. Disfungsi sistem 10 Jelaskan prosedur, temasuk sensasi
keluarga yang mungkin dialami
8. Hubungan orang 11 Informasikan secara factual mengenai
tua dan anak-anak diagnosis, pengobatan, dan prognosis
tidak memuaskan 12 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
9. Faktor keturunan pasien,jika perlu
10. Penyalahgunaan 13 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
zat kompetitif, sesuai kebutuhan
11. Terpapar bahaya 14 Anjurkan mengungkapkan perasaan
lingkungan (mis. dan persepsi
Toksin, polutan, dan 15 Latih kegiatan pengalihan untuk
lain-lain) mengurangi ketegangan
12. Kurang terpapar 16 Latih penggunaan mekanisme
informasi pertahanan diri yang tepat
17 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
18 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas,jika perlu
50
4. Tindakan Keperawatan
klien.
51
4) Mengevaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
dan medis.
sama dari tenaga kesehatan lain (mis. ahli gizi, fisioterapi, dan
dokter).
5. Evaluasi
ditunjukan untuk:
belum.
tercapai.
52
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.
perawatan.
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dasar pada Dispepsia. Pada studi kasus ini, pasien sebagai responden
dengan Dispepsia.
D. Pengumpulan Data
responden kedua Ny.H yang memiliki kasus yang sama. Pada saat
hari.
55
melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi pada kedua pasien yang memiliki kasus yang sama
kedua pasien.
56
E. Analisa Data
F. Alur Penelitian
1. Tahap Persiapan
57
2. Tahap Pelaksanaan/Pengambilan Data
informed consent.
58
3. Tahap Penulisan Hasil Studi Kasus
menjabarkan pembahasan.
59
Skema 3.1 Alur Penelitian Kasus
Seminar Proposal
Melakukan Kontak
dengan calon Tanda tangan
responden informed
concent
Pengambilan data:
Proses Asuhan Keperawatan selama 2-3 hari
SEMINAR HASIL
60
G. Etika Penelitian
sebagai berikut:
61
dijamin kerahasiannya. Pada penelitian ini peneliti menjaga
akan disajikan.
62
4. Prinsip Confidentialy (Kerahasiaan)
salah satu perjanjian penting antara peneliti dan pihak rumah sakit
yang telah dipersetujui dan ditanda tangani peneliti melalui ijin yang
data saja.
63
BAB IV
A. Hasil
1. Lokasi Penelitian
beberapa pilihan ruang perawatan rawat inap yang terdiri dari kelas
VVIP, kelas VIP, kelas Superior, kelas I Tunggal Anak, kelas II,
3. Pengkajian
Kasus 1
a. Keluhan Utama
65
b. Riwayat Kesehatan
perubahan.
maag.
masalah keperawatan.
2) Kajian Metabolik-Nutrisi
66
jarang makan dan biasanya suka makan-makanan yang
abdomen, terdapat mual dan ingin muntah jenis diet saat ini
yaitu tinggi kalori tinggi protein seperti bubur dan lauk ayam,
67
amoniak dan buang air besar belum ada. Masalah
keperawatan
68
Dari hasil yang didapat pasien mandiri (20) Dari data
berdoa.
69
membedakan rasa asin, manis, dan pahit, penciuman pasien
nyerinya yaitu pada saat makan dan jika ditekan nyeri yang
akut
pasien yaitu istri dan merasa puas ketika bersama istri dan
70
8) Kajian Pola Hubungan-Peran
yang paling dekat dengan pasien yaitu istri dan anak, peran
keperawatan
71
11) Kajian Pola Sistem Kepercayaan
masalah keperawatan.
Pernapasan: 19 kali/menit.
dan tidak terdapat luka. pada kepala atau leher, tidak ada
72
hidung tampak bersih. tampak mulut pasien bersih dan
kelenjar tyroid.
b) Pemeriksaan Thoraks
tidak sesak napas, tidak ada retraksi otot dada, tidak ada
tidak ada nyeri dada, CRT < 2 detik dan tidak ditemukan
c) Pemeriksaan Abdomen
pembesaran lien.
73
d) Pemeriksaan Ekstremitas
babinsky negative.
Tabel 4.2 Pengkajian Resiko Jatuh Pasien Dewasa (Morse Fall Scale)
No Resiko Sko
R
1. Pasien tidak memiliki riwayat jatuh selama 3 bulan 0
Terakhir
2. Diagnosa sekunder 0
Total skor 20
Dari hasil yang ditemukan maka dapat dilihat bahwa pasien tidak
74
d. Aspek Medis
Terapi :
2) Diet : bubur
3) Obat :
75
e. Hasil Pemeriksaan Penunjang
IMUNOLOGI
15 HbsAg Non reaktif Non reaktif
KIMIA KLINIK
16 Glukosa sewaktu 68 * 75 – 120
17 Ureum 56.1 * 17 – 49
18 Kreatinin 0.95 0.90 – 1.50
76
Kasus 2
a. Keluhan Utama
muntah
b. Riwayat Kesehatan
mual dan muntah sekali dan ada nyeri ulu hati skala 5 (nyeri
sedang)
77
mengatakan penyakit yang diderita yaitu penyakit hipertensi
keperawatan.
2) Kajian Metabolik-Nutrisi
78
abdomen, terdapat mual dan muntah jenis diet saat ini yaitu
79
Tabel 4.5 Pola Aktivitas dan Latihan (Indeks Barthel)
lebih 6 jam pada malam hari 22.00 WITA sampai jam 05.00
dari jam 22.00 WITA sampai jam 06.00 WITA dan pasien
80
bawah mata. Adapun kebiasaan pasien sebelum tidur yaitu
perih dan nyeri tekan area ulu hati, skala nyeri yang
81
mengatakan bahwa pasien orang yang baik, peduli dan ahli
keperawatan
82
2 orang, pasien mulai menstruasi pertama pada usia 15
tahun, pasien sedang tidak hamil, pola haid teratur tidak ada
masalah keperawatan.
masalah keperawatan.
masalah keperawatan.
83
12) Pemeriksaan Fisik
Pernapasan: 20 kali/menit.
dan tidak terdapat luka. pada kepala atau leher, tidak ada
kelenjar tyroid.
84
b) Pemeriksaan Thoraks
tidak sesak napas, tidak ada retraksi otot dada, tidak ada
tidak ada nyeri dada, CRT < 2 detik dan tidak ditemukan
c) Pemeriksaan Abdomen
d) Pemeriksaan Ekstremitas
85
Tabel 4.6 Pengkajian Resiko Jatuh Pasien (Morse Fall Scale)
No Resiko Sko
r
1. Pasien tidak memiliki riwayat jatuh selama 3 bulan 0
Terakhir
2. Diagnosa sekunder 25
Total skor 45
86
d. Aspek Medis
3) Obat :
87
e. Hasil Pemeriksaan Penunjang
IMUNOLOGI
15 HbsAg Non reaktif Non reaktif
KIMIA KLINIK
16 Glukosa sewaktu 85 75 – 120
17 Ureum 15.7 * 17 – 49
18 Kreatinin 0.34 * 0.60 – 1.40
19 Asam Urat 4.9 3.5 – 7.0
20 Kolesterol Total 234 * < 200
21 Trigliserida 69 < 150
88
f. Analisa Data
1) Kasus 1
89
2) Kasus 2
90
4. Diagnosis Keperawatan
a. Kasus 1
b. Kasus 2
91
3) Risiko jatuh dibuktikan dengan faktor risiko gangguan
keseimbangan.
92
5. Rencana/ Intervensi Keperawatan
Kasus 1
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Selasa, Nausea Setelah dilakukan intervensi Manajemen Mual:
25 keperawatan selama 2x24 jam
Febuari Definisi : maka Tingkat Nausea Menurun Observasi
2020 Perasaan Tidak nyaman dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi pengalaman mual
pada bagian belakang 2 Identifikasi dampak mual terhadap
tenggorok atau lambung Indikator 1 2 3 4 5 kualitas hidup (Nafsu makan, aktivitas, Erni
yang dapat mengakibatkan Nafsu Makan kinerja, tanggung jawab peran, dan
muntah. Ket. Skala: tidur)
1 = Menurun 3 Identifikasi faktor penyebab mual
Penyebab : 2 = Cukup Menurun (Pengobatan dan prosedur)
9. Gangguan biokimiawi 3 = Sedang 4 Identifikasi antiemetic untuk mencegah
(mis. uremia, 4 = Cukup Meningkat mual (kecuali mual pada kehamilan)
ketoasidosis diabetik) 5 = Meningkat 5 Monitor mual (Frekuensi, durasi, dan
10. Gangguan pada tingkat keparahan)
esofagus Indikator 1 2 3 4 5 6 Monitor asupan nutrisi dan kalori
11. Distensi lambung Keluhan mual
12. Iritasi lambung Terapeutik
Perasaan ingin
13. Gangguan pankreas muntah 7 Kendalikan faktor lingkungan penyebab
14. Peregangan kapsul mual (Bau tak sedap, suara, dan
Frekuensi
limpa menelan rangsangan visual yang tidak
15. Tumor terlokalisasi menyenangkan)
(mis. neuroma akustik, 8 Kurangi atau hilangkan keadaan
93
tumor otak primer atau Ket. Skala: penyebab mual (Kecemasan, ketakutan,
sekunder, metastasis 6. Meningkat kelelahan)
tulang di dasar 7. Cukup Meningkat 9 Berikan makanan dalam jumlah kecil
tengkorak) 8. Sedang dan menarik
16. Peningkatan tekanan 9. Cukup Menurun
intraabdominal (mis. 10. Menurun Edukasi:
keganasan 10 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
intraabdomen) 11 Anjurkan sering membersihkan mulut,
17. Peningkatan tekanan kecuali jika merangsang mual
intrakranial 12 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat
18. Peningkatan tekanan dan rendah lemak
intraorbital (mis. 13 Ajarkan penggunaan teknik
glukoma) nonfarmakologis untuk mengatasi mual
19. Mabuk perjalanan (Biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi
20. Kehamilan 14 music, akupresur)
21. Aroma tidak sedap
22. Rasa Kolaborasi
makanan/minuman 15 Kolaborasi pemberian antiemetic
yang tidak enak (ondansentron 4mg/ 2ml 3x1 amp)
23. Stimulus penglihatan
tidak menyenangkan
24. Faktor psikologis (mis.
kecemasan, ketakutan,
stress)
25. Efek agen farmakologis
26. Efek toksin
94
Tabel 4.12 Intervensi Keperawatan dengan diagonsa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera
fisiologis
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Selasa, Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri:
25 keperawatan selama 2x24 jam
Febuari Definisi : maka Tingkat Nyeri Menurun Observasi
2020 Pengalaman sensorik atau dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
emosional yang berkaitan Indikator 1 2 3 4 5 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
dengan kerusakan jaringan Keluhan nyeri 2 Identifikasi skala nyeri
aktual atau fungsional, Meringis 3 Identifikasi respon nyeri non verbal
dengan onset mendadak Mual 4 Identifikasi faktor yang memperberat
atau lambat dan dan memperingan nyeri
berintensitas ringan hingga Muntah 5 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan Erni
berat yang berlangsung Tekanan darah tentang nyeri
kurang dari 3 bulan. Nafsu makan 6 Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Penyebab : Ket. Skala: respon nyeri
4. Agen pencedera 6. Meningkat 7 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
fisiologis (mis. Inflamasi, 7. Cukup meningkat nyeri
iskemia, neoplasma) 8. Sedang 8 Monitor efek samping penggunaan
5. Agen pencedera 9. Cukup menurun analgetik
kimiawi (mis. Terbakar, 10. Menurun
bahan kimia iritan) Terapeutik
6. Agen pencedera fisik 9 Berikan teknik nonfamakologis untuk
(mis. Abses, amputasi, mengurangi rasa nyeri (TENS,
terbakar, terpotong, hypnosis, akupresur, terapi music,
mengangkat berat, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
prosdur operasi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
95
trauma, latihan fisik hangat/dingin, terapi bermain)
berlebihan) 10 Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
11 Fasilitas istirahat dan tidur Erni
12 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
13 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
14 Jelaskan strategi meredakan nyeri
15 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
16 Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
17 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
18 Kolaborasi pemberian analgetik
(ranitidine 50mg/ 2ml 2x1 amp)
96
Tabel 4.13 Intervensi Keperawatan dengan diagonsa keperawatan Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Selasa, Risiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi:
25 keperawatan selama 2x24 jam
Febuari Definisi : maka Status Nutrisi Membaik Observasi
2020 Berisiko mengalami dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi status nutrisi
asupan nutrisi tidak cukup 2 Identifikasi alergi dan intoleransi
untuk memenuhi Indikator 1 2 3 4 5 makanan
kebutuhan metabolisme. Porsi makanan 3 Identifikasi maknan yang disukai Erni
Faktor Risiko: yang dihabiskan 4 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
7. Ketidakmampuan Ket. Skala: nutrien
menelan makanan 1 = Menurun 5 Monitor asupan makanan
8. Ketidakmampuan 2 = Cukup Menurun 6 Monitor berat badan
mencerna makanan 3 = Sedang 7 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
9. Ketidakmampuan 4 = Cukup Meningkat
mengabsorbsi nutrient 5 = Meningkat Terapeutik
10. Peningkatan kebutuhan Indikator 1 2 3 4 5 8 Lakukan oral hygiene sebelum makan,
metabolism Berat Badan jika perlu
11. Faktor ekonomi (mis. Frekuensi 9 Fasilitasi menentukan pedoman diet Erni
finansial tidak Makan (mis. Piramida makanan)
mencukup) Indeks masa 10 Sajikan makanan secara menarik dan
12. Faktor psikologis (mis. tubuh (IMT) suhu yang sesuai
stress, keenggenan Nafsu makan 11 Berikan makanan tinggi serat untuk
untuk makan) mencegah konstipasi
Membran
12 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
Mukosa
protein
97
Ket. Skala: 13 Berikan suplemen makanan, jika perlu
6. Meningkat,Memburuk
7. Cukup meningkat, Cukup Edukasi: Erni
Memburuk 14 Anjurkan posisi duduk, Jika mampu
8. Sedang 15 Ajarkan diet yang diprogramkan
9. Cukup menurun, Cukup
Membaik Kolaborasi
10. Menurun, Membaik 16 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan.
98
Kasus 2
Tabel 4.14 Intervensi Keperawatan dengan diagonsa keperawatan Nausea berhubungan dengan rasa makanan dan
minuman tidak enak
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Selasa, Nausea Setelah dilakukan intervensi Manajemen Mual:
27 keperawatan selama 2x24 jam
Febuari Definisi : maka Tingkat Nausea Menurun Observasi
2020 Perasaan Tidak nyaman dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi pengalaman mual Erni
pada bagian belakang 2 Identifikasi dampak mual terhadap
tenggorok atau lambung Indikator 1 2 3 4 5 kualitas hidup (Nafsu makan, aktivitas,
yang dapat mengakibatkan Nafsu Makan kinerja, tanggung jawab peran, dan
muntah. Ket. Skala: tidur)
1 = Menurun 3 Identifikasi faktor penyebab mual
Penyebab : 2 = Cukup Menurun (Pengobatan dan prosedur)
1. Gangguan biokimiawi 3 = Sedang 4 Identifikasi antiemetic untuk mencegah
(mis. uremia, 4 = Cukup Meningkat mual (kecuali mual pada kehamilan)
ketoasidosis diabetik) 5 = Meningkat 5 Monitor mual (Frekuensi, durasi, dan
2. Gangguan pada tingkat keparahan)
esofagus Indikator 1 2 3 4 5 6 Monitor asupan nutrisi dan kalori Erni
3. Distensi lambung Keluhan mual
4. Iritasi lambung Terapeutik
Perasaan ingin
5. Gangguan pankreas muntah 7 Kendalikan faktor lingkungan penyebab
6. Peregangan kapsul Ket. Skala: mual (Bau tak sedap, suara, dan
limpa 1= Meningkat rangsangan visual yang tidak
7. Tumor terlokalisasi 2= Cukup Meningkat menyenangkan)
(mis. neuroma akustik, 8 Kurangi atau hilangkan keadaan
99
tumor otak primer atau 3= Sedang penyebab mual (Kecemasan, ketakutan,
sekunder, metastasis 4= Cukup Menurun kelelahan)
tulang di dasar 5= Menurun 9 Berikan makanan dalam jumlah kecil
tengkorak) dan menarik
8. Peningkatan tekanan Erni
intraabdominal (mis. Edukasi:
keganasan 10 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
intraabdomen) 11 Anjurkan sering membersihkan mulut,
9. Peningkatan tekanan kecuali jika merangsang mual
intracranial 12 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat
10. Peningkatan dan rendah lemak
tekanan intraorbital 13 Ajarkan penggunaan teknik
(mis. glukoma) nonfarmakologis untuk mengatasi mual
11. Mabuk perjalanan (Biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi
12. Kehamilan 14 music, akupresur)
13. Aroma tidak sedap
14. Rasa Kolaborasi
makanan/minuman 15 Kolaborasi pemberian antiemetic Erni
yang tidak enak (ondansentron 4mg/ 2ml 2x1 amp)
15. Stimulus
penglihatan tidak
menyenangkan
16. Faktor psikologis
(mis. kecemasan,
ketakutan, stress)
17. Efek agen
farmakologis
18. Efek toksin
100
Tabel 4.15 Intervensi Keperawatan dengan diagonsa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera
fisiologis
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Selasa, Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri:
27 keperawatan selama 2x24 jam
Febuari Definisi : maka Tingkat Nyeri Menurun Observasi Erni
2020 Pengalaman sensorik atau dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
emosional yang berkaitan Indikator 1 2 3 4 5 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
dengan kerusakan jaringan Keluhan nyeri 2 Identifikasi skala nyeri
aktual atau fungsional, Meringis 3 Identifikasi respon nyeri non verbal
dengan onset mendadak Mual 4 Identifikasi faktor yang memperberat
atau lambat dan dan memperingan nyeri
berintensitas ringan hingga Muntah 5 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
berat yang berlangsung Tekanan darah tentang nyeri
kurang dari 3 bulan. Nafsu makan 6 Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Penyebab : Ket. Skala: respon nyeri
1. Agen pencedera 1= Meningkat 7 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
fisiologis (mis. 2= Cukup meningkat nyeri Erni
Inflamasi, iskemia, 3= Sedang 8 Monitor efek samping penggunaan
neoplasma) 4= Cukup menurun analgetik
2. Agen pencedera 5= Menurun
kimiawi (mis. Terapeutik
Terbakar, bahan 9 Berikan teknik nonfamakologis untuk
kimia iritan) mengurangi rasa nyeri (TENS,
101
3. Agen pencedera hypnosis, akupresur, terapi music,
fisik (mis. Abses, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
amputasi, terbakar, teknik imajinasi terbimbing, kompres
terpotong, hangat/dingin, terapi bermain)
mengangkat berat, 10 Kontrol lingkungan yang memperberat
prosdur operasi, rasa nyeri (Suhu ruangan, Erni
trauma, latihan fisik pencahayaan, kebisingan)
berlebihan) 11 Fasilitas istirahat dan tidur
12 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
13 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
14 Jelaskan strategi meredakan nyeri
15 Anjurkan memonitor nyeri secara Erni
mandiri
16 Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
17 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
18 Kolaborasi pemberian analgetik
(ranitidine 50mg/ 2ml 2x1 amp) Erni
102
Tabel 4.16 Intervensi Keperawatan dengan diagonsa keperawatan Resiko Jatuh berhubungan dengan gangguan
keseimbangan
Rencana Tindakan
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan TTD
NO Tindakan
Selasa, Risiko Jatuh Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Jatuh:
27 keperawatan selama 2x24 jam
Febuari Definisi : maka Tingkat Jatuh Menurun Observasi
2020 Berisiko mengalami dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia
kerusakan fisik dan Indikator 1 2 3 4 5 >65 tahun, penurunan tingkat
gangguan kesehatan Jatuh dari kesadaran, deficit kognitif, hipotensi Erni
akibat terjatuh. tempat tidur ortostatik, gangguan keseimbangan,
1. Usia >65 tahun (pada Jatuh saat gangguan penglihatan, neuropati)
dewasa) atau <2 tahun berdiri Identifikasi faktor lingkungan yang
(pada anak) Jatuh saat 2 meningkatkan risiko jatuh (mis. Lantai
2. Riwayat jatuh berjalan licin, penerangan kurang)
3. Anggota gerak bawah Jatuh saat
prosthesis (buatan) 3 Hitung risiko jatuh dengan
dikamar mandi
4. Penggunaan alat bantu Ket. Skala: menggunakan skala (mis. Fall morse
berjalan scale, humpty dumpty scale), jika perlu
1. Meningkat
5. Penurunan tingkat 2. Cukup meningkat
kesadaran 3. Sedang Terapeutik
6. Perubahan fungsi 4. Cukup menurun 4 Erni
Orientasikan ruangan pada pasien dan
kognitif 5. Menurun keluarga
7. Lingkungan tidak aman 5
Pastikan roda tempat tidur dan kursi
(mis. licin, gelap,
103
ligkungan asing) roda selalu dalam kondisi terkunci
8. Kondisi pasca operasi 6
9. Hipotensi ortostatik Pasang handrall tempat tidur
10. Perubahan kadar
glukosa darah Dekatkan bel pemanggil dalam
11. Anemia jangkauan pasien
12. Kekuatan otot
menurun 7 Edukasi: Erni
13. Gangguan Anjurkan memanggil perawat jika
pendengaran membutuhkan bantuan untuk berpindah
14. Gangguan 8
keseimbangan Anjurkan menggunakan alas kaki yang
15. Gangguan tidak licin
penglihatan
16. Neuropati 9 Anjurkan cara menggunakan bel
17. Efek agen pemanggil untuk memanggil perawat
farmakalogis
104
6. Tindakan keperawatan
Kasus 1
105
1 1. Mengukur dan menghitung tanda-tanda vital Erni
Rabu 26 Do:
Febuari a. TD = 130/90 mmHg
2020 b. S = 36.2C
07.50 c. RR = 20X/Menit
d. N = 79X/Menit
08.20 e. Spo2 = 97% Erni
2. Berkolaborasi Pemberian injeksi
ondansentron 1amp/iv
Ds: pasien mengatakan mual sudah berkurang
pada saat makan dan minum
Do: Erni
a. Pasien terlihat tenang
12.00 b. Tidak ada kemerahan diarea
infus/penyuntikan
3. Memonitor mual Erni
12.30 Ds: pasien mengatakan tidak merasa mual
Do: pasien terlihat tenang dan rileks
4. Menganjurkan istirahat tidur yang cukup
untuk pengurangan mual
Do: pasien tampak tenang
106
intensitas nyeri
10.30 Do: nyeri dirasakan di ulu hati
4. Mengidentifikasi skala nyeri Erni
10.45 Ds: pasien mengatakan tidak terlalu nyeri
Do: skala nyeri 3 (nyeri ringan) Erni
5. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Do: edukasi teknik nafas dalam
12.30 6. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk Erni
mengurangi rasa nyeri
Do: pasien tampak mengikuti instruksi perawat
7. Menganjurkan istirahat tidur yang cukup
untuk pengurangan nyeri
Do: pasien tampak tenang dan memejamkan
mata
2 Rabu 26 1. Mengukur dan menghitung tanda-tanda vital Erni
Febuari Do:
2020 a. TD = 130/90 mmHg
07.50 b. S = 36.2 C
c. RR = 20X/Menit
08.20 d. N = 79X/Menit Erni
e. Spo2 = 97%
1. Berkolaborasi Pemberian injeksi Ranitidine
1amp/iv
Ds: pasien mengatakan tidak merasa nyeri lagi
Do:
12.20 a. Pasien terlihat tenang Erni
b. Tidak ada kemerahan diarea
13.00 infus/penyuntikan
2. Menganjurkan istirahat dan tidur
Do: pasien terlihat tenang dan rileks Erni
3. Memberikan penkes tentang pola makan
Do: pasien tampak menyimak dan mengerti
apa yang dijelaskan perawat
107
Table 4.19 Implementasi Keperawatan Resiko Defisit Nutrisi
108
Kasus 2
109
1 Jumat 28 1. Mengukur dan menghitung tanda-tanda Erni
Febuari vital
2020 Do:
07.20 a. TD = 140/90 mmHg
b. S = 36.5 C
08.00 c. RR = 18X/Menit
d. N = 89X/Menit Erni
e. Spo2 = 90%
2. Berkolaborasi Pemberian injeksi
ondansentron 1amp/iv
Ds: pasien mengatakan mual sudah berkurang
Do: Erni
12.00 a. Pasien terlihat tenang
b. Tidak ada kemerahan diarea
infus/penyuntikan
12.30 3. Memonitor mual Erni
Ds: pasien mengatakan tidak merasa mual
Do: pasien terlihat tenang dan rileks
4. Menganjurkan istirahat tidur yang cukup
untuk pengurangan mual
Do: pasien tampak tenang
110
Table 4.21 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut
111
2 Jumat 28 1. Mengukur dan menghitung tanda-tanda vital Erni
Febuari Do:
2020 a. TD = 140/90 mmHg
07.20 b. S = 36.5C
c. RR = 18X/Menit
08.00 d. N = 89X/Menit Erni
e. Spo2 = 90%
2. Berkolaborasi Pemberian injeksi Ranitidine
1amp/iv
Ds: pasien mengatakan tidak nyeri lagi
11.00 Do:
a. Pasien terlihat tenang dan rileks Erni
b. Tidak ada kemerahan diarea
infus/penyuntikan
3. Memberikan edukasi tentang pola makan
yang baik dan makanan yang dapat Erni
memicu nyeri ulu hati
12.00
Ds: pasien mengatakan mengerti apa yang
dijelaskan perawat
13.00
Do: pasien tampak mengerti
4. Menganjurkan istirahat dan tidur
Do: pasien terlihat tenang dan rileks
5. Memberikan penkes tentang pola makan
Do: pasien tampak menyimak dan mengerti
apa yang dijelaskan perawat
112
Table 4.22 Implementasi Keperawatan Resiko Jatuh
113
Do:
08.20 a. pasien terlihat rileks dan mampu Erni
berjalan dengan baik
08.25 b. Pasien terpasang infus
3. Mengecek roda tempat tidur selalu terkunci
Do: roda tempat tidur selalu terkunci
4. Memasang pagar tempat tidur
08.30 Do: pagar tempat tidur selalu terpasang dan Erni
terkunci
114
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Kasus 1
A: Tujuan Tercapai
P: Intervensi dihentikan
A: Tujuan Tercapai
P: Intervensi dihentikan
115
13.00 O:
Indikator 1 2 3 4 5
Porsi makanan
yang dihabiskan
Kasus 2
A: Tujuan Tercapai
P: Intervensi dihentikan
Nyeri Akut 28/ 02/ S: pasien mengatakan sudah tidak
2020 nyeri lagi
O:
13.00 Indikator 1 2 3 4 5
Keluhan nyeri
Meringis Erni
116
Mual
Muntah
Tekanan darah
Nafsu makan
A: Tujuan Tercapai
P: Intervensi dihentikan
Risiko Jatuh 28/ 02/ S: pasien mengatakan sudah tidak
2020 pusing lagi dan mampu beraktivitas
O:
13.00 Indikator 1 2 3 4 5
Jatuh dari
tempat tidur
Jatuh saat
berdiri
Jatuh saat Erni
berjalan
Jatuh saat
dikamar mandi
A: Tujuan Tercapai
P: Intervensi dihentikan
117
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
karena perubahan pola makan yang tidak teratur dan kondisi asam
118
menurun karena merasa mual. Pada saat pengkajian pada pasien
terdapat nafsu makan berkurang atau menurun dan terdapt mual itu
119
ditemukan nyeri pada ulu hati, tetapi pada pasien pertama dan
pada pasien kedua terdapat nyeri tekan di ulu hati dan perut
Nyeri ulu hati bisa terjadi karena perubahan pola makan yang tidak
120
2x1 ampul, ondansentron/iv 4mg/ 2ml, 3x1 ampul, sucralfat/syr
sucralfat/syr 3xc.
121
kedua diberikan candesartan dan amlodipine karena tekanan darah
hanya saja obat penurun tekanan darah ini memiliki efek samping
2. Diagnosa Keperawatan
122
mual. Haryono (2012), mengungkapkan bahwa mual terjadi bisa
pasien karena pengaruh dari pola makan yang tidak teratur dan
123
mual dan dapat muntah sehingga intake tidak adekuat baik
nutrisi.
jatuh.
3. Intervensi Keperawatan
pada pasien pertama dan pasien kedua yaitu pada pasien pertama
124
sedangkan pada pasien kedua dilakukan percanaan mengatasi
risiko jatuh.
Menurun.
menurun.
125
jatuh, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
4. Implementasi Keperawatan
126
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan untuk
127
(Asmadi, 2008). Sehingga dalam mengimplementasikan tindakan
5. Evaluasi Keperawatan
dihentikan.
128
darah membaik, dan nafsu makan meningkat sehingga
129
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pada pasien pertama Tn.T dan pasien kedua Ny.H dengan diagnosa
terdiri dari rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di bagian ulu hati yang
usia dan jenis kelamin yang berbeda, pada pasien pertama usia 48
atau masalah yang sama yaitu ada keluhan berupa nyeri, mual dan
2x24 jam.
131
6. Evaluasi keperawatan pada kedua pasien dilakukan setelah 2 hari
mual dan nyeri, pada tindakan yang telah diberikan terhadap kedua
masalah nausea dan nyeri akut pada kedua pasien masalah dapat
karena pada saat itu pasien sedang puasa sehingga tindakan yang
132
B. SARAN
menderita Dispepsia.
keperawatan.
133
DAFTAR PUSTAKA
Tjokroprawiro, et. al. 2015. Buku Ajar Penyakit Dalam. Ed.2. Jakarta:
Airlangga University Press
Taylor, et. Al. 2011. Fundamentals of Nursing: The Art and Science of
Nursing Care 7th Edition. China. Lippincott Company.
136
Lampiran 2
Peneliti
Erni oktaviani anjelika
Tanggal :
137
Lampiran 3
PERMOHONAN UJIAN/SEMINAR HASIL Karya Tulis Ilmiah
Kepada Yth,
Ketua Stikes Dirgahayu Samarinda
Melalui Ketua Jurusan Program Studi DIII Keperawatan
Di
Samarinda
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Erni Oktaviani Anjelika
NIM : 171114401698
Program Studi : DIII Keperawatan
Semester : VI (enam)
Dengan ini mengajukan permohonan Ujian/Seminar Hasil Karya Tulis
Ilmiah dengan judul :
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Pada
Dispepsia Di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda
Demikian permohonan ini saya sampaikan. Atas bantuan dan
kerjasamanya disampaikan terima kasih.
02 Juni 2020
Pemohon,
PERTIMBANGAN/PERSETUJUAN
138