Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. A DENGAN DISPEPSIA


DIRUANG DAHLIA RST.DR.ASMIR SALATIGA

Disusun Oleh :
1. Ari Fitriana (S15052)
2. Dyah Ayu F. A (S15012)
3. Tutut Anggraini (S15090)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kata dyspepsia berasal dari bahasa yunani yang berarti pencernaan
yang abnormal atau adanya gangguan pada sistem pencernaan, biasanya
dikenal sebagai sakit perut. Kondisi ini mengacu pada gangguan
pencernaan, gangguan pencernaan adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan nyeri kronis atau nyeri berulang pada bagian atas perut.
Begah dah merasa kenyang lebih awal dari yang dibutuhkan ketika
makan, hal ini juga disertai dengan rasa kembung, bersendawa, mual
dan mulas. Dyspepsia ialah masalah umum dan sering terjadi akibat
penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau gastritis, tetapi dalam
sebuah minoritas kecil mungkin merupakan gejala pertama dari ulkus
peptikum ( tukak lambung dari lambung ke duodenum ). (Sudarwono,
2010). Dari berbagai sumber banyak juga angka yang mengatakan
bahwa ada yang menyebutkan 2 dari 10 orang terkena dyspepsia, namun
ada juga yang mengatakan sekitar 35% dari setiap lingkungan hidup.
Menurut data tahun 2011 wanita lebih dominan terkena penyakit ini dari
pada pria. Penyakit ini tidak mengenal batas usia baik muda maupun tua
bisa saja terkena penyakit ini. Di Indonesia atas survei yang telah
dilakukan oleh dr. Ari F Syam dari FKUI pada tahun 2012 menembus
angka hampir mendekati 50% dari 90 pasien yang ditelitinya. Bahkan
tidak hanya di indonesia saja diluar negeri juga. Menurut sumber dari
internet, banyak orang yang tidak terlalu menganggap serius tentang
penyakit ini. Mereka merasakan ada yang tidak nyaman pada perut atau
lambung mereka, tetapi mereka beranggapan hal itu tidak perlu untuk
segera memeriksakan diri ke dokter. ( Nanda nic noc askep dyspepsia ).
Namun, menurut penelitian masih dari luar negeri ditemukan bahwa dari
sekian orang yang memeriksakan diri ke dokter 1dari 4 yang tidak
memiliki ulkus ( borok )pada lambungnya atau dyspepsia non-ulkus. Di
Indonesia sendiri penyebab dyspepsia mencapai angka 80% dyspepsia
fungsional, dan 10% ulkus dan 2% disebabkan oleh kanker
lambung. Di Indonesia sendiri dyspepsia berada pada peringkat ke 10
dengan proporsi 1.5% dari kategori 10 penyakit terbesar pada pasien
rawat jalan diseluruh rumah sakit di Indonesia. ( menurut Depkes,
2011). Pada tahun 2013 dyspepsia menempati urutan 20 dari daftar 50
penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan
proporsi 1,3% dan menempati urutan ke-35 dari 50 penyakit penyebab
kematian. Survey yang dilakukan dr. Ari F. Syam dari FKUI pada tahun
2012 dari 90 pasien yang diteliti hampir 50% mengalami dyspepsia.
Berdasarkan data dari RSUD. Lubuk pakam tahun 2014 didapatkan
bahwa angka kejadian rawat inap atas kasus dyspepsia di ruang seroja
berjumlah ± 35 pasien dan untuk periode bulan juli hingga bulan oktober
2015 terdapat 47 pasien dengan persentase 3%. Tentang masalah
kesehatan diatas menjadi menarik minat para peneliti untuk menulis
makalah oleh karena itu masalah tersebut harus ditanggulangi untuk
mengurangi dan mencegah komplikasi- komplikasi yang lebih berat
lagi. Dan untuk mengatasi masalah-masalah yang lazim tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan yang komperensif ditujukan untuk
mencegah, mengatasi, dan memulihkan kesehatan dengan
memepergunakan pendekatan proses keperawatan.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh dan meningkatkan pengalaman juga
pengetahuan tentang penerapan asuhan keperawatan pada Ny. A
dengan kasus dyspepsia di ruang dahlia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan
pada Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
b. Mampu melakukan tahapan diagnosa asuhan keperawatan pada
Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
c. Mampu melaksanakan intervensi asuhan keperawatan pada Ny.
A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
d. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan pada
Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
e. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada Ny. A
dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga .
f. Mampu melakukan catatan perkembangan asuhan keperawatan
pada Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Adapun beberapa definisi tentang penyakit dyspepsia yang
diartikan meurut :
Dyspepsia merupakan symtom/gejala atau sindrom yang terdiri dari
keluhan nyeri ulu hati, perut kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat
kenyang, perut terasa penuh/begah dan rasa panas didada /epigastrium.
Dyspepsia ialah kumpulan keluhan/gejala klinis dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
Keluhan gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dyspepsia. (Mansjoer,
Arif Edisi III,2012 hal :488).

B. ETIOLOGI
Adapun berbagai penyebab dyspepsia berdasarkan penggolongannya yaitu
:
1. Dyspepsia organik
a. Pengaruh tumor atau kanker saluran pencernaan
b. Regurgitasi ( alir balik, refluks ) asam lambung
c. Iritasi lambung (gastritis)
d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis, dan
e. Peradangan kandung empedu (kolesistisis)
2. Dyspepsia non-organik
a. Perubahan pola makan
b. Pengaruh konsumsi obat-obatan yang berlebihan tanpa sesuai
takaran dosis
c. Alcohol dan nikotin
C. MANIFESTASI KLINIS
Adapun beberapa gejala yang sering muncul yaitu sebagai berikut :
1. Rasa nyeri pada ulu hati
2. Mual, muntah
3. Perut kembung
4. Rasa lebih cepat kenyang
5. Perut terasa begah/penuh
6. Rasa panas pada daerah dada atau epigastrium
7. Nafsu makan menurun

D. KOMPLIKASI
Adapula komplikasi yang di timbulkan yaitu :
1. Perdarahan
2. Kanker lambung
3. Muntah darah
4. Ulkus peptikum
E. PATOFISIOLOGI
Obat – obatan, penyakit sitemik, endotoksin bakteri, makanan yang
terkontaminasi, makanan yang berbumbu seperti lada, cuka atau mustard,
kafein, alcohol, dan aspirin, obat – obatan lain seperti, NSAID (indometasin,
ibuprofen, naproksen), sulfonamide, steroid dan digitalis keadaan tersebut
dapat menyebabkan kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah, hal ini
akan merangsang pengeluaran histamine, pengeluaran histamine
merangsang peningkatan vasodilatasi, meningkatkan permiabilitas kapiler
terhadap protein, plasma bocor ke interstisium, mukosa menjadi edema, dan
sejumlah protein plasma hilang, mukosa kapiler dapat hilang, mukosa
kapiler menjadi rusak.
Peningkatan asam akan mengakibatkan perangsangan kolinergik
sehingga mengakibatkan peningkatan motalitas, juga meningkatnya sekresi
pepsinogen dan menyebabkan fungsi sawar menurun dan terjadinya
perubahan kualitatif mucus lambung keadaan ini menyebabkan terjadinya
dyspepsia (Brunner & Suddart, 2012).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukkan menurut
(H. Harjono, 2010 )
1. Pemeriksaan diagnostic
a. Anamnesis akurat : untuk menilai apakah keluhan itu local atau
berdasarkan gangguan sistemik.
b. Pemeriksaan fisis : untuk mengidentifikasi kelainan intralumen
organomegali.
2. Pemeriksaan laboratorium : untuk mengidentifikasi adanya faktor
infeksi seperti :
a. Leukositorium
b. Pancreatitis ( amylase/lipase )
c. Keganasan ( CEA, CA, 19, 9, AFP )
d. Cek KGD ( kadar gula darah )
e. Cek WIDAL
f. Tubex sallmonella
g. Cek darah rutin
h. Cek urinalis : warna kuning jernih
3. Pemeriksaan Endoskopi : mengidentifikasi kelainan organic intra lumen
seperti tukak, tumor, lesi inflamasi, adanya obstruksi saluran cerna.
4. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk seera dikerjakan bila dyspepsia
tersebut disertai pula oleh adanya anemia, berat badan menurun,
muntah hebat, dugaan adanya obstruksi, muntah darah atau keluhan
sudah lama dan terjadi pada usia > 45 tahun. Keadaan ini disebut
sebagai alarm symptom karena sangat dicurigai sebagai suatu keadaan
gangguan organic terutama keganasan.

G. PENATALAKSANAAN (Medis dan Keperawatan)


1. Medis
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Harrison, 2010 yaitu
:
a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
b. Mengatur pola makan
c. Menghindari resiko obat-obatan, alcohol, dan kebiasaan merokok.
2. Keperawatan
Adapun beberapa thyrapy obat yang diberikan yaitu :
a. Antibiotic
1) Ceftriaxone
2) Cefoperazon
3) Ampicilin
4) Ceftazidine
b. Antagonis reseptor H2
1) Semitidin
2) Ranitidine
3) Famotidin
4) Roksatidin
c. Antasida
d. Omeprazole
e. Prokinetik
1) Metolocopramide
2) Donperidon
3) Cisapride.

H. ASUHAN KEPERAWATAN SESUAI TEORI


1. Identitas
a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
b. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.
2. Alasan utama datang ke rumah sakit
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat pengobatan dan alergi
3. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan
lainlain.
4. Data sistemik
a. Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan,
pengecap/penghidu, peraba, dan lain- lain
b. Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata,
alis, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon
cahaya, dan lain-lain.
c. Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan
napas, dan lain-lain.
d. Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung,
kekuatan, pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
e. Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu,
orientasi tempat, orientasi orang, dan lain-lain.
f. Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan,
bibir, mual dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan
menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain.
g. Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara
jalan, kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman
tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.
h. Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan
lain-lain.
i. Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis,
prostat, payudara, dan lain lain.
j. Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK,
vesika urinaria.
5. Data penunjang
6. Terapi yang diberikan
7. Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual
8. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan
mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia,
esofagitis dan anorexia.
c. Tidak seimbangan cairan berhubungan dengan gastroenteritis
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
9. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa
lambung.
1) Tujuan : Menurun atau hilangnya rasa nyeri.
2) Kriteria hasil: Klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang atau
hilang.
3) Intervensi
- Kaji tingkat nyeri, Skala nyeri
- Atur posisi klien
- Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan nyeri /asam lambung
- Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya.
- Observasi TTV
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat terkontrol analgesic.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak
setelah makan, esofagitis dan anoreksia.
1) Tujuan : Memenuhi kebutuhan nutrisi
2) Kriteria hasil: Klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah
3) Intervensi
- Berikan makanan sedikit tapi sering
- Catat status nutrisi pasien
- Kaji pola diet klien yang disukai/tidak tepat
- Monitor intake dan output secara periodic
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual, muntah
1) Tujuan : Mengurangi atau menghilangkan gejala mual, muntah
2) Kriteria hasil: Klien mengatakan rasa mual dan muntah sudah
mulai berkurang atau menghilang
3) Intervensi
- Awasi tekanan darah dan nadi, Indikator keadekuatan
volume sirkulasi
- Awasi jumlah dan tipe haluaran urine.
- Ajarkan strategi muntah.
- Identifikasi dampak kehilangan cairan lanjut.
- Berikan/awasi hiperalimentasi IV
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
1) Tujuan: Mengurangi atau menghilangkan kelemahan fisik
2) Kriteria hasil: Klien mengatakan sudah dapat mulai beraktivitas
secara mandiri
3) Intervensi
- kaji kemampuan klien untuk melakukan Untuk aktivitas dan
catat laporan kelelahan.
- awasi vital sign: TD, nadi, pernapasan Untuk mengetahui
kondisi klien sebelum dan sesudah aktivitas.
- beri bantuan dalam melakukan aktivitas
- Menjaga keamanan klien, dan menghemat energi klien
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN DISPEPSIA


DI RUANG DAHLIA RST.DR.ASMIR SALATIGA

Tanggal / jam masuk rumah sakit : 16 Mei 2018/ 21.45 WIB


Tanggal / jam pengkajian : 17 Mei 2018/ 08.00 WIB
Metode pengkajian :Alloanamnesa dan Autoanamnesa
Diagnose medis :Dispepsia
No. registrasi : 106xxx

I. Biodata
1. Identitas klien
Nama klien : Ny.A
Alamat : Boyolali
Umur : 74 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Identitas penanggung jawab
Nama :Ny M
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawati swasta
Alamat : Bringin
Hubungan dengan klien :Anak Kandung

II. RiwayatKeperawatan
1. Keluhan utama
Mual dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan merasa mual dan muntah setelah ataupun
sebelum makan, klien juga mengatakan nyeri pada uluh hati, lalu
oleh keluarga klien dibawa ke UGD RST dr. Asmir Salatiga, pada
tanggal 16 Mei 2018 dan di rujuk ke bangsal dahlia .
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi,
klien mengatakan sudah sering merasakan mual dan muntah
sebelum ataupun sesudah makan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram

: Garis keturunan

: Laki-laki

: Perempuan
: Pasien
: Meninggal

:Satu rumah

5. Riwayat kesehatan lingkungan


Klien mengatakan tinggal di lingkungan yang tidak memiliki
endemis penyakit tertentu. Lingkungan rumah bersih karena
dibersihkan setiap hati oleh keluarga.

III. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional


1. Polapersepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit, anggota
keluarga akan membawa ke pelayanan kesehatan terdekat
(puskesmas).
2. Polanutrisi / metabolic

Sebelum sakit Selama sakit


Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi, sayur, lauk Bubur
Porsi 1 porsi habis ½ porsi
Keluhan Tidak ada Sulit menelan

3. Pola eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lunak berbentuk Lunak
Jumlah 250 cc 100 cc
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada BAB sedikit

b. BAK
Sebelumsakit Selama sakit
Frekuensi 6-7x sehari 3-4 x sehari
Jumlah 1000cc 500cc
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada BAK sedikit

Analisa keseimbangan cairan selama perawatan

Intake Output Analisa


a. Minuman : a. Urine : 800 Intake : 1750 cc
1000 cc cc Output : 1900cc
b. Makanan : b. Feses : 100cc
250 cc c. Muntah :
c. Infus : 500 cc 1000 cc
d. IWL : 28,12
cc/jam
Total : 1750 cc Total : 1900 cc Balance : 150cc

4. Pola aktivitas dan latihan (sebelum dan selama sakit)


Kemampuan Sebelum sakit Selama sakit
perawatan diri 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan/minum  
Mandi  
Toileting  
Berpakaian  
Mobilitas  
ditempat tidur
Berpindah  
Ambulasi/ROM  
Ket :
0 :mandiri 1 : dengan alat bantu 2 :dibantu orang lain 3 :
dibantu orang lain dan bantu 4 : tergantung total

5. Pola istirahat tidur


a. Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit klien tidur 6-8
jam saat malam hari dan tidur siang 1 jam , perasaan segar saat
bangun tidur
b. Selama sakit : jumlah jam tidur pada malam hari berkurang,
klien hanya bisa tidur selama 3-4 jam setiap malam
6. Pola kognitif-perseptual
a. Status mental :Kesadaran klien komposmentis,
b. Kemampuan pengindraan
Tidak ada gangguan pada pengindraan klien .
c. Pengkajian nyeri
Klien mengatakan merasakan nyeri
7. Pola persepsi konsep diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya
b. Ideal diri
Klien mengatakan puas dengan keadaan pada dirinya
c. Identitas diri
Pasien dirumah sebagai ibu tumah tangga dan sebagai nenek
d. Harga diri
Klien mengatakan sangat dihargai dikeluarganya
e. Peran diri
Klien sebagai nenek dirumahnya
8. Pola peran dan hubungan
Klien berperan sebagai seorang nenek bagi 1 cucu. Hubungan klien
dengan keluarga terjalin dengan baik
9. Pola seksualitas reproduksi
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit klien tidak memiliki gangguan
pada saat berhubungan seksual dan klien sudah monopouse.
b. Selama sakit
Selama sakit klien tidak dapat melakukan hubungan seksual
10. Pola mekanisme koping
Kien tinggal satu rumah dengan, anak, menantu dan cucunya , klien
bersyukur dengan kehidupan yang dijalani sekarang
11. Pola nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan taat menjalankan ibadah dimushola setiap
kali sholat 5 waktu.
Klien berharap agar segera diberi kesembuhan

IV. PemeriksaanFisik
1. Keadaan/penampilanumum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 180/900 mmHg
2) Nadi
a) Frekuensi :81 x/menit
b) Irama :Teratur
c) Kekuatan :Teraba Lemah
3) Pernafasan
a) Frekuensi :22 x/menit
b) Irama :Teratur
4) Suhu :36,8 C
2. Kepala
a. Bentuk kepala :Normocepal
b. Kulit kepala : Kulit kelapa bersih , tak terdapat lesi
c. Rambut :Rambut terdistribusi rata, warna rambut
putih
3. Muka
a. Mata
1) Palpebral :Tak terdapat oedem
2) Konjungtiva :Tidak anemis
3) Sclera :Tidak ikterik
4) Pupil : Isokhor
5) Diameter ki/ka : Kanan 2 mm , kiri 2 mm
6) Reflek terhadap cahaya : Positif
7) Penggunaanalat bantu penglihatan : Tidak ada
b. Hidung : Tak terdapat nyeri tekan, bentuk simetris
c. Mulut : Bibir tidak anemis, kering pecah-pecah
d. Gigi : Terdapat beberapa gigi sudah tanggal
e. Telinga : Telinga bersih, tak terdapat serumen, bentuk
simetris
4. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid maupun kelenjar
limpa , bentuk simetris
5. Dada (Thorax)
a. Paru-paru
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak terdapat oedema
Perkusi :Sonor di semua lapang paru
Auskultasi :Vasikuler
b. Jantung
Inspeksi :Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran jantung,
tidak terdapat jejas maupun lesi, ictus cordis tidak tampak
Palpasi :Ictus cordis teraba di mid klavikula ICS 4 sinistra
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Terdengan BJ 1 dan BJ 2, tidak terdapat bunyi
jantung tambahan
6. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat asites, jejas, maupun lesi
Palpasi : terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran
hepar
Perkusi :Tympani
Auskultasi :Bising usus terdengar
7. Genetalia : -
8. Rektum : Tidak terdapat hemoroid
9. Ekstremitas
Atas
a. Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot ekstremitas
kanan atas 4, kekuatan otot ekstremitas kiri atas 4,
b. ROM kanan dan kiri : ROM kanan atas pergerakan bebas,
ROM kiri atas pergerakanyya bebas
c. Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan bentuk
tulang
d. Perabaan akral : Akral teraba hangat
e. Pitting edema : Tidak ada pitting edema
Bawah
a. Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot ekstremitas
kanan bawah 4, kekuatan otot ekstremitas kiri bawah 4
b. ROM kanan dan kiri : ROM kanan atas pergerakan bebas,
ROM kiri atas pergerakanyya bebas
f. Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan bentuk
tulang
c. Perabaan akral : Akral teraba hangat
d. Pitting edema : Tidak ada pitting edema
V. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil laboratorium
Hari/tgl/ja Jenis Nilai Satua Hasi Keterang
m pemeriksaan norm n l an hasil
al

16 Mei HEMATOLO
2018 GI
Hemoglobin 13.0- g/dL 11.2 Kurang
16.0
Leukosit 5.0- 10
12.0 3/uL 8.12 Normal
Trombosit 100- 10
400 3/uL
Hematokrit
224 Normal
Eritrosit 35.0- %
49.0
MCV
35.4 Normal
MCH 4.0- 10
5.20 6/uL
MCHC
4.10 Normal
MPV 82.0- fL
95.0
PDW
86.4 Normal
RDW-SD pg
RDW-CV 27.0-
31.0
DIFF COUNT 27.3 Normal
Eosinofil% g/dL
Basofil% 32.0-
Neutrofil% 36.0
Lymfosit% 31.6 Kurang
Monosit% fL
KIMIA 6.5-
Cholestrol 12.0
Total 9.0 Normal
Trigleserida
Ureum 9.0-
Creatinin 17.0
16.0 Normal

fL
35-56
%
11.5- 46.5 Normal
14.7
12.7 Normal

%
1-3
%
0-1 2.2 Normal
%
50-70 0.4 Normal
%
20-40 84.1 Upnormal
%
2-8 11.4 Kurang

1.9 Kurang
Mg/d
<200 l

165 Normal

<200 Mg/d
l
15-45 103 Normal
Mg/d
0.6- l 82.0 Upnormal
1.1
Mg/d 0.98 Normal
l

VI. Terapi Medis


Hari/tgl/jam Jenis terapi Dosis Golongan & Fungsi farmakologi Efek
kandungan samping
17 Mei 2018  Cairan 20 tpm Golongan Mengenbalikan Panas,
IV: :obat keras keseimbangan infeksi
ringer Kandungan : elektrolit pada pada
lactat per 1000 ml dehidrasi tempat
natrium penyuntik
laktat 3,1 an,
gram, NaCL trombosis
6 gram, KCL vena atau
0,3 gram, flebitis
CaCl2 0,2 yang
gram, air meluas
untuk injeksi dari
ad 1,000 ml. tempat
penyuntik
an,
ekstravasa
si
 Obat
parenteral
:
Paracetamol 3x1 Golongan Menghilangkan Ruam
:analgesik rasa nyeri ringan kulit,
atau dan sedang, leukopeni
antipiretik menurunkan panas a
Kandungan : tubuh
ondansentro 3x1 Golongan : Untuk mengatasi Sakit
n obat keras, mual, muntah. kepala,
antipiretik sensasi
Kandungan : hanagt
4 mg, 8 mg, atau
12 mg, kemeraha
2mg/ml n,
konstipasi
Amlodiplin 10 gr Golongan : Mengatasi Merasa
calcium- hipertensi dan lelah atau
channel serangan angina pusing,
blocker pectoris jantung
berdegub
(antagonis kencang,
kalsium) merasa
Kandungan : mual
tidak
nyaman
dibagian
perut
Ranitidin 2x1 Golongan : Untuk mengurangi Reaksi
anthistamin produksi asam alergi
Kandungan : lambung sehingga seperti
dapat menurangi kulit
nyeri uluhati akibat ruam,
ulkus atau tukak gatal,
lambung dan pembengk
masalah asam akan
lambung yang wajah,bib
tinggi ir atau
lidah

VII. Analisa data

Nama : Ny . A No. CM : 106xxx


Umur :74 tahun Diagnosa medis : Dispepsia
No Hari/tgl/jam Data fokus Problem Etiologi
1 17 Mei DS : pasien Nyeri Iritasi dan inflamasi
2018 mengatakan uluhati pada lapisan
nyeri pada uluh mukosa,submukosa,
hati dan lapisan otot
P : nyeri saat lambung
dibuat aktivitas
Q : nyeri
seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri
dibagian perut
dan uluhati
S: Skala nyeri
6
T : nyeri hilang
timbul
DO: klien
tampak
menahan nyeri
dan
memegangi
perut bagian
kiri
2 DS : klien Kekurangan Kehilangan cairan
mengatakan volume aktif
mual muntah cairan
DO: klien
tampak mual
muntah

VIII. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan
mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif.
IV. Rencana Keperawatan
Nama : Ny . A No. CM : 106xxx
Umur :74 tahun Diagnosa medis : Dispepsia

No. Tujuan dan kriteriahasil Intervensi


dx
1 Setelah dilakukan tindakan NIC : 1400
keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Nyeri
diharapkan masalah -lakukan pengkajian nyeri
keperawatan nyeri dapat komprehensif yang meliputi
teratasi dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
NOC : 1605 frekuensi, kualitas, intensitas
Kontrol nyeri atau beratnya nyeri atau faktor
-Mengenali kapan nyeri terjadi pencetus
-menggambarkan faktor -ajarkan penggunaan teknik
penyebab nyeri nonfarmakologi relaksasi
-melakukan peredaan nyeri nafas dalam
secraa mandiri -dorong pasien untuk
-skala dari 6 menjadi 3 memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan
tepat
-kolaborasikan dengan pasien
orang terdekat dan tim
kesehatan lainya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurun nyeri
nonfarmakologi sesuai
kebutuhan
2 Setelah dilakukan tindakan NIC : Manajemen cairan
keperawatan selama 3x24 jam (4120)
diharapkan masalah -monitor makanan atau cairan
keperawatan dapat teratasi yang dikinsumsi
dengan kriteria hasil : -distribusikan asupan makanan
NOC : 0601 atau cairan selama 24 jam
Keseimbangan cairan -dukung pasien dan keluarga
-TTV dalam rentan normal untuk membantu dalam
-keseimbangan intake dan pemebrian makanan dengan
output dalam 24 jam baik
-turgor kulit normal -kolaborasi dengan dokter dan
-kelembaban membran mukosa ahli gizi

V. Implementasi
Nama : Ny . A No. CM : 106xxx
Umur : 74 tahun Diagnosa medis : Dispepsia

Hari/tgl/jam No. implementasi Respon Ttd


dx
Kamis, 17 1 melakukan pengkajian S : klien
mei 2018 nyeri komprehensif mengatakan
10.00 WIB yang meliputi lokasi, nyeri diperut
karakteristik, durasi, P : nyeri saat
frekuensi, kualitas, dibuat
intensitas atau aktivitas
beratnya nyeri atau Q : nyeri
faktor pencetus seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri
dibagian perut
dan uluhati
S: Skala nyeri
6
T : nyeri
hilang timbul
O : klien
tampak tidak
nyaman
menahan
nyeri

10.30 WIB 1 Mengajarkan S: klien


penggunaan teknik mengatakan
nonfarmakologi bisa
relaksasi nafas dalam melakukam
teknik
relaksasi
nafas dalam
O : Klien
mampu
melakukan
relaksasi
nafas dengan
mandiri

11.00 WIB 1 Mendorong pasien S : klien


untuk memonitor mengatakan
nyeri dan menangani bisa
nyerinya dengan tepat
mengenali
nyeri
O: klien dapat
mengangani
nyeri dengan
mandiri

11.30 WIB 2 Memonitor makanan S: Klien


atau cairan yang mengatakan
dikinsumsi mual dan
muntah
O : Klien
tampak lemas

12.00 WIB 2 Mendistribusikan S : Klien


asupan makanan atau mengatakan
cairan selama 24 jam menghabiskan
porsi makan
yang di
berikan
O : porsi
makan habis
Jumat, 18 1 Mengajarkan S : Klien
Mei 2018 penggunaan teknik mengatakan
08.00 WIB nonfarmakologi sudah bisa
relaksasi nafas dalam mandiri
melakukan
relaksasi
nafas dalam

O : Klien
tampak lebih
nyaman

08.30 WIB 1 Mengkolaborasikan S : Klien


dengan pasien orang mengatakan
terdekat dan tim bersedia
kesehatan lainya dengan
untuk memilih dan tindakan
mengimplementasikan keperawatan
tindakan penurun
nyeri nonfarmakologi P : nyeri saat
sesuai kebutuhan dibuat
aktivitas
Q : nyeri
seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri
dibagian perut
dan uluhati
S: Skala nyeri
3
T : nyeri
hilang timbul
O : Klien
sangat
kooperatif
dengan
tindakan
keperawatan

09.00 WIB 2 Mendukung pasien S : Klien


dan keluarga untuk mengatakan
membantu dalam bersedia
pemberian makanan dilakukan
dengan baik tindakan
keperawatan
O : Klien
tamapak
nyaman dan
tenang
09.30 WIB 2 Melakukan kolaborasi S : Klien
dengan dokter dan mengatakan
ahli gizi menghabiskan
makan yang
di berikan
oleh ahli gizi
O : Klien
tampak
nyaman dan
tenang
Sabtu, 19 2 Mengkolaborasi S : Klien
Mei 2018 dengan ahli gizi mengatakan
09.00 WIB bersedia
dengan
tindakan
keperawatan
O : Klien
tampak lebih
nyaman dan
tenang

10.00 WIB 1 Mengkolaborasikan S : Klien


dengan pasien orang mengatakan
terdekat dan tim lebih tenang
kesehatan lainya dan nyaman
untuk memilih dan P : nyeri saat
mengimplementasikan dibuat
tindakan penurun aktivitas
nyeri nonfarmakologi Q : nyeri
sesuai kebutuhan seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri
dibagian perut
dan uluhati
S: Skala nyeri
1
T : nyeri
hilang timbul

O : Klien
tampak
nyaman dan
bisa
menangani
nyeri dengan
relaksasi
nafas dalam
dengan
mandiri

VI. Evaluasi Keperawatan


Nama : Ny . A No. CM : 106xxx
Umur :74 tahun Diagnosa medis : Dispepsia

No Hari/tgl/jam Evaluasi Ttd


dx
I Sabtu, 19 S : Klien mengatakan nyeri berkurang
Mei 2018 jika pakai aktivitas
14.00 WIB - P : nyeri saat dibuat aktivitas
- Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
- R : nyeri dibagian perut dan
uluhati
- S: Skala nyeri 1
- T : nyeri hilang timbul
O : Klien tampak nyaman dan rileks
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Mengajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi relaksasi nafas dalam
- Mengkolaborasikan dengan pasien
orang terdekat dan tim kesehatan lainya
untuk memilih dan mengimplementasikan
tindakan penurun nyeri nonfarmakologi
sesuai kebutuhan

2 14.00 WIB S : Klien mengatakan makan dengan


porsi penuh habis dan tidak lemas
O : Porsi makan 1 porsi habis, bibir sudah
tidak kering, klien tampak lebih segar
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Mengkolaborasi dengan ahli gizi
- Memonitor kalori dan asupan makanan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan membandingkan beberapa kesenjangan antara


tinjauan teoritis dyspepsia yang penulis temukan pada Ny. A Selama
dinas di RST.dr. Asmir kota Salatiga
1. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada hari pertama pengambilan
kasus untuk mendapatkan data yang menunjang baik secara objektif
maupun subyektif kami melakukan wawancara dengan klien dan
keluarga, pemeriksaan fisik, catatan medis dan hasil pemeriksaan
penunjang. Pada saat dilakukan pengkajian penulis menemukan
adanya kesenjangan atau perbedaan antara tinjauan teori dengan
kasus yang ada. Pada pengkajian klien dengan dyspepsia yang kami
temukan yaitu nyeri pada ulu hati, tidak nafsu makan, mual ,muntah
dan berat badan menurun. Sedangkan menurut teori yang
dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan manifestasi klinis.
Kesenjangan ini dikarenakan menurut manifestasi klinis pada kasus
adalah klien tampak pucat dengan penyakit yang dideritanya dan
klien juga tampak meringis menahan nyeri dan terpasang infuse
dilengan sebelah kiri.
2. Diagnosa
Secara umum diagnosa yang timbul pada kasus dyspepsia yang
ditemukan adalah :
a. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada
lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif.
3. Intervensi
Pada perencanaan tindakan pada Ny.A menggunakan perioritas
masalah dengan mempertimbangkan dasar-dasar kebutuhan
manusia untuk menyelesaikan diagnosa yang ditegakkan. Dalam
menetapkan rencana tindakan, kami berusaha menjalankan secara
sistematis, berkesinambungan dan efisien.
4. Implementasi
Dalam tahap implementasi penulis bekerja sama dengan keluarga
klien, perawat ruangan dan tim kesehatan sesuai prioritas masalah
dan kondisi klien.
a. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa nyeri ulu hati
berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan mukosa,
submukosa, dan lapisan otot lambung adalah mengkaji tingkat
nyeri, memberikan istirahat dengan posisi semi fowler,
menganjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan kerja asam lambung, mengajarkan dan
menganjurkan teknik relaksasi, mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian analgetik.
b. Pada diagnosa Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif adalah memonitor makanan atau cairan
yang dikinsumsi, mendistribusikan asupan makanan atau cairan
selama 24 jam, mendukung pasien dan keluarga untuk
membantu dalam pemebrian makanan dengan baik, melakukan
kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi

5. Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada
klien dilaksanakan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
Penulis melakukan penilaian asuhan yang diberikan dari tanggal 16-
19 Mei 2018.
Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara
subjektif melalui ungkapan klien dan secara objektif melalui
pengamatan dan pengukuran dari tiga diagnosa seluruhnya dapat
teratasi sebagian.
BAB V
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan langsung pada Ny. A di
Ruang perawatan di RST. Dr. Asmir Salatiga dari tanggal 16 Mei 2018
sampai 19 Mei 2018 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis menggunakan
pendekatan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian
sampai evaluasi. Data-data tersebut digunakan untuk menyusun
diagnosa keperawatan.
b. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus pada
data-data sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual,
masalah risiko tinggi yang penulisannya berdasarkan prioritas
kebutuhan dasar manusia menurut Maslow.
c. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif
maka seluruh permasalahan yang dihadapi klien dapat teratasi
sebagian ataupun seluruhnya.
d. Ternyata pada klien dispepsia penyembuhannya sangat
berpengaruh pada sikap perawat yang empati dan menerapkan
komunikasi theraphy, di samping pemberian obat-obatan.
e. Dengan adanya seminar ini, para perawat dapat mengambil
manfaat yaitu menambah pengetahuan tentang proses asuhan
keperawatan klien asma.

2. Saran
a. Untuk Klien
Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien dapat
mengerti dan memahami pengertian perawatan dan pencegahan asma
sehingga dapat terhindar dari syndrome dispesia.
b. Untuk Perawat
Hendaknya para perawat RST.dr.Asmir Salatiga dapat lebih
meningkatkan kinerja dengan mengacu kepada standar operasional
prosedur yang ditetapkan oleh rumah sakit. Serta perawat juga
hendaknya setiap klien yang baru masuk rumah sakit segera diberikan
pendidikan kesehatan tentang penyakit yang diderita agar klien dan
keluarga tidak cemas terhadap penyakitnya dan menambah
pengetahuan.
c. Untuk Mahasiswa
Diharapkan setelah menjalani dinas di RST.dr.Asmir Salatiga dapat
memahami dan mampu untuk menjalankan ilmu praktek keperawatan
medikal bedah untuk klien dengan dispepsia atau pun dengan penyakit
lain yang diterapkan dengan landasan teori yang baik.
Selain itu apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan
dan penuliasan makalah ini harap dimaklumi, hal ini karena kami masih
dalam tahap balajar dan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.
Oleh karana itu kami meminta masukan kepada semua pihak demi
kesempurnaan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2012, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2.
Edisi 2 Jakarta : EGC

Doengoes, M. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

Mansjoer, dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media

Mangunnegoso, H. dkk , 2011. Asma Pedoman Diagnois dan Penatalaksanaan di


Indonesia,Jakarta. Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai