Disusun Oleh :
1. Ari Fitriana (S15052)
2. Dyah Ayu F. A (S15012)
3. Tutut Anggraini (S15090)
A. LATAR BELAKANG
Kata dyspepsia berasal dari bahasa yunani yang berarti pencernaan
yang abnormal atau adanya gangguan pada sistem pencernaan, biasanya
dikenal sebagai sakit perut. Kondisi ini mengacu pada gangguan
pencernaan, gangguan pencernaan adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan nyeri kronis atau nyeri berulang pada bagian atas perut.
Begah dah merasa kenyang lebih awal dari yang dibutuhkan ketika
makan, hal ini juga disertai dengan rasa kembung, bersendawa, mual
dan mulas. Dyspepsia ialah masalah umum dan sering terjadi akibat
penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau gastritis, tetapi dalam
sebuah minoritas kecil mungkin merupakan gejala pertama dari ulkus
peptikum ( tukak lambung dari lambung ke duodenum ). (Sudarwono,
2010). Dari berbagai sumber banyak juga angka yang mengatakan
bahwa ada yang menyebutkan 2 dari 10 orang terkena dyspepsia, namun
ada juga yang mengatakan sekitar 35% dari setiap lingkungan hidup.
Menurut data tahun 2011 wanita lebih dominan terkena penyakit ini dari
pada pria. Penyakit ini tidak mengenal batas usia baik muda maupun tua
bisa saja terkena penyakit ini. Di Indonesia atas survei yang telah
dilakukan oleh dr. Ari F Syam dari FKUI pada tahun 2012 menembus
angka hampir mendekati 50% dari 90 pasien yang ditelitinya. Bahkan
tidak hanya di indonesia saja diluar negeri juga. Menurut sumber dari
internet, banyak orang yang tidak terlalu menganggap serius tentang
penyakit ini. Mereka merasakan ada yang tidak nyaman pada perut atau
lambung mereka, tetapi mereka beranggapan hal itu tidak perlu untuk
segera memeriksakan diri ke dokter. ( Nanda nic noc askep dyspepsia ).
Namun, menurut penelitian masih dari luar negeri ditemukan bahwa dari
sekian orang yang memeriksakan diri ke dokter 1dari 4 yang tidak
memiliki ulkus ( borok )pada lambungnya atau dyspepsia non-ulkus. Di
Indonesia sendiri penyebab dyspepsia mencapai angka 80% dyspepsia
fungsional, dan 10% ulkus dan 2% disebabkan oleh kanker
lambung. Di Indonesia sendiri dyspepsia berada pada peringkat ke 10
dengan proporsi 1.5% dari kategori 10 penyakit terbesar pada pasien
rawat jalan diseluruh rumah sakit di Indonesia. ( menurut Depkes,
2011). Pada tahun 2013 dyspepsia menempati urutan 20 dari daftar 50
penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan
proporsi 1,3% dan menempati urutan ke-35 dari 50 penyakit penyebab
kematian. Survey yang dilakukan dr. Ari F. Syam dari FKUI pada tahun
2012 dari 90 pasien yang diteliti hampir 50% mengalami dyspepsia.
Berdasarkan data dari RSUD. Lubuk pakam tahun 2014 didapatkan
bahwa angka kejadian rawat inap atas kasus dyspepsia di ruang seroja
berjumlah ± 35 pasien dan untuk periode bulan juli hingga bulan oktober
2015 terdapat 47 pasien dengan persentase 3%. Tentang masalah
kesehatan diatas menjadi menarik minat para peneliti untuk menulis
makalah oleh karena itu masalah tersebut harus ditanggulangi untuk
mengurangi dan mencegah komplikasi- komplikasi yang lebih berat
lagi. Dan untuk mengatasi masalah-masalah yang lazim tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan yang komperensif ditujukan untuk
mencegah, mengatasi, dan memulihkan kesehatan dengan
memepergunakan pendekatan proses keperawatan.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh dan meningkatkan pengalaman juga
pengetahuan tentang penerapan asuhan keperawatan pada Ny. A
dengan kasus dyspepsia di ruang dahlia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan
pada Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
b. Mampu melakukan tahapan diagnosa asuhan keperawatan pada
Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
c. Mampu melaksanakan intervensi asuhan keperawatan pada Ny.
A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
d. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan pada
Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
e. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada Ny. A
dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga .
f. Mampu melakukan catatan perkembangan asuhan keperawatan
pada Ny. A dengan kasus dyspepsia di RST.dr. ASMIR Salatiga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Adapun beberapa definisi tentang penyakit dyspepsia yang
diartikan meurut :
Dyspepsia merupakan symtom/gejala atau sindrom yang terdiri dari
keluhan nyeri ulu hati, perut kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat
kenyang, perut terasa penuh/begah dan rasa panas didada /epigastrium.
Dyspepsia ialah kumpulan keluhan/gejala klinis dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
Keluhan gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dyspepsia. (Mansjoer,
Arif Edisi III,2012 hal :488).
B. ETIOLOGI
Adapun berbagai penyebab dyspepsia berdasarkan penggolongannya yaitu
:
1. Dyspepsia organik
a. Pengaruh tumor atau kanker saluran pencernaan
b. Regurgitasi ( alir balik, refluks ) asam lambung
c. Iritasi lambung (gastritis)
d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis, dan
e. Peradangan kandung empedu (kolesistisis)
2. Dyspepsia non-organik
a. Perubahan pola makan
b. Pengaruh konsumsi obat-obatan yang berlebihan tanpa sesuai
takaran dosis
c. Alcohol dan nikotin
C. MANIFESTASI KLINIS
Adapun beberapa gejala yang sering muncul yaitu sebagai berikut :
1. Rasa nyeri pada ulu hati
2. Mual, muntah
3. Perut kembung
4. Rasa lebih cepat kenyang
5. Perut terasa begah/penuh
6. Rasa panas pada daerah dada atau epigastrium
7. Nafsu makan menurun
D. KOMPLIKASI
Adapula komplikasi yang di timbulkan yaitu :
1. Perdarahan
2. Kanker lambung
3. Muntah darah
4. Ulkus peptikum
E. PATOFISIOLOGI
Obat – obatan, penyakit sitemik, endotoksin bakteri, makanan yang
terkontaminasi, makanan yang berbumbu seperti lada, cuka atau mustard,
kafein, alcohol, dan aspirin, obat – obatan lain seperti, NSAID (indometasin,
ibuprofen, naproksen), sulfonamide, steroid dan digitalis keadaan tersebut
dapat menyebabkan kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah, hal ini
akan merangsang pengeluaran histamine, pengeluaran histamine
merangsang peningkatan vasodilatasi, meningkatkan permiabilitas kapiler
terhadap protein, plasma bocor ke interstisium, mukosa menjadi edema, dan
sejumlah protein plasma hilang, mukosa kapiler dapat hilang, mukosa
kapiler menjadi rusak.
Peningkatan asam akan mengakibatkan perangsangan kolinergik
sehingga mengakibatkan peningkatan motalitas, juga meningkatnya sekresi
pepsinogen dan menyebabkan fungsi sawar menurun dan terjadinya
perubahan kualitatif mucus lambung keadaan ini menyebabkan terjadinya
dyspepsia (Brunner & Suddart, 2012).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukkan menurut
(H. Harjono, 2010 )
1. Pemeriksaan diagnostic
a. Anamnesis akurat : untuk menilai apakah keluhan itu local atau
berdasarkan gangguan sistemik.
b. Pemeriksaan fisis : untuk mengidentifikasi kelainan intralumen
organomegali.
2. Pemeriksaan laboratorium : untuk mengidentifikasi adanya faktor
infeksi seperti :
a. Leukositorium
b. Pancreatitis ( amylase/lipase )
c. Keganasan ( CEA, CA, 19, 9, AFP )
d. Cek KGD ( kadar gula darah )
e. Cek WIDAL
f. Tubex sallmonella
g. Cek darah rutin
h. Cek urinalis : warna kuning jernih
3. Pemeriksaan Endoskopi : mengidentifikasi kelainan organic intra lumen
seperti tukak, tumor, lesi inflamasi, adanya obstruksi saluran cerna.
4. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk seera dikerjakan bila dyspepsia
tersebut disertai pula oleh adanya anemia, berat badan menurun,
muntah hebat, dugaan adanya obstruksi, muntah darah atau keluhan
sudah lama dan terjadi pada usia > 45 tahun. Keadaan ini disebut
sebagai alarm symptom karena sangat dicurigai sebagai suatu keadaan
gangguan organic terutama keganasan.
I. Biodata
1. Identitas klien
Nama klien : Ny.A
Alamat : Boyolali
Umur : 74 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Identitas penanggung jawab
Nama :Ny M
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawati swasta
Alamat : Bringin
Hubungan dengan klien :Anak Kandung
II. RiwayatKeperawatan
1. Keluhan utama
Mual dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan merasa mual dan muntah setelah ataupun
sebelum makan, klien juga mengatakan nyeri pada uluh hati, lalu
oleh keluarga klien dibawa ke UGD RST dr. Asmir Salatiga, pada
tanggal 16 Mei 2018 dan di rujuk ke bangsal dahlia .
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi,
klien mengatakan sudah sering merasakan mual dan muntah
sebelum ataupun sesudah makan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram
: Garis keturunan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
:Satu rumah
3. Pola eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lunak berbentuk Lunak
Jumlah 250 cc 100 cc
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada BAB sedikit
b. BAK
Sebelumsakit Selama sakit
Frekuensi 6-7x sehari 3-4 x sehari
Jumlah 1000cc 500cc
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada BAK sedikit
IV. PemeriksaanFisik
1. Keadaan/penampilanumum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 180/900 mmHg
2) Nadi
a) Frekuensi :81 x/menit
b) Irama :Teratur
c) Kekuatan :Teraba Lemah
3) Pernafasan
a) Frekuensi :22 x/menit
b) Irama :Teratur
4) Suhu :36,8 C
2. Kepala
a. Bentuk kepala :Normocepal
b. Kulit kepala : Kulit kelapa bersih , tak terdapat lesi
c. Rambut :Rambut terdistribusi rata, warna rambut
putih
3. Muka
a. Mata
1) Palpebral :Tak terdapat oedem
2) Konjungtiva :Tidak anemis
3) Sclera :Tidak ikterik
4) Pupil : Isokhor
5) Diameter ki/ka : Kanan 2 mm , kiri 2 mm
6) Reflek terhadap cahaya : Positif
7) Penggunaanalat bantu penglihatan : Tidak ada
b. Hidung : Tak terdapat nyeri tekan, bentuk simetris
c. Mulut : Bibir tidak anemis, kering pecah-pecah
d. Gigi : Terdapat beberapa gigi sudah tanggal
e. Telinga : Telinga bersih, tak terdapat serumen, bentuk
simetris
4. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid maupun kelenjar
limpa , bentuk simetris
5. Dada (Thorax)
a. Paru-paru
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak terdapat oedema
Perkusi :Sonor di semua lapang paru
Auskultasi :Vasikuler
b. Jantung
Inspeksi :Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran jantung,
tidak terdapat jejas maupun lesi, ictus cordis tidak tampak
Palpasi :Ictus cordis teraba di mid klavikula ICS 4 sinistra
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Terdengan BJ 1 dan BJ 2, tidak terdapat bunyi
jantung tambahan
6. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat asites, jejas, maupun lesi
Palpasi : terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran
hepar
Perkusi :Tympani
Auskultasi :Bising usus terdengar
7. Genetalia : -
8. Rektum : Tidak terdapat hemoroid
9. Ekstremitas
Atas
a. Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot ekstremitas
kanan atas 4, kekuatan otot ekstremitas kiri atas 4,
b. ROM kanan dan kiri : ROM kanan atas pergerakan bebas,
ROM kiri atas pergerakanyya bebas
c. Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan bentuk
tulang
d. Perabaan akral : Akral teraba hangat
e. Pitting edema : Tidak ada pitting edema
Bawah
a. Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot ekstremitas
kanan bawah 4, kekuatan otot ekstremitas kiri bawah 4
b. ROM kanan dan kiri : ROM kanan atas pergerakan bebas,
ROM kiri atas pergerakanyya bebas
f. Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan bentuk
tulang
c. Perabaan akral : Akral teraba hangat
d. Pitting edema : Tidak ada pitting edema
V. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil laboratorium
Hari/tgl/ja Jenis Nilai Satua Hasi Keterang
m pemeriksaan norm n l an hasil
al
16 Mei HEMATOLO
2018 GI
Hemoglobin 13.0- g/dL 11.2 Kurang
16.0
Leukosit 5.0- 10
12.0 3/uL 8.12 Normal
Trombosit 100- 10
400 3/uL
Hematokrit
224 Normal
Eritrosit 35.0- %
49.0
MCV
35.4 Normal
MCH 4.0- 10
5.20 6/uL
MCHC
4.10 Normal
MPV 82.0- fL
95.0
PDW
86.4 Normal
RDW-SD pg
RDW-CV 27.0-
31.0
DIFF COUNT 27.3 Normal
Eosinofil% g/dL
Basofil% 32.0-
Neutrofil% 36.0
Lymfosit% 31.6 Kurang
Monosit% fL
KIMIA 6.5-
Cholestrol 12.0
Total 9.0 Normal
Trigleserida
Ureum 9.0-
Creatinin 17.0
16.0 Normal
fL
35-56
%
11.5- 46.5 Normal
14.7
12.7 Normal
%
1-3
%
0-1 2.2 Normal
%
50-70 0.4 Normal
%
20-40 84.1 Upnormal
%
2-8 11.4 Kurang
1.9 Kurang
Mg/d
<200 l
165 Normal
<200 Mg/d
l
15-45 103 Normal
Mg/d
0.6- l 82.0 Upnormal
1.1
Mg/d 0.98 Normal
l
V. Implementasi
Nama : Ny . A No. CM : 106xxx
Umur : 74 tahun Diagnosa medis : Dispepsia
O : Klien
tampak lebih
nyaman
O : Klien
tampak
nyaman dan
bisa
menangani
nyeri dengan
relaksasi
nafas dalam
dengan
mandiri
5. Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada
klien dilaksanakan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
Penulis melakukan penilaian asuhan yang diberikan dari tanggal 16-
19 Mei 2018.
Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara
subjektif melalui ungkapan klien dan secara objektif melalui
pengamatan dan pengukuran dari tiga diagnosa seluruhnya dapat
teratasi sebagian.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan langsung pada Ny. A di
Ruang perawatan di RST. Dr. Asmir Salatiga dari tanggal 16 Mei 2018
sampai 19 Mei 2018 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis menggunakan
pendekatan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian
sampai evaluasi. Data-data tersebut digunakan untuk menyusun
diagnosa keperawatan.
b. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus pada
data-data sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual,
masalah risiko tinggi yang penulisannya berdasarkan prioritas
kebutuhan dasar manusia menurut Maslow.
c. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif
maka seluruh permasalahan yang dihadapi klien dapat teratasi
sebagian ataupun seluruhnya.
d. Ternyata pada klien dispepsia penyembuhannya sangat
berpengaruh pada sikap perawat yang empati dan menerapkan
komunikasi theraphy, di samping pemberian obat-obatan.
e. Dengan adanya seminar ini, para perawat dapat mengambil
manfaat yaitu menambah pengetahuan tentang proses asuhan
keperawatan klien asma.
2. Saran
a. Untuk Klien
Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien dapat
mengerti dan memahami pengertian perawatan dan pencegahan asma
sehingga dapat terhindar dari syndrome dispesia.
b. Untuk Perawat
Hendaknya para perawat RST.dr.Asmir Salatiga dapat lebih
meningkatkan kinerja dengan mengacu kepada standar operasional
prosedur yang ditetapkan oleh rumah sakit. Serta perawat juga
hendaknya setiap klien yang baru masuk rumah sakit segera diberikan
pendidikan kesehatan tentang penyakit yang diderita agar klien dan
keluarga tidak cemas terhadap penyakitnya dan menambah
pengetahuan.
c. Untuk Mahasiswa
Diharapkan setelah menjalani dinas di RST.dr.Asmir Salatiga dapat
memahami dan mampu untuk menjalankan ilmu praktek keperawatan
medikal bedah untuk klien dengan dispepsia atau pun dengan penyakit
lain yang diterapkan dengan landasan teori yang baik.
Selain itu apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan
dan penuliasan makalah ini harap dimaklumi, hal ini karena kami masih
dalam tahap balajar dan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.
Oleh karana itu kami meminta masukan kepada semua pihak demi
kesempurnaan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2012, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2.
Edisi 2 Jakarta : EGC
Mansjoer, dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media