Anda di halaman 1dari 163

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY.

U UMUR
36 TAHUN G3P1A1AH1 UMUR KEHAMILAN 31 MINGGU 4 HARI
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN KEHAMILAN TRIPLET
DI RSUD dr. R GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Pendidikan Ahli Madya Kebidanan

Disusun oleh:
CICIH NURYATI
NIM. 170101008

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D3


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY. U UMUR


36 TAHUN G3P1A1AH1 UMUR KEHAMILAN 31 MINGGU 4 HARI
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN KEHAMILAN TRIPLET
DI RSUD dr. R GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA TAHUN 2020

Disusun Oleh:

CICIH NURYATI
NIM. 170101008

Telah disetujui untuk dilakukan seminar KTI


Pada Tanggal .........................................

Purwokerto, ................ Mei 2020

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Linda Yanti.,SST.,M.Keb Surtiningsih.,SST.,M.Kes


NIK. 107001100288 NIK.1065080902085

ii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY. U UMUR


36 TAHUN G3P1A1AH1 UMUR KEHAMILAN 31 MINGGU 4 HARI
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN KEHAMILAN TRIPLET
DI RSUD dr. R GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA TAHUN 2020
Disusun Oleh:

CICIH NURYATI
NIM. 170101008

Telah dipertangguhkan didepan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Universitas


Harapan Bangsa dan telah diperbaiki sesuai dengan saran Dewan Penguji.
Pada Hari :
Pada Tanggal :
Dewan Penguji :
Penguji I
Rosi Kurnia Sugiharti, SST.,M.Kes ....................................
NIK.105609070886

Penguji II
Linda Yanti,SST.,M.Keb .......................................
NIK. 107001100288

Penguji III
Surtiningsih,SST.,M.Kes .......................................
NIK.1065080902085

Mengesahkan:

Ketua Program Studi Kebidanan D3

Universitas Harapan Bangsa

Susilo Rini.,SST.,M.Kes
NIK.107801110385

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan

judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III Pada Ny. U Umur 36 Tahun

G3 P1 A1 Ah1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 hari dengan Preeklampsia Berat

dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Tahun 2020” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli

Madya Kebidanan di Universitas Harapan Bangsa.

Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun

pemikiran dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Iis Setiawan Mangkunegara, S.Kom. M.TI selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Dwi Puspita

2. dr. Pramesti Dewi, M.Kes selaku Rektor Universitas Harapan Bangsa

3. Nonot Mulyono M.Kes selaku direktur RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga

4. Ns.Dwi Novitasari S.kep., MSc selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas

Harapan Bangsa

5. Susilo Rini S,ST,. M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan D3

6. Afik Frida Amd.Keb selaku Pembimbing lahan praktik

iv
7. Linda Yanti., SST.,M.Keb selaku pembimbing satu yang telah sabar dalam

membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Karya Tullis ILmiah ini.

8. Surtiningsih SST.,M.Kes selaku pembimbing dua yang telah membimbing dan

meluangkan waktunya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan Universitas Harapan Bangsa Purwokerto.

Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu segala bimbingan, saran, dan kritik yang sifatnya

membangun dan menuju perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Purwokerto, Mei 2020

Peneliti

v
MOTTO

1. Sesuatu yang belum dikerjakan tampak seringkali mustahil, kita harus

berhasil kalau kita telah melakukannya dengan baik .

2. Tidak ada kata menyerah sebelum mencoba.

3. Berjuang semampunya bukan semaunya.

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Hidayah
Nya yang telah memberikan kekuatan, Kesehatan dan kesabaran untukku dalam
mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan ini saya persembahan karya ini
untuk :

1. Ayahanda tercinta (Bapak Kuswan) dan Ibunda (Feni) sebagai tanda


bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada ayah dan ibu yang telah
memberikan kasih sayang, pengorbanan, dan segala dukungan moral
maupun materil untukku selama ini.
2. Keluarga besar tercinta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
yang telah memberikan doa dan dukungannya selama ini.
3. Dosen Pembimbing Ibu Linda Yanti S.ST.,M.Keb dan Ibu Surtiningsih
S.ST.,M.Kes yang telah memberikan bimbingan dengan sabar
sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Untuk teman-teman seperjuangan terimakasih atas bantuan, doa,
nasihat, hiburan dan semangat yang kalian berikan.
5. Terimakasih untuk kalian yang sebesar-besarnya untuk kalian semua,
akhir kata saya persembahkan karya ini untuk kalian semua, orang
-orang yang saya sayangi.

Dan semoga karya ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang. Amin.

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Lembar Persetujuan ....................................................................................... ii

Lembar Pegesahan.......................................................................................... iii

Kata Pengantar .............................................................................................. iv

Motto.............................................................................................................. vi

Persembahan................................................................................................... vii

Daftar Isi ........................................................................................................ viii

Daftar Tabel ................................................................................................... xi

Daftar Gambar .............................................................................................. xii

Daftar Lampiran ............................................................................................ xiii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.............................................................. 5

C. Tujuan Studi Kasus.............................................................. 5

D. Manfaat ................................................................................ 7

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan Teori Kewenangan Bidan....................................... 9

1. Pengertian Kehamilan..................................................... 9

2. Preeklampsia Dalam Kehamilan..................................... 37

3. Kewenangan Bidan.......................................................... 53

viii
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Varney........................... 54

1. Langkah 1 : Pengkajian Data........................................... 55

2. Langkah 2 : Interpretasi Data.......................................... 67

3. Langkah 3 : Identifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial 68

4. Langkah 4 : Kebutuhan Akan Tindakan Segera.............. 68

5. Langkah 5 : Perencanaan................................................. 68

6. Langkah 6 : Pelaksanaan................................................. 70

7. Langkah 7 : Evaluasi....................................................... 70

C. Manajemen Kebidanan SOAP............................................... 70

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian...................................................................... 72

B. Partisipan............................................................................... 72

C. Tempat................................................................................... 73

D. Waktu Penelitian................................................................... 73

E. Tekhnik Pengumpulan Data.................................................. 73

F. Etika Penelitian...................................................................... 78

BAB IV Hasil dan Pembahasan

A. Tinjauan Kasus ..................................................................... 81

1. Pengkajian....................................................................... 81

2. Interpretasi Data.............................................................. 91

3. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial................. 92

4. Antisipasi Tindakan Segera............................................. 93

5. Perecanaan....................................................................... 93

ix
6. Pelaksanaan..................................................................... 93

7. Evaluasi........................................................................... 96

B. Pembahasan........................................................................... 97

1. Pengkajian....................................................................... 97

2. Interprestasi Data............................................................. 102

3. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial................. 103

4. Antisipasi Tindakan Segera............................................. 104

5. Perencanaan..................................................................... 106

6. Pelaksanaan..................................................................... 109

7. Evaluasi........................................................................... 114

C. Keterbatasan Penelitian......................................................... 115

BAB V Penutup

A. Simpulan................................................................................ 117

B. Saran...................................................................................... 118

Daftar Pustaka

Lampiran

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indexs Masa Tubuh........................................................................ 22

Tabel 2.2 Dosis Pemberian MgSO4 ............................................................... 50

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway Preeklampsia berat ........................................................ 41

Gambar 2.2 Penatalaksanaan Preeklampsia Berat ........................................... 54

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Jadwal Pelaksanaan KTI

Lampiran 2 : Curriculum Vitae

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan Preeklampsia Berat

Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan Gizi dan Nutrisi Ibu Hamil

Lampiran 5 : SOP Penatalaksanaan Preeklampsia Berat di RSUD dr. R


Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Lampiran 6 : SOP Pemberian MgSO4 di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata


Purbalingga

Lampiran 7 : SOP Pemberian Terapi Murotal surah ar-rahman

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing I

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing II

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Data World Health Organization (WHO) setiap harinya 830 ibu didunia

meninggal akibat penyakit/komplikasi terkait persalinan dan kehamilan. 75%

Penyebab utama kematian ibu karena perdarahan pasca bersalin, Infeksi pasca

bersalin, tekanan darah tinggi saat kehamilan (preeklampsia/eklampsia), partus

lama/macet dan aborsi yang tidak aman. Sebagian besar kematian tersebut

seharusnya bisa dicegah dan diselamatkan (WHO, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah resiko kematian ibu

selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh

kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaaanya tetapi bukan karena

sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran

kehidupan. Penyebab kematian ibu akibat gangguan hipertensi pada

kehamilan sebanyak (33,07%), perdarahan obstetrik (27,03%), komplikasi

non obstetrik (15,7%), dan obstetrik lainnya (12,04%), infeksi pada

kehamilan (6,06%) dan penyebab lainnya (4,81%). Data diatas

menyimpulkan bahwa penyebab kematian ibu akibat gangguan hipertensi

selama kehamilan menjadi urutan pertama dengan persentase sebanyak

(33,07%) (Kemenkes RI, 2018).


2

AKI di Provinsi Jawa Tengah Pada tahun 2018 sebesar (57,24%) kasus

kematian ibu terjadi pada waktu nifas, (25,42%) pada waktu hamil, dan

sebesar (17,38%) pada waktu persalinan. Penyebab kematian ibu di provinsi

Jawa Tengah tahun 2018 adalah preeklampsi/eklampsia (36,80%), perdarahan

(22,60%), infeksi (5,20%), dan lain- lain (35,40%). Persentase penyebab

kematian ibu karena Preeklampsia/eklampsia meningkat dari tahun 2017

yaitu tercatat (32,97%) dan tahun 2018 (36,80%). Data diatas dapat

disimpulkan bahwa penyebab kematian ibu terjadi pada waktu hamil menjadi

urutan kedua setelah kematian ibu pada masa nifas dengan persentase

sebanyak (25,42%) (Dinkes Jateng, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Purbalingga tahun 2018

sebesar 75,05 per 100.000 kelahiran hidup (11 kasus). Kejadian kematian ibu

maternal terjadi pada saat hamil sejumlah 2 kasus, saat bersalin sejumlah 5

kasus, dan saat nifas sejumlah 4 kasus. Preeklampsia merupakan salah satu

penyebab kematian ibu hamil di Kabupaten Purbalingga (Dinkes Purbalingga,

2018).

Berdasarkan data 2 tahun terakhir Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tahun 2019 terdapat 429

kasus ibu hamil patologi dengan preeklampsia berat, sedangkan pada tahun

2018 terdapat 426 kasus. Kejadian ibu hamil patologi dengan preeklampsia

berat di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga mengalami

kenaikan pada tahun 2019 sebesar 3 kasus dan sebagian besar ibu dengan

preeklampsia berat pada usia kehamilan yang telah memasuki usia kehamilan
3

Trimester III dan ibu hamil yang mengalami kehamilan kembar yang berisiko

mengalami preeklampsia pada tahun 2018 sebanyak 3 kasus dan mengalami

kenaikkan pada tahun 2019 sebanyak 6 kasus (Rekam Medis RSUD dr. R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga).

Preeklampsia pada ibu hamil dapat menimbulkan dampak yang bervariasi

mulai dari ringan hingga berat, seperti gangguan ginjal, berat badan lahir

rendah, dan kelahiran preterm. Salah satu tanda preeklampsia yaitu adanya

hipertensi yang menyebabkan penurunan suplai darah ke plasenta sehingga

dapat mengurangi suplai oksigen dan makanan janin terhambat dan dapat

menyebabkan persalinan preterm. Dampak buruk preeklampsia dalam

kehamilan adalah lepasnya plasenta secara tiba – tiba dari uterus sebelum

waktunya yang menyebabkan bayi lahir mati atau preterm dan dapat

menyebabkan ibu mengalami koma[ CITATION Pra18 \l 1057 ].

Wanita hamil dengan preeklampsia berat cenderung mengalami

kecemasan yang tidak ditangani akan berdampak pada kesejahteraan ibu dan

janin. Kecemasan juga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.

Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penyebab preeklampsia. Salah

satu terapi komplomenter yang dapat diberikan bidan untuk relaksasi dalam

mengurangi kecemasan dan tekanan darah adalah dengan terapi murottal

rutin selama 15 menit, dengan mendengarkan murottal surat Ar-Rahman yang

memiliki efek terapeutik karena memiliki makna mengenai sifat pemurah dan

kasih sayang Allah (Hastutining, dkk, 2019).


4

Kejadian preeklampsia berpotensi menimbulkan kejang-kejang yang

disebut eklampsia yang dapat menyebabkan kematian ibu terkait dengan

hipertensi, salah satunya ibu dengan kehamilan ganda yang mempunyai

peluang lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami kehamilan ganda.

Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi

dan ibu. Pertumbuhan janin kembar lebih sering mengalami gangguan

preeklampsia akibat adanya beban penambahan sirkulasi darah ke janin

(Nuzul, Renjani, 2016).

Peran bidan dalam mendeteksi semua tingkat gangguan hipertensi sangat

penting. Pemahaman menyeluruh tentang patofisiologi gangguan tersebut

harus memastikan semua tanda klinis abnormal yang segera dikenali. Deteksi

dini diikuti dengan penatalaksanaan dan perujukan yang tepat dan segera,

untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan janin tidak

seharusnya terganggu. Jika diagnosis ditegakkan, bidan melanjutkan

pemberian perawatan kontinu yang tepat dalam kemitraan dengan tim

multidisiplin (Bennet, 1995) dalam buku (Billington, dkk, 2010).

Berdasarkan uraian diatas kejadian preeklampsia berat masih cukup

tinggi, sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan judul

“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III Pada Ny. U Umur 36 Tahun

G3 P1 A1 AH1 Hamil 31 Minggu 4 Hari dengan Preeklampsia Berat dan

Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Tahun 2020.
5

B. PERUMUSAN MASALAH

Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi

pada antepartum, intra partum dan post partum, preeklampsi merupakan salah

satu penyebab terjadinya kematian nomor satu di RSUD dr. R Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga dengan ibu hamil preeklampsia berat sebanyak

429 orang pada tahun 2019.

Dari uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah sebagai

berikut, “Bagaimanakah Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil

Trimester III Pada Ny. U Umur 36 Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan

31 Minggu 4 Hari dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di

RSUD dr. R Goeteng Troenadibrata Purbalingga Tahun 2020 dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 langkah

Varney?”

C. TUJUAN STUDI KASUS

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny. U

Umur 36 Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari

dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020 menggunakan

manajemen kebidanan 7 langkah Varney.


6

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil trimester III Ny. U Umur

36 Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari

dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020.

b. Menginterpretasikan data, merumuskan diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan pada ibu hamil trimester III Ny. U Umur 36

Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari dengan

Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020.

c. Mengindentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil trimester III

Ny. U Umur 36 Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu

4 Hari dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD

dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga 2020.

d. Mengindentifikasi tindakan segera pada ibu hamil trimester III Ny.U

Umur 36 Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari

dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020.

e. Merencanakan tindakan pada ibu hamil trimester III pada Ny. U

Umur 36 Tahun G3 P1A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari

dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020.


7

f. Melaksanakan tindakan pada ibu hamil trimester III Ny. U Umur 36

Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari dengan

Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020.

g. Mengevaluasi hasil tindakan pada ibu hamil trimester III Ny. U

Umur 36 Tahun G3 P1 A1 AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari

dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020.

D. MANFAAT

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan dan tambahan

informasi untuk meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Preeklampsia berat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pasien

Hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan bagi pasien atau

responden mengenai resiko kehamilan dengan preeklampsia berat.

b. Bagi masyarakat

Hasil studi kasus ini dapat memberikan masukan atau informasi baru

bagi masyarakat tentang bagaimana upaya penanggulangan dan


8

pencegahan faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia

berat.

c. Bagi RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Hasil studi kasus ini dapat sebagai sumber informasi dalam

memberikan penyuluhan bagi kehamilan dengan preeklampsia berat.

d. Bagi peneliti

Hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan, keterampilan, serta

menambah pengalaman bagi penulis dari kegiatan yang dilakukan

dalam membuat proposal ini.

e. Bagi Universitas Harapan Bangsa

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan sumbangan

teoritis tentang asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil

dengan preeklampsia berat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah

mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan

seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar

kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Mandriawati, dkk,

2018).

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi, konsepsi

adalah bersatunya sel telur dan sel sperma. Proses kehamilan (gestasi)

berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama

menstruasi terakhir (Kamariah, 2014).

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin

yang sedang tumbuh didalam tubuhnya (yang pada umumnya didalam

rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan,

dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan

(Walyani, 2014).
10

b. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan menurut Walyani (2015) yaitu:

1) Gerakan janin dalam rahim

a) Terlihat atau teraba gerakan janin

b) Teraba bagian-bagian janin

2) Denyut jantung janin

a) Didengar dengan stetoskop leanec, alat kardiotokografi, alat

dopler.

b) Dilihat dengan ultrasonografi.

c) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk

melihat kerangka janin,atau ultrasonografi.

c. Klasifikasi Kehamilan

Klasifikasi Kehamilan menurut Kuswanti (2014) dibagi menjadi 3

yaitu :

1) Trimester I : Periode kehamilan 0-12 minggu, dimana dalam

trimester pertama alat – alat mulai dibentuk.

2) Trimester II : Periode kehamilan 12-28 minggu, dimana dalam

trimester kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan

viabilitas janin masih disangsikan.

3) Trimester III : Periode antara 28-40 minggu, dimana janin yang

dilahirkan dalam trimester tiga telah viable (dapat hidup).


11

d. Adaptasi Fisiologis

Adapun adaptasi fisiologi pada trimester I, II, III menurut Dartiwen

dan Nurhayati (2019) sebagai berikut :

1) Sistem Reproduksi

a) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama karena

pengaruh esterogen dan progesteron yang meningkat. Pada

kehamilan 8 minggu uterus membesar. Minggu pertama istmus

rahim bertambah panjang dan hipertropi sehingga lebih lunak

(tanda hegar) . pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti

berisi cairan ketuban, dinding rahim tipis sehingga bagian –

bagian anak dapat diraba melalui dinding perut, terbentuk

segmen atas rahim dan segmen bawah rahim.

Posisi rahim dalam kehamilan : awal kehamilan ante atau

retrofleksi, akhir bulan kedua uterus teraba 1 – 2 jari diatas

simpisis pubis. Uterus sering berkontraksi tanpa rasa nyeri,

konsistensi lunak, kontraksi ini disebut braxton hiks. Kontraksi

ini merupakan tanda kemungkinan hamil dan kontraksi sampai

akhir kehamilan menjadi his.

b) Serviks Uteri

Pada satu bulan setelah konsepsi, serviks sudah mulai

mengalami pelunakan dan sianosis yang signifikan yang terjadi

karena peningkatan vaskularitas dan edema serviks keseluruhan,


12

disertai oleh hipertofi dan hiperplasia kelenjar serviks. Serviks

mempunyai sejumlah otot kecil polos dan komponen jaringan

ikat yang kaya akan kolagen agar serviks mampu melaksanakan

beragam tugas dari mempertahankan kehamilan sehingga aterm,

berdilatasi untuk mempermudah proses persalinan dan

memperbaiki diri setelah persalinan, sehingga dapat terjadi

kehamilan berikutnya (Sitanto, Fitriana, 2019).

c) Segmen bawah uterus

Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis

servikalis setinggi ostium interna bersama – sama istmus uteri.

Segmen bawah lebih tipis daripada segmen atas dan menjadi

lunak serta berdilatasi selama minggu terakhir kehamilan

sehingga memungkinkan segmen tersebut manmpung presenting

part janin. Seerviks bagian bawah baru menipis dan menegang

setelah persalinan terjadi.

d) Vagina dan vulva

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih merah dan agak kebiruan (livide) disebut tanda

chadwick. Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah,

pH 3,5 -6 merupakan akibat meningkatnya produksi asam laktat

karena kerja lacbobaci acidophilus, keputihan, selaput lendir

vagina mengalami edematus, hypertrophy, lebih sensitif

meningkat seksual terutama trimester III, warna kebiruan ini


13

disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon

progesteron.

e) Ovarium

Selama kehamilan, ovulasi berhenti dan pematangan

folikel-folikel baru ditunda. Hanya satu korpus luteum yang

ditemukan pada wanita hamil. Struktur luteum ini berfungsi

maksimal selama 6-7 minggu pertama kehamilan, 4-5 minggu

pasca ovulasi dan setelah itu tidak banyak berkontribusi dalam

produksi progesteron (Sitanto, dan Fitriana 2019).

f) Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

samatomatropin, esterogen dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak

sehingga payudara menjadi lebih besar, areola mengalami

hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting

susu dapat keluar cairan berwarna putih jernih disebut

colostrum.

Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi

laktasi disebabkan oleh peningkatan kadar esterogen,

progesteron, laktogen plasental, dan prolaktin. Stimulasi

hormonal ini menimbulkan poliferasi jaringan dilatasi pembuluh

darah dan perubahan sekretorik pada payudara. Payudara terus

tumbuh pada sepanjang kehamilan dan ukuan beratnya


14

meningkat hingga mencapai 500 gram untuk masing – masing

payudara.

2) Sistem Endokrin

Korpus luteum dalam ovarium pada minggu pertama

menghasilkan esterogen dan progesteron, yang dalam stadium ini

memiliki fungsi utama untuk mempertahankan pertumbuhan

desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua

tersebut.

Sel-sel trofoblast menghasilkan hormon korionik gonadotropin

yang akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta

berkembang penuh dan mengambil alih produksi esterogen dan

progesteron dari korpus luteum.

Esterogen merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan

fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium, pelepasan

hormon hipofise. Sementara itu, progesteron memengaruhi tubuh

ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan

suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli, perubahan

sakretorik dalam payudara.

Plasenta menghasilkan dua hormon spesifik lainnya, yaitu

hormon laktogenik dan relaksin. Hormon latktogenik meningkatkan

pertumbuhan, menstimulasi perkembangan payudara dan

mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme lemak

maternal, sedangkan hormon relakin memberikan efek relaksan


15

khususnya pada jaringan ikat.

Sekresi kelenjar hipofise menurun dan selanjutnya akan

meningkatkan sekresi semua kelenjar endokrin (kelenjar -thyroid,

paratiroid, adrenal). Prolaktin meningkat secara berangsur – angsur

menjelang akhir kehamilan, namun fungsi prolaktin dalam memicu

laktasi disupresi sampai plasenta dilahirkan dan kadar esterogen

menurun.

3) Sistem Kekebalan

Imunisasi sebagai salah satu cara presentif untuk mencegah

penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan

secara terus menerus, menyeluh, dan dilaksanakan sesuai standar

sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus

mata rantai penularan. Pada hakikatnya, kekebalan tubuh dapat

memiliki secara aktif amupun secara pasif. Keduanya dapat

diperoleh secara alami maupun buatan.

Kekebalan yang pasif yang didapatkan secara alami adalah

kekebalan yang didapatkan secara transplasenta, yaitu antibodi

diberikan ibu kandungnya secara pasif melalui plsenta kepada janin

yang dikandungnya. Semua janin yang dilahirkan memiliki sedikit

atau banyak antibodi dari ibu kandungnya. Kekebalan pasif buatan

-adalah pemberian antibodi yang sudah disiapkan dan di

masukan kedalam tubuh anak. Seperti pada bayi yang baru lahir dari

ibu yang mempunyai HbsAg.


16

4) Sistem Perkemihan

Progesteron dengan efek relaksan pada serabut- serabut otot

polos menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan, dan

penekukan ureter. Penumpukan urine terjadi dalam ureter bagian

bawah dan penurunan tonus kandung kemih yang tidak tuntas

sehingga sering terjadi pielonefritis.

Ketidakmampuan untuk mengendalikan urine,khususnya akibat

desakan yang ditimbulkan oleh penekanan intra abdomen dapat

terjadi menjelang akhir kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh

penurunan tonus otot pada dasar panggul (akibat progesteron) dan

peningkatan tekanan akibat penambahan isi uterus. Akibat

perubahan ini pada bulan – bulan pertama kehamilan, kandung

kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul

sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan

nila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.

bila kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing

akan timbul kembali karena kandung kemih mulai tertekan.

Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria, poliuiria

disebabkan oleh adanya peningkatan surkulasi darah di ginjal pada

kehamilan sehingga filtrasi di glomelurus juga meningkat sampai

69%.

Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(nause) sebagai akibat hormon esterogen yang meningkat dan


17

peningkatan kadar HCG dalam darah, tonus otot traktus digestivus

menurun sehingga motilitas juga berkurang yang merupakan akibat

dari jumlah progesteron ynag besar dan menurunnya kadar motalin

suatu peptida hormonal yang diketahui mempunyai efek

perangsangan otot – otot polos. Makanan dalam lambung dan apa

yang telah dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik

untuk- reabsorpsi akan tetapi menimbulkan obstipasi yang

memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.

Dijumpai pada bulan – bulan pertama kehamilan gejala muntah

(emesis), yang biasanya terjadi pada pagi hari dikenal dengan

morning sikcnes. Nausea (mual) atau vornitus (muntah) yang

terjadi pada awal bulan kehamilan sering dijumpai dan biasanya

ringan. Penyebab yang pasti belum diketahui tetapi kemungkinan

besar keadaan ini merupakan reaksi terhadap peningkatan kadar

hormon. Jika berlangsung melebihi 14 minggu atau bila terjadi

hiperemesis, maka morning sickness ini dianggap sebagai keadaan

abnormal dan memerlukan tindakan aktif.

Pada bagian mulut terjadi hiperemi pada gusi, berongga, dan

membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena pengaruh

dari kadar esterogen yang meningkat yang menyebabkan

peningkatan vaskularisasi selektif dan poliferasi jaringan ikat.

Tidak ada peningkatan saliva namun wanita mengeluhkan

ptialisme (kelebihan saliva). Pembengkakan gusi fokal dan sangat


18

vaskuler yang disebut epulis kehamilan.

Haemoroid cukup sering pada kehamilan, kelainan ini

sebagian besar disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan

vena dibawah uterus. Refleks asam lambung (heartburn)

disebabkan oleh regurgitasi isi lambung eshopagus bagian bawah.

Progesteron menyebabkan relaksasi sfingter kardiak pada lambung

dan mengurangi mortilitas lambung sehingga memperlambat

pengosongan lambung. Heartburn biasanya hanya terjadi pada satu

atau dua bulan terakhir kehamilan.

5) Sistem Muskuloskeletal

Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada

kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus

yang membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang

pada tungkai bawah. Mobilitas sendi sakroilaika, sakro coksigeal

dan sendi pubis bertambah besar dan karena itu menyebabkan rasa

tidak nyaman pada punggung bagian bawah, khususnya pada akhir

kehamilan.

Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik

pusat gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang

belakang akan berubah bentuk untuk mengimbangi pembesaran

abdomen dan menjelang akhir kehmilan banyak wanita yang

memperlihatkan postur tubuh yang khas (lordosis). Demikian juga

jaringan ikat pada persendian panggul akan melunak dalam


19

mempersiapkan persalinan.

6) Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan jantung dan sirkulasi mengalami adaptasi

fisiologis yang besar. Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak

selama 8 minggu pertama kehamilan dan mencerminkan

berkurangnya resistensi vaskular sistemik dan meningkatnya

kecepatan jantung. Kecepatan nadi meningkat sekitar 10

denyut/menit selama kehamilan. Antara minggu ke-10 dan 20,

volume plasma mulai bertambah dan preload meningkat. Kinerja

ventrikel selama hamil dipengaruhi oleh penurunan resistensi

vaskulr sistemik dan perubahan aliran denyut darah arteri (Sutanto,

dan Fitriani, 2019).

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasma

meaternal mulai meningkat pada saat usia kehamilan 10 minggu.

Perubahan volume rata- rata volume plasma maternal berkisar

antara 20% - 100%, selain itu pada minggu ke -5 kardiac output

akan meningkat dan perubahan ini terjadi peningkatan preload. Pada

akhir trimester I terjadi paltipasi karena pembesaran ukuran serta

pembesaran ukuran serta bertambahnya cardiac output.


20

Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai terjadi proses

hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit

naik kembali sebelum aterm. Perubahan auskultasi mengiringi

perubahan ukuran dan posisi jantung. Peningkatan volume darah

dan curah jantung juga menimbulkan perubahan asukultasi yang

umum terjadi selama masa hamil.

7) Sistem Integumen

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis

menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem

integumen selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi

adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal,

hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan

aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan

sirkulasi dan aktivitasi. Jaringan elastis kulit mudah pecah,

menyebabkan striae gravidarum.

Akibat peningkatan kadar hormon esterogen dan progesterone,

kadar MSH pun menigkat, terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum

livide atau alba, areola mammae, papilla mamae,linea nigra, pipi

( chloasma gravidarum).

Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut

akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea


21

nigra. Kadang – kadang muncul dalam ukuran yang variasi, pada

wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melsma

gravidarum. Selain itu, diareola dan daerah genetalia juga akan

terlihat pigmentasi yang berlebihan, pigmentasi ynag berlebihan

biasanya akan hilang setela persalinan.

8) Metabolisme

Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukan

perubahan-perubahan kimiawi yang terjai didalam tubuh untuk

pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan,

metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberi ASI.

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme mengalami

perubahan yang mendasar, dimaan kebutuhan nutrisi makin tinggi

untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberi ASI.

9) Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh

Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan salah satu

fenomena biologis yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan

janin. Ibu hamil dengan berat badan kurang mempunyai resiko

tingggi melahirkan BBLR (Berat bayi lahir rendah) sedangkan berat

badan yang tergolong lebih atau obesitas mempunyai resiko

melahirkan bayi besar. Kenaikan berat badan 0,5 Kg dalam waktu

seminggu pada ibu hamil merupakan hal yang normal. Akan tetapi,
22

kenaikan berat badan 1 Kg dalam waktu satu minggu dan 3 kg

dalam waktu satu bulan harus menimbulkan kecurigaan adanya

preeklampsia (Pratami, 2018).

Tabel 2.1 Kenaikan Berat badan ibu Hamil berdasarkan Indeks

Masa Tubuh sebelum hamil

Kategori IMT Kenaikan berat badan


yang dianjurkan

Kurus <19,8 12,5-18 kg

Normal 19,8-26,0 11,5-16

Lebih 26,0-29,0 7-11,5

Obesitas >29.0 <7

10) Darah dan Pembekuan Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan

interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya

terdapat unsur – unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara

keseluruhan kira – kira 5 liter. Sekitar 55 % darah adalah cairan,

sedangkan 45% sisanya teridiri dari sel darah. Susunan darah terdiri

dari air 91%, protein 8% dan mineral 0,9%.

Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan berbagai

faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan. Trombin adalah

alat dalam mengubah fibrinogen menjadi fibrin, trombin tidak ada

dalam darah normal yang masih ada dalam pembuluh. Akan tetapi,

yang ada adalah zat pendahulunya, protombin yang kemudian


23

dirubah menjadi zat aktif trombin oleh kerja trombokinase.

Trombokinase atau tromboplastin adalah zat penggerak yang

dilepaskan ke darah ditempat yang luka. Tromboplastin terbentuk-

karena terjadi kerusakan pada trombosit, yang selama ada garam

kalsium dalam darah, akan mengubah protombin menjadi trombin

sehingga terjadi pembekuan darah.

11) Sistem pernafasan

Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap

percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen

jaringan uterus dan payudara. Janin mebutuhkan oksigen dan suatu

cara untuk membuang karbondioksida. Peningkatan kaar esterogen

menyebabkan ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga

ekspansi rongga dada meningkat.Wanita hamil bernapas lebih

dalam tetapi frekuensi nafasnya hanya sedikit meningkat.

Peningkatan pernafasan yang berhubungan dengan frekuensi

napas normal menyebabkan peningkatan volume napas satu menit

sekitar 26%. Peningkatan volume napas satu menit disebut

hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi

karbondioksida di alveoli menurun. Selain itu, pada kehamilan juga

terjadi perubahan system respirasi untuk dapat memenuhi

kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan rahim yang membesar

pada umur kehamilan 32 minggu sebagai kompensasi terjadi

desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat.


24

Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil

sering mengeluhkan sesak napas sehingga meningkatkan usaha

bernapas. Pada 32 minggu keatas karena usus – usus tertekan yang

membesar kearah diafragma kurang leluasa bergerak

mengakibatkan wanita hamil kesulitan bernapas.

12) Sistem Persarafan

Perubahan fungsi sistem neurologi selama masa hamil, selain

perubahan-perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis.

Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi

timbulya gejala neurologi dan neuromoscular berikut :

a) Kompresi saraf pangggul atau statis vaskular akibat pembesaran

uterus dapat menyebabkan perubahan sensori ditungkai bawah.

b) Lordosis dorso lumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan

pada saraf atau kompresi akar saraf.

c) Edema yang melibatkan saraf periver dapat menyebabkan

carpal tunnel syndrom selama trimester akhir kehamilan, edema

menekan saraf median bagian bawah ligamentum karpalis

pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh parasthesia

(sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat

gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang

menjalar kesiku.

d) Akroestesia (gatal ditangan) yang timbul akibat posisi bahu

yang membungkuk. Dirasakan pada beberapa wanita setelah


25

hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen

fleksus drakiallis.

e) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan

(sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan karena

ketidakstabilan vasamotor, hipotensi postural atau hipoglikemi.

f) Hipokalsenia dapat menyebabkan timbulnya masalah

neuromuscular, seperti kram otot.

e. Ketidaknyamanan Kehamilan trimester III

Dartiwen dan Nurhayati (2019) mengemukakan bahwa kehamilan

trimester III ditandai dengan klimak kegembiraan emosi karena

kelahiran bayi. Terdapat periode tidak semangat dan depresi, dan

ketika bayi membesar ketidaknyamanan semakin meningkat. Calon ibu

menjadi lelah, dan menunggu kelahiran bayi. Pada kehamilan trimester

III terjadi ketidaknyamanan seperti :

1) Peningkatan frekuensi berkemih

Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga sering

dialami disebabkan oleh progesteron dengan efek relaksan pada

serabut- serabut otot polos menyebabkan terjadinya dilatasi,

pemanjangan, dan penekukan ureter. Ketidakmampuan untuk

mengendalikan urin, khususnya akibat desakan yang ditimbulkan

oleh penekanan intra abdomen. Bila kepala janin sudah mulai turun

kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul karena

kandung kemih tertekan.


26

Ibu dianjurkan untuk olahraga yang ringan, buang air kecil

secara teratur, latihan kegel ,menghindari penggunaan pakaian

yang ketat dan kurangi minum sebelum tidur untuk mengurangi

frekuensi berkemih dimalam hari (Dartiwen & Nurhayati, 2019).

2) Sakit Punggung

Kuswanti (2014) mengemukakan bahwa Pada dasarnya

perubahan normal tubuh ibu hamil beradaptasi dengan peningkatan

bobot rahim yang membesar dan isinya, perubahan jaringan

sekitarnya dan perubahan postur. Paritas, berat badan, usia,

kebiasaan olahraga, dan kepuasan kerja merupakan faktor

tambahan yang belum menunjukkan perbedaan yang konsisten

antara perempuan dengan nyeri punggung bawah selama kehamilan

Cara mengatasi :

a) Gunakan posisi tubuh yang baik

b) Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat

c) Gunakan kasur yang keras

d) Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.

3) Perut Kembung

Cara mengatasi :

a) Hindari makanan yang mengandung gas

b) Mengunyah makanan secara sempurna

c) Lakukan secara teratur

d) Pertahankan saat buang air besar teratur


27

4) Kelelahan

Ibu hamil trimester akhir lebih sering merasa lelah karena

perubahan sikap tubuh dan beban ekstra yang harus ditanggung.

Cara mengatasi kelelahan yaitu ibu bisa istirahat yang cukup dan

tidak dianjurkan istirahat yang berlebihan (Kuswanti, 2014).

5) Kram dan nyeri pada kaki

Cara mengatasi :

a) Kurangi konsusmsi susu (kandungan fosfornya tinggi)

b) Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang

terkena

c) Gunakan penghangat untuk otot

6) Sembelit

Hormon progesteron saat hamil yang menyebabkan relaksasi

usus. Akibatnya daya dorong usus terhadap sisa makanan

berkurang. Cara mengatasinya yaitu dengan meningkatkan diet

asupan cairan, minum cairan dingin atau hangat terutama saat perut

kosong, istirahat yang cukup, dan membiasakan buang air besar

secara teratur (Kuswanti, 2014).

7) Cemas

Kecemasan (ansietas) adalah suatu keadaan emosional yang

tidak menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala

fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan. Pada timester akhir

ibu merasa khawatir atau takut akan kehidupan dirinya maupun


28

bayinya. Ketakutan tersebut seperti kekhawatiran adanya kelainan

pada sang jabang bayi, kemudian nyeri persalinan yang akan

dilalui, serta ketidakpastian waktu melahirkan, ibu merasa dirinya

aneh, jelek, menajadi ketergantungan dan mudah tersinggung

(Dartiwen & Nurhayati, 2019).

Kecemasan juga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat

Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penyebab

preeklampsia. Wanita hamil dengan preeklampsia berat cenderung

mengalami kecemasan yang tidak ditangani akan berdampak pada

kesejahteraan ibu dan janin. Salah satu terapi komplomenter yang

dapat diberikan bidan untuk relaksasi dalam mengurangi

kecemasan dan tekanan darah adalah dengan terapi murottal rutin

selama 15 menit setiap hari sampai tingkat kecemasan ibu

berkurang dan terdapat penurunan tekanan darah pada ibu, terapi

yang diberikan dengan mendengarkan murottal surat ar-rahman

yang memiliki efek terapeutik karena memiliki makna mengenai

sifat pemurah dan kasih sayang Allah (Hastutining, dkk, 2019).

Terapi murottal adalah suatu terapi religi yang akan memberi

efek terapeutik bagi orang yang mendengarkannya. Rangsangan

auditori murottal memiliki dampak dari distraksi yaitu peningkatan

pembentukan hormon endorphin pada sistem kontrol desenden.

Terapi murottal akan menstimulasi hipotalamus yang berguna

untuk memproduksi neuropeptida yang akan berdampak bagi tubuh


29

yaitu kenyamanan yang diperoleh melalui penurunan jumlah

hormon kortisol, epineprin, norepinefrin serta dopamin dan

memberikan efek relaksasi sehingga pembuluh darah, nadi dan

denyut jantung mengalami penurunan (Irmachatshalihah, 2019).

Terapi murottal surat ar-rahman sangat efektif karena

memberikan manfaat untuk menurunkan kecemasan, kesedihan,

dan dapat memperoleh ketenangan jiwa sehingga memberikan

pengaruh besar bagi kehidupan jasmani maupun rohani ,

mendengarkan murottal surat ar-rahman dapat menurunkan tingkat

kecemasan sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Nur Aziza,

2019).

Kecemasan merupakan pengalaman yang bersifat subjekif,

tidak menyenangkan dan tidak mengkhawatirkan akan adanya

kemungkinan bahaya dan seringkali disertai oleh reaksi fisik

tertentu akibat aktifitas otonomik. Kecemasan dapat diukur

menggunakan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale. Dari

hasil pengukuran menggunakan kuesioner HARS dapat ditentukan

derajat kecemasan seseorang (Suwanto, 2015).

Tabel 1.2 Kuesioner Tingkat Kecemasan–HARS (Hamilton Anxiety

Rating Scale)

Berilah tanda Check list (√) pada jawaban yang sesuai dengan

kondisi responden. Jawaban boleh lebih dari 1 (satu). Masing-

masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut


30

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui

derajat kecemasan seseorang, yaitu:

Skor : 0 = Tidak ada (Tidak ada fakta sama sekali)

1 = Ringan (Satu fakta dari pilihan yang ada)

2 = Sedang (Separuh dari fakta yang ada)

3 = Berat (Lebih dari separuh dari fakta yang ada)

4 = Berat sekali (Semua fakta ada)

Total nilai (score) :

Kurang dari 14 = Tidak ada kecemasan

14-20 = Kecemasan ringan

21-27 = Kecemasan sedang

28-41 = Kecemasan berat

42-56 = Panik

No Gejala Kecemasan Nilai Angka (score)


1 Perasaan cemas 0 1 2 3 4
Firasat buruk
Mudah tersinggung
Takut akan pikiran sendiri
 Cemas
2 Ketegangan 0 1 2 3 4
Merasa tegang
 Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat dengan tenang
Mudah menangis
 Gemetar
 Gelisah
3 Ketakutan 0 1 2 3 4
Pada gelap
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
31

Pada kerumunan banyak orang


Pada keramaian lalu lintas
Pada binatang besar
4 Gangguan Tidur 0 1 2 3 4
Sukar memulai tidur
Terbangun malam hari
Mimpi buruk
Tidur tidak nyenyak
Bangun dengan lesu
Banyak bermimpi
Mimpi menakutkan
5 Gangguan kecerdasan 0 1 2 3 4
Daya ingat buruk
Sulit berkonsentrasi
Daya ingat menurun
6 Perasaan depresi 0 1 2 3 4
Kehilangan minat
Sedih
Berkurangnya kesukaan pada hobi
Perasaan berubah-ubah
Bangun dini hari
7 Gejala somatik (otot-otot) 0 1 2 3 4
Nyeri otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemertak
Suara tak stabil
8 Gejala sensorik 0 1 2 3 4
Telinga berdengung
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler 0 1 2 3 4
Denyut nadi cepat
Berdebar-debar
Nyeri dada
Rasa lemah seperti mau pingsan
Denyut nadi mengeras
Detak jantung menghilang
(berhenti sekejap
10 Gejala pernafasan 0 1 2 3 4
Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Merasa nafas pendek/sesak
Sering menarik nafas panjang
32

11 Gejala gastrointestinal 0 1 2 3 4
Sulit menelan
Mual
Muntah
Perut terasa penuh dan kembung
Nyeri lambung sebelum makan
dan sesudah
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Perasaan terbakar diperut
Buang air besar lembek
Konstipasi
Kehilangan berat badan
12 Gejala urogenitalia 0 1 2 3 4
(perkemihan dan kelamin)
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Tidak datang bulan
 Darah haid berlebihan
 Darah haid amat sedikit
 Masa haid berkepanjangan
 Masa haid amat pendek
 Haid beberapa kali dalam sebulan
 Menjadi dingin (frigid)
 Ejakulasi dini
 Ereksi lemah
 Ereksi hilang
 Impotensi
13 Gejala otonom 0 1 2 3 4
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Sakit kepala
Bulu roma berdiri
Kepala terasa berat
Kepala terasa sakit
14 Tingkah laku (sikap) pada wawancara 0 1 2 3 4
Gelisah
Tidak terang
Mengerutkan dahi
Muka tegang
Nafas pendek dan cepat
Muka merah
Jari gemetar
Otot tegang/mengeras
Total Skor
33

Untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sebelum

dilakukan pemberian terapi dan setelah dilakukan pemberian terapi

yaitu dengan menggunakan alat ukur tensimeter untuk mengetahui

tekanan darah.

f. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan

atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak

terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Nugroho, 2014).

1) Perdarahan pervaginam

Pada kehamilan lanjut, perdarahan dari jalan lahir yang

terjadi setelah usia kehamilan diatas 22 minggu sering disebut

perdarahan pada trimester III[ CITATION Dar19 \l 1057 ].

Jenis perdarahan antepartum diantaranya:

a) Plasenta previa

Adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada

segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau

seluruh ostium uteri internum.

b) Solutio Plasenta

Adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan

implantasi normal pada kehamilan lebih dari 28 minggu.


34

c) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang biasa terjadi selama kehamilan dan

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Kepala yang menunjukan salah satu masalah serius dalam

kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak

hilang dengan berisitirahat. Tekadang sakit kepala yang hebat

tersebut mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi

kabur atau terbayang. Hal ini menyebabkan kejang maternal,

stroke, koagulopati dan kematian (Rukiah dan Yulianti,

2014).

d) Penglihatan Kabur

Adalah masalah visual yang mengindikasikan keadaan

yang mengancam jiwa, adanya perubahan visual

( penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur

atau bayangan.[ CITATION Dar19 \l 1057 ]

e) Bengkak di Wajah dan Jari – jari Tangan

Oedema adalah penimbunan cairan secara umum dan

berlebihandalam jaringan tubuh dan dapat diketahui dari

kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan

dan muka[ CITATION Dar19 \l 1057 ].

f) Keluar cairan pervaginam

Keluar cairan berupa air-air dari vagina pada trimester

III. Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak


35

berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhorea

yang patologis [ CITATION Dar19 \l 1057 ].

g) Gerakan Janin Yang Tidak Terasa

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan janin pada

usia kehamilan 16-18 minggu untuk multigravida, 18-20

minggu untuk primigravida. Jika bayi tidur gerakannya

akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali

dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan

bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat [

CITATION Dar19 \l 1057 ].

h) Nyeri Perut Yang Hebat

Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan trimester III

dan tidak berhubungan dengan persalinan normal. Nyeri

abdomen yangmungkin menunjukan maslaah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap

dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti

appendistis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang

panggul, persalinan preterm, gastritis, abortio plasenta,

infeksi saluran kemih atau infeksi lain (Rukiah dan Yulianti,

2014).

g. Komplikasi Kehamilan

Komplikasi kehamilan adalah keadaan patologis yang erat

kaitannya dengan kematian ibu atau janin (Nurgoho, 2014). Menurut


36

Depkes RI, jika tidak melakukan ANC sesuai aturan dikhawatirkan

akan terjadi komplikasi-komplikasi sebagai berikut :

1) Syok

Syok adalah gangguan sirkulasi darah ke jantung sehingga

kebutuhan oksigen tidak terpenuhi. Gejala klinisnya berupa tekanan

darah turun, nadi cepat dan lemah, pucat keringat dingin, sianosis

jari-jari, sesak nafas, penglihatan kabur, gelisah dn oliguria/anuria.

2) Emboli air ketuban

Yaitu masuknya air ketuban ke dalam sirkulasi ibu sehingga

menyebabkan kolaps pada ibu pada waktu persalinan. Kejadian ini

lebih sering pada kontraksi uterus dengan spontan atau induksi dan

terjadi pada waktu air ketuban pecah dan ada pembuluh darah yang

terbuka pada plasenta atau serviks.

3) Kelainan letak (letak lintang atau sungsang)

Letak lintang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim

dengan kepala ada disamping kanan atau kiri dalam rahim ibu.

Sedangkan letak sungsang merupakan kelainan letak janin dalam

rahim dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah.

4) Hidramnion

Kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Pada

kehamilan normal jumlah air ketuban 0,5-1 liter.


37

5) Ketuban pecah dini

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan

berusai 22 minggu. Kebutuhan dinyatakan pecah dini jika terjadi

sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban

dapat terjadi pada kehamilan praterm sebelum kehamilan 37

minggu maupun kehamilan aterm.

6) Preeklampsia/eklampsia

Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang

ditandai dengan adanya disfungsi palsenta dan respon maternal

terhadap adanya inflamasi sistemik dan aktivasi sehingga

menyebabkan gangguan organ lainnya pada usia kehamilan diatas

20 minggu.

2. Preeklampsia dalam Kehamilan

a. Pengertian

Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang terjadi pada

usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan disertai adanya gangguan

organ (Depkes RI, 2019).

Preeklampsia merupakan kondisi spesifik yang ditandai dengan

adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya

inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis

preeklampsia ditegakkan dengan adanya hipertensi spesifik yang

disebabkan kehamilan, disertai dengan gangguan sistem organ lainnnya

diatas usia kehamilan 20 minggu (Wibowo, dkk, 2016).


38

b. Klasifikasi

Preeklampsia merupakan penyakit yang akut dan dapat terjadi ante,

intra, dan post partum. dari gejala klinik preeklampsia dapat dibagi

menjadi preeklampsia dan preeklampsia berat [CITATION Prw16 \l 1057 ].

c. Etiologi

Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui dengan

pasti. Kondisi ini lebih sering dialami oleh ibu hamil yang mengalami

hiperplasentosis, seperti pada kehamilan kembar, janin besar, mola

hidatidosa, dan hidrops fetalis, ibu hamil yang mengalami gangguan

vaskular seperti hipertensi, diabetes melitus dan ibu hamil yang

memiliki riwayat preeklamsia dalam keluarga [ CITATION Pra18 \l 1057 ].

Ada beberapa teori yang mengatakan perkiraan penyebab dari

preeklampsia yang sering dikenal sebagai The Disease Theory

[ CITATION Suk14 \l 1057 ] Adapun teori-teori tersebut antara lain :

1) Peran faktor imunologis. Beberapa studi juga mendapatkan adanya

aktivasi system komplemen pada preeklamsia/eklamsia.

2) Peran faktor genetik/familial. Terdapatnya kecenderungan

meningkatnya preeklampsi/eklampsi pada anak-anak dari ibu yang

menderita preeklamsi/eklampsi.

3) Faktor predisposisi

a) Molahidatidosa

b) Diabetes melitus

c) Kehamilan ganda

d) Hidrops fetalis
39

e) Obesitas

f) Umur yang lebih dari 35 tahun.

d. Patofisiologi

Patofisiologi pada kasus preeklampsia-eklampsia berhubungan

dengan perubahan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis yang

normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah,

penurunan resistensi vaskular sistemik, vasodilatasi, peningkatan curah

jantung, serta penurunan tekanan osmotik koloid. Pada kasus wanita

yang mengalami preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun

akibat penurunanan hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit

maternal. Peubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun,

termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik

kemudian menurunkan perfusi organ dengan cara menghancurkan sel –

sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.

Vasospasme merupakan akibat yang terjadi dari adanya

peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah seperti angiotensin II

dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin dan

prostaglandin dan tromboksan. Selain menyebabkan kerusakan endotel,

vasospasme arterial juga dapat menyebabkan kerusakan permeabilitas

kapiler. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko edema dan dan lebih

lanjut menurunkan volume intravaskular, serta mempredisposisi pasien

yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru.


40

Untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi

diginjal, akan timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme

protektif, hal ini dapat mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang

khas untuk preeklampsia (Rukiyah & Yulianti, 2019)

Gejala preeklampsia seperti hipertensi, edema, dan proteinuria

yang dialami oleh ibu hamil dan disertai kejang merupakan tanda

eklampsia. Eklampsia merupakan kelanjutan atau stadium akhir

preeklampsia, faktor – faktor yang mempengaruhi kejadiannya sama

dengan preeklampsia (Martaadisoebrata, dkk, 2017).

Mola
Hidatidosa
41

Tekanan Resistensi
Gangguan Nyeri Primigravida
pembuluh darah pembuluh darah
rasa nyaman Kepala otak men otak meningkat

Resti

Primigravida
CVA Otak

Gangguan Sinkope Suplay O2 Hidramnion


perfusi otak
Vasokontriksi Jaringan menurun
HYPERTENSI

Respon Blod flow Vasokontriksi


Ginjal
RAA menurun pembuluh
darah ginjal
Rangsang
aldosteron

Penurunan COPAfter load Vasokontriksi


Sistemik
meningkat
Gemeli
Pembuluh darah

Nyeri Koroner
Fatique Iskhemia
dada Jantung
miokard

Resti Diplopia Spasme Retina


Injuri Injuri

Penurunan Plasenta Molahidatidosa


perfusi
plasenta

Gambar 2.1 Pathway PEB


42

e. Faktor Risiko Preeklampsia

Wibowo, dkk, (2016) mengemukakan perjalanan penyakit

preeklampsia pada awalnya tidak memberi gejala dan tanda, namun

pada suatu ketika dapat memburuk dengan cepat. Pencegahan primer

dapat dilakukan untuk meghindari atau mengontrol penyebab-penyebab

tersebut dengan cara mengenali faktor-faktor resiko preeklampsia yaitu:

1) Usia

Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya

preeeklampsia/eklampsia (Lusiana, 2014).

2) Nulipara

Hipertensi pada kehamilan seringkali mengenai wanita

nulipara . wanita yang lebih tua, yang dengan bertambahnya usia

akan menunjukkan peningkatam insiden hipertensi kronis,

menghadapi risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi

selama kehamilan dan preeklampisa (Lusiana, 2014).

3) Jarak antar Kehamilan

Wanita multipara dengan jarak kehamilan sebelumnya 10

tahun atau lebih memiliki risiko preeklampsia hampir sama dengan

nulipara, risiko preeklampsia meningkat sesuai dengan lamanya

interval dengan kehamilan pertama (1,5 setiap 5 tahun jarak

kehamilan pertama dan kedua).


43

4) Riwayat preeklampsia sebelumnya

Riwayat kejadian preeklampsia pada kehamilan sebelumnya

merupakan faktor risiko utama. Kehamilan pada wanita dengan

riwayat preeklampsia sebelumnya berkaitan dengan tingginya

kejadian preeklampsia berat, preeklampsia onset dini , dan dampak

perinatal yang buruk. Bagi ibu hsmil khususnya yang mempunyai

faktor keturunan preeeklampsia dan riwayat penyakit yang lalu

seperti hipertensi kronik diharapkan untuk dapat membatasi jumlah

anak yang diiinginkan dan melakukan pemeriksaan kehamilan

sesering mungkin selama hamil, serta menjaga pola makan dengan

gizi seimbang untuk mengatasi terjadinya kejadian preeklampsia

saat kehamilan (Lusiana, 2014).

5) Riwayat keluarga preeeklampsia

Adanya preeklampsia pada ibu meningkatkan risiko sebanyak

3 kali lipat.

6) Kehamilan Multipel

Kasus preeklampsia berat dapat terjadi pada ibu hamil yang

mempunyai jumlah janin lebih dari satu, preeklampsia/ eklampsia

lebih sering terjadi pada ehamilan ganda.

7) Obesitas sebelum hamil dan Indeks Masa Tubuh

Obesitas merupakan faktor risiko preeklampsia dan risiko

semakin besar dengan semakin besarnya IMT. Obesitas sangat

berhubungan dengan resistensi insulin yang merupakan faktor


44

penyebab preeklampsia. Obesitas meningkatkan risiko

preeklampsia sebanyak 2,47 kali lipat, sedangkan wanita dengan

IMT sebelum hamil > 35 dibandingkan dengan IMT 19-27

memiliki risiko 4 kali lipat.

8) Diabetes Melitus

Kemungkinan preeklampsia meningkat bila diabetes terjadi

sebelum hamil.

f. Tanda dan gejala

Menurut Depkes RI 2019 diagnosis preeklampsia tidak tergantung

pada proteinuria dan dapat ditegakkan bila tekanan darah ≥ 140/90

mmHg dan ditemukan minimal 1 dari gejala berikut :

a) Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick > +1

b) Serum kreatinin >1,1 mg/Dl

c) Trombosit > 100.000

Gejala – gejala subjektif yang ditemukan pada preeklampsia

menurut (Martaadisoebrata, dkk,2017) adalah :

a) Sakit kepala hebat akibat vasospasme atau edema otak

b) Sakit ulu hati akibat regangan selaput hati oleh perdarahan atau

edema, atau sakit karena perubahan dilambung.

c) Gangguan penglihatan.
45

Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat menurut (Depkes RI,

2019) jika ada salah satu dari :

a) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥

110 mmHg.

b) Proteinuria > + 1

c) Serum kreatinin > 1,1 mg/dl

d) Edema paru

e) Peningkatan fungsi hati > 2 kali

f) Trombosit > 100.000

g) Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan

g. Pemeriksaan Penunjang

Penegakkan diagnosa preeklampsia menurut[CITATION Prw16 \l 1057

] dengan cara :

a) Pengukuran proteinuria

Pada ibu hamil dengan preeklampsia proteinuria ≥ 300 mg/24

jam atau ≥ 1 + dipstik, akan tetapi diagnosis preeklampsi tidak

tergantung pada proteinuria (Depkes RI, 2019).

Pemeriksaan urin dipstik bukan merupakan pemeriksaan yang

akurat dalam memperkirakan kadar proteinuria. Konsentrasi

protein pada sampel urin sewaktu bergantung pada beberapa faktor,

termasuk jumlah urin. (Departemen Obstetri dan Ginekologi

FKKMK UGM, 2018).


46

b) Pengukuran tekanan darah

Pada ibu hamil dengan preeklampsia ringan tekanan darah

sistolik ≥140/90 mmHg dan tekanan darah diastollik ≥ 90 mmHg.

Sedangkan pada ibu hamil dengan preeklamsia berat tekanan darah

sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah distolik ≥110 mmHg.

c) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan Non Stress Test (NST)

Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan janin menggunakan

frekuensi gelombang suara tinggi yang di pantulkan ketubuh untuk

mengetahui gambaran rahim, fungsinya untuk mengetahui

perkembangan kehamilan. Perlu dilakukan pemeriksaan

ultrasonografi janin bila dicurigai Intra Uterin Growh Retraction

(IUGR) dilakukan NST dan profil biofisik.

h. Penatalaksanaan Medis

1) Penatalaksanaan preeklampsia menurut [CITATION Prw16 \l 1057 ]

sebagai berikut :

a) Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeklampsia menurut

(Rukiyah & Yulianti, 2019) dengan cara:

(1) Ibu dianjurkan banyak istirahat (berbaring/tidur miring),

tetapi tidak harus mutlak selalu tirah baring.

(2) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam

secukupnya.

(3) Pemberian sedative ringan: tablet phenobarbital 3 x 30 mg

atau diazepam peroral selama 7 hari (atas instruksi dokter).


47

(4) Dilakukan pemeriksaan laboratorium : Hemoglobin,

hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal.

(5) Roboransia: kunjungan ulang setiap 1 minggu.

(6) Kehamilan tetap dipertahankan jika perkiraan kelahiran

masih lama dan kunjungan ulang dilakukan setiap

minggu[ CITATION Pra18 \l 1057 ].

b) Penatalaksanaan rawat inap preeklampsia berdasarkan kriteria:

(1) Bila tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar proteinuria

selama 2 minggu.

(2) Terdapat satu atau lebih gejala dan tanda – tanda

preeklampsia berat. Selama dirumah sakit dilakukan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorik. Pemeriksaan

kesejahteraan janin berupa USG dan Doppler untuk evaluasi

pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion. Pemeriksaan

nonstress test dilakukan 2 kali seminggu dan konsultasi

dengan bagian mata, jantung, dan kelainan.

Setelah 1 minggu perawatan tidak ada perbaikan maka

dianggap sebagai preeklampsia berat. Jika selama

perawatan dirumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1

minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap

dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan (Rukiyah &

Yulianti, 2019).
48

c) Penatalaksanaan perawatan obstetrik preeklampsia yaitu :

Menurut Williams, kehamilan preterm ialah kehamilan

antara 22 minggu sampai <30 minggu. Pada kehamilan preterm

(<37 minggu),bila tekanan darah mencapai normotensif, selama

perawatan, persalinannya ditunggu sampai aterm. Pada

kehamilan aterm (>37 minggu), persalinan ditunggu sampai

terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan

induksi persalinan pada tanggal persalinan. Persalinan bisa

dilakukan secara spontan,bila perlu memperpendek kala II.

[CITATION Prw16 \l 1057 ].

2) Penatalaksanaan preeklampsia berat menurut [CITATION Prw16 \l

1057 ], meliputi :

a) Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat mencakup

pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan,

pelayanan suportif terhadap organ yang terlibat, dan saat yang

tepat untuk persalinan.

b) Monitoring selama di rumah sakit dengan observasi harian

tentang tanda – tanda klinik seperti nyeri kepala, gangguan visus,

nyeri epigastrium, dan kenaikan cepat berat badan. Pengukuran

proteinuria, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan

laboratorium, dan pemeriksaan USG dan NST.

c) Lakukan Manajemen perawatan preeklampsia berat.

1) Sikap terhadap penyakit

(a) penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah


49

sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring

ke satu sisi (kiri).

(b) Pemberian obat anti kejang MgSO4 [ CITATION Pra18 \l

1057 ]

Syarat pemberian MgsO4 adalah :

(1) Frekuensi napas lebih dari 16 kali/menit.

(2) Tidak terdapat tanda gawat napas.

(3) Diuresis lebih dari 100 ml dalam waktu 4 jam

sebelumnya

(4) Refleks patella positif

Diberikan pada dosis awal 4 gram MgSO4 secara

intravena (40% dalam 100 cc NaCL) selama 15 menit.

Jika kejang berulang setelah 15 menit, beri 2 gr (larutan

40%) secara intravena selama 5-10 menit (Depkes RI,

2019). MgSO4 di hentikan jika ada tanda-tanda intoksikasi

dan 24 jam pasca persalinan [CITATION Prw16 \l 1057 ].

Tabel 2.1 Dosis pemberian MgSO4


Klinis Dosis Awal Dosis Diberhentikan
Pemeliharaan
Preeklampsia berat a. 4 gr MGSO4 6 gr MGSO4
Larutan 40% dan 15 ml larutan
Larutkan dengan MGSO4 40% 24 jam pasca
10 ml akuades dan larutan dalam persalinan.
Berikan secara IV 500 ml RL lalu
Selama 10-15 menit. Diberikan secara IV
Eklampsia b. jika kejang dengan kecepatan
berulang setelah 28 tpm selama 6 jam.
15 menit,beri
50

2 gr (larutan40%)
IV selama 5 menit.
(c) Pemberian antihistamin

Nifedin dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30

menit, maksimal 120 mg dalam 24 jam

2) Sikap terhadap kehamilan

a) Perawatan Aktif (agresif)

Indikasi perawatan aktif menurut (Prwirohardjo,2016)

adalah bila didapatkan satu atau lebih keadaan dibawah

ini:

Umur kehamilan <34 minggu (Depkes RI,2019)

(1) Adanya tanda-tanda Impending Eclampsia.

(2) Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu

keadaan klinik dan laboratik memburuk.

(3) terjadi solusi plasenta.

(4) adanya tanda-tanda fetal distress

(5) adanya tanda-tanda Intra uterine growth restriction

(IUGR).

(6) Terjadi oligohidramnion.

(7) Adanya tanda-tanda “sindrom (HELP)” khusunya

menurunnya trombosit dengan cepat.

Cara mengakhiri kehamilan (terminal kehamilan)

dilakukan berdasar keadaaan obstetrik pada waktu itu,

apakah sudah inpartu atau belum.


51

b) Perawatan Konservatif

perawatan konservatif menurut Depkes RI 2019

meliputi :

(1) Indikasi bila kehamilan kurang dari 34 minggu tanpa

disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan

keadaan janin baik.

(2) Evaluasi dikamar bersalin selama 24-48 jam

(3) Rawat inap hingga terminasi

(4) Stop MgSO4,profilaksis (1x24 jam)

(5) Pemberian anti HT jika TD > 160/110

(6) Pemberian pematangan paru 2 x 24 jam

(7) Evaluasi maternal fetal secara berkala

.
52

Preeklampsia dengan gejala berat

 MRS, Evaluasi gejala, DJJ, dan


cek laboratorium ≥34 minggu
 Stabilisasi, pemberian MgSO4
profilaksis

<34 minggu

Jika didapatkan:

 Eklampsia
 Edema paru Jika usia kehamilan ≥34
 DIC minggu, janin hidup:
Terminasi
 HT berat tidak terkontrol berikan pematangan
kehamilan
 Gawat janin paru(dosis tidak harus
Iya setelah
 Solutio plasenta selalu lengkap) tanpa
stabilisasi
 IUFD menunda terminasi
 Janin tidak terasa

Tidak

Jika didapatkan :
Jika usia kehamilan
 Gejala persisten >24 minggu :
 Sindrom HELLP pematangan paru
(inj.dexamethasone IM
 Pertumbuhan janin terhambat
2 x 6 mg atau
 Severe olygohidramnion
betamethasone IM 1 x
 Reversed end diastolic flow Iya
12 mg) 2 x 24 jam
 Gangguan renal berat

Tidak

Perawatan Konservatif :

 Evaluasi dikamar bersalin selama 24-48 jam  Usia kehamilan ≥34


 Rawat inap hingga terminasi minggu
 Stop MgSO4, Profilaksis (1x24 jam)  KPP ayau inpartu
 Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110  Perburukan maternal-
fetal
 Pematangan paru 2 x 24 jam
 Evaluasi maternal-fetal secara berkala
53

h) Komplikasi pada ibu dan janin


Gambar 2.2 Penatalaksanaan Preeklampsia Berat
Preeklampsia pada ibu hamil dapat menimbulkan dampak yang

bervariasi mulai dari ringan hingga berat, seperti gangguan ginjal, berat

badan lahir rendah, dan pelahiran preterm. Salah satu tanda

preeklampsia yaitu adanya hipertensi yang menyebabkan penurunan

suplai darah ke plasenta sehingga dapat mengurangi suplai oksigen dan

makanan janin terhambat dan dapat menyebabkan persalinan preterm.

Dampak buruk preeklampsia dalam kehamilan adalah lepasnya plasenta

secara tiba – tiba dari uterus sebelum waktunya yang menyebabkan bayi

lahir mati atau preterm dan dapat menyebabkan ibu mengalami koma.

[ CITATION Pra18 \l 1057 ]

Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dengan dua janin

atau lebih. Kehamilan kembar menjadi salah satu faktor predisposisi

yang dapat menimbulkan preeklampsia akibat adanya beban

penambahan sirkulasi darah dan penekanan yang lebih pada plasenta

sehingga dapat menyebabkan kelahiran premature, kematian pada janin

dan kejang maupun kematian pada ibu (Nuzul, Renjani, 2016).

3. Kewenangan Bidan

Kewenangan bidan berdasarkan PERMENKES RI NO.1464/MEN

KES/PER/X/2010 yaitu sebagai berikut :

1) Pasal 10 ayat 1 dimana pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa

para hamil, kehamilan, persalinan, masa nifas, masa menyusui dan


54

masa anatara dua kehamilan.

2) Pasal 13 ayat 1 b asuhan antenatal reintegrasi dengan intervensi

khusus penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter.

Sesuai keputusan Menteri Kesehatan RI No.1464/MENKES/PER/

X/2010. Bidan dalam menjalankan praktisi profesinya berwenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi :

1) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup abortus

iminens, hiperemesis gavidarum tingkat 1, preeklampsia dan anemia

ringan.

2) Memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan meliputi pemberian

secara parental antibiotika pada infeksi/sepsis, oksitosin pada kala III

dan kala IV untuk pencegahan atau penanganan perdarahan

postpartum karena hipotonia teori, sedativa pada preeklampsia

/eklampsia sebagai pertolongan pertama sebelum merujuk.

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteram[ilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

berfokus pada klien [ CITATION Ruk \l 1057 ].


55

2. Proses Asuhan Manajemen Kebidanan

Bidan harus melakukan pendokumentasian dalam setiap asuhan yang

diberikan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sesuai standar

pelayanan kebidanan , [ CITATION Dar19 \l 1057 ].

Dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien, bidan

menerapkan pola pikir dengan menggunakan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan menurut Varney. Manajemen kebidanan tersebut terdiri

atas tujuh langkah (Walyani, 2015).

a. Langkah I : Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang di perlukan untuk mengevaluasi klien

secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain :

1) Data Subjektif

a) Biodata yang mencakup identitas pasien.

Menurut [ CITATION Tri16 \l 1057 ] biodata pasien yang perlu di kaji

meliputi :

(1) Nama

Ditanyakan untuk memperlancar komunikasi asuhan

sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab[ CITATION Siw15 \l

1057 ].

(2) Umur

Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien dalam

kehamilan yang berisiko atau tidak[ CITATION Wal15 \l 1057 ].


56

(3) Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya

terhadap kebiasaan kesehatan klien dan memudahkan bidan

melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan

kebidanan (Trisnawati, 2016).

(4) Pendidikan

Trisnawati (2016) pendidikan diitanyakan untuk

mengetahui tingkat intelektualnya dan mempengaruhi sikap

perilaku kesehatan seseorang.

(5) Suku Bangsa

Ras, etnis dan keturunan, harus diidentifikasi dalam

rangka memberikan pelayanan yang peka budaya kepada

klien dengan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang

memiliki otonom dengan insiden yang tinggi pada populasi

tertentu. Jika kondisi yang sedemikian diidentifikasi, wanita

tersebut diwajibkan menjalani skrinig genetik (Walyani,

2015).

(6) Pekerjaan

Untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan

utuh dan untuk mengkaji potensial kelahiran, prematur dan

pajanan terhadap lingkungan kerja yang dapat merusak janin

(Trisnawati, 2016).
57

(7) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila

diperlukan keadaan mendesak. Bidan juga dapat menegetahui

tempat tinggal dan linkgungannya (Trisnawati, 2016).

(8) Keluhan Utama

Untuk mengetahui masalah yang di hadapi yang berkaitan

dengan masa kehamilan (Trisnawati, 2016).

(9) Riwayat Menstruasi

Hal yang perlu ditanyakan yaitu menarche, sikus

mentruasi, lamanya, banyaknya darah yang keluar, aliran

darah yang keluar, mentruasi terakhir, adakah disminorea,

gangguan sewaktu menstruasi (Mandriawati, 2018).

(10) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu.

Meliputi Jumlah kehamilan, jumlah anak yang hidup,

jumlah kelahiran prematur, jumlah keguguran, persalinna

dengan tindakan SC, riwayat perdarahan pada persalinan atau

pasca persalinan, kehamilan dengan tekanan darah tinggi,

berat bayi < 2,5 kg atau 4 kg, dan masalah lain mengenai

komplikasi yang terkait dengan kehamilan (Walyani, 2015).

(11) Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji meliputi hari pertama haid terakhir (HPHT),

gerakan janin (kapan mulai dirasakan), kapan mulai ada


58

perubahan, tanda bahaya (termasuk rabun senja), keluhan

yang lazim pada kehamilan, penggunaan obat-obatan

(termasuk jamu), dan kekhawatirann yang dirasakan

(Mandriawati, dkk, 2018).

(12) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

Menurut Walyani (2015) pola pemenuhan kebutuhan

sehari-hari dikaji mengenai pola nutrisi, personal hygiene,

pola aktifitas, pola eliminasi, dan pola tidur dan istirahat serta

masalah dalam pola pemenuhan kebiasaan sehari – hari

(13) Riwayat kesehatan ibu dan keluarga

Meliputi penyakit yang pernah diderita, penyakit yang

sedang diderita, penyakit menular, dan penyakit keturunan

atau genetik (Walyani, 2015).

(14) Riwayat Perkawinan

Yang perlu dikaji adalah menanyakan status pernikahan

klien resmi atau tidak, usia saat menikah, lama pernikaha

dengan suamki sekarang, dan istri keberapa dengan suami

sekarang (Walyani, 2015).

(15) Data Psikososial

Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu ditanyakan

antara lain: jumlah anggota keluarga, dukungan moral dan

material dari keluarga, pandangan, dan penerimaan keluarga

terhadap kehamilan, kebiasaan – kebiasaan yang


59

menguntungkan dan merugikan, pandangan terhadap

kehamilan, persalinan dan anak baru lahir (Trisnawati, 2016).

(16) Riwayat KB

Tanyakan kepada klien metode KB yang digunakan, lama

menggunakan dan masalah saat menggunakan alat kontrasepsi

tersebut (Walyani, 2015).

2) Data Objektif

Data objektif merupakan semua data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi), hasil

pemeriksaan laboratorium oleh bidan, dan hasil pemeriksaan

laboratorium lainnya (Mandriawati, dkk, 2018).

Menurut Kuswanti (2014) data obyektif didapatkan dengan

melakukan pemeriksaan sebagai berikut :

a) Pemeriksaan Umum

[ CITATION Dar19 \l 1057 ] menyatakan bahwa pemeriksaan umum

meliputi :

(1) Keadaan Umum

Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati

keadaan pasien

(2) Kesadaran

Ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap

rangsangan dari lingkungan.


60

(3) Tanda-tanda Vital

(a) Tekanan darah

Untuk mengetahui hipertensi, tekanan darah normal,

sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik

antara 70 sampai 90 mmHg. Pada preeklampsia berat

tekanan darah ≥160/110 mmHg.

(b) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam

hitungan menit, frekuensi nadi normal 60-100x/menit.

(c) Respirasi

Frekuensi pernafasan normal16-24x/menit.

(d) Suhu

Dalam keadaaan normal suhu badan berkisar 36,5ᴼC

sampai 37,5ᴼC.

b) Pemeriksaan fisik (head to toe) meliputi :

(1) Kepala, meliputi meliputi bentuk kepala, rambut (warna,

kebersihan rambut, rontok atau tidak), muka (cloasma

gravidarum, jerawat, sianosis), mata (sclera, konjungtiva,

gangguan penglihatan, kotoran atau secret), telinga

(kebersihan, pernafasan cuping hidung, polip), mulut (karies

gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembapan bibir,

stomatitis, perdarahan gusi).


61

(2) Leher meliputi ada tidaknya pembengkakan saluran limfe

atau pembengkakan kelenjar tyroid.

(3) Dada, perhatikan retraksi dada dan adanya kemungkinan

massa/nodul pada aksila.

(4) Payudara, periksa kemungkinan adanya benjolan yang tidak

normal, perhatikan ukuran payudara simetris atau tidak,

puting payudara (menonjol, datar atau masuk), keluarnya

kolostrum / cairan lain, hiperpigmentasi areola mamae dan

kebersihannya.

(5) Genetalia luar, meliputi tanda chadwick, tidak adanya

varises, pembesaran kelenjar bartholini, keputihan.

(6) Rectum, meliputi kebersihan dan hemoroid.

(7) Ekstremitas atas, meliputi bentuk, kebersihan tangan dan

kuku, warna jari dan kuku, turgor, odema.

(8) Ekstrimitas bawah, meliputi bentuk, varises, kebersihan

kuku, refleks patella, oedema

c) Pemeriksaan khusus

(1) Abdomen

[ CITATION Dar19 \l 1057 ] Pemeriksaan abdomen meliputi:

(a) Inspeksi

Perhatikan bentuk pembesaran perut ( melintang,

memanjang atau asimetris), adanya pigmentasi linea

alba/nigra, striae gravidarum, luka bekas infeksi, gerakan


62

janin.

(b) Palpasi

[ CITATION Kus14 \l 1057 ] Cara palpasi abdominal

lazim digunakan adalah menurut leopold. Pemeriksaan

palpasi menurut leopold dilakukan dengan posisi ibu

hamil berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit

tinggi (memakai bantal). Setelah ibu hamil dalam posisi

terlentang dilihat apakah uterus berkontraksi atau dinding

tidak. Jika berkontraksi harus di tunggu sampai tidak

berkontraksi. Dinding perut juga harus lemas, sehingga

dapat dilakukukan dengan teiti untuk itu tungkai ditekuk

pada pangkal paha dan lutut.

Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat

tahap, pada tahap pemeriksaan leopold I, II, III,

pemeriksaaan menghadap ke arah muka ibu yang

diperiksa dan pada pemeriksaan leopold IV pemeriksa

menghadap kaki ibu.

1) Leopold I

Tujuan dari pemeriksaan leopold I adalah untuk

menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan

umur kehamilan. Selain itu dapat juga ditentukan

bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri

(Mandriawati, 2018).
63

Teknik pelaksanaan Leopold I :

(a) Kedua tangan pemeriksa diletukan pada puncak

fundus uteri

(b) Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia

kehamilan

(c) Rasakan bagian janin yang berada pada bagian

fundus (bokong atau kepala atau kosong)

2) Leopold II

Palpasi leopold II ini bertujuan untuk mengetahui

bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri perut

ibu.

Teknik Pelaksanaan :

(a) Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke

bawah sampai disamping kiri dan kanan umbillcus.

(b) Tentukan bagian punggng janin untuk menentukan

lkasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.

(c) Tentukan bagian-bagian kecil janin.

3) Leopold III

Palpasi leopold III ini bertujuan untuk bagian janin

yang berada disebelah bawah uterus ibu.

Teknik pelaksanaan :

(a) Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh

karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman

bagi pasien.
64

(b) Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan

telunjuk tangan kanan.

(c) Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin

dan di tentukan apakah sudah mengalami

enggament atau belum.

4) Leopold IV

Pada leopold IV, selain bertujuan untuk

menentukan bagian jenis mana yang terletak di bawah,

juga dapat menentukan bagian berapa bagian dari

kepala janin yang telah masuk dalam pintu atas panggul

(Mandriawati, dkk, 2018).

Teknik Pelaksanaan :

(a) Pemeriksaan mengubah posisinya sehingga

menghadap ke arah kiri pasien.

(b) Kedua telapak tangan di tempatkan disisi kiri dan

kanan bagian terendah janin.

(c) Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh

derajat desensus janin.

5) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik mc.

Donald

(a) Menyiapkan alat ukur yang tidak elastis, kalender

kehamilan, alat-alat ditata pada tempat yang telah

disediakan, status ibu.


65

(b) Menjelaskan tujuan pemeriksaaan kepada ibu.

(c) Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk

dengan mengganjal bantal di bagian punggung

bawah untuk kenyamanan ibu dan kedua kaki

diluruskan.

(d) Pemeriksaan berdiri disebelah kanan ibu.

(e) Meteran didekatkan sehingga mudah mengambil

waktu pemeriksaan.

(f) Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian

fundus uterus berada di tengah abdomen.

(g) Setelah fundus uteri diposisikan tepat di tengah

abdomen tangan kiri menahan fundus uteri tangan

kanan menempelken meteran yang terbalik tepat

ditengah, mulai dari fundsu uteri sampai tepi atas

tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang

simfisis pubis sampai fundus uteri.

(h) Mengangkat meteran dan membalik,kemudian

membaca hasil pengukuran.

(i) Mencatat hasil pemeriksaaan pada status ibu (Ni

Made, 2013).

(c) Auskultasi

Dartiwen & Nurhayati (2019) mengemukakan

auskultasi digunakan untuk mengetahui letak detak


66

jantung janin (DJJ), lamanya dalam hitungan menit dan

teratur atau tidak.

(d) Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk

bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan

dengan bagian tubuh lainnya (kiri dan kanan) dengan

tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk

mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsistensi

jaringan (Tambunan, Kasim, 2011).

d) Pemeriksaan Penunjang

(1) Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Hb, golongan darah,

protein urin)

Pada ibu hamil meliputi pemeriksaan protein urine untuk

mengkaji protein urine, karena protein urine yang positif

merupakan tanda dan gejala preeklampsia. Pemeriksaan

darah untuk mengetahui golongan darah dan hemoglobin dan

trombosit ( Trisnawati, 2016).

(2) Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan janin

menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi yang di

pantulkan ketubuh untuk mengetahui gambaran rahim,

fungsinya untuk mengetahui perkembangan kehamilan.


67

b. Langkah II (kedua) : Interpretasi Data

Pada langkah ini,data subjektif dan data objektif yang dikaji,

dianalisis menggunakan teori fisologis dan teori patologis, sesuai dengan

perkembangan kehamilan berdasarkan usia kehamilan pada saat ibu

diberi asuhan, termasuk teori tentang kebutuhan fisik dan psikologis ibu

hamil. Analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusan diagnosis

kehamilan. Rumusan diagnosis kebidanan pada ibu hamil disertai

dengan dasar yang mencerminkan pemikiran rasional yang mendukung

munculnya diganosis (Mandriawati, dkk, 2018).

1. Diagnosa kebidanan, dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan

antara lain paritas (riwayat reproduksi wanita yang berkaitan dengan

kehamilannya), usia kehamilan dalam minggu keadaan janin normal

atau tidak normal.

Diagnosa yang ditegakkan pada pasien preeklampsia adalah

Ny...G...P... A...AH...umur...tahun Hamil... minggu, janin tunggal

atau ganda, hidup atau mati, intrauterine atau ekstrauterine, letak

memanjang atau melintang, punggung kanan atau kiri, presentasi

kepala atau bookong dengan preeklampsia/ preeklampsia berat

(PEB). Pada kasus preeklampsia didapatkan data subyektif nyeri

epigastrium,gangguan penglihatan dan nyeri kepala (Prawirohardjo,

2016). Pada kasus preeklampsia didapatkan hasil data obyektif

tekanan darah 140/90 mmHg (preeklampsia) tekanan darah 160/110

mmHg (PEB) (Prawirohardjo, 2016).


68

2. Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

Pada pasien preeklampisa mengalami masalah cemas. ( Pudjiastuti,

2012)

3. Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data (Purwoastuti, dkk, 2014).

c. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial.

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan, masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa potensial

alin berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.

d. Langkah IV (keempat) : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera.

Pada langkah bidan harus dapat membuat keputusan untuk

melakukan tindakan segera sesuai dengan kewenangannya, baik

tindakan kolaborasi maupun rujukan (Mandriawati, 2018).

e. Langkah V (kelima) : Perencanaan asuhan yang komperehensif dan

menyeluruh.

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan


69

yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi

dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat

juga dari apa yang diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan

konseling dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang

direncanakan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan

pasien.

Perencanaan asuhan kebidanan hari ke 1 Preeklampsia berat :

1) Hari ke 1

a) Beritahu hasil pemeriksaan.

b) Pantau tekanan darah setiap 4 jam, protein urin 24 jam sekali, dan

berikan terapi sesuai dengan kolaborasi yang telah dilakukan

dengan dokter yaitu MgSO4 dosis pertama 4 gram larutan

MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan 10 ml akuades

berikan secara IV selama 10-15 menit. Jika kejang berulang

setelah 15 menit, berikan 2 gram MgSO4 40% IV selama 5 menit.

c) Berikan KIE kepada ibu tentang preeklampsia berat.

d) Berikan KIE Gizi ibu hamil trimester III.

e) Anjurkan ibu melakukan pengisian kuesioner HARS untuk

mengetahui tingkat kecemasan yang dialami ibu.

f) Berikan terapi komplomenter mendengarkan murottal surat ar-

rahman pada ibu dan melakukan evaluasi kecemasan dan tekanan

darah tinggi setelah diberikan terapi murottal.

g) Anjurkan ibu untuk tirah baring miring ke salah satu sisi yaitu
70

miring ke kiri.

f. Langkah ke enam : Melaksanakan perencanan.

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanan ini dilakukan oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang

lain (Purwoastuti, dkk, 2014).

g. Langkah ketujuh : Evaluasi

Evaluasi ditujukan terhadap efektivitas asuhan yang telah diberikan,

mengacu pada perbaikan kondisi/kesehatan ibu dan janin. Evaluasi

mencakup jangka pendek, yaitu sesaat setelah intervensi dilaksanakan,

dan jangka panjang, yaitu menunggu proses hingga kunjungan

berikutnya/kunjungan ulang (Mandriawati, dkk, 2018).

C. MANAJEMEN KEBIDANAN SOAP

Pendekatan manajemen SOAP menurut Hellen Varney yaitu alur berfikir

bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain

apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir

sistematis, maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP (Rukiyah, 2014)

yaitu :

1. Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien

melalui anmnesa tanda gejala subjektif yang harus diperoleh dan hasil

bertanya dan pasien, suami atau keluarga (identitas umu, keluhan, riwayat
71

menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, roiwayat persalinan,

riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit

keturunan, riwayat psikososial, pola hidup).

2. Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil

lab, dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung assessment. Tanda dan gejala objektif yang diperoleh dan

hasil pemeriksaan (tanda KU, Vital Sign, Fisik, khusus, kebidanan,

pemeriksaan dalam, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang).

Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskutasi, dan perkusi

(Walyani,2015).

3. Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik

subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah – pisah,

maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik.

4. Planning

Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan dan evaluasi

berdasarkan Assesment SOAP, untuk perencanaan, implementasi, dan

evaluasi dimasukan dalam “P” (Walyani, 2015).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan
secara komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang
individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan
masalahnya dapat terselesaikan (Rahardjo, 2011). Pada kasus ini
mendeskripsikan tentang asuhan kebidanan Ibu Hamil Trimester III Pada
Ny.U Umur 36 Tahun G3P1A1AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 Hari
dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.

B. PARTISIPAN

Dalam penelitian studi kasus ini sasaran merupakan hal atau orang yang

akan dijadikan sebagai pengambil kasus (Notoadmojo, 2010). Sasaran dalam

studi kasus ini adalah Ibu Hamil Trimester III Pada Ny.U Umur 36 Tahun

G3P1A1AH1 Umur Kehamilan 31 Minggu 4 hari dengan Preeklampsia Berat

dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

C. TEMPAT

Penelitian ini dilaksanakan di ruang VK RSUD dr. R Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga.
73

D. WAKTU PENELITIAN

1. Waktu penyusunan KTI

Penyusunan studi kasus dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai

Mei 2020.

2. Waktu pengambilan data

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 24 Desember tahun 2019.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Studi

kasus adalah metode untuk memahami individu yang dilakukan secara

komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu

tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat

terselesaikan (Rahardjo, 2011).

Dalam penyusunan data, penulis mengambil beberapa sumber yang dapat

dipercaya, diantaranya :

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian diperoleh dengan pengkajian langsung

pada klien berupa pengamatan (observasi). Pengamatan adalah suatu

prosedur yang berencana yang antara lain meliputi melihat, mendengar,

dan mencatat sejumlah taraf aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang

ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dipergunakan untuk


74

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari klien (Notoatdmojo, 2012).

Data primer yang digunakan penulis pada kasus ini berupa observasi

dengan subyek studi kasus yaitu Ny. U sebagai sumber informasi utama

dan tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan pada Ibu hamil dengan

preeklampsia.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang

sudah ada (Harnovinsah, 2019). Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari rekam medik RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga tentang angka kematian kehamilan akibat preeklampsia

berat.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan

dalam penyusunan studi kasus meliputi : anamnesa, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang, dokumentasi, observasi, dan telaah dokumen.

a. Anamnesa

Anamnesa adalah pengkajian yang dilakukan oleh bidan dengan ibu

hamil untuk menggali data subjektif yang berkaitan dengan keadaan

kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya (Mandriawati, dkk, 2014).

Penulis melakukan pengkajian dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan kepada Ny U umur 36 Tahun G3 P1 A1 AH1 hamil 31

Minggu 4 Hari dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di


75

RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata tahun 2020 diantaranya biodata

atau identitas, keluhan utama, riwayat kehamilan, sekarang, riwayat

persalinan sekarang dan riwayat penyakit selama hamil yang bertujuan

untuk mendapatkan informasi dari pasien.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yaitu dipergunakan untuk mengetahui keadaan

fisik pasien secara sistematis yaitu dengan cara inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi. Penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan

fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada Ny. U

umur 36 Tahun G3 P1 A1 Ah1 Hamil 31 Minggu 4 hari dengan

Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga tahun 2018 untuk memperjelas data-data

yang akan diperoleh.

1) Inspeksi

Inspeksi adalah salah satu proses observasi, pengamatan yang

diperlukan untuk mengenali variasi normal diantara klien. Inspeksi

yang dilakukan pada ibu hamil yaitu melakukan observasi

menggunakan panca indera untuk mendeteksi masalah kehamilan.

Masalah kehamilan yang dideteksi berupa bentuk, warna, posisi,

ukuran, tumor dan lainnya dari tubuh pasien dan untuk mengetahui

adanya bekas luka dan hiperpigmentasi (alinea nira, strie

gravidarum) (Dartiwen & Nurhayati, 2019).


76

2) Palpasi

Palpasi menggunakan kedua tangan untuk menyentuh bagian

tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitive tanda khusus fisik.

Berupa palpasi abdominal yang sering disebut dengan palpasi

leopold. Leopold dibagi menjadi 4 bagian yaitu leopold 1 untuk

mengetahui tinggi fundus uteri, leopold II untuk menentukan batas

atau punggung janin berada disebelah kiri atau kanan ibu, leopold III

untuk menentukan bagian terbawah janin, leopold IV untuk

mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas

panggul (PAP). Palpasi yang lain yaitu pembesaran dan palpasi pada

leher (Kuswanti, 2014).

3) Auskultasi

Auskultasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan

mendengarkan bunyi yang dihasilkan tubuh. Asukultasi pada

pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut

jantung janin (Dartiwen & Nurhayati, 2019).

4) Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian

permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian

tubuh lainnya (kiri dan kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.

Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan

konsistensi jaringan (Tambunan, Kasim, 2011).


77

Dalam studi kasus ini penulis melakukan pemeriksaan fisik

secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki meliputi inpeksi,

palpasi, asukultasi, dan perkusi.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang adalah suatu tindakan dan prosedur

pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari

penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak) dan

sebagainya untuk menegakkan diagnosis atau membantu menentukan

diagnosis penyakit (Kuswanti, 2014). Penulis melakukan pemeriksaan

penunjang dengan mengambil sampel darah untuk pemeriksaan

laboratorium berupa pemeriksaan hemoglobin dan mengambil sampel

urine untuk pemeriksaan laboratorium protein urine pada Ny. U umur 36

Tahun G3 P1 A1 Ah1 hamil 31 minggu 4 hari dengan preeklampsia berat

dan kehamilan triplet di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga.

d. Observasi

Observasi adalah suatu prosedur yang berencana anatar lain meliputi

melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah taraf tertentu atau situasi

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti [ CITATION

Not12 \l 1057 ]. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati tanda-tanda

vital, DJJ, dan proteinuria.


78

e. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan

informasi, data, fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan

manajemen kebidanan[ CITATION Dar19 \l 1057 ].

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data[ CITATION Not12 \l 1057 ]. Instrumen atau alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan yaitu dengan cara

observasi. Observasi yang dilakukan meliputi tanda-tanda klinik seperti

nyeri kepala, nyeri epigastrum, kenaikan BB, TTV, KU, proteinuria dan

DJJ.

F. ETIKA PENELITIAN

Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai

berikut[ CITATION Hid14 \l 1057 ]

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberika lembar persetujuan. Informed consent

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah


79

agar subjek mengerti maksud dan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika

subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

Jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak

pasien.

Peneliti akan memberikan lembar persetujuan kepada Ny. U umur 36

Tahun G3 P1 A1 Ah1 hamil 31 minggu 4 hari dengan Preeklampsia Berat

dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Tahun

2020 tujuannya agar pasien mengerti maksud dan tujuan peneliti,

mengetahui dampaknya dan jika pasien bersedia maka pasien akan

menandatangani lembar persetujuan.

2. Anymomity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

mencantumkan nama (anonymity) responden pada lembar observasi.

Hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan di sampaikan.

Dalam penelitian ini hanya menampilkan inisial nama responden saat

pengambilan data dan pendokumentasian. Peneliti tidak mencantumkan

nama pada pada Ny. U Umur 31 Tahun G3 P1 A1 Ah1 Hamil 31 Minggu

4 Hari dengan Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R

Goeteng Taroendibrata Purbalingga tahun 2020 melainkan hanya inisial

saja.
80

4. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya,

oleh peneliti. Dalam peneliti ini informasi atau data pasien yang telah

diambil hanya akan dilaporkan pada pihak yang berkaitan dengan Karya

Tulis Ilmiah. Pada penelitian ini peneliti tidak akan menginformasikan

data-data yang telah diperoleh dan akan menjamin kerahasiaan Ny. U

Umur 36 Tahun G3 P1 A1 Ah1 Hamil 31 Minggu 4 Hari dengan

Preeklampsia Berat dan Kehamilan Triplet di RSUD dr. R Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS
NO.REGISTER : -
RUANG : Verlos Kamer (VK)
Tgl.Masuk : 24-12-2019 Pukul : 10.30 WIB
Tgl.Pengkajian : 24-12-2019 Pukul : 14.50 WIB

1. PENGKAJIAN
a. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1) Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. U Nama Suami : Tn. N
Umur : 36 th Umur : 38 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Bantarbarang Alamat : Bantarbarang
RT 03/ RW02 RT03/02
Telp :- Telp :-
Alamat Kantor : - Alamat Kantor: -
2)Alasan Kunjungan ini : Ibu mengatakan rujukan dari puskesmas
atas indikasi preeklampsia berat.
3)Keluhan Utama : Ibu mengatakan cepat lelah, nyeri ulu hati
dan sering merasakan pusing.
4)Riwayat Menstruasi : Ibu mengatakan haid pertama pada umur 13
tahun, siklus haid 30 hari, sifat darah cair,
banyaknya 3 kali ganti pembalut
perhari,lamanya 3-4 hari, ibu mengatakan
82

tidak pernah mengalami nyeri yang


berlebihan sampai mengganggu aktivitas
saat menstruasi.
5)Riwayat kehamilan sekarang :

Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya pada tanggal 19


Mei 2019, dan umur kehamilan 31 minggu dengan taksiran
persalinannya pada tanggal 23 Februari 2020. Ibu mengatakan
periksa hamil di Puskesmas dan bidan dan memeriksakan
kehamilannya setiap bulan, dan sudah periksa lebih dari 8 kali. Pada
kehamilan trimester I ibu megatakan mual, pada trimester II tidak
ada keluhan, pada timester III ibu mengatakan cepat lelah, pusing,
dan bengkak pada kaki. Pada riwayat imunisasi TT ibu mengatakan
sudah melakukan imunisasi TT seperti: TT1 capeng, TT2 1 bulan
setelah TT1, TT3 pada usia kehamilan 6 bulan, TT4 dan TT5 ibu
mengatakan belum dilakukan imunisasi. Ibu mengatakan tinggi
badan ibu 158 cm, Ibu mengatakan berat badan selama hamil 76 kg.
Ibu mengatakan merasa gerakan janinnya pada saat umur kehamilan
16 minggu dengan gerakan lebih dari 10 kali perhari, ibu
mengatakan terakhir gerak pada pagi hari. Ibu mengatakan tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selain drai bidan
ataupun dokter. Ibu mengatakan mengalami salah satu tanda bahaya
kehamilan seperti : sakit kepala berat, penglihatan kabur, neyri ulu
hati dan bengkak pada bagian kaki.
Tabel 2.1 Kenaikan Berat badan ibu Hamil berdasarkan Indeks

Masa Tubuh sebelum hamil

Kategori IMT Kenaikan berat badan


yang dianjurkan
Kurus <19,8 12,5-18 kg
Normal 19,8-26,0 11,5-16
Lebih 26,0-29,0 7-11,5
Obesitas >29.0 <7
83

Hasil : BB (kg) : 2 x TB (m) = 76 : 2 x (1,58) = 24

Kategori IMT : Normal

6) Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu :

Hamil Bayi Umur


Komplikasi Nifas
KE Usia Jenis Tempat Penolo anak
Kehamilan Persalinan persalinan ng PB/BB JK
Ibu Bayi Masalah Lactasi
1 Aterm Spontan Rumah Tidak Tidak Bidan 50cm/ Laki 13 Tidak Lancar
ada Ada 3700 –laki tahun ada
gram
2 8 minggu Abortus RS Tidak Abortus Dokter - - - - -
ada Spog

7) Riwayat Penyakit Dahulu dan Sekarang :


a) Riwayat penyakit dahulu :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit jantung,
hipertensi, diabetes melitus, asma, malaria, TBC paru,
infeksi menular seksual, kusta, dan HIV/AIDS.
b) Riwayat penyakit sekarang :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit jantung,
diabetes melitus, asma, malaria, TBC paru, infeksi menular
seksual, kusta dan HIV/AIDS. ibu mengalami hipertensi
sejak usia kehamilan memasuki trimester III.
8) Riwayat penyakit keluarga dan keturunan
Ibu mengatakan dari keluarganya ada yang memiliki riwayat
kehamilan kembar dari orang tua suami, ibu mengatakan ada
yang memiliki riwayat hipertensi yaitu dari bapak, ibu
mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jantung,
diabetes melitus, asma, malaria, TBC paru, infeksi menular
seksual, kusta, HIV/AIDS.
84

9) Riwayat KB
No Alat/cara Pasang/mulai Lepas/stop

Tgl/Bln/Th Oleh Tgl/Bln/Th Oleh Alasan

1. Suntik 2006 Bidan 2017 Sendir Ingin punya


anak

10) Riwayat Perkawinan


Ibu mengatakan status perkawinan sah tercatat di KUA,
menikah 1 kali saat umur 14 tahun dengan suami umur 17
tahun, lama pernikahan 23 tahun.
11) Riwayat Psikososial
a) Kekhawatiran khusus dalam kehamilan ini :
Ibu mengatakan khawatir dengan kehamilan ini karena sering
merasakan keluhan pusing dan tekanan darah tinggi.
b) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan keluarga senang dengan kehamilannya.
c) Dukungan keluarga :
Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung dengan
kehamilannya.
d) Pengambil keputusan dalam keluarga :
e) Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga adalah
suaminya.
12) Riwayat Sosial Ekonomi
a)Penghasilan Keluarga : Ibu mengatakan penghasilan
keluarga cukup.
b)Tabungan Ibu Bersalin : Ibu mengatakan sudah mempunyai
tabungan ibu bersalin.
c)Keyakinan terhadap mitos : Ibu mengatakan tidak
mempercayai mitos
85

13) Pola Kebiasaan Sehari- Hari :


Sebelum Hamil Selama Hamil
Gizi yang di a. Makan : a. Makan :
konsumsi Frekuensi : 3x/hari Frekuensi : 3x/hari
Porsi : 1 piring/hari Porsi : 1 piring/hari
Komposisi : nasi, sayur, lauk Komposisi : nasi, sayur, lauk
Cara mengolah makanan : Cara mengolah makanan :
Dimasak Dimasak
b. Minum : b. Minum :
Frekuensi : 8x/hari Frekuensi : ±8x/hari
Porsi : 1 gelas/hari Porsi : 1 gelas/hari
Jenis : air putih,teh Jenis : air putih, susu
Aktivitas Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
sehari-hari
Kebiasaan a. Mandi : 2x/hari a. Mandi : 2x/hari
Hidup Sehat b. Keramas : 3x/minggu b. Keramas : 3x/minggu
c. Gosok gigi : 2x/hari c. Gosok gigi : 2x/hari
d. Ganti pakaian dalam : 2x/hari d. Ganti pakaian dalam :
e. Tidur siang : 1 jam/hari 2x/hari
f. Tidur malam : 8 jam/hari e.Tidur siang : 1 jam/hari
h. Merokok : tidak ada f.Tidur malam :7 jam/hari
i. Minum alkohol : tidak ada h. Merokok : tidak ada
j. Lain-lain : tidak ada i. Minum alkohol : tidak ada
j. Lain-lain : tidak ada
Pola a. Frekuensi : 2 kali/minggu a. Frekuensi : 1 kali/minggu
Seksualitas b. Keluhan : tidak ada b. Keluhan : tidak ada
Eliminasi a. BAK a. BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari Frekuensi : 6 x/hari
Warna : kekuningan Warna : kuning jernih
Konsistensi : cair Konsistensi : cair
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
b. BAB b. BAB
86

Frekuensi : 1x/hari Frekuensi : 1x/hari


Warna : kecoklatan Warna : kecoklatan
Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

b. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


1. PEMERIKSAAN UMUM
b.Keadaan Umum : Lemah
c.Keadaaan Emosional : Stabil
d.Kesadaran : Composmentis
e.Tanda – Tanda Vital :
1) Tekanan darah : 200/160 mmHg
2) Denyut nadi : 84 X /mnt
3) Pernafasan : 22 X /mnt
4) Suhu tubuh : 36,6 0C
f.LILA : 27 cm
g.Tinggi badan : 156 cm
h.Berat badan sebelum hamil : 64 Kg
i.Berat badan sekarang : 75 Kg
2. PEMERIKSAAN KHUSUS (HEAD TO TOE)
a.Kepala
1) Rambut : Bersih
2) Muka/wajah : Tidak Pucat
3) Lain-lain : Tidak ada
4) Mata
a) Kelopak mata : Tidak oedema
b) Konjungtiva : Merah muda
c) Seklera : Putih
d) Lain-lain : Tidak ada
5) Hidung
a) Secret : Tidak ada secret
87

b) Polip : Tidak ada polip


c) Lain-lain : Tidak ada
6) Mulut
a) Warna bibir : Merah muda
b) Gigi : Tidak ada caries
c) Lidah : Tidak stomatitis
d) Tenggorokan : Tidak ada pembesaran
e) Lain-lain : Tidak ada
7) Telinga
a) Serumen : Tidak ada serumen
b) Infeksi : Tidak ada infeksi
c) Lain-lain : Tidak ada
b. Leher
1) Vena Jagularis : Tidak ada pembesaran vena jagularis
2) Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
3)Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
4) Lain-lain : Tidak ada
c. Payudara
1) Bentuk : Simetris
2) Pembesaran : Normal
3) Ukuran : Normal
4) Simetris : Iya
5) Puting susu : Menonjol
6) Benjolan : Tidak ada
7) Pembuluh darah membesar : Tidak ada
8) Pengeluaran : Tidak ada
9) Areola : Kehitaman
10) Rasa nyeri : Tidak ada
11) Lain-lain : Tidak ada
d. Abdomen
88

1) Pembesaran : Normal, sesuai usia kehamilan


2) Benjolan abnormal : Tidak ada benjolan abnormal
3) Bekas luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi
4) Kandung kemih : Teraba Kosong
5) Striae gravidarum : Tidak ada
6) Linea nigra : Ada
7) Gerakan janin : Ada
8) Mc. Donald
TFU : 38 cm
Taksiran berat janin: (38-12) x 155 = 4030 Kg
9) Palpasi Uterus
a)Leopold I : Pertengahan Px – pusat, Teraba 3 bagian
yang lunak, tidak melenting dan kurang
bundar yang berarti bokong.
b)Leopold II : Pada perut bagian kiri dan kanan teraba
keras memanjang seperti papan yang
berarti punggung.
c)Leopold III : Bagian terendah janin teraba 3
balotemen, bulat dan keras yang berarti
kepala.
d)Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk
panggul.
10) Penurunan bagian terendah (perlimaan) : 5/5
11) Auskultasi denyut jantung janin :
Terdengar 3 denyut jantung janin pada 3 tempat, punctum
maximum dibawah pusat sebelah kiri pada janin pertama
terdengar 136x/menit, punctum maksimum setinggi pusat pada
janin kedua terdengar 140x/menit, punctum maksimum
dibawah pusat sebelah kanan pada janin ketiga terdengar
138x/menit.
e. Anno-Genital (Inspeksi)
89

1) Vulva vagina : Tidak ada infeksi


2) Tukak atau luka : Tidak ada tukak atau luka
3) Varises : Tidak ada
4) Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran
5) Kelenjar skene : Tidak ada pembesaran
6) Tanda chadwick : Ada
7) Pengeluaran : Tidak ada
a)Warna : Tidak ada
b)Konsistensi : Tidak ada
c)Jumlah : Tidak ada
d)Bau : Tidak ada
e)Tanda-tanda penyakit menular seksual : Tidak ada
8) Anus : Tidak hemoroid
9) Lain-lain : Tidak ada
f. Posisi tulang belakang :
1) Estremitas atas
a)Oedema : Tidak odema
b)Kebersihan : Bersih
c)Warna jari dan kuku : Tidak pucat
d)Turgor : Agak lambat
e)Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada
2) Ektremitas bawah
a)Oedema : Odema
b)Kebersihan : Bersih
c)Warna jari dan kuku : Tidak pucat
d)Turgor : Agak lambat
e)Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada
f)Varises : Tidak ada
g)Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)
h)Lain-lain : Tidak ada
90

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : 24-12-2019 Pukul : 15.20
a. Darah
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
1. DARAH LENGKAP
Hemoglobin 13.1 g/dL 11.7-15.5
Leukosit 9.0 10 ^3/uh 3.6-11
Hematokrit 38 θ 35-47
Eritrosit 4.5 10^6/ pul 3.8-5.2
Trombosit 300 10^3/uh 150-440
MCH 29 pg 26-34
MCHC 35 g/dL 32-36
MCV 83 Cl 80-100
DIFF COUNT
Eosinofil 1 θ 1-3
Basofil 0 θ 0-1
Netrofil segmen H 73 θ 50-70
Limfosit L 19 θ 25-40
Monosit 7 θ 2-8
Golongan darah O
Masa pembekuan 4’.30’’ Menit 3-5

KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu L 54.3 mg/dL 100-150
Ureum 13.3 mg/dL 10-50
Creatinine 0.62 mg/dL 0.4-0.8
SGOT 21.4 U/L <= 31
SGPT 12.1 U/L <= 32
SERO Imunologi -/
HbsaAg Negatif

b. Urine
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
1. Urine
Protein Urine (-) Mg% Negatif

c.USG : Janin Triplet hidup intra uteri presentasi kepala, mono


plasenta monoamnion - monokarion, cairan amnion
cukup, TBJ Janin 4500 gram sesuai UK 31 Minggu.
d.Rotgen : Tidak dilakukan
91

e. Terapi yang sudah diberikan : Tidak ada


f. Lain-lain : Tidak ada

2. INTERPRETASI DATA
i.Diagnosa Kebidanan :
Ny. U umur 36 Tahun G3 P1 A1 Ah1 hamil 31 minggu 4 hari Janin
Triplet Hidup Intrauterin presentasi kepala dengan preeklampsia berat.

Data dasar :
Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. U
2. Ibu mengatakan umur 36 tahun
3. Ibu mengatatakan hamil ke 3, pernah bersalin 1 kali, keguguran 1
kali, anak hidup 1.
4. Ibu mengatakan hamil usia 7 bulan dan merasakan gerakan janin
lebih dari 10x/hari.
5. Ibu mengatakan sering cepat lelah, nyeri ulu hati dan sering
merasakan pusing.
Data Objektif :
1.KU, Kesadaran,Tanda – Tanda Vital : Cukup, Composmentis, TD
200/160, N 87x/menit, R 22 x/menit, S 36,6 0C.
2.Leoopld I-IV
a)Leopold I : Pertengahan Px – pusat, Teraba 3 bagian
yang lunak, tidak melenting dan kurang
bundar yang berarti bokong.
b)Leopold II : Pada perut bagian kiri dan kanan teraba
keras memanjang seperti papan yang
berarti punggung.
c)Leopold III : Bagian terendah janin teraba 3
balotemen, bulat dan keras yang berarti
kepala.
92

d)Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk


panggul
3. DJJ : 136x/mnt, 140x/mnt, 138x/mnt
4. TBJ : 4030 kg
5.HPHT, UK, HPL
HPHT : 19 Mei 2019
UK : 31 Minggu 4 hari
HPL : 23 Februari 2019
6.Pemeriksaan laboratorium hasil dan nilai normal :
a)Darah : Hemoglobin 13.1 gr/dl, normalnya 11.7-
15.5 gr/dl
b)Urine : Protein Urine (-), normalnya Negatif
c)USG : Janin triplet hidup intra uteri presentasi
kepala, monoplasenta, monoamnion-
monokarion, cairan amnion cukup, TBJ
janin 4500 gram, sesuai UK 31 minggu.
ii. Masalah
Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
iii. Kebutuhan
Memberikan suport kepada ibu dan terapi murottal

3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL


Eklampsia

4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA


(MANDIRI, KOLABORASI, RUJUKAN)
Kolaborasi dengan dokter Spog untuk pemberian terapi Mgso4

5. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Berikan KIE kepada ibu tentang preeklampsia berat
93

3. Berikan KIE Gizi ibu hamil trimester III


4. Anjurkan ibu untuk tirah baring
5. Berikan terapi murotal surat ar-rahman
6. Kolaborasi dengan dokter Spog untuk pemberian terapi :
a. Pasang infus RL
b. Pasang kateter
c. Pemberian MgSO4
d. Obat oral nifedipine

6. PELAKSANAAN
Tanggal : 24-12-2019 Pukul : 15.30
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini
bahwa hasil pemeriksaan tekanan darah mengalami kenaikan hingga
200/160 mmHg, pemeriksaan laboratorium protein urine negatif, ibu
mengalami keluhan nyeri ulu hati dan ibu mengalami bengkak pada
bagian kaki yang artinya ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya
kehamilan yaitu preeklampsia berat. Ibu tidak perlu khawatir dengan
keadaan saat ini janin dalam keadaan baik, ibu dianjurkan senantiasa
berdoa memohon perlindungan agar ibu dan janin selalu diberikan
kesehatan.
2. Memberikan KIE tentang Preeklampsia :
a. Preeklampsia merupakan hipertensi yang terjadi pada usia kehamilan
lebih dari 20 minggu dan disertai adanya gangguan organ.
b. Klasifikasi preeklampsia yaitu preeklampsia dan preeklampsia berat.
Preeklampsia dapat ditegakkan apabila tekanan darah ≥140/90
mmHg disertai gangguan organ seperti protein urin ≥ +1, sakit
kepala hebat, nyeri ulu hati, dan gangguan penglihatan. Preeklampsia
berat ditegakkan apabila tekanan darah ≥160/110 mmHg dan adanya
gangguan organ.
c. Komplikasi preeklampsia pada ibu dan janin dapat menimbulkan
dampak yang bervariasi mulai dari ringan hingga berat, seperti
94

gangguan ginjal, berat badan lahir rendah, dan pelahiran preterm.


Dampak buruk preeklampsia dalam kehamilan adalah lepasnya
plasenta secara tiba-tiba dari rahim sebelum waktunya yang
menyebabkan bayi lahir mati atau preterm dan dapat menyebabkan
ibu mengalami koma.
d. Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk
rawat inap. Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat mencakup
pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan,
pelayanan suportif terhadap organ yan terlibat, dan saat yang tepat
untuk persalinan.
3. Berikan KIE Gizi ibu hamil trimester III
Gizi merupakan hal yang sangat penting guna pemenuhan

kebutuhan ibu dan janin, sumber-sumber gizi yang dibutuhkan

diantaranya karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, zat besi,

kalsium, dan air. Gizi yang dibutuhkan ibu hamil diantaranya :

Makanan yang mengandung karbohidrat yang fungsinya sebagai tenaga

seperti nasi, singkong, jagung dan lain-lain, makanan yang mengandung

lemak fungsinya untuk cadangan energi contohnya lemak nabati dan

hewani (margarine, keju, minyak kelapa dan lain-lain), Makanan yang

mengandung protein fungsinya sebagai zat pembangun, contohnya

protein hewani dan nabati (Telur, daging, ayam, kacang-kacangan,

kedelai dan lain-lain), makanan yang mengandung mineral fungsinya

untuk pengatur keseimbangan contoh seperti sayuran dan buah-buahan,

Makanan yang mengandung vitamin yang fungsinya sebagai zat

pembangun dan memperbaiki sel-sel yang rusak contoh dari makanan

dapat diperoleh dari buah dan sayur, makanan yang mengandung zat
95

besi fungsinya untuk mencegah terjadinya anemia selama kehamilan

dapat diperoleh dari hati dan sayuran. Anemia adalah kondisi dimana

berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau masa

hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai

pembawa oksigen keseluruh jaringan. Zat besi dibutuhkan lebih tinggi

pada kehamilan trimester III, apabila kekurangan dapat menyebabkan

meningkatnya kematian ibu hamil, bayi lahir premature, bayi lahir

dengan berat badan rendah, dan gangguan proses persalinan dan nifas,

makanan yang mengandung kalsium yang berfungsi untuk menjaga

tulang contohnya susu, Ibu hamil harus minum pil zat besi/fe selama

masa kehamilan minimal 90 tablet selama hamil, kebutuhan cairan

selama hamil minimal 3 liter/hari setara dengan 8 gelas/hari.

Manfaat makanan bergizi pada ibu hamil sangat penitng untuk

menjaga kesehatan ibu hamil, menjaga kesehatan janin yang ada dalam

kandungan, persiapan untuk menghadapi persalinan.

4. Menganjurkan ibu tirah baring untuk banyak istirahat karena aktivitas

yang terlalu berat dapat membantu ibu cepat lelah sehingga dapat

meningkatkan tekanan darah.

5. Memberikkan terapi murottal surat ar-rahman selama 15 menit untuk

menurunkan kecemasan, kesedihan, dan dapat memperoleh ketenangan

jiwa. Rangsangan auditori murottal dapat meningkatkan hormon

kebahagiaan yang akan berdampak pada tubuh yaitu kenyamaan yang

diperoleh dan memberikan efek relaksasi.


96

6. Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG untuk pemberian terapi :

a) Pasang infus RL 20 tpm

b) Pasang kateter

c) Pemberian MgSO4 dosis awal 4 gram MgSO4 diencerkan dalam 10

cc larutan cairan IV (RL/aquades) selama 10 menit dan untuk dosis

pemeliharaan 1 gr MgSO4/jam (6 gr MgSO4 40%) dalam larutan

RL 500 cc dengan kecepatan terkesan 28 tetes permenit (6 Jam)

dimulai segera dosis awal.

7. Obat oral nifedipin 3x1 10 mg

7. EVALUASI
Tanggal : 24-12-2019 Pukul : 16.00 WIB
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya yaitu ibu mengalami
preeklampsia berat (PEB) dan janin dalam keadaan baik.
2. Ibu sudah tahu dan paham tentang preeklampsia.
3. Ibu sudah tahu dan paham tentang gizi ibu hamil trimester III dan
bersedia memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisinya.
4. Ibu bersedia untuk tirah baring
5. Ibu sudah mendengarkan terapi surat ar-rahman dan perasaannya
sekarang lebih tenang.
6. Terapi sudah diberikan.

B. PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. U Umur 36 tahun
dengan preeklampsia berat dan kehamilan triplet. Penulis akan menyajikan
pembahasan kasus yang berisi perbandingan antara lahan dengan teori sesuai
dengan langkah-langkah managemen kebidanan yang meliputi pengkajian,
97

interpretasi data, diagnosa potensial, identifikasi, kebutuhan akan tindakan


segera, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
1. Pengkajian
a. Lahan
1) Data Subyektif
a) Lahan
Pada data subyektif diperoleh dari pasien. Data subyektif
yang di dapat yaitu ibu mengatakan bernama Ny. U berumur 36
tahun, ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan
satu anak yang berumur 13 tahun, ibu mengatakan rujukan dari
puskesmas atas indikasi preeklampsia berat dan didapatkan
oedema pada kaki dan ibu ada keluhan seperti nyeri pada ulu hati
sering pusing dan lemas, dalam riwayat kesehatan ibu ditemukan
mempunyai riwayat penyakit hipertensi dari keturunan yaitu dari
bapaknya.
b) Teori
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian
dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi klien secara lengkap (Walyani, 2015).
Data subjektif yang dikumpulkan bertujuan untuk mendeteksi
masalah pada masa kehamilan, yang dilakukan dengan anamnesa
seperti menanyakan keluhan yang dialami selama kehamilan.
Data yang didapatkan dari hasil anamnesa meliputi biodata untuk
mengetahui identitas pasien, riwayat menstruasi, riwayat
kehamilan persalinan dan nifas yang lalu, riwayat kehamilan
sekarang, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, riwayat
kesehatan ibu dan keluarga, riwayat perkawinan, riwayat Kb dan
data psikososial (Trianawati, 2016).
Dalam teori usia ibu <20 tahun dan >35 tahun merupakan
faktor predisposisi dari preeklampsia, karena itu pada ibu umur
<20 tahun organ-organ sistem reproduksi belum matang dan
98

adanya faktor imunologi dan genetik yang mempengaruhi pada


kehamilan pertama. Pada usia ibu >35 tahun dalam tubuh terjadi
perubahan-perubahan akibat penuaan organ-organ. Selain itu
faktor presdiposisi yang lainnya seperti primigravida, grand
multipara, kehamilan kembar, janin besar, riwayat hipertensi
kronik, riwayat penyakit ginjal. Dengan begitu, kemungkinan
untuk mendapat penyakit-penyakit dalam masa kehamilan yang
berhubungan dengan faktor presdiposisi preeklampsia akan
meningkat seperti penyakit hipertensi, keracunan kehamilan
(preeklampsia/eklampsia), diabetes, penyakit jantung dan
pembuluh darah (Lusiana, 2014).
Data subjektif yang ditemukan pada preeklampsia berat menurut

(Martaadisoebrata, dkk, 2017) adalah :

1) Sakit kepala hebat akibat vasospasme atau edema otak

2) Sakit ulu hati akibat regangan selaput hati oleh perdarahan

atau edema, atau sakit karena perubahan dilambung.

3) Gangguan penglihatan.

c) Kesimpulan

Pada data subyektif tidak terdapat kesenjangan antara teori


dengan kasus dilahan Ny. U umur 36 Tahun, ibu mengeluh sering
merasakan nyeri ulu hati, pusing dan lemas serta mempunyai
riwayat hipertensi dari keturunan yaitu bapaknnya dan diteori
juga terdapat gejala yang sama pada ibu hamil trimester III
dengan preeklampsia berat.
2) Data Obyektif
a) Lahan
Data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yaitu hasil
pemeriksaan keadaan umum ibu lemah dan kesadaran masih dalam
batas normal yaitu composmentis, TD : 200/160 mmHg, suhu :
99

36,6ᴼC, nadi : 84x/menit, respirasi : 22x/menit. Indeks masa tubuh


pada ibu selama kehamilan dalam batas normal. Pada bagian
ektremitas bawah terdapat oedema. Pada hasil refleks patella pada
ibu positif, dan hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
protein urine (-) Negatif.
b) Teori
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk
mengevaluasi keadaan pasien. Data yang dikumpulkan meliputi
data subyektif dan data obyektif serta data penunjang (Varney,
2007).
Keadaan umum untuk mengetahui dan mengamati keadaan
pasien, kesadaran merupakan ukuran dari kesadaran dan respon
seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran
dibagi pada composmentis yaitu kesadaran penuh terhadap diri dan
lingkungannya, apatis adalah tingkat kesadaran acuh tak acuh dan
lama untuk menjawab terhadap rangsangan yang diberikkan,
samnolent adalah keadaan mengantuk atau disebut juga dengan
letargi, delirium yaitu penurunan kesadaran disertai peningkatan
yang abnormal dari aktivitas psikomotor dan siklus tidur bangun
yang terganggu, koma yaitu keadaan tidak sadarkan diri yang
penderitanya tidak dapat dibangunkan bahkan dengan rangsangan
yang kuat [ CITATION Dar19 \l 1057 ].
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan untuk mengetahui
hipertensi, tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140
mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90 mmHg. Pada
preeklampsia berat tekanan darah ≥160/110 mmHg. Nadi pasien
yang dihitung dalam hitungan menit, frekuensi nadi normal 60-
100x/menit. Frekuensi pernafasan normal pada ibu hamil yaitu 16-
24 x/menit. Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5ᴼC
sampai 37,5ᴼC (Kuswanti, 2014).
100

Kenaikan berat badan 0,5 Kg dalam waktu seminggu pada ibu


hamil merupakan hal yang normal. Akan tetapi, kenaikan berat
badan 1 Kg dalam waktu satu minggu dan 3 kg dalam waktu satu
bulan harus menimbulkan kecurigaan adanya preeklampsia. Indeks
masa tubuh pada ibu hamil normalnya 19,8-26,0, dengan kenaikan
berat badan yang dianjurkan 11,5-16 kg (Pratami, 2018).
Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat menurut
(Depkes RI, 2019) jika ada salah satu dari :
1) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥ 110 mmHg.
2) Proteinuria > + 1
3) Serum kreatinin > 1,1 mg/dl
4) Edema paru
5) Peningkatan fungsi hati > 2 kali
6) Trombosit > 100.000
7) Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan
Gejala yang di alami ibu menurut Nugroho (2012), antara lain :
1)Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan tetapi akan sering terjadi
pada kasus-kasus yang berat. Nyeri kepala sering terjadi pada
daerah frontal dan oksipital serta tidak sembuh dengan
pemberian analgetik biasa.

2)Nyeri epigastrum
Merupakan keluhan yang sering ditemukan pada preeklampsia
berat. Keluhan ini disebabkan karena tekanan pada kapsula
hepar akibat edema atau perdarahan.
3)Gangguan penglihatan
Keluhan penglihatan tertentu dapat disebabkan oleh spasme
arterial, iskemia, dan edema pada retina dan pada kasus-kasus
yang langka disebabkan oleh ablasio retina.
101

4)Mual muntah
Keluhan mual muntah tertentu dapat disebabkan oleh akumulasi
gas yang meningkat, sehingga merangsang mula dan timbulnya
muntah.
5)Riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya, seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit ginjal, system lupus erytematosus
(SLE), sindrom antifosfolipid antibody (Anonim, 2010).

Pemeriksaan penunjang preeklampsia berat menurut [CITATION


Prw16 \l 1057 ] dengan cara :

1) Pengukuran proteinuria
Pada ibu hamil dengan preeklampsia proteinuria ≥ 300 mg/24
jam atau ≥ 1 + dipstik, akan tetapi diagnosis preeklampsi tidak
tergantung pada proteinuria (Depkes RI, 2019).
Pemeriksaan urin dipstik bukan merupakan pemeriksaan yang
akurat dalam memperkirakan kadar proteinuria. Konsentrasi
protein pada sampel urin sewaktu bergantung pada beberapa
faktor, termasuk jumlah urin. (Departemen Obstetri dan
Ginekologi FKKMK UGM, 2018).
2) Pengukuran tekanan darah
Pada ibu hamil dengan preeklamsia berat tekanan darah sistolik
≥160 mmHg dan tekanan darah distolik ≥110 mmHg.
3) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan janin menggunakan
frekuensi gelombang suara tinggi yang di pantulkan ketubuh
untuk mengetahui gambaran rahim, fungsinya untuk mengetahui
perkembangan kehamilan. Perlu dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi janin bila dicurigai Intra Uterin Growh Retraction
(IUGR) dilakukan NST dan profil biofisik.
c) Kesimpulan
Dalam pengkajian data obyektif penulis melakukan pengkajian
102

dengan cara melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan teori


yang ada, pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara lahan dan teori.
2. Interpretasi data
a. Lahan
1) Diagnosa Kebidanan
Ny. U umur 36 Tahun G3P1A1Ah1 hamil 31 minggu 4 hari Janin
Triplet Hidup Intrauteirn presentasi kepala dengan preeklampsia
berat.
Masalah : Ibu merasa cemas dengan keadaaanya
Kebutuhan : Berikan suport dan terapi murottal
b. Teori
Data dasar yang sudah dikumpulkan diniterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang
spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa, tetapi membutuhkan
penanganan (Varney, 2007).
Data subjektif yang ditemukan pada preeklampsia berat menurut
(Martaadisoebrata, dkk, 2017) adalah :
1) Sakit kepala hebat akibat vasospasme atau edema otak
2) Sakit ulu hati akibat regangan selaput hati oleh perdarahan atau
edema, atau sakit karena perubahan dilambung.
3) Gangguan penglihatan.
Data Obyektif preeklampsia berat menurut (Depkes RI, 2019) jika
ada salah satu dari :
1) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥
110 mmHg.
2) Proteinuria > + 1
3) Serum kreatinin > 1,1 mg/dl
4) Edema paru
5) Peningkatan fungsi hati > 2 kali
103

6) Trombosit > 100.000


c. Kesimpulan
Pada langkah interpretasi data penulis tidak menemukan
kesenjangan antara lahan dan teori, hal ini sesuai dengan teori karena
pada kasus Ny.U ditemukan tekanan darah ibu 200/160 mmHg, kaki
ibu oedema, hasil pemeriksaan protein urine (-), dan ibu mengatakan
pusing dan nyeri ulu hati.
3. Diagnosa Potensial
a. Lahan
Pada kasus Ny.U muncul diagnosa potensial eklampsia
dikarenakan tekanan darah ibu yang naik, oedema pada kaki, dan ibu
merasakan pusing kepala serta nyeri ulu hati.
b. Teori
Diagnosa yang muncul pada ibu dengan preeklampsia berat
adalah eklampsia. Hal ini dapat terjadi jika ibu mengalami
preeklampsia berat tetapi tidak mendapatkan terapi atau tindakan
secara dini sehingga mempurburuk kondisi ibu (Depkes RI, 2019).
Wibowo, dkk, (2016) mengemukakan perjalanan penyakit
preeklampsia pada awalnya tidak memberi gejala dan tanda, namun
pada suatu ketika dapat memburuk dengan cepat. Diagnosa potensial
dapat diidentifikasikan sebelumnya sehingga dapat dilakukan
antisipasi bila terjadi hal-hal seperti pada diagnosa yang telah
ditegggakan tersebut (Puskdiknes,2019). Diagnosa potensial yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dengan preeklamspia berat adalah
eklampsia dikarenakan meningkatnya volume darah, curah jantung,
tekanan darah dan menimbulkan kejang sehingga terjadi eklampsia.
Dan pada janin terjadi diantaranya IUGR (Intra Urine Growth
Restriction), (Asfiksia Neonatorum,IUFD (Intra Uterine Fetal Death).
(Purworahardjo, 2012).
c. Kesimpulan
104

Tidak ada kesenjangan antara lahan dan teori, dikarenakan


tekanan darah ibu yang naik, kaki oedema berkurang dan protein urine
tidak bertambah maka tidak akan terjadi eklampsia.

4. Antisipasi tindakan segera

a. Lahan
Pada kasus Ny. U dalam tindakan antisipasi lahan melakukan
antisipasi tindakan segera dengan pemberian obat penurun hipertensi
yaitu nifedipine 3x10 mg per oral, intruksi dr.SpOG untuk
penanganan kejang yaitu, dengan pemberian MgSO4 dosis awal 4 gr
MgSO4 (10 cc + 10 cc aquades dalam 10 menit perbolus), MgSO4
dalam sirimpam (15 cc+15 cc aquades) dalam 5 tetes permenit dan
dosis pemeliharaan 1 gr MgSO4/jam (6 gr MgSO4 40%) dalam
larutan RL 500 cc dengan kecepatan 28 tetes permenit (6 jam) dimulai
segera setelah dosis awal.
b. Teori
Pratami (2018) menyatakan, antisipasi pertama yang dilakukan
bidan pada ibu hamil dengan preeklampsia berat yaitu :
1) melakukan kolaborasi dengan dokter SpOg untuk pemberian
Magnesium sulfat 40%
2) Sedativa : Phenobarbital 3x100 mg
3) Untuk menghindari kejang, berikan MgSO4 40% 5 gr IV pelan dan
dianjurkan 5 gr dalam RL 500 cc untuk jam.
4) Melakukan stabilisasi pada ibu dengan preeklampsia.
Penanganan preeklampsia berat menurut Prawirahardjo (2016),
meliputi :
1) Perawatan dan pengobatan preeklampsia mencakup pencegahan
kejang, pengobatan hipertensi, pengolahan cairan,pelayanan sportif
terhadap penyulit organ yang terlihat dan saat yang tepat untuk
persalinan.
2) Observasi tentang tanda-tanda klinik seperti nyeri kepala, nyeri
105

epigastrum, kenaikan cepat berat badan dan pemeriksaan


ultrasonografi (USG) dan Non stress test (NST).
3) Pemberian obat anti kejang MgSO4 (Depkes RI, 2019)
Syarat pemberian MgSO4 adalah :
a) Frekuensi pernafasan >16 kali/menit
b) Tidak ada tanda-tanda distress napas
c) Refleks patella (+)
d) Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir atau 0,5
ml/kgBB/jam.
Diberikan pada dosis awal 4 gram MgSO4 secara intravena
(40% dalam 10 cc) selama 15-20 menit per 6 jam. Jika kejang
berukang setelah 15 menit, beri 2 gr (larutan 40%) secara intravena
selama 5-10 menit. Pada dosis pemeliharaan 1-2 gr/jam/infus 15
tpm, MgSO4 dihentikan jika ada tanda-tanda intoksikasi dan 24
jam setelah kejang pertama.
4) pemberian antihipertensi
Nifedin dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit,
maksimal 120 mg dalam 24 jam.
c. Kesimpulan
Tidak ada kesenjangan antara lahan dan teori pada pemberian terapi
obat MgSO4, pemberian antihipertensi nifedipine peroral.

5. Perencanaan
a. Lahan
1) Hari ke 1
a) Beritahu hasil pemeriksaan
b) Berikan KIE kepada ibu tentang Preeklampsia berat.
c) Berikan KIE Gizi ibu hamil trimester III
d) Anjurkan Ibu untuk tirah baring
e) Anjurkan ibu untuk mendengarkan murottal surat ar-rahman.
106

f) Pantau tekanan darah 4 jam sekali dan protein urine 24 jam


sekali, dan beri terapi sesuai dengan kolaborasi yang telah
dilakukan dengan dokter yaitu pemberian MgSO4.
b. Teori
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang
telah diidentifikasikan dan juga merupakan pengembangan
perencanaan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya setiap rencana haruslah mencerminkan rasional
yang valid berdasarkan pengetahuan. (Varney, 2007).
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik yang ditandai dengan
adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis
preeklampsia ditegakkan dengan adanya hipertensi spesifik yang
disebabkan kehamilan, disertai dengan gangguan sistem organ
lainnnya diatas usia kehamilan 20 minggu (Wibowo, dkk, 2016).
1) Penatalaksanaan preeklampsia berat menurut [CITATION Prw16 \l

1057 ], meliputi :

a) Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat mencakup

pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan

cairan, pelayanan suportif terhadap organ yang terlibat, dan

saat yang tepat untuk persalinan.

b) Monitoring selama di rumah sakit dengan observasi harian

tentang tanda – tanda klinik seperti nyeri kepala, gangguan

visus, nyeri epigastrium, dan kenaikan cepat berat badan.

Pengukuran proteinuria, pengukuran tekanan darah,

pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan USG dan NST.

2) Manajemen perawatan preeklampsia berat.


107

a) Sikap terhadap penyakit

(1) penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah

sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke

satu sisi (kiri).

(2) Pemberian obat anti kejang MgSO4 [ CITATION Pra18 \l

1057 ].

Syarat pemberian MgsO4 adalah :

a) Frekuensi napas lebih dari 16 kali/menit.

b) Tidak terdapat tanda gawat napas.

c) Diuresis lebih dari 100 ml dalam waktu 4 jam

sebelumnya

d) Refleks patella positif

Diberikan pada dosis awal 4 gram MgSO4 secara

intravena (40% dalam 100 cc NaCL) selama 15 menit.

Jika kejang berulang setelah 15 menit, beri 2 gr (larutan

40%) secara intravena selama 5-10 menit (Depkes RI,

2019). MgSO4 di hentikan jika ada tanda-tanda intoksikasi

dan 24 jam pasca persalinan [CITATION Prw16 \l 1057 ].

(d) Pemberian antihistamin

Nifedin dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30

menit, maksimal 120 mg dalam 24 jam

b) Perawatan Aktif (agresif)

Indikasi perawatan aktif menurut (Prwirohardjo,2016)


108

adalah bila didapatkan satu atau lebih keadaan dibawah ini:

Umur kehamilan <34 minggu (Depkes RI,2019)

(1) Adanya tanda-tanda Impending Eclampsia.

(2) Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu

keadaan klinik dan laboratik memburuk.

(3) terjadi solusi plasenta.

(4) adanya tanda-tanda fetal distress

(5) adanya tanda-tanda Intra uterine growth restriction (IUGR).

(6) Terjadi oligohidramnion.

(7) Adanya tanda-tanda “sindrom (HELP)” khusunya

menurunnya trombosit dengan cepat.

Cara mengakhiri kehamilan (terminal kehamilan) dilakukan

berdasar keadaaan obstetrik pada waktu itu, apakah sudah

inpartu atau belum.

c) Perawatan Konservatif

Perawatan konservatif menurut Depkes RI 2019 meliputi :

(1) Indikasi bila kehamilan kurang dari 34 minggu tanpa

disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan

janin baik.

(2) Evaluasi dikamar bersalin selama 24-48 jam

(3) Rawat inap hingga terminasi

(4) Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)

(5) Pemberian anti HT jika TD > 160/110


109

(6) Pemberian pematangan paru 2 x 24 jam

(7) Evaluasi maternal fetal secara berkala

c. Kesimpulan
Tidak ada kesenjangan antara lahan dan teori, karena perencanaan
pada lahan sesuai dengan perencaan pada teori.
6. Pelaksanaan
a. Lahan
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini
bahwa hasil pemeriksaan tekanan darah mengalami kenaikan
hingga 200/160 mmHg, pemeriksaan laboratorium protein urine
negatif, ibu mengalami keluhan nyeri ulu hati dan ibu mengalami
bengkak pada bagian kaki yang artinya ibu mengalami salah satu
dari tanda bahaya kehamilan yaitu preeklampsia berat. Ibu tidak
perlu khawatir dengan keadaan saat ini janin dalam keadaan baik,
ibu dianjurkan senantiasa berdoa memohon perlindungan agar ibu
dan janin selalu diberikan kesehatan.
2) Memberikan KIE tentang Preeklampsia :
Preeklampsia merupakan hipertensi yang terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu dan disertai adanya gangguan
organ. Klasifikasi preeklampsia yaitu preeklampsia dan
preeklampsia berat. Preeklampsia dapat ditegakkan apabila tekanan
darah ≥140/90 mmHg disertai gangguan organ seperti protein urin
≥ +1, sakit kepala hebat, nyeri ulu hati, dan gangguan penglihatan.
Preeklampsia berat ditegakkan apabila tekanan darah ≥160/110
mmHg dan adanya gangguan organ. Komplikasi preeklampsia pada
ibu dan janin dapat menimbulkan dampak yang bervariasi mulai
dari ringan hingga berat, seperti gangguan ginjal, berat badan lahir
rendah, dan pelahiran preterm. Dampak buruk preeklampsia dalam
kehamilan adalah lepasnya plasenta secara tiba-tiba dari rahim
sebelum waktunya yang menyebabkan bayi lahir mati atau preterm
110

dan dapat menyebabkan ibu mengalami koma. Penderita


preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat
inap. Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat mencakup
pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan,
pelayanan suportif terhadap organ yan terlibat, dan saat yang tepat
untuk persalinan.
3) Berikan KIE Gizi ibu hamil trimester III
Gizi merupakan hal yang sangat penting guna pemenuhan
kebutuhan ibu dan janin, sumber-sumber gizi yang dibutuhkan
diantaranya karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, zat besi,
kalsium, dan air. Gizi yang dibutuhkan ibu hamil diantaranya :
Makanan yang mengandung karbohidrat yang fungsinya sebagai
tenaga seperti nasi, singkong, jagung dan lain-lain, makanan yang
mengandung lemak fungsinya untuk cadangan energi contohnya
lemak nabati dan hewani (margarine, keju, minyak kelapa dan lain-
lain), Makanan yang mengandung protein fungsinya sebagai zat
pembangun, contohnya protein hewani dan nabati (Telur, daging,
ayam, kacang-kacangan, kedelai dan lain-lain), makanan yang
mengandung mineral fungsinya untuk penatur keseimbangan
contoh seperti sayuran dan buah-buahan, Makanan yang
mengandung vitamin yang fungsinya sebagai zat pembangun dan
memperbaiki sel-sel yang rusak contoh dari makanan dapat
diperoleh dari buah dan sayur, makanan yang mengandung zat besi
fungsinya untuk mencegah terjadinya anemia selama kehamilan
dapat diperoleh dari hati dan sayuran. Anemia adalah kondisi
dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau
masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Zat besi dibutuhkan
lebih tinggi pada kehamilan trimester III, apabila kekurangan dapat
menyebabkan meningkatnya kematian ibu hamil, bayi lahir
premature, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan gangguan
111

proses persalinan dan nifas, makanan yang mengandung kalsium


yang berfungsi untuk menjaga tulang contohnya susu, Ibu hamil
harus minum pil zat besi/fe selama masa kehamilan minimal 90
tablet selama hamil, kebutuhan cairan selama hamil minimal 3
liter/hari setara dengan 8 gelas/hari.
Manfaat makanan bergizi pada ibu hamil sangat penitng untuk
menjaga kesehatan ibu hamil, menjaga kesehatan janin yang ada
dalam kandungan, persiapan untuk menghadapi persalinan.
4) Menganjurkan ibu tirah baring untuk banyak istirahat karena

aktivitas yang terlalu berat dapat membantu ibu cepat lelah

sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.

5) Memberikan terapi murottal surat ar-rahman selama 15 menit untuk

menurunkan kecemasan, kesedihan, dan dapat memperoleh

ketenangan jiwa. Rangsangan auditori murottal dapat

meningkatkan hormon kebahagiaan yang akan berdampak pada

tubuh yaitu kenyamaan yang diperoleh dan memberikan efek

relaksasi.

6) Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG untuk pemberian terapi :

a) Pasang infus RL 20 tpm


b) Pasang kateter
c) Pemberian MgSO4 dosis awal 4 gram MgSO4 diencerkan dalam
10 cc larutan cairan IV (RL/aquades) selama 10 menit dan untuk
dosis pemeliharaan 1 gr MgSO4/jam (6 gr MgSO4 40%) dalam
larutan RL 500 cc dengan kecepatan terkesan 28 tetes permenit
(6 Jam) dimulai segera dosis awal
7) Obat oral nifedipin 3x1 10 mg
b. Teori
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan-asuhan
112

menyeluruh. Pelaksanaan ini dilakukan seluruhanya oleh bidan atau


sebagian bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab dalam
pelaksanaannya. Pada manajemen asuhan kebidanan bagi pasien yang
mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap
pelaksanaannya asuhan yang menyeluruh (Varney, 2007).
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik yang ditandai dengan
adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis
preeklampsia ditegakkan dengan adanya hipertensi spesifik yang
disebabkan kehamilan, disertai dengan gangguan sistem organ
lainnnya diatas usia kehamilan 20 minggu (Wibowo, dkk, 2016).
1) Penatalaksanaan preeklampsia berat menurut [CITATION Prw16 \l
1057 ], meliputi :
a) Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat mencakup

pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan,

pelayanan suportif terhadap organ yang terlibat, dan saat yang

tepat untuk persalinan.

b) Monitoring selama di rumah sakit dengan observasi harian

tentang tanda – tanda klinik seperti nyeri kepala, gangguan

visus, nyeri epigastrium, dan kenaikan cepat berat badan.

Pengukuran proteinuria, pengukuran tekanan darah,

pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan USG dan NST.

2) Manajemen perawatan preeklampsia berat.

a) Sikap terhadap penyakit :

1) penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit

untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu


113

sisi (kiri).

2) Pemberian obat anti kejang MgSO4 [ CITATION Pra18 \l 1057 ].

Syarat pemberian MgsO4 adalah :

a) Frekuensi napas lebih dari 16 kali/menit.

b) Tidak terdapat tanda gawat napas.

c) Diuresis lebih dari 100 ml dalam waktu 4 jam

sebelumnya

d) Refleks patella positif

Diberikan pada dosis awal 4 gram MgSO4 secara

intravena (40% dalam 100 cc NaCL) selama 15 menit. Jika

kejang berulang setelah 15 menit, beri 2 gr (larutan 40%)

secara intravena selama 5-10 menit (Depkes RI, 2019).

MgSO4 di hentikan jika ada tanda-tanda intoksikasi dan 24

jam pasca persalinan [CITATION Prw16 \l 1057 ].

3) Pemberian antihistamin

Nifedin dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30

menit, maksimal 120 mg dalam 24 jam

b) Perawatan Aktif (agresif)

Indikasi perawatan aktif menurut (Prwirohardjo,2016)

adalah bila didapatkan satu atau lebih keadaan dibawah ini:

Umur kehamilan <34 minggu (Depkes RI,2019)

(1) Adanya tanda-tanda Impending Eclampsia.

(2) Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu


114

keadaan klinik dan laboratik memburuk.

(3) Terjadi solusi plasenta.

(4) Adanya tanda-tanda fetal distress

(5) Adanya tanda-tanda Intra uterine growth restriction

(IUGR).

(6) Terjadi oligohidramnion.

(7) Adanya tanda-tanda “sindrom (HELP)” khusunya

menurunnya trombosit dengan cepat.

Cara mengakhiri kehamilan (terminal kehamilan) dilakukan

berdasar keadaaan obstetrik pada waktu itu, apakah sudah

inpartu atau belum.

d) Perawatan Konservatif

Perawatan konservatif menurut Depkes RI 2019 meliputi :

(1) Indikasi bila kehamilan kurang dari 34 minggu tanpa

disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan

janin baik.

(2) Evaluasi dikamar bersalin selama 24-48 jam

(3) Rawat inap hingga terminasi

(4) Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)

(5) Pemberian anti HT jika TD > 160/110

(6) Pemberian pematangan paru 2 x 24 jam

(7) Evaluasi maternal fetal secara berkala

c. Kesimpulan
Tidak ada kesenjangan antara lahan dan teori, karena
115

pelaksaanaan pada lahan sesuai dengan teori.


7. Evaluasi
a. Lahan
Pada kasus Ny. U dari asuhan yang telah diberikan sudah sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasikan dalam
diagnosa. Setelah diberikan tindakan didapatkan hasil evaluasi sebagai
berikut :
1) Ibu sudah mengerti tentang kedaannya
2) Ibu bersedia menerapkan KIE yang telah diberikan
3) Ibu bersedia untuk tirah baring
4) Ibu sudah mendengarkan terapi murottal dan sudah sedikit tenang
dengan keadaanya saat ini
5) Terapi sudah diberikan
b. Teori
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut
benar-benar terpenuhi sesuai dengan asuhan kebidanan dalam masalah
dan diagnosa (Varney, 2007).
Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat mencakup
pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan,
pelayanan suportif terhadap organ yang terlibat, dan saat yang tepat
untuk persalinan (Prawirohardjo, 2016).
c. Kesimpulan
Tidak ada kesenjangan antara lahan dan teori, karena evaluassi
yang diharapkan pada lahan sesuai dengan teori.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan yang dialami peneliti adalah peneliti tidak melakukan


informed consent hanya melakukan informed choice, peneliti juga tidak dapat
melakukan asuhan kebidanan secara maksimal seperti pemantauan tekanan
116

darah dan produksi urin setiap 4 jam setelah diberikan terapi MgSo4, tidak
dilakukan pengkajian kuesioner hars untuk mengetahui tingkat kecemasaan
saat pasien datang dan observasi tingkat kecemasan serta tekanan darah setelah
mendengarkan terapi murottal surat ar-rahman, saat memberikan konseling
kepada pasien tidak menggunakan media seperti leaflet serta data
perkembangan tidak bisa diambil karena situasi pandemic Covid-19 sehingga
tidak memungkinkan untuk kontak langsung dengan pasien.
BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.U umur 36
tahun di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tanggal 24
Desember 2019 dan menguraikannya dari bab ke bab serta disesuaikannya
dengan teori medis dan kebidanan serta kondisi pasien, maka penulis dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada langkah pengkajian penulis tidak menemukan kesenjangan antara
lahan dan teori karena data yang didapat dari pengkajian dilakukan secara
lengkap seperti teori yang ada, pengumpulan data tersebut sangat penting
dilakukan untuk menentukan diagnosa selanjuntya. Dari pengkajian
diperoleh data dari pasien yaitu meliputi kelihuan ibu, kebiasaan sehari-
hari yang mencakup pola nutrisi selama hamil.
2. Pada langkah interpretasi data penulis tidak menemukan kesenjangan
antara lahan dan teori karena dalam melakukan identifikasi terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang
benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan dari klien.
3. Pada langkah identifikasi diagnosa dan masalah potensial tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan lahan dikarenakan hasil pengkajian kasus ibu
hamil dengan preeklampsia berat dapat ditemukan dasar adanya masalah
atau diagnosa potensial yang akan muncul. Diagnosa potensial yang
muncul pada ibu dengan preekalmpsia berat adalah eklampsia.
4. Pada langkah identifikasi kebutuhan akan tindakan segera penulis tidak
menemukan kesenjangan antara lahan dan teori karena pada langkah ini
dilakukan antisipasi tindakan segera sesuai dengan toeri, dengan
memberikan nifedipin 3x10 mg untuk penanganan kejang yaitu pemberian
118

MgSO4 dosis awal 4 gr MgSO4 (10 cc + 10 cc aquades dalam 10 menit


perbolus), dan dosis pemeliharaan 1 gr MgSO4/jam (6 gr MgSO4 40%)
dalam larutan RL 500 cc dengan kecepatan 28 tets permenit (6 jam)
dimulai segera setelah dosis awal.
5. Pada langkah perencanaan asuhan yang menyeluruh penulis tidak
menemukan kesenjangan antara lahan dan teori mengenai asuhan yang
akan diberikan kepada klien karena perencanaan pada lahan telah
dilakukan sesuai dan berpedoman pada teori yang ada telah disusun sesuai
prioritas pada kasus Ny.U rencana tindakan mengacu pada teori dan
disesuaikan dengan kebutuhan klien.
6. Pada langkah pelaksanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara
lahan dan teori karena sudah mengacu pada teori dan sesuai dengan
rencana tindakan. Dalam hal ini bidan berhak menangani preeklampsia
berat di rumah sakit dengan melakukan kolaborasi dibawah advis dokter
spesialis sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan kewenangan
bidan.
7. Pada langkah evaluasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara lahan
dan teori yang ada.

B. SARAN
1. Bagi RSUD dr .R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga diharapkan tetap
menjaga kualitas asuhan terutama dalam memberikan asuhan pada ibu
hamil dengan preeklampsia berat.
2. Bagi pasien
Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang preeklampsia dalam
kehamilan dan menerapkan konseling yang sudah peneliti berikan.
3. Bagi bidan
119

Diharapkan dapat terus mempertahankan pengetahuan, dan skill dalam


menangani kasus atau melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada
ibu hamil trimester III dengan preeklampsia berat.

4. Untuk peneliti selanjutnya


Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih teliti dan lebih
meningkatkan kualitas asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan
preeklampsia berat.
120

DAFTAR PUSTAKA

Billinggton, Mary. Stevenson, Mandy. (2010). Kegawatan Dalam Kehamilan dan


Persalinan. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC.

Dartiwen, & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.


Yogyakarta : Andi Offset.

Departemen Kesehatan RI, 2019, Penanganan Preeklampsia Terkini 2019.


Jakarta : Depkes RI diakses dari : https://www.depkes.go.id pada
tanggal 15 September 2019, 14:17:10.

Departemen Kesehatan RI, 2017, Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta :


Depkes RI diakses dari : https://s.docworkspace.com/id pada tanggal 27
September 2019, 13:15:20.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2018, Profil Kesehatan Jawa Tengah 2018.
Semarang : Dinkes Jateng diakses dari : https://dinkesjatengprov.go.id/
2018/dokumen/profil 2018/mobile/index.html pada tanggal 02 Oktober
2019, 21:30:10

Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, 2018, Profil Kesehatan Kabupaten


Purbalingga 2018. Purbalingga : DKK Banjarnegara diakses dari :
https://dinkespbg.purbalingga.go.id pada tanggal 02 Oktober 2019,
22:10:10.

Departemen Obstetri dan Ginekologi FKKMK Universitas Gajah Mada 2018.


Penanganan Terkini Preeklampsia. Diakses dari : https://obgin-ugm.com
pada tanggal 02 Januari 2020, 16:10:15.
121

Fitri Hastutining, dkk (2019). Terapi Murottal untuk Menurunkan Kecemasan


pada Ibu hamil Preeklampsia di Puskesmas Gumolong. Working paper.
STIKES Aisyiyah Surakarta. Diakses dari https://eprints.stikes-
aisyiyah.ac.id pada tanggal 15 September 2019, 14:10:12.

Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika.

Kuswanti, I. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lusiana, Novita. (2014). Factors Associated With Incidence Of Maternal


Preeclampsia. Diakses dari https://Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol .
3,No 01 November 2014 pada tanggal 19 Februari 2020 15:10:10.

Mandriawati, G. (2014). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.

Martaadisoebrata, D., wirakusumah, F., & S, j. E. (2017). Obstetri Patologi Ilmu


Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pratami, E. (2018). Evidance Based Dalam Kebidanan Kehamilan, Persalinan, &


Nifas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokeran EGC.

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Irmachatshalihah Rastia, Murottal Therapy Hypertensive Patients. Semarang,


2019 diakses dari : https://Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 no 3,
Oktober 2019 / page 07-104 pada tanggal 19 Februari 2020 17:20:16.

Rahardjo. (2011). Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta : Salemba


Medika.

Rukiyah, A. Y. & Yulianti, L. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan


Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
122

Siwi Walyani, E. (2015). Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sukarni, I. & Sudarti. (2014). Patologi Kehamilan,Persalinan, Nifas dan


Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suwanto Musis, Hubungan Kecemasan dengan Hipertensi. Journal of


Undergraduate Thesis Universitas Muhammadiyah Jember, 2015 diakses
dari : https://scholar.google.com pada tanggal 10 Januari 2020 13:20:15.

Renjani, Astuti, R. (2016). Pengaruh Umur Kehamilan Ganda dan Gravida Pada
Kejadian Preeklampsia di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh.
Journal of Healthcare Technology and Medicine 2 (2), 115-125-2019.
Diakses dari https://Jurnal.uui.ac.id pada tanggal 27 April 2019 15:20:14.

Trisnawati, F. (2016). Pengantar Ilmu Kebidanan. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

WHO. 2017. Maternal Mortality. diakses dari https : //www.who,int/en/news-


room/fact-sheets/detail/maternal-mortality pada tanggal 19 September
2019 10:15:20.

Wibowo, dkk. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta:


Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran
Feto Maternal.

Yanti, D. (2017). Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: PT Refika


Aditama.
123

LAMPIRAN
124
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KTI

N
JADWAL SEP OKT NOV DES JAN FEB MART APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT
O
Sosialisasi
1                                                                                                                
pembimbing
dan teknil
                                                                                                                 
bimbingan
Pengajuan
Judul KTI,
2                                                                                                                
studi
pendahuluan
serta
  penyusunan                                                                                                                
proposal
Bimbingan
3 intensif                                                                                                                
proposal KTI
Pendaftaran
ujian
4                                                                                                                
proposal
KTI
Ujian
5                                                                                                                
Proposal KTI
Revisi
6                                                                                                                
Proposal KTI
7 Perijinan                                                                                                                
Pengambilan
8                                                                                                                
data
Penyusunan
9 hasil dan                                                                                                                
intensif KTI
Pendaftaran
10                                                                                                                
sidang KTI
Ujian sidang
11                                                                                                                
KTI
12 Revisi KTI                                                                                                                
Yudisium
13                                                                                                                
UAP
Penjilidan
14                                                                                                                
KTI dan
Pengumpula
                                                                                                                 
n KTI
Yudisium
15                                                                                                                
Akhir
Wisuda
16 Angkatan                                                                                                                
XV
CURRICULUM VITAE

Nama : Cicih Nuryati

NIM : 170101008

Tempat/ tanggal lahir : Brebes, 09 November 1999

Alamat : Desa Kadumanis Rt.03/Rw.001

Kecamatan Salem Kabupaten Brebes

Provinsi Jawa Tengah

Institusi : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Angkatan : 2017 / 2018

Biografi : SD Negeri 01 Kadumanis Tahun Lulus 2011

SMP Negeri 06 Salem Tahun Lulus 2014

SMK Negeri 01 Karangpucung Tahun Lulus 2017


127

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PREEKLAMPSIA BERAT

A. Tema : Preeklampsia
B. Pokok Bahasan : Pencegahan dan Penatalaksanaan PEB pada ibu hamil
C. Sasaran : Ibu hamil dengan PEB
D. Tempat : Ruang VK RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga
E. Tanggal : Maret 2020
F. Waktu :-

1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan tentang tanda gangguan kehamilan pada
Trimester III diharapkan peserta dapat memahami dan mampu
mencegah terjadinya gangguan kehamilan terutama pada trimester ke
III.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta mampu :
a. Peserta dapat menjelaskan tentang apa itu Preeklampsia
b. Peserta dapat menyebutkan faktor penyebab terjadinya
Preeklampsia
c. Peserta mampu mengidentifikasi tanda dan gejala – gejala awal
Preeklampsia
d. Peserta dapat menjelaskan proses terjadinya Preeklampsia
e. Peserta mampu menyebutkan faktor resiko terjadinya Preeklmpsia
f. Peserta mampu menyebutkan pengaruh/komplikasi akibat dari
preeklampsia
g. Peserta dapat menjelaskan pencegahan awal ynag bisa dilakukan
sampai penanganan dari preeklampsia
128

3. Metode
Penyuluhan dilakukan dengan cara :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
Penyuluh menjelaskan tentang materi yang dibawakan dan
memberikan ksempatan bertanya pada peserta dan
mendiskusikannya.
4. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan antara lain : Leaflet
5. Materi Penyuluhan
a. Pengertian dan klasifikasi Preeklampsia
b. Penyebab terjadinya preeklampsia
c. Tanda dan gejala preeklampsia
d. Proses terjadinya preeeklampsia
e. Akkibat lanjut/komplikasi preeklampsia
f. Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap preeklampsia
g. Strategi Pelaksanaan / Kegiatan Belajar Mengajar
1) Persiapan : 5 menit
2) Diskusi Tanya Jawab : 30 menit
3) Penutup : 5 menit
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab mengenai :
a. Apa yang dimaksud preeklampsia?
b. Apa penyebab terjadinya preeklampsia ?
c. Apa saja tanda dan gejala preeklampsia?
d. Apa saja fator resiko terjadinya preeklampsia?
e. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk pencgahan dan
penanggulangan preeklampsia?
129

MATERI PENYULUHAN PREEKLAMPSIA

A. Apa itu Preeklampsia?


Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
berasalin dan dalam amsa nifas yang disertai dengan adanya hipertensi dan
gangguan organ lain. Gejala muncul setelah usia kehamilan diatas 20 minggu.
Klasifikasi preeklampsia yaitu :
Diagnosis preeklampsia tidak tergantung pada proteinuria dan dapat
ditegakkan bila tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan ditemukan minimal 1 dari
gejala berikut :
1. Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick > +1
2. Serum kreatinin >1,1 mg/Dl
3. Trombosit > 100.000
Gejala – gejala subjektif yang ditemukan pada preeklampsia menurut adalah :
1. Sakit kepala hebat akibat vasospasme atau edema otak
2. Sakit ulu hati akibat regangan selaput hati oleh perdarahan atau edema, atau
sakit karena perubahan dilambung.
3. Gangguan penglihatan.
Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat menurut (Depkes RI, 2019)
jika ada salah satu dari :
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg.
2. Proteinuria > + 1
3. Serum kreatinin > 1,1 mg/dl
4. Edema paru
5. Peningkatan fungsi hati > 2 kali
6. Trombosit > 100.000
7. Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan
B. Apa penyebab terjadinya preeklampsia ?
Preeklampsia dulu dikenal sebagai toksemia, karena diperkirakan adanya
racun didalam darah ibu hamil. Meski teori ini sudah dibantah, tetapi penyebab
130

preeklampsia hingga kini belum diketahui, penyebab lain yang diperkirakan


terjadi adalah :
1. Kelainan aliran darah menuju rahim
2. Kerusakan pembuluh darah
3. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
4. Diet atau konsumsi makanan yang salah
C. Apa saja Tanda dan gejala terjadinya Preeklampsia?
Biasanya tanda-tanda preeklampsia timbul dalam urutan : pertambahan
berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya
proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala – gejala
subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan gejala sebagai berikut :
1. sakit kepala di daerah prontal.
2. diplopia, penglihatan kabur, dan lebih sensitif pada cahaya silau.
3. nyeri di daerah epigastrium.
4. mual atau muntah.
D. Bagaimana proses terjadinya Preeklampsia ?
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya
dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk
mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang
berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin
karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme
arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I,
Halaman 199).
1. Perubahan pada organ-organ :
a. Perubahan pada otak
Pada pre-eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap
dalam batas-batas normal. Pada eklampsia, resistensi pembuluh darah
131

meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema terjadi
pada otak yang dapat menimbulkan kelainan serebral dan kelainan pada
visus. Bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
b. Perubahan pada janin dan rahim
Aliran darah menurun ke plasenta menyebabkan gangguan plasenta,
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan
oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsia dan eklampsi sering
terjadi bahwa tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan
meningkat maka terjadilah partus prematurus.
c. Perubahan pada ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal kurang.
Hal ini menyebabkan filfrasi natrium melalui glomerulus menurun,
sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerulus
dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut
dapat terjadi oliguria dan anuria.
d. Perubahan pada paru-paru
Kematian wanita pada pre-eklampsi dan eklampsi biasanya
disebabkan oleh edema paru. Ini disebabkan oleh adanya dekompensasi
kordis. Bisa pula karena terjadinya aspires pnemonia. Kadang-kadang
ditemukan abses paru.
e. Perubahan pada mata
Dapat ditemukan adanya edema retina spasmus pembuluh darah.
Bila ini dijumpai adalah sebagai tanda pre-eklampsi berat. Pada
eklampsi dapat terjadi ablasio retinae, disebabkan edema intra-okuler
dan hal ini adalah penderita berat yang merupakan salah satu indikasi
untuk terminasi kehamilan. Suatu gejala lain yang dapat menunjukkan
arah atau tanda dari pre-eklampsi berat akan terjadi eklampsi adalah
adanya: skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan
perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri
atau dalam retina.
132

f. Perubahan pada keseimbangan air dan elektrolit


Pada pre-eklampsi biasanya tidak dijumpai perubahan nyata pada
metabolisme air, elektrolit, kristaloid dan protein serum. Dan tidak
terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Gula darah, bikarbonas natrikus
dan pH normal. Pada pre-eklampsi berat dan pada eklampsi : kadar gula
darah naik sementara asam laktat dan asam organik lainnya naik
sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan
oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat organik dioksidasi
sehingga natrium dilepas lalu bereaksi dengan karbonik sehingga
terbentuk bikarbonas natrikus. Dengan begitu cadangan alkali dapat
kembali pulih normal.
E. Apa saja faktor resiko terjadinya Preeklampsia ?
Preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali,
kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor
resiko yang lain adalah :
1. Riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan.
2. Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya.
3. Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.
4. Kegemukan/obesitas.
5. Mengandung lebih dari satu orang bayi.
6. Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.
F. Apa akibat lanjut/komplikasi yang terjadi bila Preeklampsia tidak segera
ditangani ?
a. Berkurangnya aliran darah menuju plasenta.
Preeklampsia akan mempengaruhi pembuluh arteri yang membawa darah
menuju plasenta. Jika plasenta tidak mendapat cukup darah, maka janin
akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga pertumbuhan
janin melambat atau lahir dengan berat kurang.
b. Preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan
komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar,
epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan.
133

c. Lepasnya plasenta.
Preeklampsia meningkatkan risiko lepasnya plasenta dari dinding rahim
sebelum lahir, sehingga terjadi pendarahan dan dapat mengancam bayi
maupun ibunya.
d. Sindrom HELLP
HELLP adalah singkatan dari Hemolysis (perusakan sel darah merah),
Elevated liver enzym dan low platelet count (meningkatnya kadar enzim
dalam hati dan rendahnya jumlah sel darah dalam keseluruhan darah).
Gejalanya, pening dan muntah, sakit kepala serta nyeri perut atas.
e. Eklampsia
Jika preeklamsia tidak terkontrol, maka akan terjadi eklamsia. Eklamsia
dapat mengakibatkan kerusakan permanen organ tubuh ibu, seperti otak,
hati atau ginjal. Eklamsia berat menyebabkan ibu mengalami koma,
kerusakan otak bahkan berujung pada kematian janin maupun ibunya.
G. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan
Preeklampsia ?
1. Pencegahan
a) Diet yang tepat dan sesuai.
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama
yang baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi
garam, meski dianggap tidak efektif menurunkan risiko preeklampsia.
Diet yang dianjurkan cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan
garam.
b) Periksalah kehamilan secara teratur, untuk mengetahui kondisi ibu dan
janin. Preeklampsia yang terdiagnosa lebih awal, akan memudahkan
dokter menyarankan terapi yang tepat untuk ibu dan janinnya. .
c) Perbanyak minum
Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak
tiap hari. Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan
mendorong garam ke luar tubuh. Dengan banyak minum akan
membuat lebih sering ke toilet sehingga dapat membawa kelebihan
134

garam bias terbawa keluar, selain itu juga mengurangi aktivitas.


Minimal minum 2 liter per hari.
3) Penanggulangan
Satu-satunya cara yang pling tepat untuk menangulangi Preeklampsia
pada akhir kehamilan adalah dengan mempercepat persalinan, tapi pada
preeklamsia di awal kehamilan, yang bisa dilakukan adalah antara lain :
a) Bed rest
Mengulur waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan
darah turun dan meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi
dapat bertahan. Dianjurkan untuk berbaring total dan hanya
diperbolehkan duduk atau berdiri jika memang benar-benar
diperlukan. Istirahat total berarti berbaring di tempat tidur. Sebaiknya
berbaring ke sisi sebelah kiri untuk meningkatkan aliran darah pada
janin.
b) Pengobatan sesuai anjuran Dokter
Obat yang biasa direkomendasikan yaitu pemakaian obat penurun
tekanan darah. Pada preklampsia parah dan sindroma HELLP, obat
corticosteroid dapat memperbaiki fungsi hati dan sel darah. Obat ini
juga dapat membantu paru-paru bayi tumbuh bila harus terjadi
kelahiran prematur.
c) Melahirkan
Ini adalah cara terakhir mengatasi preeklamsia. Pada preklampsia
akut/parah, dokter akan menganjurkan kelahiran prematur untuk
mencegah yang terburuk. Kelahiran ini juga diperlukan kondisi
minimal, seperti kesiapan tubuh ibu dan kondisi janin.
135

DAFTAR PUSTAKA

Billington, Mary. Stevenson,Mandy.(2010). Kegawatan Dalam Kehamilan dan


Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.

Departemen Obstetri dan Ginekologi FKKMK Universitas Gajah Mada 2018


Diakses dari : http://obgin-ugm.com

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Departemen Kesehatan RI, 2019, Penanganan Preeklampsia Terkini 2019. Jakarta:


Depkes RI Diaskes dari : https://www.depkes.go.id
136

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI IBU HAMIL

Pokok Bahasan : Gizi Ibu hamil

Sasaran : Ibu Hamil

Hari/Tanggal : Maret 2020

Waktu : 20 menit

Tempat : VK RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Penyaji : Cicih Nuryati

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat mengetahui
dan memahami tentang gizi seimbang Ibu hamil, serta dapat
menerapkannya dalam mempertahankan gizi Ibu hamil.
2. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
a. Ibu dapat menjelaskan tentang pengertian gizi Ibu hamil.
b. Ibu dapat menjelaskan dan menyebutkan zat gizi yang harus dipenuhi
oleh Ibu hamil.
c. Ibu dapat menyebutkan tentang manfaat makanan bergizi
B. Media
1. Leaflet
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
137

D. Pelaksanaan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
.
1. Pembukaan 5 menit  Mengucap salam Menjawab salam,
dan teima kasih atas mendengarkan
waktu yang dengan seksama.
diberikan.
 Memperkenalkan
diri dan apersepsi.
2. Inti 15  Menjelaskan Mendengarkan
menit pengertian gizi Ibu dan
hamil memperhatikan.
 Menjelaskan zat
gizi yang harus
dipenuhi Ibu hamil
 Menjelaskan
tentang manfaat
makanan bergizi
3. Diskusi dan 5 menit Memberikan kesempatan Peserta bertanya
tanya jawab kepada peserta untuk dan
bertanya jika terdapat hal- memperhatikan.
hal yang belum jelas.
4. Penutup 5 menit  Menyimpulkan Mendengarkan
hasil penyuluhan. dan menjawab
 Mengevaluasi salam.
hasil kegiatan.
 Memberi salam
dan meminta maaf
bila ada kesalahan.
 salam penutup.

E. Materi Penyuluhan
138

1. Pengertian Gizi Ibu Hamil


Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester I, trimester II, dan
trimester III dan harus cukup jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari
kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat
tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah.
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan
kekurangan. Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai
dengan kebutuhan tubuh ibu dan si anak sehingga dibutuhkan menu
makanan yang seimbang. Menu seimbang adalah menu yang semua zat
gizinya dibutuhkan tubuh setiap hari. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
jumlahnya tidaklah sama, ada yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit
dan ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Dalam menu
seimbang, perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak dalam
menu harian harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Gizi yang harus dipenuhi ibu hamil
Gizi merupakan hal yang sangat penting guna pemenuhan kebutuhan
ibu dan janin, sumber-sumber gizi yang dibutuhkan diantaranya
karbohidrat, lemak,protein, mineral, vitamin, zat besi, kalsium, dan air.
a. Makanan yang mengandung karbohidrat yang fungsinya sebagai
tenaga seperti nasi, singkong, jagung dan lain-lain.
b. Makanan yang mengandung lemak fungsinya untuk cadangan energi
contohnya lemak nabati dan hewani ( margarine, keju, minyak kelapa
dan lain-lain).
c. Makanan yang mengandung protein fungsinya sebagai zat
pembangun, contohnya protein hewani dan nabati (Telur, daging,
ayam, kacang-kacangan, kedelai dan lain-lain).
d. Makanan yang mengandung mineral fungsinya untuk penatur
keseimbangan contoh seperti sayuran dan buah-buahan.
139

e. Makanan yang mengandung vitamin yang fungsinya sebagai zat


pembangun dan memperbaiki sel-sel yang rusak contoh dari makanan
dapat diperoleh dari buah dan sayur.
f. Makanan yang mengandung zat besi fungsinya untuk mencegah
terjadinya anemia selama kehamilan dapat diperoleh dari hati dan
sayuran. Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah
merah dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan. Zat besi dibutuhkan lebih tinggi pada kehamilan trimester
III, apabila kekurangan dapat menyebabkan meningkatnya kematian
ibu hamil, bayi lahir premature, bayi lahir dengan berat badan rendah,
dan gangguan proses persalinan dan nifas.
g. Makanan yang mengandung kalsium yang berfungsi untuk menjaga
tulang contohnya susu.
h. Ibu hamil harus minum pil zat besi/fe selama masa kehamilan
minimal 90 tablet selama hamil.
i. kebutuhan cairan selama hamil minimal 3 liter/hari setara dengan 8
gelas/hari.
3. Manfaat makanan bergizi
Manfaat makanan bergizi pada ibu hamil sangat penitng untuk :
a. Menjaga kesehatan ibu hamil
b. Menjaga kesehatan janin yang ada dalam kandungan
c. Persiapan untuk menghadapi persalinan
4. Hal – hal yang harus dilakukan Ibu hamil saat periksa kehamilan
a. Timbang berat badan
Untuk mengetahui pertambahan berat badan selama kehamilan
apakah normal atau tidak?
b. Pengukuran LILA
Digunakan untuk menentukan perkiraan bayi lahir berat badan
normal atau rendah. Apabila LILA < 23,5 cm maka ibu hamil
berisiko untuk memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah.
140

c. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)


Digunakan untuk memperkirakan taksiran berat janin.
d. Cek Hemoglobin (HB)
Berguna untuk memantau kebutuhan zat besi didalam tubuh sebagai
pencegahan anemia.
141

DAFTAR PUSTAKA

Proverawati Atikah, 2009, Buku Ajar Gizi Kebidanan, Yogyakarta, Nuha Medika.

Sulistyawati Ari, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta,


Salemba Medika.
142

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA BERAT


RSUD Dr.R
Goeteng
Taroenadibrata No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
PURBALINGG
066/217/2018 - 1/1
A

Ditetapkan :
Standar Tgl. Terbit : Direktur RSUD Dr.R Goeteng
Prosedur
Operasional 02 Januari 2018 Taroenadibrata Purbalingga
(SPO)
Dr. Nonot Mulyono M.Kes
Penerbit Utama Muda
NIP : 19620909198803011

Pengertian : Preeklampsia ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria


setelah umur kehamilan 20 minggu, dikatakan berat bila
tekanan diastolik > 90 mmHg

Tujuan : 1. Memberikan perawatan yang utama dan kegawatdaruratan


pada penderita preeklampsia-eklampsia
2. Memilah perawatan preeklampsia berat secara konservatif
atau aktif
3. Mengenali komplikasi preeklampsia berat pada ibu dan
bayinya

Kebijakan : Keputusan Direktur RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata


Purbalingga no. 066/SK/144/2018 tentang Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Komprehensif

Prosedur : 1. Lakukan prosedur penerimaan pasien baru diruang rawat


2. Melakukan pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan obstetri
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium meliputi
pemeriksaan urin terutama urin protein, darah lengkap,
golongan darah, fungsi hati dan ginjal
4. Menegakkan diagnose kebidanan
5. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter obsgyn
6. Memberikan obat anti kejang (MGSO4)
7. Memberikan obat penurun tekanan darah
8. Memantau tekanan darah setiap 4 jam
9. Memantau kesejahteraan janin dan tanda persalinan
10. Melakukan pendokumentasian
11. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pengobatan
143

bila ada perkembangan yang signifikan.

Unit Terkait : IMP, IGD

PEMBERIAN MGSO4
RSUD Dr.R
Goeteng
Taroenadibrata No. Dokumen : No. Revisi : Hal :
PURBALINGGA
066/217/2018 - 1/1

Ditetapkan :
Standar Prosedur Tgl. Terbit : Direktur RSUD Dr.R Goeteng
Operasional
(SPO) 02 Januari 2018 Taroenadibrata Purbalingga
Dr. Nonot Mulyono M.Kes
Penerbit Utama Muda
NIP : 19620909198803011

Pengertian : Penatalaksanaan pada preeklampsia berat/eklampsia dengan


memberikan cairan mafnesium sulfat/mgso4

Tujuan : Sebagai regiment anti kejang

Kebijakan : Keputusan Direktur RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata


Purbalingga no. 066/SK/144/2018 tentang Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Komprehensif

Prosedur : 1. Syarat Pemberian MGSO4


1. Pernafasan diatas 12 kali/menit
2. Refleks patella terjaga
3. Output urin tidak kurang dari 30 ml/jam
2. Memastikan tersedianya anti dotum MGSO4 yaitu
kalsium glukonas
3. Mgso4 diberikan sebagai anti kejang bukan sebagai
penurun tekanan darah
4. Mgso4 diberikan secara intravena, sebagai perwujudan
sayang ibu
5. Dosis awal MGSO4 yaitu 4 gram diencerkan dalam 10
ml aqua diberikan selama 10 menit lambat. Sisanya 6
gram dilarutkan dalam RL 5000 ml diberikan selama 6
jam (28 tetes/menit).
6. Dosis jaga Mgso4 yaitu 4 1-2 gram/jam dalam RL 500
ml selama 10 jam.
144

7. Bila kejang berulang pada eklamsia bisa diberikan dosis


ulangan sebanyak 2 gram.
8. Memastikan output urin selama pemberian mgso4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

“Terapi Murottal Surah Ar-Rahman”

Kompetensi : Pemberian Terapi Murottal

Tujuan : Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan


spiritual pasien

Persiapan : Tape Musik/Handphone

Alat dan bahan : MP3 Musik Murottal dan Headphone

Waktu : 15 menit

No PROSEDUR

Pre interaksi

1 Cek Catatan Medis Klien/Hasil Observasi Kuesioner HARS


2 Siapkan alat-alat
3 Cuci Tangan
Tahap Orientasi
4 Beri salam dan panggil klien dengan namanya
5 Jelaskan Tujuan dan prosedur tindakan
6 Jelaskan lama tindakan kepada klien/keluargaa
7 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
8 Menanyakan keluhan utama Klien
9 Jaga privasi klien Memulai kegiatan dengan cara yang baik
10 Lakukan Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter
11 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit
12 Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
13 Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
telepon selama mendengarkan terapi murotal
14 Dekatkan musik MP3 Murottal Surah Arrahman dan perlengkapan dengan
klien
15 Pastikan musik MP3 Murottal Surah Arrahman dan perlengkapn dalam
kondisi baik
16 Dukung dengan Headphone jika diperlukan
145

17 Nyalakan Murottal al quran


18 Pastikan volume murottal quran dan tidak terlalu keras
Terminasi

19 Evaluasi hasil Kegiatan


20 Simpulkan hasil kegiatan
21 Berikan umpan balik positif
22 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
23 Bereskan alat – alat
24 Cuci tangan
Dokumentasi
25 Catat Hasil Kegiatan
- Nama Pasien, Umur, Jenis Kelamin dll
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan (terapi murotal quran surat Ar – rahman)
- Lama tindakan
- Respon setelah pemberian Terapi
- Tanggal/waktu pemberian terapi
146

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA MAHASISWA : Cicih Nuryati

NIM : 170101008

PEMBIMBING I : Linda Yanti.,SST.,M.Keb


JUDUL KTI : ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER
III PADA NY U UMUR 36 TAHUN G3 P1 A1 AH1
UMUR KEHAMILAN 31 MINGGU 4 HARI
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN
KEHAMILAN TRIPLET DI RSUD dr. R GOETENG
TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN
2020.
HARI/ MATERI YANG SARAN PEMBIMBING TANDA
TANGGAL DIKONSULKAN TANGAN
PEMBIMBING
147
Kamis 24 Pengajuan Judul ACC Judul Preeklampsia
Oktober
2019

Rabu 07 Bab I,II,dan III Bab I


November 1. Penulisan yang salah diperbaiki
2019 2. Data Dinkes Purbalingga
diperbarui
3. Peran bidan dalam
preeklampsia
Bab II
1. Penulisan yang kurang
sistematis
2. Penambahan materi bab II
3. Penambahan Kuesioner
kecemasan
Bab III
1. Tempat
2. Waktu
3. Partisipan

Tambahan :
1. Kata Pengantar
2. Daftar isi
3. Lampiran
Selasa 28 4. Daftar Tabel
Januari 5. Format askeb
2020 6. SAP dan Leaflet
7. SOP
8. Daftar Pustaka

BAB I,II, dan III Bab I


1. Perbaikan penulisan data RS
2. Perbaikan peran bidan
Bab II
1. Penambahan materi IMT
2. Perbaikan tabel pathway PEB
3. Perbaikan tabel
penatalaksanaan Peb

Tambahan :
Rabu 29 1. Lembar Pengesahan
Januari 2. Daftar Pustaka
2020
Bab I,II, dan III
Bab I
1. Perbaikan penulisan dan nomor
halaman
Bab II
1. Perbaikan tabel IMT
2. Pathway PEB diketik ulang
bukan scan
Tambahan :
Jumat 31 1. Perbaikan nomor halaman
Januari
148

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA MAHASISWA : Cicih Nuryati

NIM : 170101008

PEMBIMBING I : Surtiningsih.,SST.,M.Kes
JUDUL KTI : ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER
III PADA NY U UMUR 36 TAHUN G3 P1 A1 AH1
UMUR KEHAMILAN 31 MINGGU 4 HARI
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN
KEHAMILAN TRIPLET DI RSUD DR. R
GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
TAHUN 2020.
HARI/ MATERI YANG SARAN PEMBIMBING TANDA
TANGGAL DIKONSULKAN TANGAN
PEMBIMBING
149
15 Oktober Konsul Judul ACC Judul
2020

08 Konsul Bab I Tambahan terapi kompplementer


November Standart teori minimal 3 referensi buku
2019

28 Januari Konsul Bab I,II dan Bab I


2020 III  Latar belakang ditambahkan jurnal
dan data RS
 Tulisan sesuaikan format
 Bab II susunan sesuaikan
pendahuluan.
Bab II
1. Teori askeb cek buku sesuai
instruksi
Bab III
1. Kriteria partisipan sesuaikan dengan
kasus
2. Detail tekhnik pengambilan data
dijabarkan
3. Perbaikan daftar pustaka
4. Lengkapi lampiran, format askeb,
SAP dan SOP
5. Susun rencana asuhan yang akan
diberikan selama studi kasus

07 Februari BAB I,II dan III Perbaikan daftar pustaka


2020 Perbaikan lampiran dicek tidak ada
flagiatisme dan tidak ada leaflet yang
sama

12 Februari Bab I,II,dan III Tambahan SOP murottal


2020 Buat buku saku

13 Februari Bab I,II,dan III Acc Proposal


2020
BAB I
Rabu Bab I-V 3. Perbaikan Latar Belakang
29 April 4. Perbaikan tempat dan waktu
2020 pengambilan data
5. Perbaikan partisipan menyesuaikan
dengan kasus yang diambil
BAB IV
1. Urutan penomoran disesuaikan
dengan format askeb
2. Catat semua data jika dilakukan
pengkajian, jika tidak dilakukan
masukan dalam keterbatasan
3. Pembahasan dibahas secara lengkap,
baik subyektif, obyektif, dan teori.
Bandingkan apakah terdapat
kesenjangan atau tidak.
4. Jika ada asuhan diproposal yang
tidak dapat dilaksanakan karena
menggunakan data sekunder
masukkan pada point keterbatasan
150

DOKUMENTASI

1. Konseling preeklampsia berat dan gizi nutrisi ibu hamil.

2. Pengkajian kuesioner HARS

3. Pemberian Terapi Murottal ar-rahman

Anda mungkin juga menyukai